Anda di halaman 1dari 3

a.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi kelompok


Johnson & Johnson (2012, 133) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keefektifan komunikasi kelompok merupakan salah satu faktor yang harus
dibahas untuk memahami komunikasi kelompok. Terdapat sejumlah pengaruh keefektifan
komunikasi kelompok diantaranya adalah:
a. Kerjasama dan persaingan
Dalam suatu kelompok ada kecenderungan suatu perpaduan antara usaha kerja sama
dan persaingan. Ketika anggota kelompok bekerja dengan cara bekerja sama dan persaingan.
Ketika anggota kelompok bekerja dengan cara bekerjasama, komunikasi cenderung lebih
sering, terbuka, lengkap, tepat, dan jujur. Sedangkan ketika anggota kelompok saling
bersaing, komunikasi cenderung kurung dan dapat menjadi menyesatkan ( Deutsch, 1973;
Johnson & Johnson, 1974,1989).
b. Norma kelompok
Norma berkembang dalam kelompok supaya anggotanya tahu bagaimana mereka
diharapkan untuk bertingkah laku dan perilaku apa yang cocok. Semua kelompok memiliki
norma dan biasanya norma-norma ini diikuti tanpa disadari. Norma tidak dibangun dari
goresan-goresan tetapi berkembang dari nilai dan harapan dan kebiasaan mempunyai
pengaruh kuat dalam komunikasi suatu kelompok.
c. Tantangan fisik
Pengaruh fisik dapat mendorong atau menghalangi keefektifan komunikasi kelompok.
Lingkungan bisa terlalu panas, terlalu dingin, terllau umum, terlalu kecil, terlalu berisik atau
terlalu banyak gangguan. Keefektifan komunikasi kelompok dapat meningkat jika
anggotanya memperhatikan dimana mereka bertemu, suara-suara ditempat pertemuan, saat
dimana mereka bertemu, lamanya pertemuan dan lubang udara, suhu dan penerangan dalam
ruangan.
d. Susunan tempat duduk
Cara anggota menempatkan diri mereka dalam posisi tempat duduk yang berhubungan
dengan anggota lain dapat menimbulkan pengaruh penting terhadap anggapan mereka tentang
status, pola partisipasi, kegiatan kepemimpinan dan reaksi yang mempengaruhinya.
Mudahnya kontak mata dapat meningktkan interaksi, keramahtamahan dan kerja sama.
e. Humor
Humor adalah pengaruh penting dalam keefektifan komunikasi kelompok. Humor
cenderung mendorong keterpaduan dan mengurangi ketegangan dalam kelompok. Vinton
(1989) dalam Johnson & Johnson (2012:165) menyampaikan bahwa humor mempunyai tiga
tujuan dalam tugas kelompok, gurauan yang gila menandakan pada teman kerjanya bahwa
dia bersedia berpartisipasi dalam hubungan yang ramah dan informal, gurauan dapat
memudahkan hubungan kerja ketika anggotanya bekerja dalam bagian yang menegangkan,
dan senda gurau dapat membantu mengurangi perbedaan status yang ada diantara anggota
kelompok.
Dalam suatu kelompok ada kecenderungan suatu perpaduan antara usaha kerja sama
dan persaingan. Ketika anggota kelompok bekerja dengan cara bekerja sama dan persaingan.
Ketika anggota kelompok bekerja dengan cara bekerjasama, komunikasi cenderung lebih
sering, terbuka, lengkap, tepat, dan jujur. Sedangkan ketika anggota kelompok saling
bersaing, komunikasi cenderung kurung dan dapat menjadi menyesatkan ( Deutsch, 1973;
Johnson & Johnson, 1974,1989).
b. Komunitas
Istilah kata Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti “kesamaan”,
kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti sama, public, dibagi oleh semua atau
banyak. Arti komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umunya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas
manusia, individu-individu didalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,
prefensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa (Arifuddin 2016:22-23).
Menurut Hermawan (2008:32), komunitas adalah sekelompok orang yang saling
peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi
relasi pribadi yang erat antar anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest
atau values.
Liliweri (2014:18) dalam bukunya Sosiologi & Komunikasi Organisasi menjelaskan
bahwa secara garis besar komunitas merupakan salah satu tipe khusus dari suatu sistem sosial
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Sejumlah orang yang terlibat dalam suatu sistem sosial karena memiliki perasaan
kebersamaan, mengkaui relasi sosial yang berbasis emosional di antara mereka, serta
mempunyai arena kepedulian terhadap sesuatu yang sama.
b. Sistem sosial yang relatif kecil yang terbentuk oleh ikatan perasaan bersama dari para
anggotanya demi tercapainya suatu cita-cita dan harapan jangka panjang
c. Sekumpulan orang yang menjalankan aktivitas kehidupan kebersamaan mereka
berdasarkan asas kerja sama secara sukarela, namun memiliki tata aturan tentang
pemberitaan ganjaran dan sanksi terhadap kebersamaan tersebut.
d. Sekumpulan orang yang terikat karena unsur-unsur kebersamaan, seperti kebersamaan
suku bangsa, ras, agama, golongan, pekerjaan, status sosial, ekonomi, geografis dan
teritorial, kelompok umur, dan lain-lain yang selalu “tampil beda” dan menjadikan
perbedaan tersebut sebagai “pembatas” antara mereka dengan kelompok-kelompok
yang sama atau bahkan kelompok yang berbeda dalam masyarakat dimana kumpulan
tersebut menjalani kehidupannya sehari-hari.
Komunitas merupakan sebuah kelompok. Komunitas terbentuk ketika dua atau tiga
orang bahkan lebih berkumpul karena mempunyai keinginan, hoby, dan cita-cita yang sama.
Sebuah komunitas motor tracker terbentuk karena mereka sama-sama mencintai motor
tracker. Dalam sebuah komunitas, sudah pasti mereka akan menggunakan komunikasi
kelompok. Kelompok memiliki tujuan dan aturan-aturan yang dibuat sendiri dan merupakan
kontribusi arus informasi diantara mereka sehingga mampu menciptakan atribut kelompok
sebagai bentuk karakteristik yang khas dan melekat pada kelompok itu (Bungin, 2006:270).
Saat ini berbagai jenis komunnitas tumbuh dan berkembang dengan pesat baik di
dunia maupun indonesia, seperti komunitas blogger, komunitas game online, komunitas
fotografi, komunitas motor, komuntas pecinta alam, komunitas sepeda antik, komunitas
olahraga, komunitas kecantikan, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai