“MENJAGA HATI”
Disusun oleh :
NIM : 193110157
Dosen pembimbing :
Drs.Maswardi,M,Kes
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Hati dalam bahasa Arab disebut dengan al-qalb, yang berarti bolak-balik. Disebut demikian,
karena hati adalah dunia abstrak (closed area), unik, dan berkembang (developmental). Hati
gampang berubah, sukar dibaca, senantiasa berkembang, dan pasang-surut.
Karena memiliki sifat seperti itu, maka hati harus dijaga dengan baik. Sebab, jika tidak
dijaga, hati akan berubah menjadi hati yang sakit (al-qalb al-maridh). Begitu banyak manusia
yang memiliki pikiran cerdas, tetapi akhirnya menjadi orang hina hanya karena memiliki hati
yang sakit.
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
1.Memperbanyak dzikir
Cara menjaga hati menurut islam yang pertama adalah dengan memperbanyak dzikir.
Berdizikir merupakan salah satu ibadah untuk mengingat dan mendekatkan diri dengan Allah
Ta’ala. Kita harus berusaha untuk senantiasa berdzikir di tengah-tegah kesibukan, sesudah
solat dan sebelum tidur. Semakin sering dzikir diucapkan (baik lisan maupun dalam hati)
maka insyaAllah hati akan terjaga dan terasa semakin tenang.
“Dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum terbit matahari dan sebelum
terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu
di siang hari, supaya kamu merasa senang.” (Thaa-Haa: 130).
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’du: 28).
2. Sholat
Cara kedua untuk menjaga hati ialah dengan sholat. Memenuhi sholat wajib dan
menambahkan sholat sunnah. Yang terpenting, jangan menjadikan sholat sebagai beban. Jika
kita bisa melakukan sholat dengan khusyuk, benar-benar menghayahati bahwa kita sedang
berbicara dengan Allah, sungguh maka kita akan merasakan betapa nikmatnya sholat.
Apakah ada yang lebih indah daripada berbicara dengan Sang Maha Penyayang? Walaupun
kita tak bisa melihat Allah, tapi Allah bisa melihat kita. Kita juga bisa memanjaatkan doa
disaat sujud. InsyaAllah doa akan mudah dikabulkan.
3. Membaca Al-Quran
Daripada menghabiskan waktu dengan memikirkan seseorang yang gak jelas statusnya
dengan kita, lebih baik kita gunakan saja untuk membaca Al-Quran. Selain bisa menambah
pahala, membaca Al-Quran juga akan menenangkan hati. Al-Quran adalah bacaan suci,
firman Allah Subhanallah Ta’ala. Jika kita mampu memahami tiap ayatnya maka kita akan
mengerti bahwa dunia ini hanyalah sementara. Tak perlu ada yang dikhawatirkan akan
masalah dunia. Percayalah bahwa Allah sudah mengatur urusan jodoh ataupun rezeki kita.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah
iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (QS. Al Anfal : 2)
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.
Ibrahim: 7).
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. Dan suatu jalan yang buruk.“ (QS Al-Isra : 32).
6.Menundukkan pandangan
Selanjutnya, cara menjaga hati menurut islam adalah lewat menundukkan pandangan.
Menatap lawan jenis non mahram juga bisa menimbulkan munculnya benih-benih cinta.
Bahkan terkadang pikiran-pikiran yang buruk. Terlebih lagi jika orang yang kita pandang
menunjukkan lekak-lekuk tubuhnya. Maka hal itu sangat berbahaya sebab bisa memicu
syahwat.
7. Menutup aurat
Menutup aurat adalah kewajiban setiap muslim, baik perempuan ataupun laki-laki. Bagi
perempuan, auratnya adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Sedangkan laki-
laki batas auratnya antara pusar sampai lutut. Dengan menjaga aurat, insyaAllah hati akan
terjaga dan perbuatan mungkar bisa terhindari.
“(Agama) seseorang itu sesuai dengan agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian
memperhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, al-
Hakim dan Ahmad).
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi
dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi,
atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya)
mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak
sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Abu Huraira berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
dari Allah Azzawajalla: “Saya berada pada persangkaan hamba-Ku, maka
berprasangkalah dengan-Ku sekehendaknya.” ( HR Ahmad).
16. Berpuasa
Puasa adalah salah satu cara terbaik untuk mengendalikan nafsu dan emosi. Puasa juga bisa
mendatangkan pahala. Maka itu, alangkah baiknya jika mau menjalankan puasa sunnah guna
menjaga hati agar terhindar dari perkara-perkara yang tidak bermanfaat.
18.Tersenyum
Hindari bersikap muram dan sedih berlarut-larut. Tidak ada manusia di dunia ini yang
hidupnya selalu bahagia. Setiap manusia pasti punya cobaan masing-masing. Maka itu, kita
juga harus kuat dan tabah. Cobalah untuk tersenyum. Dengan tersenyum insyaAllah hati juga
akan terasa tenang dan jauh dari perasaan sedih serta putus asa.
Kecerdasan yang ada di dalam pikiran, bisa dikalahkan oleh kebusukan yang ada di dalam
hati. Orang seperti itu biasanya akan marah pada kebenaran dan senang pada kebatilan. Dan,
jika hal tersebut terjadi, maka itulah hati sedang sakit. Sama seperti anggota tubuh lainnya,
hati yang sakit bisa dilihat dari tiga hal.
Pertama, kemampuan indera yang ada di dalam hati akan hilang secara total. Hati seperti ini
akan menjadi buta, tuli, bisu, dan lumpuh. Ia tidak bisa membedakan antara kebenaran,
kesesatan, ketakwaan, kemaksiatan, dan lain sebagainya.
Kedua, kemampuan indera yang ada di dalam hati menjadi lemah. Padahal sebenarnya,
kemampuan indera tersebut kuat. Sama seperti anggota tubuh lainnya, jika sedang dalam
keadaan seperti ini, hati berarti butuh asupan gizi.
Ketiga, hati tidak bisa melihat sesuatu dalam bentuk yang sebenarnya. Seperti melihat
kebenaran menjadi kesesatan, kesesatan menjadi kebenaran, merasakan manis menjadi pahit,
dan pahit menjadi manis.
Lalu, bagaimana menjaga hati agar tetap sehat? Ibnul Qayyim menjelaskan, agar hati bisa
tetap sehat, ia bisa dilakukan dengan tiga cara; menjaga kekuatan hati, melindungi hati dari
hal-hal yang membahayakan, dan membuang zat-zat yang berbahaya bagi hati. Kekuatan hati
bisa didapatkan dengan iman. Dan iman merupakan sumber kekuatan hati paling utama. Jika
iman hilang, hati akan menjadi sakit.
Sedangkan untuk melindungi hati dari hal-hal yang membahayakan, bisa dilakukan dengan
menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Sebab, kedua hal ini yang dapat membuat
hati menjadi sakit. Ia sama dengan racun yang jika dikonsumsi pasti akan membahayakan
tubuh.
Terakhir, agar tetap sehat, zat-zat yang membahayakan hati harus dibuang. Dan, cara paling
efektif untuk membuang zat-zat yang berbahaya tersebut adalah dengan tobat dan istighfar.
Tobat dan istighfar adalah dua obat yang bisa membuang toksin di dalam hati. Ia bagaikan
antibody yang bisa membuat hati tetap sehat.
Penyakit hati di dalam Islam memiliki banyak jenis mulai dari ringan sampai berat dan jenis
penyakit hati yang berat dalam Islam akan membuat pelaku bisa memiliki dosa besar sampai
dosa yang tidak terampuni oleh Allah SWT. Salah satu contoh dari penyakit hati menurut
Islam adalah syirik yang termasuk jenis penyakit hati besar sebab dosanya tidak akan
diampuni oleh Allah SWT.
1. Iri Hati
Iri hati merupakan sifat yang tidak menyenangi rizki atau rejeki serta nikmat yang diperoleh
orang lain sehingga membuat seseorang melakukan berbagai cara untuk menandinginya. Iri
hati ada yang diperbolehkan dalam Islam, yakni iri hati untuk perbuatan baik seperti ingin
menjadi pintar supaya bisa berbagi ilmu di kemudian hari atau iri dalam memakai harta untuk
jalan yang benar.
2. Dengki
Dengki merupakan sikap yang tidak menyenangi apabila ada seseorang yang memperoleh
kebahagiaan sehingga membuat pelaku mencara cara untuk menghilangkan rasa bahagia yang
dialami seseorang tersebut. Sifat dengki menjadi sifat yang berbahaya dan tidak ada satu
orang pun di dunia yang menyenangi seseorang dengan sikap dengki tersebut.
3. Hasut
Hasut merupakan sifaft yang selalu melakukan berbagai cara untuk mempengaruhi orang lain
supaya marah dengan tujuan untuk memecah belah tali persaudaraan dan akhirnya akan
timbul permusuhan serta kebencian antar sesama manusia.
4. Fitnah
Fitnah merupakan sikap yang dikatakan lebih kejam dari sebuah pembunuhan yakni
perbuatan menjelekkan, merusak, menodai, menipu dan juga berbohong pada seseorang
untuk menimbulkan permusuhan yang nantinya akan semakin berkembang menjadi tindak
kriminal pada orang lain tanpa didasari dengan bukti kuat.
5. Berburuk Sangka
Berburuk sangka merupakan sikap yang selalu curiga dan berprasangka pada orang lain yang
selalu bertindak buruk tanpa didasari dengan bukti jelas atau kuat.
6. Khianat
Khianat merupakan sikap tak bertanggungjawab atau mangkir dari amanat atau kepercayaan
yang diberikan pada orang tersebut. Khianat umumnya dilakukan dengan kebohongan dan
obral janji palsu sekaligus menjadi ciri khas dari orang munafik. Seseorang yang melakukan
khianat, akan dibenci masyarakat sekitar dan kemungkinan tidak akan di percaya kembali
untuk melaksanakan sebuah tanggung jawab kedepannya.
1. Sulit meraih sesuatu yang mengikuti aturan Allah. Sebagaimana diterangkan dalam QS.
Adz-Zariyat ayat 56, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka beribadah kepada-Ku.” Ayat ini menerangkan bahwa yang semestinya dilakukan
manusia adalah hanya beribadah Allah, tentunya bukan hanya ibadah formal. Hati yang sakit
akan sulit mengikuti perintah Allah, justru mengikuti hawa nafsu/syahwat/kecintaan pada
dunia.
2. Tidak terganggu atau merasa bersalah ketika melakukan maksiat. Misalnya, tidak shalat
malam, mengabaikan targetan-targetan karena tidak komitmen dan konsisten.
3. Tidak sakit dengan kebodohan terhadap Islam, tidak merasa perlu, tidak merasa penting,
tidak mau belajar tentang Islam sehingga hal ini akan memicu kekufuran.
4. Penderita hati yang sakit beralih dari makanan ke racun. Bila diibaratkan makanan adalah
ketaatan, ibadah, kebaikan, namun ia jusru memilih racun (nafsu syahwat). Ia lebih
mementingkan egonya untuk memuaskan nafsunya dengan mengabaikan kebaikan-kebaikan
yang lain.
Lalu, bagaimana untuk menghidupkan hati kembali? Ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
1. Berdzikir. Dzikir yang terbaik adalah dengan membaca Al-Quran.
2. Istighfar. Hal ini berguna untuk meleburkan dosa-dosa kita dan menyadarkan diri atas
kesalahan kita.
3. Doa. Dengan berdoa, manusia menempatkan Allah sebagai Dzat yang paling tinggi,
memposisikan Allah sebagai tempat kita meminta, kita kecil dihadapannya, dan hanya Allah
Yang Maha Berkuasa.
4. Shalawat. Hal ini menjadikan Rasul sebagai qudwah bagi kita.
5. Shalat malam. Begitu banyak keutamaan shalat malam sebagaimana Rasulullah Saw telah
ajarkan.
Lakukanlah secara rutin kelima hal tersebut untuk menjaga hati kita agar tidak sakit.
Membaca Al-Quran atau berdzikir, beristighfar, berdoa, bershalawat, dan mendirikan solat
malam. Semoga akan senantiasa menjaga kita dari keburukan-keburukan yang terjadi dan
menjaga hati kita agar tidak sakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi menjaga hati bukanlah tentang mengendalikan emosi tetapi mengendalikan pikiranmu.
Kita harus terus menerus memeriksa pola pikir atau cara pandang kita dan menyelaraskannya
dengan cara pandang Tuhan.
Jadi jangan lupa untuk bertanya pada Tuhan ketika kamu merasakan sesuatu, apa yang Yesus
pikirkan jika dalam situasimu, apa yang akan Dia lakukan. Bertanyalah pada-Nya, kamu
mungkin akan terkaget-kaget dengan jawaban yang Dia berikan.
Ingatlah kamu tidak menjalani hidup ini seorang diri, dan kamu tidak harus berjuang
sendirian dalam menjaga hatimu. Ijinkan Roh Kudus hadir dan mengambil alih kendali
hidup-Mu, dan berjalanlah bersama-Nya setiap hari. Percayalah, kamu akan mengalami
berbagai kejutan yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://dalamislam.com/info-islami/menjaga-hati-dalam-islam
https://dalamislam.com/akhlaq/cara-menjaga-hati-menurut-islam
https://www.dakwatuna.com/2014/02/12/46150/menjaga-hati-agar-tidak-sakit/#axzz64asuSSlW