Disusun : Kelompok 4
Kelas : XI IPA 3
2. Anda Lucia
3. Muhammad Hanif
4. Raqi Muhammad
6. Wulan Avrilliyani
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya para penulis dapat menyelesaikan resensi buku non-fiksi dengan
judul "Cepat dan mudah lancar public speaking" ini tepat pada waktunya. Tak lupa
shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW. yang telah membawa kita keluar dari zaman kebodohan menuju zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang telah
membantu dalam rangka penyelesaian resensi buku non-fiksi ini. Dan terimakasih
juga kepada ibu Dra. Rosyidah Bustomi selaku pengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang telah banyak membantu memberikan saran pada saat pembuatan
resensi ini. Harapan penulis, semoga resensi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
I. IDENTITAS BUKU...................................................................................................
II. PENDAHULUAN.....................................................................................................
III. RANGKUMAN/SINOPSIS.....................................................................................
V. KEKURANGAN BUKU...........................................................................................
VI. PENUTUP................................................................................................................
I. IDENTITAS BUKU
public speaking
Penerbit : Checklist
II. PENDAHULUAN
Aba Mehmed Agha, Alumni Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang dan pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Al-Ishlah Lamongan, Jawa
Timur.
Selain mengajar, aktif sebagai editor, penulis dan penerjemah lepas. Karya
tulis yang dihasilkannya mencakup berbagai bidang, mulai dari buku motivasi,
buku cerita anak, dan buku agama. Di antara beberapa karyanya antara lain:
Quantum Sabar dan Syukur, Terapi Istighfar, Positive Thinking for Islamic Happy
Life, Keajaiban Sejarah Peninggalan Sejarah Islam, Kisah Teladan Khulafaur
Rasyidin, Ibu Itu Sungguh Ajaib, Menyantuni Anak Yatim Meraih 1001 Berkah
Sejuta Keajaiban, dan masih banyak lainnya.
III. RANGKUMAN/SINOPSIS
1. Kalimat 180 90
2. Paragraf 58 30
Berbicara memang mudah. Semua orang, asal punya lisan dan mulut, pasti
bisa berbicara; menyampaikan ide, ga- gasan, atau apa pun yang ada dalam pikiran
mereka dan apa pun yang mereka rasakan, Masalahnya, saat diminta ber bicara
menyampaikan ide atau pikiran di depan banyak orang atau khalayak ramai, tidak
semua orang bisa, Mengapa? Sebab yang jadi masalah bukan soal apa yang harus
disampaikan, melainkan bagaimana cara menyampaika
Public speaking adalah istilah yang digunakan untuk ke- ahlian atau teknik
berbicara di depan banyak orang ataupublik.
istilahnya saat itu bukan public speaking, melainkan retorika yang berarti
keahlian berbicara atau berpidato Dalam perkembangannya, retorika mendasari tiga
tujuan berikut:
Istilah retorika mulal digeser menjadi speech communication atau oral commu
nication, atau lebih dikenal dengan public speaking.
dasar pemikiran retonka adalah tiga jenis pen dekatan untuk memengaruhi orang
lain, yakni logos, pathos, dan ethos Logos adalah strategi untuk meyakinkan dengan
menggunakan wacana yang mengedepankan pengetahuan dan rasionalitas, pothos
adalah pendekatan yang menguta makan emosi atau menyentuh perasaan,
sedangkan ethos adalah pendekatan moral-menggunakan nilai-nilai yang berkaitan
dengan keyakinan pendengar (hadirin)
Hal ini menunjukkan beberapa retorika public speaking telah menjadi bagian dari
komunikasi
D. Alan H.monroe menulis buku sebuah buku principles and types of speech
a. Pribadi
Tidak selamanya public speaking harus pada agenda atau acara besar.
Kemampuan public speaking kita-yang kita praktikkan- akan sangat membantu kita
dalam memupuk kepercas yaan diri sendiri.
B.Profesional
Seorang pelamar kerja dengan keterampilan berbicara yang baik akan me- narik
dan mencuri perhatian manajer perusahaan:
C.kemasyarakatan
Seseorang dengan kemampuan public speaking yang balk dan aktif dalam
gerakan ini dengan sendirinya telah menjaga sendi-sendi kehidupan agar tetap tegak
dan tidak ambruk,
wisteject pets pendapat ue vito (19 ada beberapa keuntungan yang dapat dirah
seseorang jika mempelajar public speaking, di antaranya:
saking lazimnya public speaking dilakukan ber bagai macam orang, tips-tips
public speaking seperti bagal mana melakukan public speaking tanpa grogi, cara
berbicara di depan umum, dan sebagainya, banyak dibahas di media
sosial, buku, seminar, atau video tutorial yang bisa diunduh oleh siapa saja tanpa
kenal waktu.
Agar kita dapat memahami public speaking lebih baik tentu kita perlu memahami
teori public speaking, Oleh karena itu dalam bab ini, akan kita bahas teori public
speaking secara ringkas, tetapi tetap utuh
a. Stimulus, yaitu suatu rangsangan awal sebagal sebuah bentuk mencari atensi
psikologis kepada para audien yang dihadapi pembicara.
b. Pembicara, yaitu orang yang berbicara di depan pub lik yang membangun
pesan dilandaskan pada peng alaman yang dimiliki, keadaan emosional-pukologi
tujuan pembicara, dan sebagainya. Pembicara bla sanya berharap mencapai tujuan
tertentu dengan menyajikan pesan kepada sekelompok pendengar
c. Pesan, yaitu apa yang disampaikan pembicara, baik pesan verbal maupun
nonverbal
G. Dampak, yaitu akibat atau efek apa yang akan terjadisetelah komunikasi
dilakukan pembicara
Beberapa kelebihan teori publ speaking yang telah ada antara lain mampu
menggambar- k
Hanya saja, teori public speaking pada umumnya tidak ber bicara tentang
bagaimana melakukan public speaking dengan tenang, mengatasi grogi,dan lain lain
Public speaking adalah urusan sehari-hari dan dekat sekali dengan beragam
aspek kehidupan. Saat ibadah shalat Jumat di masjid dan mendengarkan khatib
khotbah, itu termasuk public speaking Saat pastor, pendeta, atau pemuka agama lain
ceramah di hadapan jamaahnya, itu juga public speaking
Namun, dari sekian banyaknya fungsi public speaking se- bagaimana tersebut di
atas, ada lima fungsi yang tampaknya paling dominan dan sering kali digunakan
dalam kesempatan berbeda atau dalam satu kesempatan sekaligus. Lima fungsi itu
adalah:
1. Meyakinkan
Ragam ungkapan yang sering muncul dan dipakai public speaker untuk
meyakinkan audiens
2. Memberi instruksi
Public speaking adalah alat yang ampuh untuk memo- bilisasi atau
menggerakkan massa.
3. Menginformasikan
Salah satu fungsi public speaking lainnya yaitu sebagai alat untuk memberikan
informasi secara efektif dan men- jangkau banyak orang
4. Menstimulus
Kesempatan berbicara di hadapan publik adalah saat yang tepat untuk digunakan
merangsang (menstimulus banyak orang untuk melakukan sesuatu.
5. Menghibur
Seorang public speaker yang tak pasti tidak akan ayk de ngan dirinya sendi, la
akan memperhatikan dengan saksama kondisi dan keadaan audemnac
2. Paragraf 56 18
~ Pembukaan
Pembukaan teks pidato terdiri dari tiga bagian, yakni salam pembuka, ucapan
penghormatan, dan ucapan syukur.
2. Ucapan Penghormatan
Setelah salam, hal kedua yang perlu ada adalah sapaan atau ucapan penghormatan
kepada para hadirin yang memiliki kedudukan atau jabatan. Di indonesia, biasanya
ucapan penghormatan ini dimulai dari yang berstatus tinggi, lalu status atau
kedudukan di bawahnya.
3. Ucapan Syukur
Seorang public speaker juga perlu menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang baik,
saleh, dan tahu cara berterimakasih, bersyukur kepada Tuhan. Oleh karena itu, dia
perlu mengajak dan mengingatkan audiens untuk selalu bersyukur kepada Tuhan
atas segala kenikmatan dan kemudahan hidup yang sudah diterima dan dirasakan
selama ini.
~ Isi Pidato
Bagian ini merupakan bagian pokok dari struktur teks pidato. Pada bagian ini,
public speaker menjelaskan topik pidato yang diangkatnya.
~ Penutup Pidato
1. Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato
Dalam sebuah pidato, kesimpulan sangat perlu untuk menyegarkan kembali daya
serap dan pemahaman audiens tentang topik yang baru saja dijelaskan. Dengan
adanya kesimpulan, audiens akan lebih fokus dan lebih mudah dalam mengingat
poin-poin penting dari pidato atau ceramah yang baru saja mereka dengarkan. Tugas
pembicara publik adalah membuat pembicaraannya memiliki dampak kepada
audiens dengan cara memberikan kesimpulan tersebut.
~ Pola-Pola Outline
Tujuan dan fungsi pidato menentukan pola kerangka atau outline pidato yang akan
disusun. Berdasarkan fungsi pidato yang beragam, muncul beberapa pola outline,
yaitu:
5. Pola Kronologis
Pidato dengan pola ini umumnya bertemakan riwayat hidup seseorang seperti orang
terkenal, tokoh yang memiliki peran bersejarah dan kehidupan tokoh tersebut
disajikan secara kronologis.
1. Menentukan tema/topik
Sebelum berpidato, mula-mula seorang pembicara publik akan menentukan topik
atau tema dari pidato yang ingin disampaikannya. Topik atau tema pidato lazimnya
disesuaikan dengan acara yang tengah di laksanakan.
2. Menentukan maksud dan tujuan isi pidato
Saat topik atau tema sudah berhasil didapatkan, kini saatnya menentukan maksud
atau tujuan pidato. Tujuan harus ditetapkan karena ini menyangkut titik tekan dan
gaya bahasa si penceramah, apakah isi pidatonya bermaksud memperingatkan,
menginstruksikan, menyadarkan, membujuk, atau sekadar memberi tahu sesuatu.
3. Membuat Kerangka
Setelah topik atau tema berhasil kita tentukan, termasuk tujuan pidato, langkah
selanjutnya adalah membuat kerangka atau outline pidato. kerangka pidato penting
untuk dibuat selain agar apa yang kita sampaikan bisa berurutan, juga mencegah
pembicaraan kita melantur terlalu jauh keluar dari topik atau tema.
4. Mengumpulkan bahan
Ketika kerangka atau outline pidato selesai dibuat, langkah berikutnya adalah
ekseukusi dengan memasukkan informasi-informasi pendukung yang diperlukan,
sehingga outline tersebut menjadi sebuah teks pidato yang utuh. Informasi
pendukung bisa kita dapatkan dari beragam sumber, hanya dengan satu sentuhan jari
"klik" kita sudah bisa berselancar ke berbagai sumber penting informasi di seluruh
dunia.
5. Menulis pidato
Langkah terakhir menyusun teks pidato adalah menuliskan pidato tersebut secara
lengkap, jelas, dan sistematis.
c. Berbicaralah dengan tempo lambat dan artikulasi yang jelas. Berhentilah sejenak
sebelum membahas gagasan berikutnya, agar audiens bisa memahami informasi
yang baru saja anda sampaikan.
d. Tandai materi yang sudah dibahas dengan pensil atau bolpoin. Jika ada kata-kata
atau kalimat yang terasa aneh saat diucapkan, gantilah dengan kata lain atau ubahlah
susunan kalimat.
e. Buatlah rekaman video. Rekamlah saat anda berlatih membawakan pidato.
Perhatikan penampilan, bahasa tubuh, dan cara Anda berpidato di rekaman.
f. Berlatih beberapa kali. Anda akan merasa lebih percaya diri saat berpidato di
depan audiens jika sempat berlatih beberapa kali.
b. Pastikan semua yang dibutuhkan sudah dimasukkan kedalam tas. Bawalah materi
visual, tablet atau laptop, dan fotokopian materi pidato.
f. Mintalah panitia menyediakan air minum. Jika durasi pidato cukup panjang, Anda
membutuhkan air minum untuk membasahi tenggorokan.
g. Sempatkan bercermin sebelum tampil di podium. Periksalah baju sisi depan dadan
belakang. Pastikan rambut sudah rapi dan riasan (jika dibutuhkan) tidak berantakan.
b. Berbicaralah dengan tempo lambat dan bernapaslah dengan tenang. Saat berdiri di
depan audiens, hormon adrenalin terkadang membuat Anda berbicara terlalu cepat.
