OLEH :
KELOMPOK 1
DOSEN PEMBIMBING :
Hj. Herwati, S.Kep. SKM, M.Biomed.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkah dan
rahmat dari-Nya saya bisa menyelesaikan makalah “Dampak Masif Korupsi dan
Kerugian Negara Akibat Korupsi”. Bagi kami, mahasiswa/i Poltekkes KemenKes
Padang Jurusan Keperawatan, makalah ini nantinya berguna sebagai salah satu
sumber bahan pelajaran mata kuliah kami, khususnya mata kuliah Pendidikan dan
Budaya Anti Korupsi (PBAK).
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan dan Budaya
Anti Korupsi (PBAK) yang membahas tentang ” Dampak Masif Korupsi dan
Kerugian Negara Akibat Korupsi”. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj.
Herwati, S.Kep. SKM, M.Biomed. selaku dosen mata kuliah Pendidikan dan Budaya
Anti Korupsi (PBAK) yang telah memberikan tugas ini.
Semoga dengan adanya makalah “Dampak Masif Korupsi dan Kerugian Negara
Akibat Korupsi” ini, dapat berguna bagi diri kami dan pihak yang membaca. Baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun akademis. Kami menyadari, makalah yang kami
buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................1
BAB II........................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Dampak Terhadap Ekonomi........................................................3
B. Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat..............................6
C. Dampak Korupsi Kesehatan Masyarakat.
D. Dampak terhadap Birokrasi Pemerintahan................................10
E. Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi.................................12
F. Dampak Terhadap Penegakan Hukum.......................................13
G. Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan..........................14
H. Dampak Kerusakan Lingkungan...............................................16
I. Kerugian negara akibat korupsi di indonesia..............................18
BAB III....................................................................................................20
PENUTUP...............................................................................................20
A. Kesimpulan................................................................................20
B. Saran..........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir, sejumlah studi komprehensif mengenai berbagai dampak
korupsi terhadap variabel-variabel ekonomi secara ekstensif telah dilakukan. Usaha rintisan telah
dimulai oleh Mauro (1995) yang menegaskan bahwa korupsi memperlemah investasi dan
pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, kajian Tanzi dan Davoodi (1997) yang lebih elaboratif
melaporkan bahwa korupsi mengakibatkan penurunan tingkat produktivitas yang dapat diukur
melalui berbagai indikator fisik, seperti kualitas jalan raya.
Namun ternyata korupsi tidak hanya berdampak dalam satu aspek kehidupan saja seperti
diterangkan dalam penelitian-penelitian. Korupsi telah menimbulkan efek domino yang meluas
terhadap eksistensi bangsa dan negara. Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan
memperburuk kondisi ekonomi bangsa, harga barang-barang menjadi mahal dengan kualitas
yang buruk, akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit, keamanan suatu
negara terancam, citra pemerintahan yang buruk di mata internasional akan menggoyahkan
sendi-sendi kepercayaan pemilik modal asing, krisis ekonomi menjadi berkepanjangan, negara
pun menjadi semakin terperosok dalam kemiskinan.
Indonesia sendiri, berdasarkan Laporan Bank Dunia, dikategorikan sebagai negara yang
utangnya parah, berpenghasilan rendah (severely indebted low income country), dan termasuk
dalam kategori negara-negara termiskin di dunia seperti Mali dan Ethiopia.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Dampak Korupsi Terhadap Ekonomi.
2. Jelaskan Dampak Korupsi Terhadap Sosial dan Kemiskinan Masyarakat.
3. Jelaskan Dampak Korupsi Terhadap Kesehatan Masyarakat.
4. Jelaskan Dampak Korupsi Terhadap Birokrasi Pemerintah.
5. Jelaskan Dampak Korupsi Terhadap Politik dan Demokrasi.
6. Jelaskan Dampak Korupsi Terhadap Penegakan Hukum.
7. Jelaskan Dampak Korupsi Terhadap Pertahanan dan Keamanan.
8. Jelaskan Dampak Korupsi Terhadap Kerusakan Lingkungan.
9. Jelaskan Kerugian Negara Akibat Korupsi.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Dampak Korupsi Terhadap Ekonomi.
2. Untuk Mengetahui Dampak Korupsi Terhadap Sosial dan Kemiskinan Masyarakat.
3. Untuk Mengetahui Dampak Korupsi Terhadap Kesehatan Masyarakat.
4. Untuk Mengetahui Dampak Korupsi Terhadap Birokrasi Pemerintah.
5. Untuk Mengetahui Dampak Korupsi Terhadap Politik dan Demokrasi.
1
6. Untuk Mengetahui Dampak Korupsi Terhadap Penegakan Hukum.
7. Untuk Mengetahui Dampak Korupsi Terhadap Pertahanan dan Keamanan.
8. Untuk Mengetahui Dampak Korupsi Terhadap Kerusakan Lingkungan.
9. Untuk Mengetahui Kerugian Negara Akibat Korupsi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pada institusi pemerintahan yang memiliki angka korupsi rendah, layanan
publik cenderung lebih baik dan murah. Terkait dengan hal tersebut, Gupta, Davoodi, dan
Tiongson (2000) dalam Bagus Anwar (2011), menyimpulkan bahwa tingginya angka
korupsi ternyata akan memperburuk layanan kesehatan dan pendidikan. Konsekuensinya,
angka putus sekolah dan kematian bayi mengalami peningkatan. Korupsi juga turut
mengurangi anggaran pembiayaan untuk perawatan fasilitas umum, seperti perbaikan
jalan sehingga menghambat roda perekonomian. Infrastruktur jalan yang bagus, akan
memudahkan transportasi barang dan jasa, maupun hubungan antardaerah.
3. Meningkatkan Utang Negara
Kondisi perekonomian global yang mengalami resesi melanda semua negara
termasuk Indonesia. Kondisi ini memaksa pemerintah untuk melakukan utang untuk
menutupi defisit anggaran. Korupsi makin memperparah kondisi keuangan.Dampak
Korupsi Utang luar negeri terus meningkat. Hingga September 2013, utang pemerintah
Indonesia mencapai Rp2.273,76 triliun. Jumlah utang ini naik Rp95,81 triliun
dibandingkan posisi pada Agustus 2013. Dibanding dengan utang di akhir 2012 yang
sebesar Rp1.977,71 triliun, utang pemerintah di September 2013 naik cukup tinggi.
(Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip finance.detik.com, 2013).
4. Menurunkan Pendapatan Negara
Pendapatan per kapita (PDB per kapita) Indonesia termasuk rendah. Pendapatan
negara terutama berkurang karena menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak.
Pajak menjadi sumber untuk membiayai pengeluaran pemerintah dalam menyediakan
barang dan jasa publik. Kondisi penurunan pendapatan dari sektor pajak, diperparah
dengan korupsi pegawai pajak untuk memperkaya diri sendiri maupun kelompok.
Sebagai contoh kasus fenomenal GT, seorang pegawai golongan 3 A, yang
menggelapkan pajak negara sekitar Rp26 miliar. Dengan demikian, pendapatan
pemerintah dari sektor pajak akan berkurang Rp26 miliar, itu hanya kasus GT belum
termasuk kasus makelar pajak lainnya yang sudah maupun belum terungkap.
5. Menurunkan Produktivitas
Lemahnya investasi dan pertumbuhan ekonomi serta menurunnya pendapatan
negara akan menurunkan produktivitas. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya
pengangguran. Berdasarkan data Februari, 2013, angka pengangguran terbuka usia 15
4
tahun ke atas adalah 5,92% atau berdasarkan angka absolut mencapai 7.170.523 jiwa.
Dibandingkan negara maju, angka ini jauh lebih tinggi, misal Belanda 3,3% atau
Denmark 3,7%. Dibanding negara tetangga, misalnya Kamboja hanya 3,5% tahun 2007,
Thailand 2,l% pada 2009 (KPK, 2013). Ujung dari penurunan produktivitas ini adalah
kemiskinan masyarakat akan semakin meningkat.
6. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik
Rusaknya jalan-jalan, ambruknya jembatan, tergulingnya kereta api dan yang
lainnya adalah contoh nyata bahwa di negara kita ini kualitas barang dan jasa sangatlah
rendah.Pejabat birokrasi yang korup akan menambah kompleksitas proyek yang ada
untuk menyembunyikan berbagai korup yang mereka lakukan.
7. Penghasilan Pajak Negara Berkurang
Pajak merupakan devisa tertinggi Negara. Pajak paling rentan terkena
pengurangan dana atau korupsi bagi beberapa oknum pajak. Pajak nantinya dipergunakan
untuk kemajuan pertumbuhan Negara. Jika pajak Negara berkurang maka yang terjadi
adalah pertumbuhan pembangunan dapat terhambat.
8. Ketidakseimbangan Finansial Negara
Finansial merupakan keuangan yang meliputi keluar masuknya dana bagi
perorangan maupun perusahaan bahkan dalam tingkat daerah. Korupsi menyebabkan
finansial suatu Negara menjadi tidak seimbang. Hal ini dikarenakan koruptor mengambil
uang yang sejatinya milik masyarakat, untuk Negara dan nantinya akan dipergunakan
untuk keuangan suatu Negara.
9. Harga Barang Kian Mahal
Mahalnya harga barang ini karena biaya produksi yang sangat tinggi akibat fasilitas
pendukung dunia usaha seperti jalan, jembatan, terminal dan lain-lain yang tidak
terbangun dengan baik.
10. Mengurangi Legitimasi pada Peran Pasar
Kasus seperti ini sangat terlihat pada Negara yang sedang mengalami masa
transisi, baik pada tipe perekonomian yang sentralistik ke perekonomian yang lebih
terbuka. Korupsi memperbesar angka kemiskinan. Selain dikarenakan program-program
pemerintah sebagai disebut di atas tidak mencapai sasaran, korupsi juga mengurangi
pendapatan yang diterima oleh si miskin.
5
B. Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat
Korupsi berdampak merusak kehidupan sosial di dalam masyarakat, kekayaan
negara yang dikorup oleh segelintir orang dapat menggoncang stabilitas ekonomi negara,
yang berdampak pada kemiskinan masyarakat dalam negara. .
1. Meningkatnya Kemiskinan
Korupsi dapat meningkatkan kemiskinan karena tingkat korupsi yang tinggi dapat
menyebabkan kemiskinan setidaknya untuk dua alasan. Pertama, bukti empiris
menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi berkaitan dengan tingkat
pengurangan kemiskinan yang tinggi pula (Ravallion dan Chen, 1997). Korupsi akan
memperlambat laju pengurangan kemiskinan bahkan meningkatkan kemiskinan karena
korupsi akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Kedua, ketimpangan pendapatan
akan berefek buruk terhadap pertumbuhan ekonomi (Alesina dan Rodrik 1994; Persson
dan Tabellini, 1994) sehingga jumlah orang yang menjadi miskin akan bertambah.
Korupsi juga dapat menyebabkan penghindaran terhadap pajak, administrasi
pajak yang lemah, dan pemberian privilese (hak istimewa) yang cenderung berlebih
terhadap kelompok masyarakat makmur yang memiliki akses kepada kekuasaan sehingga
yang kaya akan semakin kaya, sedangkan yang miskin akan semakin miskin. Masyarakat
yang miskin kesulitan memperoleh makanan pokok, konsumsi gizi yang sehat terlupakan
dan menyebabkan gizi buruk. Gizi buruk merupakan masalah yang tak kunjung usai.
Dampak krisis yang ditimbulkan gizi buruk menyebabkan biaya subsidi kesehatan
semakin meningkat. Gizi buruk juga menyebabkan lebih dari separo kematian bayi,
balita, dan ibu, serta Human Development Indeks (HDI) menjadi rendah (Suhendar,
2012).
2. Tingginya Angka Kriminalitas
Korupsi menyuburkan berbagai jenis kejahatan yang lain dalam masyarakat,
seperti :
a. Sindikat kejahatan atau penjahat leluasa melanggar hukum
b. Proteksi terhadap kelompok kejahatan, Seperti polisi yang korup gampang sekali
disuap untuk menyediakan proteksi terhadap organisasi-organisasi kejahatan dengan
pemerintahan yang korup.
6
Semakin tinggi tingkat korupsi, semakin besar pula kejahatan. Menurut
Transparency International, terdapat pertalian erat antara jumlah korupsi dan jumlah
kejahatan. Rasionalnya, ketika angka korupsi meningkat, maka angka kejahatan yang
terjadi juga meningkat. Sebaliknya, ketika angka korusi berhasil dikurangi, maka
kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum (law enforcement) juga meningkat.
3. Demoralisasi
Korupsi yang merajalela di lingkungan pemerintah dalam penglihatan masyarakat
umum akan menurunkan kredibilitas pemerintah yang berkuasa. Jika pemerintah justru
memakmurkan praktik korupsi, lenyap pula unsur hormat dan trust (kepercayaan)
masyarakat kepada pemerintah. Praktik korupsi yang kronis menimbulkan demoralisasi
di kalangan warga masyarakat. Kemerosotan moral yang dipertontonkan pejabat publik,
politisi, artis di media masa, menjadikan sedikitnya figur keteladan yang menjadi role
model. Apalagi bagi generasi muda yang mudah terpapar dan terpengaruhi.
Demoralisasi juga merupakan mata rantai, dampak korupsi terhadap bidang
pendidikan, karena korupsi menyebabkan biaya pendidikan tinggi, angka putus sekolah
tinggi, banyaknya sekolah yang rusak, dan lain-lain. Saat ini, rata-rata pendidikan
penduduk Indonesia adalah 5,8 tahun atau tidak lulus sekolah dasar (SD). Setiap tahun,
lebih dari 1,5 juta anak tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (KPK,
2013).
4. Mahalnya Harga Jasa dan Pelayanan Publik
Praktek korupsi yang terjadi menciptakan biaya ekonomi yang tinggi. Beban yang
ditanggung para pelaku ekonomi akibat korupsi disebut high cost economy. Kondisi
ekonomi biaya tinggi ini berimbas pada mahalnya harga jasa dan pelayanan publik,
karena harga yang ditetapkan harus dapat menutupi kerugian pelaku ekonomi akibat
besarnya modal yang dilakukan karena penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi.
5. Solidaritas semakin langka
Korupsi yang begitu masif yang terjadi membuat masyarakat merasa tidak
mempunyai pegangan yang jelas untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Pada
akhirmya masyarakat semakin lama menjadin masyarakat yang individualis yang hanya
mementingkan dirinya dan keluarganya.
6. Tingginya tingkat pengangguran
7
Kemiskinan disuatu negara disebabkan karena tingginya tingkat pengangguran.
Dan salah satu penyebab tingginya tingkat pengangguran disuatu Negara adalah
berkuasanya para pelaku koruptor.
7. Terhambatnya dalam mengentas kemiskinan
Pada dasarnya pemerintah telah memiliki rancangan dan anggaran dalam
mengatasi masalah kemiskinan. Namun banyaknya pejabat negara yang melakukan
tindakan korupsi , salah satunya yaitu dengan cara menyelewengkan anggaran
pemerintah yang diberikan untuk mengatasi masalah kemiskinan, yang pada akhirnya
berakibat pada lambatnya dalam mengentas masalah kemiskinan.
8. Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin
Meluasnya para pelaku koruptor akan berimbas terhadap sulitnya mengakses
informasi bagi masyarakat miskin khususnya dalam masalah pekerjan, Karena anggaran
yang diberikan untuk periklanan telah diselewengkan oleh para koruptor. Sehingga pada
ahirnya masyarakat miskin sulit mendapatkan pekerjaan dan bahkan dia tidak bekerja.
9. Mengganggu Stabilitas Umum
Stabilitas umum dapat terganggu karena dampak korupsi. Dapat kita jumpai
bahwa sekelompok massa melakukan demonstrasi agar pelaku tindak pidana korupsi
dihukum dengan hukuman yang paling berat. Disini stabilitas umum sudah dapat
dikatakan terganggu.
10. Mencoreng Nama Baik Pelaku Tindak Pidana Korupsi
Tercorengnya nama baik tindak pidana pelaku korupsi adalah hal yang utama
terjadi pada dampak korupsi di masyarakat.
8
Fasilitas pemerintah yang tidak menyamaratakan, semua itu terjadi karena sesuai
keinginan kemampuan seseorang dalam membayar. Misalnya saja penanganan terhadap
si miskin pasti pasti akan berbeda dengan orang yang lebih kaya.
3. Adanya layanan kesehatan yang kurang memadai dan masih tumpang tindih juga
pengadministrasian yang kurang baik dari sebuah badan penyelengga yang bergerak di
bidang kesehatan.
4. Tingginya Biaya Kesehatan
Tingginya biaya kesehatan saat ini sangatlah membuat kalangan masyarakat
menengah ke bawah untuk mendapat pelayanan yang optimal, fenomena ini terjadi akibat
perilaku nakal dari pejabat-pejabat yang rusak moralnya sehingga dana-dana yang
seharusnya digelontorkan untuk menunjang kesehatan masyarakat miskin “dimakan” oleh
para pejabat-pejabat nakal yang menduduki kursi di pemerintahan, sehingga masyarakat
miskin yang menjadi korbannya.
5. Tingginya Angka Kematian Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Bayi
Penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup masih terlalu
lamban untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium dalam rangka
mengurangi tiga per empat jumlah perempuan yang meninggal selama hamil dan
melahirkan pada 2015. Tingginya angka kematian ibu dan lambatnya penurunan angka
ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan ibu dan anak sangat mendesak untuk
ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya.
6. Tingkat Kesehatan Masih Buruk
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Pemeliharaa
kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan, perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
7. Banyaknya Kasus Gizi Buruk
Masalah gizi, khususnya anak pendek, menghambat perkembangan anak muda,
dengan dampak negative yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya. Studi
menunjukkan bahwa anak pendek sangat berhubungan dengan prestasi pendidikan yang
buruk, lama pendidikan yang menurun dan pendapatan yang rendah sebagai orang
dewasa.
9
8. Kinerja Petugas Kesehatan yang Tidak Sesuai Standar
Risiko kerusakan dapat terjadi pada kesehatan dan keselamatan manusia
berbagai akibat kualitas lingkungan yang buruk, kualitas petugas kesehatan yang masih
buruk, penanaman modal yang anti-lingkungan atau ketidakmampuan memenuhi
standarisasi kesehatan dan lingkungan. Korupsi akan menyebabkan kualitas
pembangunan buruk, yang dapat berdampak pada kerentanan bangunan sehingga
memunculkan risiko korban.
9. Memperparah Ketimpangan Geografis
Ada kemungkinan besar provinsi yang tidak memiliki tenaga dan fasilitas
kesehatan yang memadai tidak akan optimal menyerap dana BPJS. Penduduk di daerah
sulit di Indonesia memang tercatat sebagai peserta BPJS namun tidak memiliki akses
yang sama terhadap pelayanan kesehatan di daerah maju. Korupsi menyebabkan BPJS
akan tersedot ke daerah-daerah maju dan masyarakat di daerah terpencil akan semakin
sulit mendapat pelayanan kesehatan yang optimal.
10. Rendahnya kualitas alat kesehatan dan sarana kesehatan serta tingginya harga obat-
obatan pada rumah sakit dan puskesmas.
10
ancaman nyawa.Di sisi aparat hukum, semestinya menyelesaikan masalah dengan
fair dan tanpa adanya unsur pemihakan,seringkali harus mengalahkan
integritasnya dengan menerima suap, iming-iming, gratifikasi atau apapun untuk
memberikan kemenangan.Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
menjadi mandul karena setiap perkara selalu diselesaikan dengn korupsi.
3. Birokrasi Tidak Efisisen
Menurut Survei Oleh PERC menunjukkan bahwa indonesia menempati
peringkat kedua dengan birokrasi terburuk di Asia.Banyak investor yang tertarik
menanamkan modalnya di Indonesia, namun untuk mendapatkan perizinan usaha
dan investasi harus melalui birokrasi yang berbelit-belit.Pada akhirnya suap
adalah jalan yang banyak ditempuh oleh para pengusaha untuk memudahkan izin
usaha mereka. Maka sebaiknya birokrasi di Indonesia harus dibenahi.
Dengan demikian, suatu pemerintahan yang terlanda wabah korupsi akan
mengabaikan tuntutan pemerintahan yang layak. Kehancuran birokrasi
pemerintah merupakan garda depan yang berhubungan dengan pelayanan umum
kepada masyarakat. Korupsi menumbuhkan ketidakefisienan yang menyeluruh di
dalam birokrasi.
4. Runtuhnya Otoritas Pemerintahan
Melindungi seorang koruptor dengan kekuatan politik adalah salah satu
indikasi besar runtuhnya etika social dan politik. Banyak kejadian, suatu
kelompok politik akan rela melindungi anggotanya dengan segala cara. Meskipun
anggotanya tersebut jelas-jelas bersalah atau melakukan korupsi. Hal ini sangat
melukai nurani masyarakat, padahal mereka adalah wakil rakyat yang seharusnya
melindungi kepentingan rakyat.
5. Korupsi menghambat peran Negara dalam pengaturan alokasi.
6. Korupsi menghambat Negara melakukan pemerataan akses dan asset.
7. Korupsi memperlemah peran pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan
politik.
8. Pengadaan barang dan jasa.
11
9. Lemahnya pengawasan dan kurangnya penerapan disiplin serta sanksi terhadap
penyelenggaraan Negara dalam melaksanakan tugas-tugas Negara berdampak
birokrasi pemerintahan yang buruk
10. Peluang korupsi pada birokrasi militer, baik uang maupun kekuasaan, muncul
akibat tidak adanya transparasi dalam pengambilan keputusan di tubuh angkatan
bersenjata serta nyaris tidak berdayanya hukum saat harus berhadapan dengan
oknum militer yang sering kali berlindung di balik institusi militer.
12
perumahan, transportasi, keuangan dan perbankan, bahkan media masa. Kondisi ini
kendentasi politik tertentu dan bisa memecah belah rakyat karena begitu banyak berita
yang bermunculan.
6. Biaya Politik yang Tinggi
Demokrasi yang dijalankan tanpa adanya pendidikan politik yang baik dari
pemerintah kepada masyarakat ataupun dari para pelaku politik praktis akan
menghasilkan penyelanggaraan demokrasi yang money politic. Suara-suara dapat
diperjualbelikan dan makin lama makin mahal.
7. Fungsi Pemerintahan yang Tidak Optimal
Dampak korupsi yang terjadi menghambat jalannya suatu fungsi dalam
pemerintahan. Korupsi menghambat adanya peran Negara dalam aturan-aturan alokasi
dan memperlemah pemerintah dalam mengurusi kestabilan politik dan ekonomi.
8. Absennya masyarakat sipil yang kritis pada kekuasaan.
9. Buruknya kaderisasi partai politik.
10. Hilangnya oposisi sebagai pengawas pemerintahan dalam demokrasi.
13
c. Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dalam menjaga stabilitas
ekonomi dan politik
2. Hilangnya kepercayaan Rakyat terhadap lembaga Negara
Korupsi yang terjadi pada lembaga negara yang sering terjadi di Indonesia
yang di beritakan di berbagai media masa mengakibatkan kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga tersebut hilang. Lembaga negara yang paling korup
menurut Barometer Korupsi Global adalah :
a. Legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat).
b. Partai Politik.
c. Kepolisian RI.
d. Lembaga Peradilan (Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung).
3. Aparat yang Mudah dibeli
Korupsi yang merajalela menyebabkan banyaknya aparat kita yang mudah
dibeli (money politics) untuk membuat kebijakan atau keputusan apa pun yang
merusak ketahanan nasional kita.
Akibatnya masyarakat menjadi antipati dan tidak respek lagi terhadap
pemerintahnya sendiri yang dianggap mau menjual atau menggadaikan bangsanya
bahkan bisa memancing pembangkangan sipil (ketidaktaatan terhadap hukum dan
pemerintah).
4. Korupsi menghambat peran negara dalam peraturan alokasi.
5. Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan akses dan aset.
6. Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi
politik.
7. Kepemimpinan yang berjiwa korup.
8. Mahalnya biaya politik.
9. Hilangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara.
10. Hancurnya kedaulatan rakyat.
14
rapuh dan mudah diintervensi oleh pihak-pihak yang ingin merongrong pemerintahan.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki 13.466 pulau. Luas
daratan Indonesia 1.922.570 km2 (KPK, 2013) dengan jumlah penduduk terbanyak ke-3
di dunia, yaitu 246.864.191 jiwa (KPK, 2013). Jumlah TNI adalah 369.389 personel
(Rahakundini Bakrie, 2007), sedangkan jumlah POLRI 387.470 (Winarto, 2011). Jumlah
yang masih sedikit jika dibanding dengan luas pulau dan jumlah penduduk.
Dengan demikian, sering muncul masalah-masalah hankam, baik dalam negeri
maupun yang berhubungan dengan negara tetangga. Wilayah perbatasan sering menjadi
sumber ketegangan dengan negara tetangga. Sumber daya alam termasuk di perairan juga
sering kali tidak terawasi dan dieksploitasi oleh penduduk negara tetangga.
Meluasnya tindak kejahatan korupsi juga berdampak terhadap pertahanan dan
keamanan suatu negara. Ada beberapa dampak dan permasalahan yang terjadi akibat dari
tindakan korupsi terhadap pertahanan dan keamanan suatu negara. Berikut ini adalah
contoh dampak korupsi dalam pertahanan dan keamanan:
1. Lemahnya alusista dan SDM
Banyaknya anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk menciptakan
alusista yang canggih tidak menjamin keamanan suatu negara, karena banyaknya
pejabat pemerintah yang korupsi terhadap anggaran tersebut. Sehingga alusista
yang kita miliki terbatas dan terbilang masih belum canggih serta lemahnya SDM
yang dipengaruhi kurangnya dana untuk melakukan latihan.
2. Lemahnya garis batas negara
Ketika alusista yang dimiliki suatu negara itu sudah lemah maka otomatis
pertahan dan keamanan khusususnya diwilayah perbatasan negara akan lemah
pula.
3. Menguatnya kekerasan didalam masyarakat
Banyaknya permasalah yang timbul didalam masyarakat menyebabkan
rentannya terjadi kekerasan. Namun banyak masalah yang tidak dapat teratasi
oleh pihak yang berwajib karena alasan finansial yang belum teralokasikan. Hal
tersebut merupakan perilaku dari para pejabat yang tidak bertanggung jawab yang
hanya mementingkan individunya dengan melakukukan korupsi.
15
4. Korupsi di bidang hankanmnas membuat sistem pertahanan dan kemanan
Indonesia melemah, sehingga negara lain begitu mudah menerobos batas wilayah negara
Indonesia baik dari darat, laut, maupun udara.
5. Korupsi membuat perekonomian tidak merata, khususnya bagi daerah-
daerah perbatasan yang terisolir, sehingga angka kemiskinan masih tinggi.
6. Akumulasi dari rasa tidak percaya, apatis, tekanan hidup, kemiskinan yang
tidak berujung, jurang perbedaan kaya dan miskin yang sangat dalam, sertaupaya
menyelamatkan diri sendiri menimbulkan efek yang sangat
merusak,yaitu kekerasan. Setiap orang cenderung keras yang pada akhirnya perkelahian
7. Rapuhnya keamanan dan ketahanan Negara, Keamanan dan ketahanan Negara
akan menjadi rapuh apabila para pejabat pemerintah mudah disuap karena kekuatan asing
yang hendak memaksakan ideologi atau pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia akan
munggunakan penyuapan sebagai sarana untuk mewujudkan cita-citanya.
8. Dapat mengakibatkan berkurangnya loyalitas masyarakat terhadap Negara.
9. Buruknya sistem pertahanan
10. Korupsi telah meminimaliskan mentalitas pembangunan bangsa,
16
sangat beracun, dan sebagaimana. Dampak kerusakan lingkungan sosial dalam
masyarakat makin memperlebar strata sosial di masyarakat, yang kaya semakin kaya,
yang miskin makin sulit memperoleh kehidupan yang layak, bahkan kesulitan
mendapatkan kebutuhan pokok karena harganya yang mahal. Biaya pendidikan yang
mahal, akibatnya masyarakat dapat melakukan tindakan-tindakan yang anarkis kurang
menghargai hak-hak asasi manusia. Contohnya:
1. Akibat yang dihasilkan oleh perusakan alam ini sangat merugikan khususnya
bagi kualitas lingkungan itu sendiri. Efek rumah kaca (greenhouse effect)
misalnya. Hutan merupakan paru-paru bumi yang mempunyai fungsi menyerap
gas CO.
2. Efek rumah kaca menimbulkan kenaikan suhu atau perubahan iklim bumi pada
umumnya (global warming).
3. Penggunaan bahan kimia seperti freon untuk pendingin ruangan dan hasil
pembakaran yang dilakukan oleh berbagai industri secara masif akan merusak
lapisan ozon (O3 ) yang selanjutnya akan mengakibatkan berbagai penyakit.
4. Kerusakan hutan hujan tropis yang akut akan mengurangi persediaan oksigen
bukan hanya untuk wilayah tersebut, namun juga oksigen untuk bumi secara
keseluruhan.Berkurangnya kualitas udara tentunya juga akan berakibat pada
menurunnya kualitas kesehatan manusia yang menghirupnya.
5. Kerusakan yang terjadi di perairan seperti pencemaran sungai dan laut, juga
mengakibatkan menurunnya kualitas hidup. Kerusakan yang terjadi tentu saja
harus segera diperbaiki demi kembalinya kelestarian alam dan lingkungan serta
kualitas hidup kita sendiri, namun pernahkah terpikirkan di benak kita, berapa
besar dana yang kita butuhkan untuk mengembalikan semua kerusakan itu?
6. Merusak tatanan lingkungan masyarakat apabila dana pembangunan jalan di
ambil separuh dananya.
7. Terjadinya banjir apabila pembangunan dan membenahi gorong – gorong
dananya di kurangi oleh pihak – pihak atas dan kualitas gorong – gorongnya
sangat rendah dan mudah rusak.
17
8. Kebakaran hutan disebabkan oleh oknum – oknum yang menginginkan lahan
tersebut dan menyogok pihak perhutanan untuk menjual hutan tersebut untuk di
bangun pabrik.
9. Eksploitasi tanah seharusnya tanah yang tidak boleh di keruk namun karena
oknum – oknum yang nakal maka tanah tersebut di jual dengan iming–iming
harga mahal tanpa mengetahui akibatnya apa bila terkeruk terlalu lama.
10. Terjadinya longsor di karena penebangan hutan liar tanpa sepengetahuan
pemerintah namu dilakukan oleh para oknum – oknum nakal yang tidak
bertanggung jawab.
18
2. BUMN / D
Terpidaba Korupsi : 149
Kerugian Negara ( T )
( harga konstan 2015 ) : 8,7
Prentase ( 5% ) : 4,27
3. Lembaga Independen
Terpidana Korupsi : 62
Kerugian Negara ( T )
( harga konstan 2015 ) : 81,8
Presentase ( 5% ) : 40,14
4. Legislatif
Terpidana Korupsi : 480
Kerugian Negara ( T )
( harga konstan 2015 ) : 2,0
Presentase ( 5% ) : 0,97
5. Kepala Daerah
Terpidana Korupsi : 75
Kerugian Negara ( T )
( harga konstan 2015 ) : 1,8
Presentase ( 5% ) : 0, 88
6. Swasta / Lainnya
Terpidana Korupsi : 670
Kerugian Negara ( T )
( harga konstan 2015 ) : 82,6
Presentase ( 5% ) : 40,53
7. Total ( Sumber daya putusan MA )
Terpidana Korupsi : 2551
Kerugian Negara ( T )
(harga konstan 2015) : 203,9
Presentase ( 100% )
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Korupsi sangatlah merugikan negara. Mulai dari ekonomi, sosial dan kemiskinan
asyarakat, birokrasi pemerintah, politik dan demokrasi, penegakan hukum, pertahanan dan
keamanan lingkungan. Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan memperburuk kondisi
ekonomi bangsa, harga barang-barang menjadi mahal dengan kualitas yang buruk, akses rakyat
terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit, keamanan suatu negara terancam, citra
pemerintahan yang buruk di mata internasional akan menggoyahkan sendi-sendi kepercayaan
pemilik modal asing, krisis ekonomi menjadi berkepanjangan, negara pun menjadi semakin
terperosok dalam kemiskinan. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda mampu berfikir maju
tanpa adanya korupsi agar negara kita menjadi maju.
B. SARAN
Dengan penulis makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat memilih
manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat dijadikan sebagai kegiatan motivasi agar kita tidak
terjerumus oleh hal-hal korupsi dan dapat menambah wawasan dan pemikiran yang intelektual
hususnya dalam mata kuliah anti korupsi
20
BAB IV
LAPORAN HASIL DISKUSI
B. Tujuan Diskusi
Pelaksanaan diskusi kali ini bertujuan untuk:
1. Memberi informasi mengenai Dampak Masif Korupsi Dan Kerugian Negara Akibat
Korupsi
2. Melatih peserta diskusi untuk berfikir kritis dan menyampaikan tanggapannya
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
21
Masalah dalam diskusi ini adalah Dampak Masif Korupsi Dan Kerugian Negara Akibat
Korupsi.
D. Waktu Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Kamis, 8 Oktober 2020
Pukul : 10.30-12.10 WIB
Media online : Whatsapp Grup Dan Zoom Meeting
22
pemerintah lalu teman" semua menyaksikan langsung para pejabat berdasi mengambil
dan memakan uang rakyat se enak nya
Dijawab oleh Amelia Ermi Juwita :
→ Menurut saya, korupsi tidak akan pernah bebas dari pemerintahan di indonesia karena
kebanyakan pejabat Diangkat sebagai seorang pejabat itu bukan untuk melaksanakan
tanggungjawab, tapi adalah sebagai kesempatan untuk mengembalikan modal yang
sudah dihabiskan untuk mencapai posisi itu, plus keuntungan yang diimpikan. Namanya
juga aji-aji mumpung. Makanya banyak pejabat yang kurang becus pada bidangnya,
malah sibuk dengan menumpuk kekayaan. Andaikan becus kerja pun juga untuk sekedar
membangun citra diri, agar nanti terpilih lagi." Dan nantinya apabila ada dari kami yg
bekerja di pemerintahan dan melihat ada yg korupsi maka kami akan mencari rekan
kerja yg juga merasakan keresahan yg sama ,dan bersama2 mencari bukti dan
melaporkan pada atasan yg lebih tinggi tentang adanya korupsi yg di lakukan dan
tentunya kami sendiri akan membentengi diri agar tidak ikut melakukan korupsi juga.
23
sangat besar terhadap eksistensi negara. Sebagai konsekuensinya, mengurangi
pencapaian actual growth dari nilai potential growth yang lebih tinggi. Berkurangnya
nilai investasi ini diduga berasal dari tingginya biaya yang harus dikeluarkan dari yang
seharusnya, ini berdampak pada menurunnya growth yang dicapai (Dwikie, 2011).
Contoh kasus korupsi yang dapat menghambat investasi yaitu kasus korupsi yang
dilakukan oleh dirut PT Pertamina terkait dengan investasi pertamina di BMG Australia
tahun 2009. Akibatnya, investasi itu mengakibatkan kerugian keuangan negara cq. PT.
Pertamina (Persero) sebesar 31,49 juta dolar AS dan 26,8 juta dolar Australia. Menurut
perhitungan Akuntan Publik, nilai kerugian itu setara Rp568,06 miliar.
Tentunya karena korupsi yang dilakukan oleh dirut PT Pertamina itu membuat para
investor untuk ragu berinvestasi, karena mereka takut jika akan mengalami kerugian
akibat tingginya kasus korupsi yang ada.
H. Saran
24
Kami dari kelompok 1 memiliki banyak sekali kekurangan dalam melaksanakan diskusi
maupun dalam pebuatan laporan ini. Oleh karena itu, kami berharap kritik maupun saran
yang membangun.
25
26
27
28
29
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Adwirman, Agus M., dkk. 2014. Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi(PBAK):
Dampak Korupsi. Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
32