Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RETORIKA

Disusun Oleh :
Nabilah Azizah (202211011)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Muhammad Darwis, M.Pd

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LHOKSEUMAWE
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kesehatan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan
baik. Shalawat dan salam kita sertakan kepada Rasulullah SAW, yang mana oleh
beliau telah membawa kita dari alam gelap menuju alam cahaya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui lebih detail tentang
“RETORIKA”. Makalah disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan teurutama pertolongan dari Allah, akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan untuk memenuhi tugas Mata kuliah BAHASA INDONESIA

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Dengan demikian penyusun mengucapkan terimakasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Definisi Retorika...........................................................................................3

B. Jenis Jenis Berbicara.....................................................................................7

C. Metode Berbicara..........................................................................................8

D. Berbicara Dalam Kegiatan Pidato...............................................................10

E. Berbicara Dalam Kegiatan Ilmiah..............................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................13

A. Kesimpulan.................................................................................................13

B. Kritik dan Saran..........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diantara karunia Tuhan yang paling besar bagi manusia ialah
kemampuan berbicara. Kemampuan untuk mengungkap isi hatinya dengan bunyi
yang dikeluarkan dari mulutnya. Berbicara telah membedakan manusia dari
makhluk lain. Dengan berbicara, manusia mengungkapkan dirinya, mengatur
lingkungannya, dan pada akhirnya menciptakan bangunan budya insane.Lama
sebelum lambang-lambang tulisan digunakan, orang sudah menggunakan bicara
sebagai alat komunikasi. Bahkan setelah tulisan ditemukan sekalipun, bicara tetap
lebih banyak digunakan. Ada beberapa kelebihan bicara yang tidak dapat
digantikan dengan tulisan. Bicara lebih akrab, lebih pribadi (personal), lebih
manusiawi. Tidak mengherankan, bila ilmu bicara telah dan sedang menjadi
perhatian manusia.Kemampuan bicara bukan saja diperlukan di depan sidang
parlemen, dimuka hakim atau dihadapan massa. Kemampuan ini dibutuhkan
dalam hampir seluruh kegiatan manusia sehari-hari. Kemampuan bicara bisa
merupakan bakat. Tetapi kepandaian bicara yang baik memerlukan bicara dan
latihan. Retorika sebagai ilmu bicara sebenarnya diperlukan setiap orang.

Jalaluddin (2:2012) menyatakan bahwa “retorika merupakan sebuah


disiplin ilmu yang mempelajari seni berbicara yang diperlukan oleh setiap orang
terutama bagi seorang komunikator”.1 Manusia mempunyai kecakapan yang aktif
dengan menggunakan tanda dan simbol terlebih bahasa sebagai alat perantara
untuk menyampaikan maksud pikiran mereka. Bahasa mempunyai definisi sistem
lambang atau arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Tanpa bahasa hakekatnya
manusia mati secara sosial. Bahasa mempunyai kekuatan tersendiri untuk manusia
1
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2012), hal. 2

1
dalam menunjukkan segala bentuk ide, konsep, dan pengertian dari hasil
pemikiran manusia, yang mana sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan
indikator perkembangan intelektual dan sosial seseorang.

Onong (55:2013) mengungkapkan “Teori retorika yang digunakan oleh


seorang komunikator akan mempermudah ia untuk mempengaruhi khalayaknya
sebagai mana Aristoteles mengansumsikan retorika sebagai seni untuk
mempengaruhi orang lain.2 Dalam kehidupan berkomunikasi sering kita
menjumpai istilah retorika, namun masih banyak yang belum mengerti apa itu
retorika. Maka dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian retorika dan
berbagai jenis jenisnya yang terjadi di kehidupan sehari hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi retorika?
2. Apa saja jenis jenis berbicara?
3. Bagaimana metode berbicara?
4. Bagaimana berbicara dalam kegiatan pidato?
5. Bagaimana berbicara dalam kegiatan ilmiah?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi retorika
2. Mengetahui jenis jenis bicara
3. Mengetahui metode berbicara
4. Mengetahui cara berbicara dalam kegiatan pidato
5. Mengetahui cara berbicara dalam kegiatan ilmiah

