Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH RETORIKA DAKWAH

KIAT KIAT MENJADI ORASI HANDAL

Dosen pengampu:Prof.Dr.H.MS.Udin,MA.

Disusun Oleh:

Muhammad Hardi Alfizan (220305042)

Nila Zahratul Fitri (220305043)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2023/2024

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puja dan
puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah nya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah retorika dakwah yang
berjudul “Kiat Kiat Menjadi Orasi Handal” tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada baginda nabi besar Muhammad
Saw, tauladan bagi umat seluruh alam. Yang telah menunjukkan jalan yang benar kepada kita
semua, berupa addinul islam.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada prof.Dr.udin.MA. selaku dosen mata
kuliah retorika dakwah yang telah membimbing kami, selanjutnya kami sampaikan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini,
baik yang menyumbangkan tenaga nya maupun fisiknya sehingga terselesaikanlah makalah
ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan
makalah ini. Karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama kita
semua.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

A. Latar belakang ..............................................................................................................1


B. Rumusan masalah.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2

A. Konsep Dasar Menjadi Orator......................................................................................2


B. Teknik Menjadi Orator..................................................................................................3
C. Sistematika Pidato.........................................................................................................5
D. Etika Orator Ketika Menyampaikan Dakwah (Pidato).................................................6

BAB III PENUTUP....................................................................................................................9

A. Kesimpulan...................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Hal pertama yang perlu di pahami adalah definisi dari orasi. Orasi diketahui berasal
dari bahasa latin, yakni dari kata orationes, kemudian beberapa sumber juga menyebutkan,
kata orasi berasal dari bahasa ingris yakni dari kata oration. Yang artinya orasi atau pidato.
Secara definisi, orasi sama persis dengan pidato, jadi orasi adalah sebuah pidato atau
komunikasi secara lisan tentang suatu isu yang di sampaikan kepada khalayak umum atau
masyarakat luas.

Orasi merupakan salah satu jenis karya tulis ilmiah yang biasanya disampaikan dalam
kegiatan akademik di perguruan tinggi, secara umum orasi adalah proses penyampaian pesan
dalam bentuk lisan di hadapan audiens(orang-orang yang hadir). Pada dasarnya merupakan
metode penyampaian pesan, yang bisa berupa pikiran, pendapat, atau gagasa. Orasi
bermacam-macam, ceramah merupakan salah satu bagian dari orasi,pidato, kultum bahkan
puisi merupakan bagian dari orasi, tetapi saat ini kata orasi mengalami penyempitan makna
dan terkesan bermakna peyoris, orasi dikenal dikalangan umum sebagai bentuk ungkapan
melalui verbal yang disampaikan kepada khalayak umum dan memiliki sifat persuasive.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu konsep dasar orator?


2. Bagaimana teknik menjadi orator?
3. Bagaimana sistematika pidato?
4. Bagaimana etika kita dalam menyampaikan dakwah(pidato)?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.KONSEP DASAR MENJADI ORATOR

