Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BERBICARA

TEKNIK DAN TUJUAN BERBICARA DIALEKTIK


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Berbicara
Dosen Pengampu : Tato Nuryanto, M.pd

Di susun oleh kelompok 4 :

Trianda Julianti (2381100036)


Nadila Mar’at (2381100038)
Maudita Rahmi Cumaeroh (2381100058)
Nurul Izzah (2381100059)

KELAS 2B
JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
Jl. Perjuangan, Sunyaragi, Kec. Kesambi, Kab. Cirebon, Jawa Barat 45132 Indonesia.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
“TEKNIK DAN TUJUAN BERBICARA DIALEKTIK”
Makalah ini disusun berdasarkan hasil kerja keras kami yang ditempuh oleh
bimbingan yang diberikan Bapak Tato Nuryanto M.pd Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada saya dan rekan saya yang telah berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Cirebon, 14 Maret 2024

Penulis

i3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................................5
Rumusan Masalah ..............................................................................................5
Tujuan Penulisan.................................................................................................5
Manfaat Penulisan...............................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI
Pengertian Berbicara Dialektik ..........................................................................6
Teknik Berbicara Dialektik ................................................................................7
Tujuan Berbicara Dialektik.................................................................................8
BAB Iv PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................9
Saran .................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................9

i4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi
dengan sesama kita, baik melalui bahasa langsung (berbicara) maupun tidak langsung
(bentuk tulisan). Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa, bercakap, mengutarakan
isi pikiran dan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Dengan kemampuan berbicara
maka komunikasi dapat terjalin dengan baik. Ada berbagai macam maksud yang hendak
kita sampaikan seperti meyakinkan, memperngaruhi, mengajak, memerintah dan lain-lain.
Makalah ini dibuat untuk menjelaskan berbicara diakletik dengan tujuan agar mampu
mengetahui teknik dan tujuan berbicara diakletik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud berbicara dialektik ?
3. Bagaimana teknik dalam berbicara dialektik ?
3. Apa saja tujuan berbicara dialektik ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian membaca dialektik.
2. Mengetahui teknik berbicara dialektik.
3. Mengetahui tujuan berbicara dialektik.

D. MANFAAT PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini yang kami harapkan dapat memahami dengan baik,yakni dapat
mencapai tujuan secara optimal.Menghasilkan laporan makalah yang sistematis dan
bermanfaat secara umum,berbagi pengetahuan kepada khalayak umum serta memberikan
wawasan baru melalui penulisan makalah.

i5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. PENGERTIAN BERBICARA DIAKLETIK

Berbicara pada hakikatnya adalah sebuah proses komunikasi secara lisan antara
pembicara dan lawan bicara yang dilaksanakan setelah aktivitas menyimak. Dialektik
merupakan metode untuk mencari kebenaran lewat diskusi dan debat (Hendrikus,
1991:15). Melalui dialektik orang dapat mengenal dan menyelami suatu masalah,
mengemukakan argumentasi, dan menyusun jalan pikiran secara logis. Teknik
berbicara dialektik yaitu seni berpikir secara teratur, logis, dan teliti yang diawali
dengan tesis, antitesis, dan sintesis. Jenis-jenis berbicara dialektik adalah diskusi,
seminar, panel, kolokium, simposium, rapat, lokakarya, konferensi, muktamar,
kongres, dan munas. Diskusi berasal dari kata bahasa latin : discutere, yang berarti
membeberkan masalah.

Menurut Hendrikus (1991 : 96), pengertian diskusi dibagi dua yaitu pengertian luas
dan sempit. Dalam arti luas, diskusi berarti memberikan jawaban atas pertanyaan atau
pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif. Dalam proses ini orang
mengemukakan titik tolak pendapatnya, menjelaskan alasan dan hubungan antar
masalah. Sedangkan dalam arti sempit, diskusi berarti tukar-menukar pikiran yang
terjadi di dalam kelompok kecil atau kelompok besar.

Diskusi pada dasarnya merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah,
baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, dengan maksud untuk
mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu
masalah. Dengan demikian, bertukar pikiran baru dapat dikatakan berdiskusi apabila
ada yang dibicarakan, ada seseorang yang bertindak sebagai pemimpin diskusi, ada
peserta sebagai anggota diskusi, setiap anggota mengemukakan pendapatnya dengan
teratur, kalau ada kesimpulan atau keputusan hal itu disetujui oleh semua anggota.
Jadi, berbicara itu sebenarnya merupakan suatu proses bukan kemampuan, yaitu
proses penyampaian pikiran ide, gagasan dengan bahasa lisan kepada komunikasi
(atau orang lain atau diri sendiri). Sedangkan dialektik adalah ilmu pengetahuan
tentang hukum yang paling umum yang mengatur perkembangan alam, masyarakat
dan pemikiran. Dan metode dialektik berarti investigasi dan interaksi dengan alam,
masyarakat dan pemikiran. Dengan demikian, berbicara itu lebih dari pada hanya
sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan seorang pendengar atau penyimak. Selanjutnya
dijelaskan bahwa berbicara adalah suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar
(audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan
tubuh manusia demi maksud dan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.
Berbicara juga merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktor-
faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif,

i6
secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi
kontrol sosial.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berdiskusi adalah :


a. Menjelaskan tujuan dan maksud diskusi.
b. Menjamin kelangsungan diskusi secara teratur dan tertib.
c. Memberikan stimulasi anjuran, dan ajakan agar setiap peserta betul-betul
mendapatkan bagian dalam diskusi tersebut.
d. Menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan.
e. Membuat kesimpulan atau persetujuan dan kesepakatan bersama.
f. Menyiapkan laporan.

Menurut Hendrikus (1991 : 120), debat pada hakikatnya adalah saling adu
argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuab mencapai
kemenangan untuk satu pihak. Dalam debat setiap pribadi atau kelompok mencoba
menjatuhkan lawannya supaya pihaknya berada diposisi yang benar. Debat dimulai
dengan meneliti pendapat dan posisi argumentative lawan bicara, sesudah itu
berkonsentrasi pada titik-titik lemah argumentasi lawan. Selanjutnya terjadi proses
adu pikiran dan pendapat secara sungguh-sungguh sampai seseorang atau kelompok
menyerah.
Jenis-jenis debat berdasarkan bentuk, maksud, dan metode nya maka debat dapat
diklarifikasikan atas tipe-tipe atau kategori (Tarigan 2008 : 95), yaitu :
1. Debat parlementer/majelis
2. Debat pemeriksaan ulangan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu.
3. Debat formal, konvensional, atau debat pendidikan.
Menurut Mulgave (dalam Tarigan 2008 : 96) ketiga tipe ini dipergunakan disekolah-
sekolah dan perguruan tinggi. Akan tetapi, debat parlementer merupakan ciri badan-
badan legislatif. Debat ulangan adalah suatu teknik yang dikembangkan di kantor-
kantor pengadilan, dan debat formal didasarkan pada konversi-konversi debat bersama
secara politis.

B. TEKNIK BERBICARA DIAKLETIK


Teknik berbicara diakletik adalah sebuah teknik yang digunakan dalam diskusi dan
debat. Teknik ini menggunakan tesis, antitesis, dan sintesis untuk menyelidiki suatu
masalah dan menemukan kebenaran terhadap suatu masalah. Teknik berbicara
diakletik bertujuan untuk menegaskan masalah dalam obrolan dan dapat memberikan
jalan atau susunan pembicaraan yang logis. Melalui dialektik, orang dapat mengenal
dan menyelami suatu masalah, mengemukakan argumentasi, dan menyusun jalan
pikiran secara logis. Teknik berbicara dialektik juga memiliki beberapa fungsi seperti
pengarah, layar pemantul, penengah, pencari jalan keluar, pemberi semangat,
penyimpul/penentu keputusan, penyumbang pendapat, membantu
penyimpulan/perumusan, dan penyumbang data. Teknik berbicara diakletik dapat
digunakan dalam berbagai situasi seperti diskusi, seminar, panel, kolokium,
simposium, rapat, lokakarya, konferensi, mukatamara, kongres, munas dan debat.
Penerapan teknik berbicara diakletik meliputi beberapa langkah yaitu menentukan
tesis, antitesis dan sintesis, mengumpulkan data, mengumpulkan pendukung,

i7
mengemukakan pendapat, menanggapi pendapat, menegaskan masalah, menengahkan
perbincangan, dan menengahkan simpulan. Dalam proses penerapan teknik berbicara
dialektik, harus diingat bahwa pembicaraan harus dilakukan dengan baik dan harus
juga diingat bahwa pembicaraan harus disusun dengan baik dan memiliki kesan yang
mengarah kearah pembicaraan yang logis.

C. TUJUAN BERBICARA DIAKLETIK

Tujuan berbicara diakletik adalah untuk menegaskan masalah dalam obrolan dan
memberikan jalan atau susunan pembicaraan yang logis. Adapun tujuan utama dari
berbicara diakletik yaitu untuk mencari kebenaran, mengemukakan argumentasi,
menyusun jalan pikiran secara logis, untuk berkomunikasi dan untuk
menginformasikan gagasan-gagasan pembicara kepada pendengar. Melalui diakletik,
orang dapat mengenal dan menyelami suatu masalah, mengemukakan argumentasi.
Pada era terbuka seperti sekarang ini, debat bisa menjadi sangat penting artinya debat
memberikan kontribusi yang besar bagi kehidupan demokrasi tak terkecuali dalam
dunia pendidikan. Di dalam dunia pendidikan debat bisa menjadi metode berharga
untuk meningatkan pemikiran dan perenungan terutama jika anak didik diharapkan
mampu mengemukakan pendapatnya pada dasarnya bertentangan dengan diri mereka
sendiri. Menurut Tarigan (2008 : 92), debat merupakan suatu argument untuk
menentukan baik tidaknya suatu usul tertentu yang didukung oleh salah satu pihak
yang disebut pendukung atau alternatif dan ditolak, disangkal oleh pihak lain yang
disebut menyangkal atau negatif. Sedangkan menurut Wiyanto (2012 : 20-21) debat
pada hakikatnya adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok
manusia, dengan tujuan mencapai kemenangan untuk satu pihak. Dalam debat setiap
pribadi atau kelompok mencoba menjatuhkan lawannya supaya pihaknya berada di
posisi paling benar. Dan menurut pendapat Nurdin (2016 : 6) mengemukakan metode
debat dapat memicu keberanian mahasiswa untuk dapat berbicara, menyampaikan
pendapat, menanggapi pendapat yang lain, sehingga mahasiswa secara maksimal aktif
disini. Penerapan model pembelajaran debat aktif yang dilaksanakan sesuai prosedur
sangat berperan meningkatkan keterampilan berbicara bahasa indonesia dan membuat
siswa maupun mahasiswa berani untuk mengemukakan pendapatnya secara lisan di
depan umum.

i8
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Diakletik merupakan metode untuk mencari kebenaran lewat diskusi dan debat
(Hendrikus, 1991 : 15), melalui dialektik orang dapat mengenal dan
menyelami satu masalah, mengemukakan argumentasi, dan menyusun jalan
pikiran secara logis. Teknik bicara dialektik yaitu : seni berpikir secara teratur,
logis, dan teliti yang diawali dengan tesis, antitesis dan sintesis.

2. Tujuan berbicara dialektik yaitu untuk menegaskan masalah dalam obrolan


layak adanya berbicara dialektik itu bisa memberikan jalan atau susunan
pembicaraan yang logis. Melalui dialektika orang dapat mengenal dan
menyelami suatu masalah dan mengemukakan argumentasi.

B. SARAN
Demikian kajian ini dilakukan untuk mengetahui atau memahami tentang
teknik berbicara dialektik dari kesimpulan diatas penulis bahwa teknik ini
digunakan untuk menegaskan suatu masalah agar jalannya pembicaraan yang
logis dan dapat menyelami masalah dan mengemukakan argumentasi dengan
baik dan logis.

DAFTAR PUSTAKA

Arsjad, Maidar G. 1988. Pembinaan kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia


Erlangga : Jakarta.
Hendrikus, Dori wuwur. 1991. Retorika : Terampil Berpidato, Berdiskusi,
Berargumentasi, Bernegosiasi, Kanisius : Yogyakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Retorika Modern : Pendekatan Praktis. Remaja
Rosdakarya : Bandung
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara. Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Angkasa : Bandung.
Darmadi, Agung Anak. 2015. Dialektika Hegel (Tesis, Antitesis, Sintesis dan
Implementasinya dalam penelitian, Universitas Unadaya : Denpasar.
Neneng, Marlina. 2017. Pemikiran Tan Malaka Tentang Materialome, UIN Sultan
Maulana Hasanudin : Banten.

i9
i10

Anda mungkin juga menyukai