2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosda karya,
2013), hal. 55

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Retorika
Kata retorika berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhetorikos yang artinya
kecakapan berpidato. Kata tersebut terkait dengan kata rhetor yang berarti
pembicaraan publik dan terkait dengan kata rhema yang berarti perkataan.
Sehingga secara etimologis, retorika bisa dikatakan sebagai kecakapan berpidato
pembicara publik yang terbiasa berkata kata. Sementara itu, mengutip situs
garuda.kemdikbud.go.id, retorika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari atau
mempersoalkan tentang bagaimana cara berbicara yang mempunyai daya tarik
yang mempesona, sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengerti dan
perasaannya tergugah.3
Pengertian retorika juga dapat diartikan secara secara sempit dan secara
luas. Secara sempit retorika hanya meliputi seni berbicara, sedangkan secara luas
retorika mengenai penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan.Dori
(14:1990) berpendapat, “pengertian yang umum yang banyak diketahui oleh
masyarakat adalah pengertian retorika secara sempit , dimana retoriks hanya
meliputi seni berbicara”.4 Awalnya retorika berhubungan dengan persuasi,
sehingga dimaknai sebagai seni penyusunan argumen dan pembuatan naskah
pidato. Lantas berkembang meliputi proses “adjusting ideas to people and people
to ideas” dalam segala jenis pesan.
Fokus dari retorika telah diperluas bahkan lebih mencakup segala cara
manusia dalam menggunakan simbol untuk memengaruhi lingkungan di
sekitarnya dan untuk membangun dunia tempat mereka tinggal. Simbol utama
retorika adalah 5 elemen karya yakni: penemuan, penyusunan, gaya, penyampaian
dan daya ingat. Semuanya adalah elemen-elemen atau syarat utama dalam
mempersiapkan sebuah pidato.

3
https://garuda.kemdikbud.go.id/author/view/391602?jid=10781&jname=RETORIKA:%20Jurnal
%20Bahasa,%20Sastra,%20dan%20Pengajarannya Diakses pada 17 Maret 2023
4
Dori Wuwur H. Retorika, (Yogyakarta: PT Kanisius, 1990),hal. 14.

3
Pengertian retorika menurut beberapa ahli adalah:5
1. Menurut Plato, retorika yang tidak memandang kemanfaatan dan
kebenaran bukanlah retorika. Menurutnya retorika merupakan seni
bertutur untuk memaparkan kebenaran
2. Menurut Aristoteles, retorika adalah ilmu dan seni yang mengajarkan
kepada orang unuk terampil menyusun dan menyampaikan tuturan secara
efektif untuk mempersuasi pihak lain. Tuturan yang efektif adalah
memaparkan kebenaran, disiapkan dan ditata secara sistematis dan ilmiah,
mengolah dan menguasai topik tutur, serta mempunyai alasan pendukung
atau argumen.
3. Menurut Becket, retorika adalah seni yang mengafeksi pihak lain dengan
tutur, yaitu memanipulasi unsur-unsur tutur dan respons pendengar.
Tindakan manipulasi ini dilakukan dengan perhitungan yang matang
sebelumnya.
4. Donal C. Bryant memandang retorika sebagai suatu tutur yang
mempersuasi dan memberikan informasi rasional kepada pihak lain.
5. Bishop Whately memandang retorika sebagai masalah bahasa. Karena itu,
kita dapat memahami bahasa jika membatasi retorika. Retorika adalah seni
yang mengajarkan orang tentang kaidah dasar pemakaian bahasa yang
efektif.

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa, retorika adalah suatu bidang


ilmu yang mempelajari atau mempersoalkan tentang bagaimana cara berbicara
yang mempunyai daya tarik dan pesona, sehingga orang yang mendengarkannya
dapat mengerti dan tergugah perasaannya.

a) Unsur Retorika
Menurut maarif(26:2015) terdapat unsur-unsur dalam proses retorika
antara lain:6

5
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-retorika/9047/3 Diakses pada 17 Maret
2023
6
Maarif, Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik, Depok: PT Rajagrafindo Persada,2015, hal.
26

4
1. Komunikator
Komunikator atau disebut juga sebagai pembicara meruupakan
pusat transaksi. Seorang pembicara yang cerdas adalah pembicara yang
selalu memperhatikan segala reaksi yang muncul dari audiensnya,
sehingga pembicara dapat dengan segera mengubah strategi dan gaya
pidato yang sebelumnya dilakukan ketika mengetahui bahwa respon
yang diberikan audiens bersifat negatif atau menentang.
2. Pendengar
Hadirin atau pendengar yang terlibat dalam kegiatan retorika
memiliki kekhasan sendiri. Masing-masing pendengar masuk dalam
situasi retorika dengan berbagai maksud, berbeda motif, berlainan
harapan, berbeda pengetahuan, berlainan sikap, kepercayaan, dan nilai.
Singkatnya, mereka hadir dengan berbeda predisposisi.Dikutip oleh
Maarif(27:2015), Fraser Bond menggolongkan pendengar menjadi 3
yaitu, golongan intelek, golongan praktisi dan golongan non intelek.7
3. Suara
Bunyi apa saja yang bisa didengar di sekitar kegiatan retorika akan
mengganggu dalam penyampaian dan penerimaan pesan. Bunyi itu
mungkin berasal dari luar konteks yang paling dekat seperti, suara
mobil, teriakan anak-anak, hembusan angin ataupun hujan.
4. Pesan dan salurannya
Pesan yang kita sampaikan selalu mengandung makna yang
dibangun oleh adanya isi (content) dan lambang (symbol). Isi
komunikasi yang dimaksud tidak lain adalah apa yang kita pikirkan
atau buah pikiran apa yang akan kita sampaikan, sedangkan lambang
yang paling utama bertujuan untuk melukiskan buah pikiran itu adalah
bahasa, dan umumnya bahasa dikemukakan dalam bentuk untaian
kata-kata.

7
Maarif, Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik, Depok: PT Rajagrafindo Persada,2015, hal.
27-28

5
Sedangkan saluran yang dimaksud adalah medium yang
meneruskan pesan bermakna dari pengirim kepada penerimanya.
Dalam hal ini kita bisa membayangkan adanya saluran abstrak yang
meneruskan suara, saluran yang menghubungkan hal-hal yang
berkenaan dengan pembicaraan dan pendengaran.
5. Akibat
Berhasil atau tidaknya suatu pidato tergantung pada interaksi antara
pembicara dan informasi lain yang dimiliki audiens.

b) Jenis Jenis Retorika


Menurut Hendrikus (1993) yang dikutip oleh Maarif(30:2015) dalam
Buku Ajar Retorika, retorika dibagi menjadi 3 jenis. Yakni monologika,
dialogika, dan pembinaan teknik bicara.8
1. Monologika
Monologika adalah ilmu berbicara secara monolog, di mana hanya
satu orang yang berbicara. Contoh monologika antara lain pidato, kata
sambutan, ceramah, deklamasi, dan kuliah.
2. Dialogika
Dialogika adalah ilmu atau seni berbicara secara dialogis, di mana
terdapat dua orang atau lebih dalam proses pembicaraan. Contoh
dialogika antara lain diskusi, perundingan, tanya jawab, percakapan,
dan debat.
3. Pembinaan Teknik Bicara
Jenis lainnya adalah pembinaan teknik bicara di mana perhatian
lebih difokuskan pada teknik bernapas, teknik mengucap, bina suara,
serta teknik bercerita.

8
Maarif, Zainul, Retorika Metode Komunikasi Publik, Depok: PT Rajagrafindo Persada,2015, hal.
30

6
c) Tujuan Retorika
Menurut Tasmara (1987) yang dikutip oleh Maarif (32:2015), secara
massa, retorika bertujuan sebagai berikut:
1. To inform
Memberikan penerangan dan pengertian kepada massa, guna
memberikan penerangan yang mampu menanamkan pengertian dengan
sebaik-baiknya.
2. To Confise
Meyakinkan dan menyadarkan.
3. To Inspire
Menimbulkan inspirasi dengan teknik sistem penyampaian yang
baik dan bijaksana.
4. To Entertain
Menggembirakan, menghibur atau menyenangkan dan memuaskan.
5. To Ectuate (to put into action)
Menggerakkan dan mengarahkan mereka untuk berindak
menetralisir dan melaksanakan ide yang telah dikomunikasikan oleh
orator di hadapan massa.

B. Jenis Jenis Berbicara


Berbicara terdiri atas berbicara formal dan berbicara informal. Berbicara
formal misalnya diskusi, ceramah, pidato, wawancara dan bercerita. Sedangkan
berbicara informal misalnya bertukar pikiran, percakapan, penyampaian berita,
bertelepon dan memberi petunjukMenurut Erwin (414:2020), pada umumnya
tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan, menstimulasi,
meyakinkan, atau menggerakkan pendengarnya. Sejalan dengan tujuan pembicara
tersebut dapat pula kita klasifikasikan berbicara menjadi lima jenis, yakni:9
1. Berbicara menghibur
Berbicara menghibur biasanya bersuasana santai, rileks, dan kocak.
Namun tidak berarti bahwa berbicara menghibur tidak dapat membawakan

9
Erwin,Metode Bertukar Gagasan dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara, Sulawesi Selatan,
IAI AL-Amanah Jeneponto, 2020, hal. 414-415

7
pesan. Dalam berbicara menghibur tersebut pembicara berusaha membuat
pendengarnya senang, gembira, dan bersukaria.
2. Berbicara menginformasikan
Berbicara menginformasikan bersuasana serius, tertib, dan hening.
Soal pesan merupakan pusat perhatian, baik pembicara maupun
pendengar. Dalam berbicara menginformasikan pembicara berusaha
berbicara jelas, sistematis, dan tepat isi agar informasi benar- benar terjaga
keakuratannya.
3. Berbicara menstimulasi
Berbicara menstimulasi juga berusaha serius, kadang-kadang terasa
kaku. Pembicara berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya. Status
tersebut dapat disebabkan oleh wibawa, pengetahuan, pengalaman,
jabatan, atau fungsinya yang memang melebihi pendengarnya.
4. Berbicara meyakinkan
Berbicara meyakinkan, sesuai dengan namanya, bertujuan
meyakinkan pendengarnya. Jelas suasananya pun bersifat serius,
mencekam, dan menegangkan. Melalui keterampilannya pembicara
berusaha mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju,
dari tidak simpati menjadi simpati, dari tidak mau membantu menjadi mau
membantu. Dalam berbicara meyakinkan itu, pembicara harus
melandaskan pembicaraanya kepada argumentasi yang nalar, logis, masuk
akal, dan dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi.
5. Berbicara menggerakkan
Berbicara menggerakkan pun menuntut keseriusan baik dari segi
pembicara maupun dari segi pendengarnya. Berbicara atau pidato
menggerakkan merupakan kelanjutan pidato membangkitkan semangat.
Pembicara dalam berbicara menggerakkan haruslah orang yang
berwibawa, tokoh, idola, dan panutan masyarakat..

8
C. Metode Berbicara
Tujuan dari berbicara adalah untuk menyampaikan suatu informasi,
gagasan atau hasil penelitian.Metode dalam berbicara agar materi yang dibawa
tersampaikan ke pendengar dengan baik adalah sebagai berikut :

1. Metode Impromtu
Metode Impromtu merupakan metode yang dilakukan secara
spontanitas yang mana tidak menggunakan persiapan atau pembuatan
naskah tertulis terlebih dahulu (secara langsung). Atau berbicara tanpa
naskah. Metode impromtu biasanya dilakukan oleh seseorang yang akan
tampil secara mendadak.10

2. Metode Ekstemporan

Metode ekstemporan merupakan teknik berpidato dengan


menjabarkan materi yang terpola. Maksud terpola yaitu materi yang akan
disampaikan harus dipersiapkan garis besarnya dengan menuliskan hal-
hal yang di anggap penting.11

3. Metode Manuscript
Metode manuscript atau metode naskah, yaitu metode pidato yang
dilakukan dengan cara membacakan teks pada saat berpidato. Metode
seperti ini biasanya digunakan dalam acara-acara formal untuk
meminimalisir adanya kesalahan saat menyampaikan pidato.12

4. Metode Memoriter
Memoriter adalah metode yang dilakukan dalam berbicara di depan
umum dengan menghafalkan teks atau naskah yang sudah disiapkan.
Sehingga pada saat pembicara akan menyampaikan pidatonya, pembicara

10
Irfan Fanasafa,Selayang Pandang Teknik Public Speaking, https://www.djkn.kemenkeu.go.id.
Diakses Pada 18 Maret 2023
11
Novita Tabelessy, Keterampilan Berbicara Berbasis Metode Ekstemporan Bagi Siswa Smp,
FKIP Unpatti, Ambon,2020, hal.9
12
Khusnia Khusnia,Pidato Persuasif : Pengertian, Tujuan, Struktur, Jenis, Metode, dan Contoh
Pidato Persuasif Singkat, https://akupintar.id/info-pintar/ Diakses pada 18 Maret 2023

9
tidak lagi menggunakan teks atau naskah yang dibuatnya karena
keseluruhan isi teks sudah dihafalkan.13

D. Berbicara Dalam Kegiatan Pidato


Setiap pidato memerlukan persiapan. Dalam persiapan dapat meliputi
pemilihan topik, penentuan tujuan yang jelas dan pengembangan pokok
bahasan.Sebelum melakukan pidato, ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan,diantaranya antara lain :
1. Menentukan topik dan tujuan pidato, topik merupakan persoalan yang
dikemukakan, sedangkan tujuan pembicaraan berhubungan dengan
tanggapan yang diharapkan dari para pendengar berkenaan dengan
persoalan yang dikemukakan.
2. Menganalisis pendengar dan situasi, dengan menganalisis situasi akan
didapatkan jalan keluar untuk menyiapkan cara-cara bagaimana
pembicara harus menyesuaikan diri dalam menyampaikan uraiannya
dan memberi jalan untuk menentukan suatu sikap yang harus diambil
dalam menghadapi para pendengar.
3. Memilih topik dan menyempitkan topik, pemilihan topik hendaknya
disesuaikan dengan sifat pertemuan serta data dan informasi tentang
situasi dan pendengar yang akan hadir dalam pertemuan.
4. Mengumpulkan materi pidato, materi pidato harus berhubungan
dengan persoalan atau topik yang akan dibahas, lebih banyak dan
lebih lengkap bahan yang diperoleh akan memperlancar pembicara
dalam menyusun suatu naskah.
5. Menyusun dan mengembangkan kerangka pidato, kerangka pidato
dibuat terperinci dan tersusun baik, dalam kerangka tersebut persoalan
yang akan dibahas dibagi menjadi beberapa bagian / sub-subtopik.
6. Menguraikan secara mendetail, dalam penyusunan naskah hendaknya
dipergunakan kata-kata yang tepat, penggunaan kalimat yang efektif,

13
Irfan Fanasafa,Selayang Pandang Teknik Public Speaking, https://www.djkn.kemenkeu.go.id.
Diakses Pada 18 Maret 2023

10
pemakaian istilahistilah dan gaya bahasa yang dikehendaki sehingga
dapat memperjelas uraian.
7. Melatih dengan suara nyaring, dengan melakukan latihan, seorang
pembicara akan dapat membiasakan diri dan menemukan cara dan
gaya yang tepat.

E. Berbicara Dalam Kegiatan Ilmiah


Salah satu contoh berbicara formal adalah presentasi ilmiah, presentasi
ilmiah adalah kegiatan lazim dilakukan dalam dunia ilmiah, tujuan tersebut
berfungsi sebagai penyebaran informasi ilmiah baik informasi konseptual maupun
prosedural.14 Saat melakukan presentasi ilmiah seorang penyaji atau pembicara
perlu menaati tata cara agar presentasi dapat berhasil yaitu :15
1. Penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara memadai,
maksudnya yaitu seorang penyaji perlu menyediakan bahan tertulis
agar peserta dapat memahami informasi yang disampaikan dengan
baik, bisa berupa bahan berupa makalah atau bahasan dalam power
point, akan lebih baik jika bahan dilengkapi dengan ilustrasi gambar
yang sesuai. Jika bahan ditayangkan, maka penyaji harus dapat
memastikan bahwa semua peserta dapat melihat layar dan dapat
melihat serta membaca tulisan yang disajikan dengan jelas, maka
tulisan harus dibuat dengan ukuran yang cukup besar sehingga peserta
yang duduk di belakang tidak kesulitan dalam membaca materi
penyajian;
2. Penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia, sebelum
melaksanakan presentasi penyaji perlu merencanakan terlebih dahulu
dalam penggunaan waktu saat presentasi dan menaati panduan di
dalam presentasi yang diberikan oleh moderator;

14
Yulia Kusumaningrum, Keterampilan Berbicara dalam Presentasi Ilmiah, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, 2019, hal.4-5
15
Utami, S. P., & Nuryatmojo, D. L. Pelatihan Presentasi Ilmiah untuk Meningkatkan Daya Saing
dalam Kompetensi Ilmiah Bagi Anggota Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja di Kota Semarang.
Jurnal SEMAR, Vol. 5(1),2016, hal.83-91.