Tokoh orator terkenal seperti George washinton, Abraham Lincoln, Soekarno, dan
bung tomo yang dikenal dengan orator handal pada masanya. Namun jangan lupa nabi
Muhammad saw, juga seorang orator,seperti pemimpin lainnya, nabi Daud As, nabi Isa as,
atau umumnya para nabi adalah pembicara hebat pada publik yeng mereka kuaisai.
Pengertian Orator ini sendiri berasal dari bahasa latin yaitu oratore, pengerian orator,
sesungguhnya berasal dari kata dasar orasi(inggris:oration), dimana orasi memiliki
pengertian:
1. Pidato
2. Pidato pengukuhuan(guru besar)
3. Khutbah
Orasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian pendapat, gagasan atau isu pada
khalayak ramai maupun publik. Ini makna awal orasi, namun seiring berjalannya waktu, kata
orasi mengalami penyempitan. Sehingga orasi bermakna gaya komunikasi yang menarik
perhatian dengan tekanan intonasi dan mimik yang sesuai. Dahulu kala, yang berorasi
hanyalah seorang professor atau guru besar dalam pengukuhannya. Maupun seorang politisi
yang berbicara pada podium pidato. Namun seiring perkembangan, orator juga disematkan
kepada mereka(selain dari guru besar dan politisi), yakni ketika seseorang tampil pada
panggung.Orator adalah orang yang menyampaikan orasi itu sendiri. Lebih dalam lagi, orasi
itu gaya komunikasi, sementara itu gaya komunikasi lebih kepada makna “retorika”.atau seni
komunikasi. Seseorang pembicara harus menguasai teknik mengendalikan panggung,
meskipun proses penguasaan tidak hanya bertumpu pada olah seni komunikasi retorika
tersebut.
1. Sejarah awal orasi
Mereka para pemimpin sebuah wadah atau lembaga yang lazimnya disebut
organisasi. Harus memiliki kemampuan berpidato dan cara penyampaian gagasan yang baik,
tepat sasaran dan efisiensi waktu. Namum tahukah anda, bagaimana sejarah awal orasi ini?
Filsuf yunani, seperti plato, aristoteles, dan demosdhens, merupakan orang yang bertanggung
jawab dengan makna kata (orasi) ini. Sebab mereka mempraktikkan gaya komunikasi yang
unik. Sehingga mampu mempengaruhi kebijakkan kerajaan pada Negara yunani pada saat itu.
Pada perkembangannya, ketika itu, pada Negara yunani, banyak pembicara yang memiliki

2
kemampuan komunikasi yang baik, seni komunikasi yang memukau. Namun mengalami
sebuah kelemahan karena kedangkalan ide dan logika. Pada sisi lain, banyak politisi dan
pengacara, hanya mengandalkan gaya komunikasi tersebut untuk kepentingan peribadi, dan
minim moralitas dan nurani untuk lingkungannya. Maka Socrates, plato, dan aristoteles
memiliki pengembangan komunikasi dengan menggambungkan 3 hal, yakni Ethos, Pathos
dan Logos.
 Ethos lebih menekankan kepada etika
 Pathos lebih menekankan pada pendekatan seni
 Serta Logos lebih menekankan logika atau kebenaran
3 komponen inilah yang menjadi dasar komunikasi public dan aristoteles menerapkannya
dalam setiap komunikasi. Sehingga seorang orator, tidak hanya mengandalkan kemampuan
retorika yang mendayu-dayu, akan tetapi harus memiliki landasan logika, dengan tidak
melupakan etika dan moral dalam penyampaian gagasan maupun ide kepada khalayak.

B.TEKNIK MENJADI ORATOR HANDAL


Menjadi seseorang pembicara di depan umum, membutuhkan teknik khusus, sehingga
tidak tidak asal tampil. Apa saja teknik untuk menguasai panggung tersebut, diantaranya
sebagai berikut:
1) Kecepatan berpikir
Menurut prof ean diary dari unirsitas Edinburgh menjelaskan bahwa kecepatan
berpikir tergantung pada kecepatan pemrosesan berpikir berupa proses merawat memori
dalam otak. Kecepatan berpikir maksudnya merupakan sebuah kemampuan olah memori
dalam otak untuk menyampaikan sebuah gagasan atau ide. Sehingga prof Ean menemukan
kemajuan bahwa proses biologis berupa latihan efektif dalam hal kecepatan berpikir.
Misalnya, seseorang yang dulunya tidak bias berbicara pada khalayak ramai, pada akhirnya
bisa tampil ketika sering melakukan latihan. Berbicara secara spontan, atau menghubungkan
satu konsep ke konsep lainnya, merupakan sebuah kemampuan yang harus melekat pada
kepribadian seorang pembicara.
2) Pahami gagasan umum sebuah pertemuan
Jelaskan apa yang berhubungan dengan gagasan sebuah pertemuan, jangan
menjelaskan sesuatu yang tidak berkaitan terlalu meluas. Untuk hal tersebut, maka setelah
mengetahui gagasan umum sebuah pertemuan, maka persiapkan gagasan-gagasan spesifik

3
yang sesuai. Misalnya, pada pertemuan tentang demokrasi, maka persiapkan materi tentang
sejarah demokrasi dan apa hambatan dalam proses demokrasi.
3) Kenali khalayak umum
Gunakan bahasa pendengar, maksudnya pahami secara umum pendengar. Jika
pendengar kita adalah pelajar, maka berikan ia motivasi bahwa mereka merupakan generasi
pelanjut masa depan bangsa.
4) Kuasai teknik komunikasi
Dalam hal komunikasi terdapat beberapa teknik komunikasi yang perlu buat para
pembicara, dan materi tersebut didapatkan dari proses pengkaderan dalam organisasi yatu
retorika. Retorika merupakan sebuah kemampuan berkomunikasi pada orang banyak, berupa
seni berbicara. Sebagaimana pemahaman umum bahwa retorika terdiri dari 3 hal
penting,yaitu:
 Intonasi
 Mimik
 Penguasaan bahasa
Intonasi, berupa tekanan pada nada suara, tekanan tinggi, kedengerannya bersemangat dan
jika berlebihan akan kedengaran berapi-api.
Mimik, merupakan ketersesuaian antara ucapan dengan gerakan wajah.
Penguasaan bahasa, pada dasarnya selain dari bahasa baku nasional juga bahasa pendengar
atau secara tradisional merupakan baahasa keseharian dari pendengar.
5) Mainkan gestur dan gerakan tangan
Gestur adalah bahasa tubuh, sementara gerakan tangan merupakan simbolisasi
ucapan secara verbal yang tersampaikan saat melakukan orasi. Gerakan tangan dalam
pembahasan ini merupakan sebuah gerakan untuk menjadi keterwakilan makna yang
tersampaikan.
6) Buat beberapa intisari pokok bahasan
Dalam hal penyampaian gagasan pada public, maka seorang orator memiliki
alur secara sistematis. Hal itu karena mereka telah menyiapkan beberapa gagasan-gagasan
penting yang akan menjadi pembahasan mereka ketika tampil. Menjadi seorang orator harus
memiliki kebiasaan menyampaikan sebuah gagasan dengan pengembangan-
pengembangannya tanpa keluar jalur pembahasa. Maksudnya ketika membahas satu intisari
maka pembahasan tersebut tidak boleh terlalu lebar.
7) Harus memiliki kredibilitas

4
Kredibilitas seorang pembicara, terdiri dari:
 Intellegence
 Character
 Goodwill
Seorang orator harus memiliki kredibilitas dalam setiap menyampaikan gagasan, adapun
kredibilitas pada hakikatnya memiliki keahlian dan mendapatkan kepercayaan.
Intelegence, atau intelektualitas seseorang adalah memliki cukup ilmu maupun pengalaman
tentang pokok pembahasan.
Character, merupakan sifat atau perilaku dari individu yang melekat pada budi pekerti,
sehingga seorang orator harus bisa menjaga sikap.
Goodwill, perencanaan yang matang. Dalam pengertian lanjut, merupakan suatu proses,
seorang orator yang hendak menjadi pembicara. Seharusnya menguasai perencanaan yang
dibuatnya, dengan demikian pengetahuan (ilmu) yang tertanam dalam dirinya yang hendak
tersampaikan dalam khalayak umum, sejalan dengan tingkat kepercayaan publik kepadanya.
Cerdas saja tidak cukup tanpa mendapatkan simpati maupun empati dari lingkungan,
sehingga lingkungan harus memberikas respon yang positif.
8) Diam sejenak
Kecepatan berpikir, tidak harus berbicara terus menerus. Tanpa jeda, tetapi
dalam hal tertentu, seorang pembicara sesekali diam sejenak, bermakna berpikir serta
memberikan kesempatan kepada khalayak untuk berpikir.
C.SISTEMATIKA PIDATO
Effendy dalam bukunya “ilmu komunikasi;teori dan praktik” yang di cetak untuk
yang ke duapuluh satu tahun 2007 mengemukakan bahwa ada “teori kuda” dalam
menjelaskan sistematika sebuah pidato. Walaupun dalam buku tersebut juga dijelaskan
bahwa sampai saat ini tidak diketahui siapa yang mencetuskan teori tersebut. Dalam “teori
kuda” tersebut dinyatakan bahwa pidato yang baik memiliki bagian-bagian yang disebut
dengan istilah-istilah berikut ini:
a) Exordium atau Kepala
Exordium ini dalam pidato adalah bagian pembukaan atau pendahuluan. Fungsi
pendahuluan ini adalah untuk menarik perhatian/attractt atau merangsang perhatian/attention
arousing. Hal-hal yang dilakukan diantaranya adalah mengucapkan salam, menyapa,
menyampaikan penghormatan, mengucapkan puji dab syukur kepada tuhan yang maha kuasa,

5
ucapan terima kasih atas undangan/kepercayaan. Perlu diingat oleh orator, sebaiknya tidak
menyampaikan permintaan maaf untuk alas an apapun kecuali terlambat datang.
b) Protesis atau punggung
Protesis atau panggung adalah bagian pidato yang berhubungan dengan
menyajikan latar belakang judul pidato yang akan di sampaikan (dengan data, foto, gambar,
video, dan sebagainya). Latar belakang juga bisa di awali dengan kutipan, cerita, pertanyaan
dan pernyataan. Pada bagian ini, harus mampu menjelaskan hubungan serta manfaat isi
pidato bagi hadirin, intinya, pada bagian ini ada pengantar judul, judul, dan manfaat.
c) Argumenta atau perut
Bagian protesi dan argumenta sebenarnya merupakan bagian inti dari sebuah
pidato. Pada bagian argumenta ini orator mengemukakan dalil-dalil atau argumentasi yang
menguatkan pemahaman pendengar. Didalam bagian ini, orator juga berkewajiban untuk
mengajak hadirin berfikir dan menganalisis materi yang disampaikan drngan tujuan agar
mereka yakin dengan pesan yang disampaikan.
d) Conclusio atau ekor
Conclusio adalah bagian penutup atau simpulan dari pidatoo. Pada bagian ini
harus menggunakan kalimat yang sederhana, padat, dan mudah dicerna. Jangan
mengungkapkan data atau hal dibagian ini. Minimal, pada bagian ini terdapat
simpulan/ending, himbauan atau ajakan serta kalimat penutup.

Kerangka pidato lainnya dikemukakan oleh CBS (2013) yang menyatakan bahwa
pidato memiliki tiga kerangka utama yaitu:
1. Pembukaan yang meliputi:
 Pernyataan pembuka(menarik perhatian pendengar)
 Tesis (penguraian masalah)
2. Batang tubuh atau isi yang meliputi:
 Poin utama pertama
 Poin utama kedua
 Dst
3. Kesimpulan yang meliputi:
 Ringkasan
 Pernyataan atau uraian yang mengesankan atau ajakan untuk bertindak

6
D. ETIKA ORATOR DALAM MENYAMPAIKAN DAKWAH(PIDATO)
Secara umum etika dakwah itu adalah etika islam itu sendiri, dimana secara umum
seseorang pembicara(da’i) harus melakukan tindakan-tindakan yang terpuji dan menjauhkan
diri dari perilaku-perilaku tercela. Dalam berdakwah terdapat bebrapa etika yang merupakan
rambu-rambu etis juru dakwah, sehingga dapat dihasilkan dakwah yang bersifat responsife.
Seseorang da’i(seorang pembicara)di tuntun untuk memiliki etika-etika yang terpuji dan
menjauhkan diri dari perilaku-perilaku yang tercela. Dan sumber dari rambu-rambu etis
dakwah bagi seorang da’i(pembicara) adalah AL-Qur’an seperti yang telah dicontohkan oleh
nabi Muhammad saw.Adapun rambu-rambu atau etika seorang pembicara(da’i) adalah
sebagai berikut:
a) Tidak memisahkan antara ucapan dan perbuatan
Dengan mencontohkan rasulullah dalam menjalankan dakwahnya, para
da’i(pembicara)hendaknya untuk tidak memisahkan antara apa yang ia katakan dengan apa
yang ia kerjakan, dalam artian apa saja yang diperintahkan kepada mad’u(para pendengar),
harus pula dikerjakan dan apa saja yang dicegah harus di tinggalkan. Seorang pembicara atau
da’i yang tidak beramal sesuai dengan ucapannya itu ibarat seperti pemanah tanpa busur.
Pada intinya antara ucapan dan perbuatan harus merupakan satu sisi yang sama yang harus di
aplikasikan oleh da’i(pembicara).
b) Tidak melakukan diskriminasi sosial
Apabila mensuri tauladan nabi maka para da’i(pembicara)hendaknya jangan
membeda-bedakan atau pilih kasih antara sesama orang. Baik kaya maupun miskin ataupun
status lainnya yang menimbulkan ketitakadilan. Semua harus mendapat pelakuan yang sama.
Karena keadilan sangatlah penting dalam menyampaikan dakwah. Karena itu merupakan hal
yang suci dan sangat dihargai oleh setiap orang tanpa memandang kelas. Dan islam sendiri
tidak mendukung prinsip hierarki dalam masyarakat, islam dalam menegakkan hubungannya
dengan manusia adalah sama, hubungan tersebut merupakan fungsi kemakhlukan manusia
dalam sebuah konsensus. Untuk itu dalam dakwah atau menyampaikan sesuatu sangat
menolak faforitisme umat karena merupakan ancaman terhadap trasendensi. Disamping itu
dalam dakwah tidak ada istilah pembedaan antara orang elit dan non elit yang mengandung
prinsip kesederajatan dan keadilan.
c) Tidak menyampaikan hal-hal yang tidak diketahui
Seorang pembicara(da’i) yang menyampaikan suatu hukum, sementara ia tidak
mengetahui hukum itu pasti akan menyesatkan, seseorang juru dakwah(pembicara) tidak
boleh asal jawab atau menjawab pertanyaan orang menurut seleranya sendiri tanpa ada dasar
7
hukumnya. Pembicara(da’i) juga harus menyampaikan pesan dakwah yang sesuai dengan
taraf kemampuannya, masing-masing tidak memaksakan sesuatu yang berada diluar
kesanggupan mereka.
d) Santun dan rendah hati
Mempunyai perilaku yang bagus dan adab terpuji seperti tidak sombong dan
rendah hati terhadap sesama, adalah etika yang selaras dengan konsep dakwah dan
kepemimpinan yang disampaikan. Berlaku santun, tidak keras dan tidak mudah mengumpat
dan mencaci adalah sikap yang semsestinya ada dalam diri penyampai dakwah, perilaku yang
bagus ini terasa penting agar masyarakat tidak menghina da’i(pembicara)disebabkan sikap
dan cara tutur yang kurang terpuji

8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Orasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lisan di hadapan audiens(orang-
orang yang hadir). Pada dasarnya merupakan metode penyampaian pesan, yang bisa berupa
pikiran, pendapat, atau gagasa. Orasi bermacam-macam, ceramah merupakan salah satu
bagian dari orasi,pidato, kultum bahkan puisi merupakan bagian dari orasi, tetapi saat ini kata
orasi mengalami penyempitan makna dan terkesan bermakna peyoris, orasi dikenal
dikalangan umum sebagai bentuk ungkapan melalui verbal yang disampaikan kepada
khalayak umum dan memiliki sifat persuasive.
Teknik-Teknik menjadi Orator
 Kecepatan bepikir
 Memahami gagasan umum sebuah pertemuan
 Kenali khalayak umum
 Menguasai teknik komunikasi
 Membuat beberapa intisari pokok pembahasan
 Harus memiliki kredibilitas

9
DAFTAR PUSTAKA

Ilahi wahyu.2015.Metode Dakwah. Jakarta:Pt rahmat semesta

https://organisasi.co.id/menjadi-orator-kuasai-teknik-menguasai-panggung/

https://deeppublishstore.com/blog/teks-orasi/

10

Anda mungkin juga menyukai