Jangan lupa tersenyum dengan penuh percaya diri.
c. Tertawalah jika pidato tersedat. Seandainya anda lupa harus mengatakan apa,
jangan langsung mengucapkan terimakasih lalu meninggalkan podium. Audiens
tetap menghargai Anda dan mereka percaya bahwa Anda menguasai subjek yang
sedang di bahas
kesimpulan: dalam menyusun sebuah pidato juga memerlukan sebuah teknik, agar
pidato yang akan di sampaikan tersusun dan sesuai dengan alur.
kelebihan: penyampaian dan penggunaan kalimat jelas, dan terdapat contoh pada
setiap pembahasan sehingga lebih mudah untuk di pahami.
1. Kalimat 102 31
2. Paragraf 19 6
Teknik menyampaikan pidato adalah salah satu hal yang juga perlu diketahui dan dipahami,
sebab pemilihan cara menentukan keberhasilan pesan yang ingin disampaikan si pembicara
(speaker) kepada pendengarnya (audiens).
1. Impromptu
Metode pidato dengan impromptu yaitu pidato tanpa perlu mempersiapkan teks atau
menghafalnya sama sekali. Sebenarnya, impromptu adalah wujud lain dari percakapan atau
pembicaraan sehari-hari. Menasihati buah hati, menyampaikan pendapat di rapat atau di
forum diskusi, bahkan bertukar pikiran dengan teman adalah bentuk impromptu. Selain itu,
pengalaman mutlak diperlukan untuk teknik pidato impromptu. Orang-orang miskin
pengalaman akan kesulitan luar biasa dengan model impromptu ini. Kelebihan berpidato
dengan spontanitas yaitu: Pidato bisa lebih menyenangkan dan tentunya pidato lebih menarik.
Sedangkan Kelemahan berpidato dengan spontanitas yaitu: Tidak lancar dan kacau bagi
pemula dan kemungkinan akan gagal besar.
2. Extempore
Metode pidato extempore biasanya digunakan dalam presentasi, penyuluhan, sosialisasi,
atau promosi sebuah produk. Metode ini dipakai oleh orang-orang yang sudah sangat
berpengalaman. Jika memang harus menyampaikan pidato dengan metode atau teknik ini,
maka perlu meluangkan waktu untuk membuat persiapan yang matang. Dalam praktiknya,
metode pidato ini menuntut pelakunya untuk berdisiplin. Satu hal lagi yang perlu dikuasai
ketika menggunakan teknik atau metode ini, yaitu kemampuan membangun percakapan
dengan audiens sebagai penghubung antara poin satu dengan poin lainnya. Kelebihan pidato
dengan teknik Extempore yaitu: Menciptakan suasana yang aktif dan efektif, tendapatkan
atensi dari audiens, tampak lancar menyampaikan pidato, dan Memungkinkan evaluasi
terhadap persiapan pidato, materi pidato, keberhasilan pesan setelah pidato disampaikan.
Sedangkan Kelemahan pidato dengan teknik Extempore yaitu: Sulit diterapkan oleh pemula,
penyampaian bisa kurang detail, dan bagi yang kurang jam terbang (pengalaman) akan
tampak kaku.
3. Textual - Manuscript
Textual - manuscript adalah metode pidato dengan membaca teks secara penuh. Ini teknik
yang mudah, sebab public speaker hanya perlu membaca teks yang sudah lebih dulu ditulis
atau dipersiapkan. Namun, meski hanya membaca, ada hal-hal lain yang perlu dipelajari dan
diperhatikan, seperti intonasi, penekanan (stressing) pada kata tertentu, dan mengatur jeda.
Memang, yang terbaik jika ingin tampil berpidato dengan teknik ini adalah menyusun naskah
pidato sendiri. Dengan demikian, si pembicara lebih mengetahui dan memahami apa yang
ingin disampaikannya. Kelebihan berpidato dengan membaca teks yaitu: Lancar karena
tinggal membaca, tidak ada yang salah karena tinggal membaca, dapat diwakilkan kepada
orang lain, dan dapat diarsipkan. Kelemahan berpidato dengan membaca teks yaitu: Tidak
komunikatif sebab pembicara tidak memandang para pendengar, terasa kaku karena tidak
adanya penghayatan, tidak dapat menyesuaikan dengan situasi dan reaksi para pendengar,
serta tidak menarik.
4. Memorizing
Teknik pidato menghafal (memorizing) bisa dilakukan se tidaknya dengan dua syarat: 1)
teksnya tidak terlalu pan- jang; 2) orang yang akan menyampaikannya memiliki daya ingat
yang kuat. Karena bertentangan dengan kebiasaan manusia pada umumnya yang senang
bicara secara spontan, teknik pidato ini mengharuskan pelakunya untuk mampu
berkonsentrasi, menghafal (mengingat) dengan benar, dan banyak latihan. Dengan teknik
hafalan ini, saat pembicara lupa, ia akan memberi jeda. Jedanya bisa pendek atau panjang,
tergantung secepat atau selama apa ia mampu mengingat hafalannya kembali. Kelebihan
berpidato dengan menghafal teks yaitu: Lancar kalau benar-benar hafal, tidak ada yang salah
kalau benar-benar hafal, dan mata pembicara dapat memandang para hadirin. Sedangkan
kelemahan berpidato dengan menghafal teks yaitu: Cenderung berbicara cepat tanpa adanya
penghayatan, tidak dapat menyesuaikan dengan situasi dan reaksi para hadirin, dan kalau
lupa, pidatonya akan berantakan.
5. Cue Cards
Seorang pembicara publik dapat berpidato dengan melihat catatan pada kartu berukuran
saku (pocket size card) sebagai pengganti teks penuh. Catatan tersebut memuat hal- hal yang
dianggap penting, key word (kata kunci), petunjuk-petunjuk yang memudahkan keseluruhan
isi pidato. Kelebihan berpidato dengan cue card yaitu: Melatih mengembangkan
pengungkapan berdasarkan pokok-pokok pidato sebagaimana tertuang dalam catatan, terdapat
kesempatan untuk menggunakan ekspresi wajah, gerak tangan, dan kontak mata jika
dibandingkan dengan menggunakan cara pidato membaca penuh. Sedangkan kelemahan
berpidato dengan cue card yaitu: Adanya catatan membuat pembicara (speaker) terpaut pada
catatan tersebut dan membuat pergerakannya kurang sedap untuk dipandang, dan saat waktu
pengalihan dari satu poin ke poin berikutnya dapat muncul jeda yang mengganggu kelancaran
atau kesinambungan pembicaraan.
2. Paragraf 31 9
1. Otoritas
2. Penjelasan
3. Testimoni
4. Analogi
5. Restatement
6. Ilustrasi
7. Statistik
Apa saja alat bantu visual tersebut? (Diri kita sendiri) Yang paling mudah
untuk dijadikan sebagai alat bantu visual pertama adalah diri kita sendiri sebagai
public speaker. (Papan tulis) Tampaknya sederhana, tapi keberadaan papan tulis
banyak membantu presentasi atau pidato public speaker, Penggunaan papan tulis
bisa dilakukan di awal, tengah, atau akhir presentasi. (Bahan cetakan) Bahan pidato
yang dicetak sebagai hand-outs dan dibagikan kepada audiens bermanfaat bagi
mereka untuk membuat catatan-catatan penting, Hand-outs yang dibagikan tersebut
bisa berupa ikhtisar, sinopsis, garis besar atau resume. (Poster) Poster adalah
tampilan (display) statis yang bisa digunakan untuk memperkuat pesan yang ingin
disampaikan pembicara. (Vidio dan film) Dengan adanya proyektor, kita bisa
menampilkan video atau film yang ada dalam laptop/komputer kita, contohnya sajian
video pendek 10-15 menit tentang proses pembuatan pesawat di PT. Dirgantara
Indonesia dapat membantu menyampaikan pesan kita tentang perusahaan pembuat
pesawat kebanggaan bangsa dan menjelaskan bagai mana sebuah pesawat dibuat.
(Model hidup/nyata) Maksud dari penggunaan model hidup atau nyata adalah
ditampilkannya model secara langsung terkait materi yang kita bicarakan. Jadi,
audiens tidak hanya kita ajak membayangkan seperti apa tampilan objek yang kita bi
carakan, tapi kita selaku speaker menghadirkannya langsung di hadapan mereka.
1. Kalimat 363 59
1. Kalimat 82 25
2. Paragraf 41 13
Public speaking adalah pola komunikasi satu arah, tapi jika dilakukan dengan baik dan
menciptakan kesan, maka akan terjadi ikatan komunikatif antara pembicara publik dengan
audiens nya.
Ikatan komunikatif bisa disebut sebagai adanya perasaan nyambung antara apa yang
disampaikan pembicara publik dengan audiens nya.
Terjadinya ikatan komunikatif tentu sangat didukung oleh perilaku pembicara publik saat
menyampaikan materi. Aspek perilaku sangat berperan dalam meningkatkan efektivitas dan
kekuatan pesan yang disampaikan pembicara.
• Aspek Fisik
1. Gestur
Public speaking disebut sebagai komunikasi gestural. Adanya gestur akan memperkuat pesan
yang ingin disampaikan dan membuat audiens makin terbantu untuk memahami apa yang
disampaikan pembicara.
Secara umum, terdapat dua gestur, yaitu gestur konvensional dan gestur alami. Gestur
konvensional adalah gerakan tangan, kepala, atau wajah dengan makna yang telah disepakati
bersama dalam suatu masyarakat. Sedangkan gestur alami adalah gerakan tangan, kepala,
atau wajah secara alamiah mengikuti perasaan atau perkataan yang diungkapkan pembicara.
Berdasarkan fungsi dan penggunaannya, gestur alami terbagi menjadi empat macam, yaitu:
a) Locative Gestures
Locative gestures adalah gerakan-gerakan tubuh yang digunakan untuk menunjukan suatu
objek.
b) Emphatic Gestures
Emphatic Gestures adalah gerakan-gerakan tubuh yang digunakan untuk memberikan suatu
tekanan atas sebuah ide atau gagasan.
c) Picturing Gestures
Picturing Gestures adalah gerakan-gerakan tubuh yang digunakan untuk memberikan
gambaran atas objek yang sedang dibicarakan.
d) Suggestive Gestures
Seggestive Gestures adalah gerakan-gerakan tubuh yang digunakan pembicara publik untuk
memantik imajinasi audiens.
Absennya kontak mata dapat menimbulkan ketakpercayaan audiens kepada pembicara, sebab
ada jarak antara pembaca dengan audiens.
Dalam menyampaikan pidato atau ceramah diatas podium, sikap atau posisi tegap perlu
ditunjukkan, sebab itu akan menunjukkan kemantapan dan kepercayaan diri si pembicara.
4. Penampilan(Appearance)
Aspek penampilan yang terkait dengan cara berpakaian perlu disesuaikan dengan acara, topik,
dan jenis audiens yang dihadapi.
Hindarkan diri dari memakai pakaian yang terlalu ngejreng, memakai banyak aksesoris yang
membuat audiens lebih memperhatikan dan membicarakan pakaian yang kita kenakan
daripada isi pembicaraan.
• Aspek Psikologis
Bagi pembicara publik, pengembangan kepribadian merupakan faktor yang sangat penting
dalam mendukung kariernya.
Sebagai pembicara publik, kita harus giat berlatih dan terus menambah jam terbang. Faktor-
faktor yang menguntungkan dan merugikan terkait aspek perilaku juga penting untuk
diketahui. Berikut diantaranya :
1. Sikap/perilaku yang menguntungkan
• Antusias
• Rendah hati
• Percaya diri
• Simpati
• Berwawasan luas
• Sukacita
• Ketulusan
• Konsentrasi
• Meyakinkan
• Bersahaja
• Memiliki selera humor
isi buku sangat lengkap untuk mempelajari ilmu public speaking, penulis juga mampu
membawakan inti dari buku ini dengan bahasa yang sederhana, jelas, dan tidak sulit untuk
dipahami ditambah juga dengan adanya berbagai contoh yang menjadikannya lebih mudah
dipahami oleh pembaca.
V. PENUTUP
VI. I. Kesimpulan :
Buku Cepat dan mudah lancar publik speaking ini cocok sekali untuk pelajar
yang ingin lancar berbicara didepan umum. Buku ini memberikan panduan dan
cara praktis public speaking serta percakapan yang efektif, yang dapat digunakan
dan dipelajari oleh siapapun. Selain itu, buku ini juga menjelaskan sejarah public
speaking, fungsi public speaking, teori public speaking. Tidak hanya sebagai
manual berbicara di depan umum yang menarik, melainkan juga terdapat contoh-
contoh pidato pada buku ini. Buku ini juga memiliki solusi mengatasi ketakukan
ketika sedang berbicara didepan umum, sehingga kita sebagai pembaca sangat
terbantu dengan membaca buku ini.
- Isi buku sangat lengkap untuk mempelajari ilmu public speaking, penulis
juga mampu membawakan inti dari buku ini dengan bahasa yang sederhana,
jelas, dan tidak sulit untuk dipahami ditambah juga dengan adanya berbagai
contoh yang menjadikannya lebih mudah dipahami oleh pembaca.