11
3. Penyaji menaati etika yang berlaku di forum ilmiah, dalam forum
ilmiah terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanakan
presentasi yaitu: penyaji bertugas menyajikan makalah yang berisi
topik yang dibahas, moderator bertugas memandu jalannya presentasi,
notulen bertugas mencatat hal-hal dan informasi penting berupa
gagasan, konsep, saran atau usulan yang disampaikan, peserta
bertugas menyimak materi presentasi dan pemberi tanggapan serta
teknisi bertugas membantu dalam urusan teknologi yang digunakan
dalam jalannya presentasi. Semua pihak harus melakukan tugasnya
dengan baik agar presentasi dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan peraturan yang disepakati.
Sedangkan tata cara presentasi yang baik harus memperhatikan beberapa
hal yaitu berikan informasi kepada peserta dengan bahasa yang mudah dipahami,
manfaatkan waktu presentasi seefektif mungkin, mematuhi etika yang berlaku di
dalam presentasi, dan tidak membaca teks penuh.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kegiatang pembicaraan, agar pendengar dapat memahami maksud
yang disampaikan oleh pembicara, maka pembicara harus berusaha
menyampaikan pembicaraannya dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain
pembicara harus terampil bicara, yaitu mampu memilih dan menata gagasan yang
ingin disampaikan, menuangkannya ke dalam kode-kode kebahasaan sesuai
dengan konteks komunikasi, dan mengucapkannya dengan intonasi, tekanan,
nada, dan tempo yang tepat.Berbicara merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang bersifat aktif produktif, karena menyampaikan pesan secara lisan
dan langsung. Oleh karena itu, kegiatan berbicara tidak terlepas dari ketrampilan
berbahasa lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan menulis.

Ada beberapa prinsip membuka pidato yang harus dihindari dan yang
harus dilakukan oleh juru bicara atau orang yang akan berpidato. Prinsip-prisip
tersebut antara lain jangan membuka pidato dengan bahasa yang bertel-tele atau
berputar-putar yang dapat membuat pendengar bosan.Buatlah kata-kata permulaan
yang singkat tapi menarik hati dan mengenai sasaran, yaitu ada hubungannya
dengan pokok masalah yang dibicarakan..

B. Kritik dan Saran


Demikian yang dapat penyusun paparkan mengenai retorika. Penyusun
menyadari banyak kekurangan penulisan, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan sebagai referensi kami
dalam penulisan makalah kedepannya. Harapan penulis, semoga makalah ini
bermanfaat, menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dori Wuwur H.(1990) "Retorika", Yogyakarta: PT Kanisius.

Erwin,(2020) "Metode Bertukar Gagasan dalam Pembelajaran Keterampilan


Berbicara", Sulawesi Selatan, IAI AL-Amanah Jeneponto.

https://garuda.kemdikbud.go.id/author/view/391602?
jid=10781&jname=RETORIKA:%20Jurnal%20Bahasa,%20Sastra,%20dan
%20Pengajarannya Diakses pada 17 Maret 2023

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-retorika/9047/3 Diakses pada


17 Maret 2023

Irfan Fanasafa,"Selayang Pandang Teknik Public Speaking",


https://www.djkn.kemenkeu.go.id. Diakses Pada 18 Maret 2023

Jalaludin Rakhmat(2012) "Retorika Modern: Pendekatan Praktis", Bandung: PT


Remaja Rosda Karya.

Khusnia Khusnia,"Pidato Persuasif : Pengertian, Tujuan, Struktur, Jenis, Metode,


dan Contoh Pidato Persuasif Singkat", https://akupintar.id/info-pintar/
Diakses pada 18 Maret 2023

Maarif, Zainul,(2015) "Retorika Metode Komunikasi Publik", Depok: PT


Rajagrafindo Persada.

Novita Tabelessy,(2020) "Keterampilan Berbicara Berbasis Metode Ekstemporan


Bagi Siswa Smp", FKIP Unpatti, Ambon.

Onong Uchjana Effendy(2013) "Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek", Bandung:


Remaja Rosda karya.

Utami, S. P., & Nuryatmojo, D. L.(2016) "Pelatihan Presentasi Ilmiah untuk


Meningkatkan Daya Saing dalam Kompetensi Ilmiah Bagi Anggota

1
Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja di Kota Semarang". Jurnal SEMAR,
Vol. 5(1).

Yulia Kusumaningrum,(2019) "Keterampilan Berbicara dalam Presentasi Ilmiah",


Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai