Di Susun Oleh :
ISNAINI (1601111729)
NURDEVITRIANA (1601122223)
ZAHARA VONNA ()
Universitas Riau
2018/2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah Subhanawata’ala karena berkat limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya penulis mampu untuk menyelesaikan makalah mata kuliah
Public Relation dengan judul “Struktur dan Isi Public Speaking”.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu
Nabi Muhammad Salallahualaihiwassalam yang telah menyampaikan petunjukan Allah
Subhanawata’ala untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati penulis meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat penulis revisi kembali. Karena penulis sangat menyadari
bahwa makalah yang telah penulis buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian makalah ini hingga selesai.
Demikianlah yang dapat penulis haturkan, penulis berharap supaya makalah yang telah di buat
ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kompetensi dalam komunikasi baik itu lisan maupun tulisan dan teknik dalam berbicara
dan mendengar merupakan syarat bagi kesuksesan, baik untuk kesuksesan personal maupun
professional. keahlian komunikasi itu penting dalam mendapatkan maupun mempertahankan
posisi/jabatan/pekerjaan. Selain itu public speaking juga bisa memberi banyak kesempatan bagi
semua orang untuk meningkatkan bakat/ karier, skill leadership, kepercayaan diri. Bahkan public
1
speaking bisa menjadi alat untuk menambah teman, kenalan, dan lain-lain. Ada beberapa teknik
pemaparan isi public speaking, yang semua teknik tentu saja bisa digunakan pada saat anda
membawakan materi public speaking. Kemudian tidak ketinggalan pula materi public speaking teknik
closing. Closing public speaking akan berdampak kesan yang mendalam bagi audience, untuk itu perlu
dipelajari bagaimana membuat teknik closing public speaking yang baik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Public Speaking
Sebelum ada istilah public speaking, maka lahirlah istilah Retorika, sebelum masehi-SM
di Ynani, yang artinya ‘keahlian berbicara atau berpidato” dalam perkembangan retoika
mengenal tiga bentuk, yaitu :
a. Demi penemuan kebenaran (Socrates, di sebut Bapak Retorika)
b. Demi kekuasaan ataupun kemenangan saja (sesuai dengan filsafat Sophisme)
c. Sebagai alat persuasi yang banyak menggunakan penemuan-penemuan terakhir bidang
ilmu jiwa dan karenanya mulai menggunakan nama “Scientific rhetoric”.
Retorika bertitik tolak pada pemikiran, bahwa manusia dapat menggunkan perasaan atau
pendapat yang umumnya benar. Pada abad le-20, retorika mengambil manfaat dari
perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan
sosiologi. Istilah retorika mulai digeser speech communication, atau oral communication atau
lebih di kenal dengan public speaking.
Tokoh-tokoh retorika Mutakhir :
1. James A. Winans
Dalam bukunya “Public Speaking” (1917) menggunakan psikologi dari William James
dan E.B Tichener,s esuai teori James bahwa tindakan di tentukan perhatian, Winans
mendefinisikan persuasi sebagai “proses menumbuhkan perhatian. Pentingnya
membangkitkan emosi melalui motif-motif psikologi seperti kepentingan pribadi,
kewajiban sosial dan kewajiban agama. Winans adalah pendiri Speech Communication
Association of America (1950).
2. Charles Henry Woolbert
Yang juga merupakan pendiri Speech Communication Association Of America. Psikologi
yang memperngaruhinya adalah behaviorisme dari John B.Watson. Woolbert
memandang Speech Communication sebagai ilmu tingkah laku. Pidato merupakan
ungkapan kepribadian. Logika adalah dasar utama persuasi. Dalam emnyusun persiapan
pidato harus di perhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Teliti tujuannya
- Ketahui khalayak dan situasinya
3
- Tentukan proposisi yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut
- Pilih kalimat-kalimat yang di perlihatkan secara logis, dalam bukunya The
Fundamental of Speech
3. William Noorwood Brigance
Berbeda dengan Woolbert yang menitikberatkan logika, Brigance menekankan faktor
keinginan (desire) sebagai dasar persuasi. Persuasi emliputi empat unsur :
- Rebut perhatian pendengan
- Usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan dan karakter anda
- Dasarkanlah pemikiran pada keinginan
- Kembangkan setiap gagasan sesuai dengan sikap pendengar
4. Alan H. Monroe
Dalam nukunya, Principles and Types of Speech, pertengahan tahun 20-an Monroe
bersaama stafnya meneliti proses motivasi. Jasa, Monroe, cara organisasi pesan. Menurut
Monroe pesan harus disusun berdasarkan proses berpikir manusia yang di sebutnya
Motivated sequence.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat di simpulkan bahwa publik speaking adalah
berbicara di depan umum, bagaimana cara menyampaikan pesan dan gagasan agar di ketahui
oleh audience.
4
2) Sikap komunikator
Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, rendah hati,
rela emndengar dan emnerima anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam
proses komunikasi retoris.
3) Pengetahuan umum
Efektivitas dalam komunikasi reotoris, komunikator sebaiknya emmiliki pengetahuan
umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi
pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebik baik. Dia harus mengetahui dan
menguasi mendalam, teliti dan tepat. Mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari
kehidupan harisn para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang
mampu menggugah hati.
b. Pada Komunikan
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada komunikan, yaitu :
1) Pengetahuan tenatang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi. Agar terjadi
komunikasi, resipiens harus dapat menguasai bahasa yang dipergunakan. Keduanya
hanya dapat saling berkomunikasi dan saling mengerti apabila mereka
mempergunakan perbendaharaan kata yang sama dan yang dimenegrti oleh kedua
belah pihak.
2) Sikap resipiens/komunikan
Faktor ini juga ikut menentukan efektivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positif
seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif dalam
proses komunikasi; sebaiknya sikap-sikap negatif seperti tertutup, jengkel, tidak
simpatik terhadap komunikator akan emndatangkan pengaruh negatif.
3) Sistem sosial dan kebudayaan
Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat emngahsilkan sifat dan karakter khusus
pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati, suka mendengar, tidak banyak
bicara atau tidak berani menantang. Sebab itu, komunikator harus memperhatikan
segala faktor ini. Apabila dia mau mengharapkan efek yang besar dalam proses
komunikasi dengan para pendengarnya.
5
c. Pada pesan dan Medium
Faktor-faktornya adalah :
1) Elemen-elemen pesan
Komunikator menerjemahkan pesand engan mempergunakan medium. Dalam proses
ini, komunikator harus memperhatian elemen-elemen yang membentuk pesan, agar
komunikasi dapat membawa efek. Elemen-elemen ini berupa kata-kata dan kalimat,
oikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yang di pakai untuk mengkonkretisasi
pesan, suara, tekanan, suara artikulasi,mimik dan gerak-gerak untuk memperjelas
pesan yang di sampaikan.
2) Struktur pesan.
Struktur pesan yang ingin di sampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas proses
komunkasi retoris. Yang perlu di perhatikan adalah susunan organis dimana elemen-
elemen itu dikeepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada prinsipnya struktur atau
susunan pesan harus jelas dan mudah dimengerti.
3) Isi pesan.
Isi pesan yabg di ungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan situasi
resipiens. Isi pesan seharusnya mudah di tangkap, tidak boleh terlalu sulit, dan tidak
mengandung terlalu banyak kebenaran, akrena dapat membingunkan resipiens.
Sebaiknya isi pesan di batasi pada satu atau dua pokok pikiran yang di uraikan secara
jelas, terinci dan tepat.
4) Proses pembeberan
Yang di maksud pembeberan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan
dari komunikator. Ada beberapa kemungkinan yang dapat di pilih, yaitu
membawakan secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas.
6
pikiran atau informasi, serta tujuan dari pembicara kepada orang lain (audience) dengan cara
lisan. Pidato juga bisa diartikan sebagai the art persuasion, yaitu sebagai seni
membujuk/mempengaruhi. Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk
menyampaikan gagasannya, pandangan-pandangannya atau visinya kepada masyarakat umum.
Secara teoritis dan praktek, pidato atau para retor/orator, ada beberapa ciri suatu pidato di
anggap baik dan menarik, yakni :
1. Pidato yang Saklik
Memiliki objectivitas dan unsur-unsur yang mengandung kebenaran, juga harus ada
hubungan yang serasi antara isi pidato dan formulasinya.
2. Pidato yang jelas
untuk menghindari ketidakpahaman dan salah pengertian, oleh sebab itu pembicara harus
bisa menyampaikan ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan jelas
3. Pidato yang hidup
di awali dengan ilustrasi, sesudah itu di tampilkan pengertian-pengertian abstar atau
definisi
4. Pidato yang memiliki tujuan
Tujuan ini harus di rumuskan dalam satu dua pikiran pokok. Dalam membawakan pidato,
tujuan ini hendaknya sering sering di ulang dalam rumusan yang berbeda, supaya
pendengar tiak kehilangan benang merah selama mendengarkan pidato.
5. Pidato yang memiliki klimaks
Yang dirumuskan an ditampilkan secara tepat akan emmberikan bobot kepada pidato.
Usahakan supaya ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar di ciptakan antara pembuka
dan penutup.
6. Pidato yang memiliki pengulangan
Penting karna dapat memperkuat isi pidato dan memperjelas pengertian pendengar.
Pengulangan juga menyebabkan pokok-pokok pidato tidak segera di lupakan. Ini berarti
isi dan arti tetap sama, akan tetapi di rumuskan dengan bahasa yang berbeda. Masalahnya
tetap sama, hanya di beri pakaian yang baru dan menarik.
7. Pidato yang berisi hal-hal yanh mengejutkan
Ini sangat menarik dan dapat menimbulkan ketegangan yangmenarik rasa ingin tahu,
tapibukan sensasi.
7
8. Pidato yang dibatasi
Terdiri dari satu atau dua masalah saja, jika terlalu luas akan menjadi dangkal.
9. Pidato yang mengandung humor
Karena dapat menghidupkan pidato dan memberi kesan yang tak terlupakan pada para
pendengar. Humor juga dapat menyegarkan pikiran pendenar, sehinga mencurahkan
perhatian yang lebih besar kepada pidato selanjutnya.
8
- Menyortir bahan dan menyusun skema pidato
- Merenungi bahan
- Rumusan pertama dengan kata-kata kunci
- Mengontrol secara umum
- Menguasai pidato berdasarkan jalan pikiran yang logis
- Mencoba berpidato
9
f. Pidato pembukaan suatu acara (seminar)
g. Pidato peresmian
h. Pidato hari raya (pesta)
i. Pidato waktu pesta nikah
j. Pidato informatif
k. Pidato kampanye atau pidato pembelaan (pidato Romawi)
l. Pidato dalam sidang ataus eminar
m. Pidato/kata sambutan memperkenalkan seorang
n. Pidato penutup
o. Pedato seorang tamu (Kenegaraan)
p. Pidato belasungkawa
q. Memperkenalkan seseorang
r. Memperhatikan Posisi/pendirian
Setiap orang tampil dan berbicara di depan umum bertujuan untuk menyampaikan pesan.
Kebanyakan pesan yang disugukan buka keinginan dari si pembicara, tetapi didorong atau
permintaan tuan rumah atau panitia penyelenggara dari suatu kegiatan, atau seseorang yang ingin
kegiatannya diketahui oleh undangan yang hadir. Permintaan berbicara di depan umum
bergantung pada pesanan mendadak atau jauh sebelumnya melalui surat pengetahuan.
Metode yang dimaksud adalah metode naskah (masunskrip), hafalan (memoriter), metode
spontanitas (impromtu), dan metode menjabarkan kerangka (ekstemporer).
10
Praktik
Beberapa pedoman membuka disesuaikan dengan topic, tujuan, dan situasi audien, diantaranya :
11
Beberapa cara penampilan pembicara yang perlu disadari setiap pembicara
1. Cara berpakaian
2. Cara berdiri di podium
3. Cara Memegang Microfon
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu kegiatan public speaking yang sering dilakukan adalah pidato. Pidato
disampaikan oleh seorang pemimpin baik pemimpin masyarakat ataupun pemimpin agama.
Pidato sendiri memiliki banyak jenis tergantung dari situasi acara yang dibawakan. Sebuah
pidato harus disusun sebaik mungkin, sebagaimana mengolah suatu karya seni. Untuk
membangun di butuhkan perencanaan, konstruksi, sistematisasi, statistik dan logik. Jadi suatu
pidato yang baik harus memiliki skema atau struktur tertentu. Hal lain yang secara teoritis juga
harus di perhatikan adalah emngenai teknik mempersiapkan pidato.
13
DAFTAR PUSTAKA
14