PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korupsi sendiri merupakan perbuatan yang merugikan banyak orang. Di
Indonesia, korupsi sudah menjadi fenomena umum dan konon korupsi juga
merupakan penyakit. Korupsi bukan hanya tentang uang, tetapi berbagai hal dapat
dikatakan tentang korupsi itu sendiri, seperti korupsi waktu, penyuapan barang, dll.
Korupsi sering terjadi antar pejabat publik dan bisa juga terjadi antar individu lain,
termasuk orang yang bukan pejabat publik. Namun di Indonesia, pejabat atau pejabat
pemerintah yang melakukan korupsi sudah menjadi rahasia umum.
Korupsi merupakan masalah yang sangat serius di negeri ini. kasus korupsi
tidak dihitung lagi. berkembang pesat, berkembang di mana-mana dan secara
sistematis keluar dengan teknologi yang ditingkatkan dan menggunakan teknologi
modern. kasus korupsi meningkat dari hari ke hari. Hampir setiap hari berita tentang
korupsi menarik minat berbagai saluran media. Padahal, korupsi dianggap biasa dan
banyak orang memahaminya sedemikian rupa sehingga sulit bagi masyarakat untuk
membedakan antara nama perbuatan korupsi dan perbuatan tidak korupsi. Meski
sudah ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan beberapa lembagaantikorupsi
lainnya, fakta negara ini adalah negara terkorup pertama di dunia.
Nilai-nilai antikorupsi seperti jujur, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja
keras, rendah hati, berani dan adil harus dimiliki oleh setiap orang untuk mencegah
timbulnya faktor internal agar korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah faktor eksternal
penyebab korupsi, selain nilai-nilai antikorupsi, setiap individu harus memiliki
pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip antikorupsi yang mencakup
akuntabilitas, transparansi, keadilan, politik, dan kontrol politik dalam
organisasi/individu/masyarakat. . Oleh karena itu, nilai dan prinsip antikorupsi harus
ditanamkan dalam diri setiap orang untuk mencegah korupsi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Korupsi
2. Apa Saja Nilai-nilai Anti Korupsi ?
3. Apa Prinsip-prinsip Anti Korupsi ?
4. Bagaimana Contoh Penerapan Nilai-nilai Anti Korupsi Dalam Kehidupan ?
5. Bagaimana Contoh Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi Dalam
Kehidupan ?
1
6. Bagaimana Konsep Pendidikan Anti Korupsi ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Korupsi.
2. Mengetahui Nilai-nilai Anti Korupsi.
3. Mengetahui Prinsip-prinsip Anti Korupsi.
4. Mengetahui Contoh Penerapan Nilai-nilai Anti Korupsi Dalam Kehidupan.
5. Mengetahui Contoh Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi Dalam
Kehidupan.
6. Mengetahui Konsep Pendidikan Anti Korupsi.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN KORUPSI
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptus dan Corruption yang berarti
buruk, bejad, menyimpang dari kesucian, perkataan menghina, atau memfitnah.
Dalam Black Law Dictionary di modul Tindak Pidana Korupsi KPK, Korupsi adalah
suatu perbuatan yang bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang
bertentangan dengan tugas resmi dan kebenaran lainnya " perbuatan pejabat atau
orang beriman yang melanggar hukum dan penuh rasa bersalah, " yang menggunakan
sesuatu untuk kepentingan dirinya sendiri atau orang lain dengan melanggar
kewajiban dan kebenaran lain yang bertentangan. Sedangkan korupsi menurut KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah sebuah perbuatan penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi
atau orang lain.
3
Pengertian korupsi menurut UU No.24 Tahun 1960 adalah sebuah perbuatan
seseorang, yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau dilakukan
dengan menyalahgunakan jabatan atau kedudukan.
Pengertian korupsi menurut Alatas (1987) adalah pencurian yang melalui penipuan
dalam situasi yang mengkhianati kepercayaan. Korupsi merupakan wujud perbuatan
immoral dari dorongan untuk mendapatkan sesuatu menggunakan metode penipuan
dan pencurian.
Pengertian korupsi adalah berbagai tindakan gelap dan tidak sah (illicit or illegal
activities) untuk bisa mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.
Menurut Nurdjana (1990) korupsi berasal dari bahasa Yunani yaitu corruptio yang
berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral,
menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama materiil, mental dan
hukum.
4
Seseorang yang memiliki nilai jujur dalam hatinya tidak pernah melakukan korupsi
karena dia tahu bahwa korupsi adalah bentuk kebohongan dan kejahatan. Orang yang
jujur dan berbudi luhur selalu berpegang pada prinsip-prinsip yang benar.
Tanggung jawab tidak muncul begitu saja, ia muncul melalui proses. Anda harus
mulai dengan hal-hal kecil seperti mengambil sesuatu dan mengembalikannya ke
tempat asalnya. Jika Anda membuat janji, Anda harus menepati janji Anda. Hal ini
dilakukan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan dibentuk melalui
latihan. Seseorang dapat memikul tanggung jawab karena terbiasa membutuhkan
tanggung jawab.
c. Disiplin
Disiplin adalah sikap mental melakukan hal yang benar pada waktu yang tepat dan
benar-benar menghargai waktu. Sikap mental ini harus dilatih agar semua tindakan
benar sesuai aturan yang ada.
Komitmen adalah salah satu kunci disiplin. Komitmen adalah sikap mental
seseorang untuk melakukan apapun yang ditetapkan. Itu berasal dari kebiasaan. Jika
Anda sangat berdedikasi, Anda akan selalu melakukan semua pekerjaan sesuai yang
telah ditetapkan.
d. Mandiri
5
Menurut KBBI, kata mandiri dimaknai dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak
bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah suatu hal atau situasi yang
memungkinkan Anda untuk berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Orang
yang mandiri tentu berani mengatur dan membela diri. Dia terus berlatih untuk
menjadi karakter yang baik. Orang mandiri berani menentukan pandangan hidupnya.
Ia berani memfokuskan aktivitas hidupnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Ia memiliki tata cara, kegiatan atau tindakan yang efektif
untuk mencapai sosok kehidupan yang ideal.
e. Kerja keras
Kerja keras adalah kegiatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan tidak
mengenal lelah atau berhenti sebelum mencapai tujuan pekerjaan, dan selalu
mengutamakan atau mengejar kepuasan atas hasil dari setiap kegiatan yang
dilakukan. Mereka mampu memanfaatkan waktu mereka sebaik mungkin, sehingga
mereka mungkin tidak menyadari waktu, jarak, kesulitan yang mereka hadapi.
Mereka sangat antusias dan bekerja keras untuk mencapai hasil terbaik.
f. Sederhana
Menurut KBBI, sederhana memiliki pengertian bersahaja; tidak berlebih-lebihan atau
dapat dinyatakan sedang, dalam arti pertengahan, tidak tinggi, tidak rendah, dan
sebagainya. Kesederhanaan juga berarti hidup secara alami. Artinya, seseorang dapat
menggunakan kekayaannya untuk memenuhi kebutuhan yang ada dan tidak
menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak penting. Korupsi dipicu oleh
kemewahan berlebihan yang tidak sepadan dengan upah. Kesederhanaan menjauhkan
seseorang dari korupsi.
g. Berani
Berani adalah tidak takut menghadapi bahaya atau kesulitan. Orang pemberani
memiliki hati yang tenang dan percaya diri yang besar, pantang menyerah dan tidak
kenal takut. Dibutuhkan keberanian untuk mencegah korupsi dan melaporkan
kejahatan korupsi kepada pihak berwajib.
6
Keberanian tentu saja harus didasarkan pada kebenaran. Berani karena itu benar.
Mereka yang berani melaporkan korupsi karena percaya bahwa korupsi adalah
kejahatan. Untuk mencegah korupsi, nilai keberanian harus dimiliki oleh masyarakat.
h. Peduli
Makna peduli menurut KBBI adalah mengindahkan, memperhatikan, dan
menghiraukan. Jadi kepedulian berarti sikap memperhatikan kondisi sekitar dan
orang lain.
Orang yang peduli adalah seseorang yang diminta melakukan sesuatu untuk
menginspirasi, mengubah, dan berbuat baik. Welas asih berarti mencintai dan
memperlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin dicintai dan diperlakukan.
Dengan sangat hati-hati, kami menjadikan dunia ini tempat yang nyaman dan damai
bagi semua makhluk.
i. Adil
Adil berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan
tulus. Menurut KBBI, adil memiliki arti sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
Orang yang adil selalu adil dan tidak berpartisipasi dalam apa pun kecuali kebenaran.
Kami tidak memihak atas dasar persahabatan, persamaan suku, bangsa atau agama.
Dengan demikian, penilaian, kesaksian, dan keputusan hukum juga harus didasarkan
pada kebenarannya sendiri. Pada akhirnya, sikap ini mencegah konflik kepentingan,
salah satu cikal bakal korupsi.
7
kepada sejumlah otoritas eksternal (Dubnick, 2005). Seseorang yang diberikan
jawaban harus seseorang yang mempunyai legitimasi untuk melakukan
pengawasan dan mengharapkan kinerja (Prasojo : 2005). Dalam
pelaksanaannya, akuntabilitas dapat diukur dan dipertanggungjawabkan
melalui mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas segala kegiatan
yang dilaksanakan.
b. Transparansi
Transparansi merupakan prinsip yang penting karena pemberantasan korupsi
dimulai dari prinsip transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan
dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat
diketahui oleh publik (Prasojo : 2007). transparansi menjadi sebuah pintu
masuk sekaligus kontrol untuk seluruh proses dinamika struktural
kelembagaan. Transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk
saling menjunjung tinggi suatu kepercayaan dikarenakan
kepercayaan,keterbukaan, dan kejujuran merupakan modal awal yang
berharga bagi mahasiswa untuk dapat melanjutkan tugas dan tanggung
jawabnya pada masa saat ini dan masa yang akan datang (Kurniawan, 2010).
transparansi dibagi menjadi 5 yaitu proses penganggaran, proses penyusunan
kegiatan, proses pembahasan , proses pengawasan, dan proses evaluasi.
c. Kewajaran / fairness
prinsip ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi dalam
penganggaran. sifat - sifat prinsip ini terdiri dari lima hal penting yaitu
komprehensif,dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif.
d. Kebijakan
prinsip ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
tentang kebijakan anti korupsi. prinsip kebijakan memiliki peran untuk
mengatur interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang merugikan. aspek -
aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana
kebijakan, dan kultur kebijakan. kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi
jika kebijakan tersebut didukung oleh kepolisian, kejaksaan, pengadilan,
pengacara, dan lembaga pemasyarakatan
e. kontrol kebijakan
kontrol kebijakan merupakan upaya agar suatu kebijakan yang telah dibuat
benar - benar efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. kontrol
8
kebijakan berupa partisipasi, evolusi, dan reformasi. kontrol kebijakan berupa
partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap suau kebijakan dengan ikut serta
dalam penyusunan dan pelaksanaan . kontrol berupa revolusi yaitu mengontrol
untuk mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai.
9
e. Tanggung jawab
Bertanggungjawab atas apa yang telah menjadi kewajibannya
Mengerjakan kewajiban dengan sungguh-sungguh
Menjaga Amanah dan kepercayaan yang diberikan
Tidak mempermalukan nama baik institusi atau tempat bekerjanya
Menjaga kehormatan keluarga
f. Kerja keras
Tidak mudah menyerah apabila mengalami kegagalan
Berusaha dengan sungguh-sungguh mencapai tujuan atau cita-citanya
Konsisten mempertahankan prioritas
Mempunyai motivasi besar untuk mencapai sesuatu
g. Kesederhanaan
Hidup dengan mengutamakan kebutuhan bukannya keinginan
Lebih mementingkan karir daripada mengikuti trend yang menghambur-
hamburkan uang
Membeli barang sesuai fungsi dan manfaatnya.
Tidak mudah tergiur atas kekuasaan yang bukan miliknya atau melawan
rasa ketamakan
Mensyukuri segala sesuatu yang dimiliki atau yang telah didapatkan
h. Keberanian
Berani berpendapat dan bertanya dalam sebuah diskusi
Berani membela kebenaran
Berani mengakui kesalahan yang diperbuat
Berani untuk menunjukkan kemampuan diri.
Berani membuat keputusan sendiri
Berani menegur apabila ada seseorang melakukan kesalahan
Berani menolak suap dari atasan untuk melakukan hal yang menyimpang
i. Keadilan
Tidak membeda-bedakan sesorang berdasarkan agama, negara, ras, suku,
bahasa.
Menjalankan hak dan kewajiban dengan seimbang serta penuh tanggung
jawab
10
Tidak melakukan tindakan curang yang dapat mengambil hak orang lain.
Berbuat adil dalam mengambil keputusan
Tidak memikirkan kepentingan sendiri
b. Transparansi
Penerapan yang sesuai dengan prinsip transparansi yaitu dalam program
kegiatan kemahasiswaan serta laporan kegiatannya harus bisa diakses oleh
seluruh mahasiswa maupun mahasiswi
c. Kewajaran
Penerapan yang sesuai dengan prinsip kewajaran yaitu dalam penyusunan
suatu anggaran program kegiatan kemahasiswaan harus dilaksanakan secara
wajar. Selain itu, dalam menyusun laporan pertanggungjawaban juga harus
disusun dengan rasa penuh tanggung jawab
d. Kebijakan
Penerapan yang sesuai dengan prinsip kebijakan yaitu dalam membuat suatu
kebijakan ataupun aturan main mengenai kegiatan kemahasiswaan harus
menerapkan seluruh aturan ataupun ketentuan yang berlaku di dalam kampus
e. Kontrol Kebijakan
Penerapan yang sesuai dengan prinsip kontrol kebijakan yaitu dengan
melakukan kontrol pada berbagai kegiatan kemahasiswaan, mulai dari
penyusunan beberapa program kegiatan, pelaksanaan program-program
kegiatan maupun sampai dengan pelaporan kegiatan tersebut.
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Jurnal Pentingnya Penanaman Nilai Dan Prinsip Anti Korupsi Pada Perangkat
Desa Di Desa Bandar Kumbul
Judul Jurnal/Artikel “ Pentingnya Penanaman Nilai Dan Prinsip Anti Korupsi Pada
Perangkat Desa Di Desa Bandar Kumbul”
Penulis
Muhammad Khoirul Ritonga, Rohana, Nadia Aulia, Pertiwi
Munthe, Isni Majidah, Ayu Hantika, Nurhayati
12
DESKRIPSI JURNAL
Hasil Penelitian:
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pentingnya penanaman nilai dan prinsip
anti korupsi merupakan satu upaya untuk mewujudkan Indonesia bersih dan anti korupsi.
Sosialisasi disampaikan dengan metode ceramah dan tanya jawab supaya kegiatan dapat
berjalan dengan efektif. Pada akhir pengabdian akan diberikan motivasi kepada
masyarakat untuk membiasakan diri untuk berlaku jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil dalam kehidupan sehari-hari
demi mewujudkan Indonesia yang bersih dan anti korupsi.
Kesimpulan Penelitian:
Bahwa pemahaman masyarakat tentang Pentingnya Penanaman Nilai dan Prinsip Anti
Korupsi sangat minim, dapat dilihat dari antusiasme masyarkat sangat tinggi untuk
bertanya pada saat pengabdian ini dilakukan. Pelaksanaan kegiatan sosial.//isasi
pengabdian masyarakat di Desa Bandar kumbul ini berjalan dengan baik, meski kurang
maksimal terlaksana karena keterbatasan dari segi komunikasi langsung kepada
masyarakat dikarenakan ada beberapa masyarakat yang tidak bisa hadir, namun tidak
mengurangi semangat dari kami selaku yang mengadakan kegiatan sosialisasi ini untuk
memberikan dan membantu hal yang bermanfaat kepada masyarakat, yang juga
masyarakat sangat berperan aktif dalam kegiatan sosialisasi di Desa bandar Kumbul ini
sehingga program yang sudah direncanakan terlaksana dengan baik dan semestinya
13
TELAAH JURNAL
Korupsi di Indonesia seperti lumut yang tumbuh subur di musim hujan. Tidak hanya di
sektor pemerintahan saja, bahkan korupsi di Indonesia juga terjadi dalam berbagai sektor.
Sosialisasi ini dilatarbelakangi oleh banyaknya para masyarakat yang belum mengerti
tentang pentingnya penanaman nilai dan prinsip anti korupsi.
1. Gaya Penulisan
Penulisan
2. Penulis
Kualifikasi
Jurnal ditulis oleh Muhammad Khoirul Ritonga, Rohana, Nadia Aulia,
Penulis Pertiwi Munthe, Isni Majidah, Ayu Hantika, Nurhayati yang Berasal
dari Universitas Labuhanbatu
14
3. Judul
Kelebihan Judul sangat jelas tidak ambigu. Melalui Judul sudah diberikan
bayangan mengenai isi dalam jurnal.
4. Abstrak
Kelebihan
Abstrak pada jurnal sudah mencangkup masalah utama yang
diteliti,metode yang digunakan,ruang lingkup,hasil yang diperoleh,
dan kesimpulan serta saran sudah diajukan sudah cukup baik.
Kekurangan
kata - kata pada abstrak kurang dari 200 kata
15
tindakan korupsi, memberikan pemahaman seberapa pentingnya tindakan anti korupsi.
Masalah dalam pelaksanaan sosialisasi yaitu kurang pahamnya masyarakat tentang
pengetahuan tentang nilai dan prinsip anti korupsi, upaya pemberantas korupsi, dan
dampak yang didapatkan terhadap permasalahan. Keterbatasan dari segi komunikasi
langsung kepada masyarakat juga menjadi masalah dalam pelaksanaan penelitian.
Penulisan jurnal telah mengikuti langkah langkahnya yaitu diawali dengan judul jurnal,
nama penulis, abstrak, pendahuluan, tujuan, solusi dalam menyelesaikan permasalahan,
metode pelaksanaan, hasil, pembahasan, dan kesimpulan.
Kerangka Teori:
Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan dengan jelas pada
jurnal ini. Namun untuk bagian pembahasan, dan jalannya pelaksanaan sosialisasi
dijelaskan.
Sasaran:
Pertimbangan Ethical:
16
Sebelum melakukan pelaksanaan sosialisasi, terlebih dahulu mereka diberi penjelasan
mengenai tujuan dan metode pelaksanaan.
Definisi Operasional:
METODE
Desain Penelitian:
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan dengan bahan materi yang telah disusun secara
sistematis dan menggunakan metode sosialisasi langsung dengan berkunjung ke
masyarakat dan memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat, serta menggunakan
teknik observasi dan dokumentasi.
17
Penentuan Besar Sampel Tidak ada penentuan besar sample dalam jurnal ini.
Variabel Penelitian:
Variable penelitian yang dilakukan menggunakan teknik kualitatif yang tidak dapat
diukur dengan angka.
Lembar observasi
Hasil Penelitian:
18
terhindar dari perbuatan melanggar hukum, salah satunya adalah korupsi. Karena korupsi
ini yang tanpa kita sadari sangat amat melekat dan dekat dengan kita, sehingga sangat
mudah untuk terjerumus.
Kelebihan Cara menyampaikan hasil penelitian singkat namun sangat jelas serta
dapat merangkul masyarakat baik tua maupun masih muda.
Kekurangan Tidak adanya data yang akuntabel baik berupa grafik maupun tabel
hasil penelitian serta pembahasan yang berupa upaya dan motivasi
kurang dijabarkan oleh penulis.
Kelebihan Sangat mudah dipahami oleh kami tim penelaah, dan kesimpulan
tidak berbelit - belit serta apa adanya.
Kekurangan Di dalam jurnal yang kami telaah, penulis tidak memberikan saran
kepada masyarakat di Desa Bandar Kumbul.
3.2 Jurnal Pelatihan Diseminasi Pendidikan Anti Korupsi Sebagai Upaya Mewujudkan
Indonesia Negara Zero Korupsi
19
Judul Jurnal/Artikel Pelatihan Diseminasi Pendidikan AntiKorupsi sebagai Upaya
Mewujudkan Indonesia Negara Zero Korupsi bagi Warga Desa
Marubun Jaya
Penulis
Arianto dan Dian Syahfitri
Nurul Ainin
Selvi Oktavianti
DESKRIPSI JURNAL
Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa peserta mampu memahami korupsi dan
perilaku koruptif secara tepat dan benar. Selain itu, mereka juga mengerti dan paham
akan dampak massif korupsi. Kemudian, peserta juga menyadari akan pentingnya
memiliki nilai dan prinsip antikorupsi serta upaya nyata dalam pemberantasan korupsi.
Hasil Penelitian:
Kegiatan ini dirancang dengan materi-materi yang mencakup pengertian dan faktor
penyebab korupsi, dampak massif korupsi, nilai dan prinsip anti korupsi, serta upaya
pemberantasan korupsi. Semua temuan yang telah diinterpretasi dari elaborasi setiap
20
jawaban yang dituangkan oleh peserta baik pada lembar kerja ataupun lewat paparan
ketika unjuk kerja memperlihatkan bahwa peserta sangat antusias dan memiliki
kesadaran yang cukup untuk menjadi bagian penting dalam upaya pemberantasan praktik
korupsi di Indonesia.Dari beberapa kasus yang mereka kemukakan di atas dapat diambil
kesimpulan para peserta pelatihan sudah memahami dengan baik konsep korupsi secara
sederhana dan praktik-praktik korupsi yang bisa diidentifikasi di lingkungan warga itu
sendiri.Peserta umumnya bisa menjelaskan indikator korupsi yang ditampilkan dalam
film tersebut dan mereka juga bisa memberikan solusi agar praktik korupsi tersebut bisa
diminimalisir
Kesimpulan Penelitian:
Tidak bisa dipungkiri bahwa korupsi merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary
crime), maka penanganan luar biasa juga wajib dilakukan. Kurikulum pencegahan
korupsi dalam bentuk Pendidikan Karakter Anti Korupsi harus dapat diimplentasikan
sebagai sebuah mata pelajaran wajib yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar,
menengah, atas, dan pendidikan tinggi. Selain itu, para pemangku kebijakan juga harus
menyebarluaskan semangat anti korupsi kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan,
termasuk pelatihan atau pendidikan luar sekolah.
TELAAH JURNAL
Korupsi merupakan kejahatan yang dilakukan dengan penuh perhitungan oleh mereka
yang justru merasa sebagai kaum terdidik dan terpelajar. Korupsi juga bisa dimungkinkan
terjadi pada situasi dimana seseorang memegang suatu jabatan yang melibatkan
pembagian sumber-sumber dana dan memiliki kesempatan untuk menyalahgunakannya
guna kepentingan pribadi. Pelaku korupsi tak ubahnya seperti benalu, dari segala aksi
menguntit uangnya, telah banyak kerugian yang mesti ditelan Indonesia. Setidaknya dari
tahun 2001 sampai 2012, Indonesia sudah kehilangan 168 triliun. Jika dibagi pertahun,
21
setidaknya Indonesia kehilangan uang 13 triliun setiap tahunnya. Tentu ini uang yang
sangat banyak. Padahal uang sebanyak itu sangat bisa untuk mensejahterakan rakyat
Indonesia.
1. Gaya Penulisan
Penulisan
Tata Bahasa Tata bahasa dalam penelitian ini mudah dibahami dan penulisan
sudah sesuai dengan kaidah.
2. Penulis
Kualifikasi
Penulis bernama Arianto dan Dian Syahfitri yang merupakan
Penulis mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan
Universitas Prima Indonesia
3. Judul
Kelebihan Judul sudah jelas karena sudah menjelaskan isi dari jurnal dan
diterangkan pula tujuan topik tersebut.
22
Kekurangan -
4. Abstrak
Kelebihan
Abstrak merupakan ringkasan atau ulasan singkat mengenai isi karya
tulis ilmiah- skripsi, tanpa tambahan penafsiran, kritik, maupun
tanggapan penulis. Abstrak dalam penelitian ini sudah mencakup
masalah utama !yang diteliti dan ruang lingkupnya, metode !yang
digunakan, hasil yang diperoleh dan kesimpulan utama serta saran !
yang diajukan sudah +cukup baik
Kekurangan
-
Tujuan dan Masalah Penelitian: Penelitian ini bertujuan agar para warga memahami
konsep dasar pemeliharaan integritas dan praktik pencegahan serta pemberantasan
korupsi pada lingkup keluarga atau desa.
Kerangka Teori: Kerangka teori digambarkan secara jelas dalam jurnal penelitian ini,
terlebih untuk bagian pembahasan kerangka teori dipaparkan dengan jelas dan runtut dari
23
pengertian korupsi hingga upaya pemberantasan korupsi.
Pertanyaan penelitian dan Hipotesis: Melakukan refleksi dari semua tahapan yang
telah dilakukan. Misalnya, soal definisi korupsi yang artinya kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian
merupakan perbuatan yang buruk yang tidak boleh dilakukan. Selain itu peserta dapat
membedakan pengertian korupsi dalam arti hukum dengan perilaku koruptif yang
seringkali terjadi tanpa disadari dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Sasaran: Sasaran pada penelitian sudah jelas yaitu ditujukan untuk berbagai negara-
negara yang akan minim kesadaran akan tidak diperbolehkannya korupsi. Sasaran
penelitian juga lebih jelas dijabarkan pada tujuan penelitian tersebut.
Definisi Operasional: Dalam artikel, peneliti telah menjelaskan dengan baik mengenai
material dan metode mulai dari mencari strategi dan menyeleksi kriteria dari mengingat
masifnya korupsi dan efek destruktifnya di Indonesia.Selain itu juga telah dijelaskan
mengenai cara ekstraksi data dan analisis yang digunakan.
METODE
24
dilaksanakan dengan berbagai metode antara lain; ceramah, FGD, analisis film pendek
dan unjuk kerja, dan membuat poster atau karikatur)
Populasi
Seluruh variabel yang terkait ( Warga Desa Marubun
Jaya )
Variabel Penelitian: Variabel yang menonjol dalam jurnal adalah bagaimana refleksi
seluruh warga Desa Marubun Jaya, Kec. Tanah Jawa Kab.Simalungun terhadap
workshop.
25
Instrumen yang Digunakan: Human instrument, yaitu warga itu sendiri.
jurnal ini dilaksanakan dalam bentuk workshop dengan metode ceramah, analisis film
pendek dan unjuk kerja, dan membuat poster atau karikatur.
Hasil Penelitian:
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, penulis menemukan berbagai fakta yang yang
diuraikan berdasarkan materi pokok di setiap tahapan kegiatan antara lain yaitu tentang
pengertian dan faktor penyebab korupsi, dampak masif korupsi, nilai dan prinsip anti
korupsi dan upaya pemberantasan korupsi.
26
Kekurangan Dalam jurnal tersebut tidak ada data ataupun tabel hasil penelitian
sehingga pembaca kurang mengetahui seberapa banyak orang yang
berpartisipasi ataupun seberapa banyak orang yang mengerti tentang
materi yang disampaikan.
27
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Jurnal Pentingnya Penanaman Nilai Dan Prinsip Anti Korupsi Pada Perangkat Desa
Di Desa Bandar Kumbul
A. Nilai dan Prinsip anti korupsi
Pada dasarnya penyebab terjadinya korupsi berasal dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internal berupa faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang sedangkan
faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan atau sistem. Oleh karena
itu upaya pencegahan korupsi harus dilakukan dengan meminimalisir atau bahkan
menghilangkan kedua faktor tersebut. Prinsip anti korupsi diperlukan untuk menangkal
godaan korupsi yang berasal dari faktor eksternal sedangkan nilai-nilai anti korupsi
diperlukan untuk menangkal godaan yang berasal dari faktor internal. Nilai-nilai anti
korupsi : kejujuran,kepedulian, kemandirian,kedisiplinan,tanggung jawab,kerja
keras,sederhana,keberanian dan keadilan.
- Prinsip prinsip anti korupsi
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga
mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi de
facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan individu)
maupun pada level lembaga (Bappenas 2002). Akuntabilitas publik secara tradisional
dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku
administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban
(answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal (Dubnik 2005). Selain itu akuntabilitas
publik dalam arti yang paling fundamental merujuk kepada kemampuan menjawab
kepada seseorang terkait dengan kinerja yang diharapkan (Pierre 2007).
2. Transparansi
Pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi dan mengharuskan semua proses
kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat
diketahui oleh publik (Prasojo: 2007). Dalam prosesnya transparansi dibagi menjadi lima
yaitu proses penganggaran proses penyusunan kegiatan proses pembahasan proses
pengawasan dan proses evaluasi.
3. Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditujukan mencegah terjadinya manipulasi
(ketidakwajaran) dan penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran
28
lainnya. Sifat-sifat prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu komprehensif
dan disiplin. fleksibilitas terprediksi, kejujuran, dan informative.
4. Kebijakan
Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana
kebijakan kultur kebijakan. Kebijakan anti- korupsi akan efektif apabila di dalamnya
terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi
kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah
dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor aktor penegak kebijakan yaitu
kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara. dan lembaga pemasyarakatan. Eksistensi
sebuah kebijakan tersebut terkait dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan
kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-undang anti korupsi Lebih Jauh lagi,
kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan korupsi.
5. Kontrol kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif
dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Kontrol kebijakan berupa partisipasi yaitu
melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam penyusunan dan
pelaksanaannya dan kontrol kebijakan berupa oposin yaitu mengontrol dengan
menawarkan alternatif kebijakan baru yang dianggap lebih layak. Sedangkan kontrol
kebijakan berupa revolusi yaitu mengontrol dengan mengganti kebijakan yang dianggap
tidak sesuai.
B. Penerapan Nilai dan Prinsip Anti Korupsi Sesuai Jurnal Pentingnya Penanaman
Nilai Dan Prinsip Anti Korupsi Pada Perangkat Desa Di Desa Bandar Kumbul
Pelaksanaan sosialisasi kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat akan dampak yang dihasilkan apabila melakukan tindakan
korupsi, dan memberikan upaya untuk memberantas korupsi.
Kegiatan pengabdian ini melibatkan partisipasi dosen dan mahasiswa dari Universitas
Labuhanbatu. Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang nilai dan
prinsip anti korupsi, upaya pemberantasan korupsi, dan dampak dari korupsi. Kegiatan
sosialisasi ini dilakukan dengan metode langsung berkunjung dan memberikan materi
langsung kepada masyarakat. Juga menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan
Indonesia yang bersih dan anti korupsi. Sosialisasi diberikan dengan pemberian materi dan
sesi tanya jawab. Pada akhir sesi diberikan motivasi untuk berlaku jujur, peduli, mandiri,
29
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil pada kehidupan sehari-
hari .Tidak lupa pula di saat sosialisasi disampaikan juga mengenai nilai dan prinsip anti
korupsi.
Berdasarkan hasil dari sosialisasi kali ini dapat disimpulkan bahwasanya pemahaman
masyarakat tentang pentingnya penanaman nilai dan prinsip anti korupsi sangatlah minim,
yang bisa dilihat dengan banyaknya warga yang bertanya . Pelaksanaan sosialisasi ini
berjalan dengan lancar, walaupun dengan keterbatasan beberapa masyarakat yang tidak dapat
hadir, tetapi kami tetap bersemangat dalam menyampaikan materi. Diharapkan setelah
dilaksanakan sosialisasi masyarakat dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar
dapat menghindari pelanggaran hukum.
Salah satu masalah bangsa yang serius adalah tindak pidana korupsi yang akan
menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) yang dibentuk secara khusus untuk menangani tindak pidana korupsi tidak
akan bisa bekerja sendiri melawan korupsi, sehingga diperlukan peran aktif masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran agar tidak melakukan tindak pidana korupsi. Bentuk nyata upaya
peningkatan kesadaran ini salah satunya dengan memberi Pendidikan anti korupsi kepada
masyarakat. Pada jurnal dengan judul “Pelatihan Diseminasi Pendidikan AntiKorupsi Sebagai
Upaya Mewujudkan Indonesia Negara Zero Korupsi” melakukan kegiatan Pendidikan anti
korupsi pada masyarakat dengan materi-materi yang mencakup pengertian dan faktor
penyebab korupsi, dampak masif korupsi, nilai dan prinsip anti korupsi, serta upaya
pemberantasan korupsi.
Korupsi merupakan perilaku pejabat publik, baik politikus atau pegawai negeri yang
dilakukan secara tidak legal dengan menyalahgunakan kekuasaan public yang telah
dipercayakan kepada mereka untuk memperkaya diri sendiri ataupun orang terdekatnya. Di
sisi lain korupsi ini merupakan tindakan yang menyimpang dari norma masyarakat untuk
memperoleh keuntungan sendiri serta merugikan kepentingan umum, baik masyarakat
ataupun negara. Korupsi ini dilakukan dengan penuh perancangan oleh mereka yang justru
merasa sebagai seorang yang terdidik dan terpelajar dan tentunya melibatkan berbagai pihak
sebagai sumber-sumber dana guna kepentingan pribadinya.
30
Korupsi selain menyebabkan ketimpangan di berbagai bidang, terdapat sejumlah
dampak nyata masifnya praktik korupsi, seperti: korupsi selalu dapat melemahkan aspek
kelembagaan negara, semakin banyaknya tindak pidana korupsi maka semakin rendah juga
perekonomian negara, terdapat kesenjangan yang tinggi antara rumah tangga kalangan bawah
dengan rumah tangga kalangan menengah ke atas, memburuknya indek pembangunan
manusia dan kinerja ekonomi yang diukur PDB riil perkapita, serta semakin tingginya tingkat
pengangguran dan konflik negara. Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan dengan tujuan
nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa
dan memajukan kesejahteraan umum.
Melalui pendidikan antikorupsi yang telah terencana atau sistematis, akan dapat
terbuka kemungkinan internalisasi berbagai nilai maupun prinsip antikorupsi. Peran
masyarakat juga sangat penting. Mereka harus menunjukkan sikap yang merealisasikan
perilaku antikorupsi, khususnya bersikap jujur serta adil untuk pembentukan karakter.
Beberapa hal yang dihindari untuk pendidikan karakter anti korupsi yaitu indoktrinasi, yang
berarti pembelajaran yang lebih mengutamakan pada hafalan. Pendidikan karakter
antikorupsi harus melalui belajar dengan mengalami (experiential learn) yang tidak hanya
membuat masyarakat untuk sekedar tahu, tetapi juga harus memberi kesempatan dalam
mengambil keputusan untuk diri sendiri. Pendidikan karakter antikorupsi ini juga berperan
agar masyarakat dapat mempunyai pemahaman untuk menekan kerugian negara yang
diakibatkan karena kasus korupsi. Sehingga diharapkan ada respons dari masyarakat agar
menyuarakan kearifannya tentang kasus korupsi. Selain itu bertujuan agar dapat membentuk
kesadaran masyarakat pada berbagai kegiatan yang berhubungan pada kasus korupsi yang
dilakukan oleh penguasa yang egois dan tidak peduli terhadap warga negara.
Dalam kasus tindak pidana korupsi dapat diatasi dengan beberapa cara. Salah satu
upaya untuk memberantas korupsi ialah dengan melakukan pelatihan dalam rangka
menumbuhkan pentingnya menjaga integritas seluruh warga negara. Untuk dapat mencapai
tujuan tersebut kegiatan pengabdian masyarakat ini harus dilaksanakan dengan praktik di
lapangan sehingga masyarakat dapat mengerti mengenai konsep dasar pemeliharaan
integritas serta praktik pencegahan maupun pemberantasan korupsi di lingkup desa maupun
keluarga.
31
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Korupsi adalah suatu perbuatan yang bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan
yang bertentangan dengan tugas resmi dan kebenaran lainnya. Ada sembilan nilai- nilai
antikorupsi yang penting untuk ditanamkan pada semua individu, sembilan nilai antikorupsi
tersebut terdiri dari: (a) inti, (b) sikap, serta (c) etos kerja. Inti meliputi: kejujuran,
kedisiplinan, dan tanggung jawab, sikap meliputi: keadilan, keberanian, dan kepedulian, serta
etos kerja meliputi: kerja keras, kesederhanaan, dan kemandirian. Dalam penerapan prinsip-
prinsip anti korupsi dituntut adanya integritas, objektivitas, kejujuran, keterbukaan, tanggung
gugat, dan meletakkan kepentingan publik di atas kepentingan individu. Prinsip yang harus
ditegakkan untuk mencegah faktor eksternal penyebab terjadinya korupsi, yaitu:
akuntabilitas, transparansi, kewajaran (fairness). Adanya kebijakan atau aturan main, serta
kontrol terhadap kebijakan
5.2 Saran
Diharapkan kepada para pembaca setelah membaca makalah ini mampu memahami
serta mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari agar terciptanya nilai dan prinsip
anti korupsi sejak dini dan mampu memberikan informasi ke masyarakat umum tentang nilai
dan prinsip antikorupsi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya (2021). Nilai dan Prinsip Anti Korupsi. Diakses dari
https://www.studocu.com/id/document/universitas-adhirajasa-reswara-sanjaya/ars-
university/nilai-dan-prinsip-anti-korupsi/29503948
Silviana N. F (2018). Penanaman Nilai Anti Korupsi Melalui Sosialisasi Pendidikan Anti
Korupsi Di MI Bustantut Thalabah. Jurnal Pengabdian Masyarakat. Vol.1 No.2.
Lamongan. Indonesia.
33