Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya untuk kita
semua sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu, meskipun masih jauh dari
kesempurnaan. Tapi kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
Shalawat bertangkaikan salam semoga tetap tercurah limpahkan atas baginda kita
tentang sejarah perkembangan retorika dan tokoh-tokohnya. Semoga makalah ini dapat
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Retorika .............................................................. 3
B. Retorika Attic ....................................................................... 4
C. Retorika Sophisme ............................................................... 5
D. Retorika Tradisional ............................................................. 7
E. Retorika Zaman Romawi ..................................................... 14
F. Retorika Zaman Modern ...................................................... 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan. ......................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah retorika terdapat kegiatan yang ada di dalamnya yaitu kegitan
dakwah. Dakwah sangat penting bagi kehidupan manusia, karena menyangkut tentang
kehidupan di dunia dan di akhirat. Banyak metode yang digunakan dalam
melaksanakan dakwah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan
dakwah sendiri tidak bisa terlepas dengan yang namanya retorika. hal ini sangat
penting mengingat retorika adalah seni berbicara di hadapan orang banyak. Selain itu
penyampaian retorika harus didukung oleh beberapa unsur meliputi bahasa etika, nilai
moral, nalar yang baik, serta pengetahuan yang luas. Dari beberapa sifat dan unsur
1
Riza Zahrial falah dan Siti Hidayati, „Retorika Dakwah (Studi Retorika Dakwah Lulung Mumtazah)‟, Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam,
8.2 (2021), 314.
2
Abdullah, „Retorika Dan Dakwah Islam‟, Jurnal Dakwah, X.1 (2009), 109.
tersebut dikemas sehingga menghasilkan retorika dakwah yang dapat diterima oleh
mad‟u atau audiens secara baik.3
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang maka diperoleh rumusan masalah yaitu:
1. Pengertian Retorika
2. Retorika Attic
3. Retorika Sophisme
4. Retorika Tradisional
5. Retorika Zaman Romawi
6. Retorika Zaman Modern
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pengertian Retorika
2. Menjelaskan Retorika Attic
3. Menjelaskan Retorika Sophisme
4. Menjelaskan Retorika Tradisional
5. Menjelakan Retorika Zaman Romawi
6. Menjelaskan Retoeika Zaman Modern
3
Riza Zahrial falah danSiti Hidayati, „Retorika Dakwah (Studi Retorika Dakwah Lulung Mumtazah)‟, Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam,
8.2 (2021), 313-314.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN RETORIKA
Retorika Adalah Ilmu Dan Seni Dalam Berbicara, Mengatur Komposisi Kata,
Menyampaikan Atau Mengajak Orang Lain Sehingga Mudah Dipahami Dan Diterima
Pendengar Serta Terkesan Atas Apa Yang Diucapkannya. Retorika Dalam Bahasa Inggris
Disebut Rhetoric, Dalam Bahasa Latin Rethorika Dan Dalam Bahasa Yunani
Yakni Rethor Yang Artinya Ilmu Berbicara, Seni Bicara Atau Mahir Berbicara.4
Retorika Merupakan Bentuk Komunikasi Di Mana Seseorang Menyampaikan
Buah Pikirannya Baik Lisan Maupun Tertulis Kepada Hadirin Yang Relatif Banyak
Dengan Pelbagai Gaya Dan Cara Bertutur, Serta Selalu Dalam Situasi Tatap Muka (Face
To Face) Baik Langsung Maupun Tidak Langsung.5
Berikut Ini Merupakan Pengertian Retorika Dari Beberapa Sumber Buku: Menurut
Rahmat (2001:10), Retorika Adalah Ilmu Yang Mempelajari Cara Mengatur
Komposisi Kata-Kata Agar Timbul Kesan Yang Telah Dikehendaki-Nya Pada Diri
Khalayak. Retorika Adalah Pemekaran Bakat-Bakat Tertinggi Manusia, Yakni Rasio
Dan Cita Rasa Lewat Bahasa Selaku Kemampuan Untuk Berkomunikasi Dalam
Medan Pikiran.
Menurut Keraf (1994:3), Retorika Adalah Sebuah Telaah Atau Studi Yang Simpatik
Mengenai Oratoria Atau Seni Berpidato. Kemampuan Dan Kemahiran Berbahasa
Waktu Itu Diabdikan Untuk Menyampaikan Pikiran Dan Gagasan Melalui Pidato-
4
Sunarjo, Djunaisih, S. 1983. Komunkasi, Persuasi Dan Retorika. Yogyakarta: Liberty.
5
Suhandang, Kustadi. 2009. Retorika: Strategi Teknik dan Taktik Pidato. Bandung: Nuansa.
6
Syafi’ie, I. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Pidato Kepada Kelompok-Kelompok Massa Tertentu Guna Mencapai Tujuan
Tertentu.
Menurut Saputra (2006:2), Retorika Adalah Ilmu Yang Mempelajari Tentang
Bagaimana Bertutur Kata Di Hadapan Orang Lain Dengan Sistematis Dan Logis
Untuk Memberikan Pemahaman Dan Meyakinkan Orang Lain.
Menurut Gusti Ngurah Oka, Retorika Adalah Ilmu Yang Mengajarkan Tindak Dan
Usaha Efektif Dalam Persuasi Penataan Dan Penampilan Tutur Untuk Membina
Saling Mengerti Dan Kerja-Sama Kedamaian Dalam Kehidupan Masyarakat.7
B. RETORIKA ATTIC
Studi retorika pertama kali terjadi pada sekitar abad ke 5 sebelum Masehi di
Sirakus ibukota Sicilia yang termasuk daerah keuasaan Yunani. Retorikus yang pertama
kali mempelajarinya adalah Coraz dan Tissias (muridnya). Mereka menulis sebuah buku
tentang retorika yang berjudul Techne.
Pada awal pertumbuhan retorika di daerah Sirakusa (Syracuse), daerah ini baru
saja mengalami pergantian pemerintahan dan timbul masalah perebutan hak milik di
pengadilan. Tanah yang semula dirampas oleh kelompok tiran sekarang berhak diambil
kembali asa cukup bukti dan kuat argumentasi. Seringkali terjadi, orang kehilangan
miliknya hanya karena ia tidak pandai berbicara8.
Corax yang hidup kira-kira tahun 500 sebelum Masehi juga meletakkan dasar-
dasar retorika dengan membagi pidato ke dalam lima bagian: Pengantar, uraian,
argumen, penjelasan tambahan dan kesimpulan9.
Karena retorika Coraz dan Tessias ini keraudian sangat populer di Semenanjung
Attic (Yunani) maka masa ini dikenal dengan Masa Retorika Attic.
C. RETORIKA SOPHISME
10
Henri Wald, Pengantar Logika Dialektis . John Benjamins, 1975
11
Don E. Marietta, Pengantar Filsafat Kuno . ME Sharpe, 1998
Menunjukkan Bahwa Gerakan Sofistik Kontemporer Adalah Tidak
Bergantung Pada Apa Yang Mungkin Atau Mungkin Tidak Dipercayai Atau
Diajarkan Oleh Kaum Sofis Kuno. Sebaliknya, Menurut Neel, Sofisme
Kontemporer Harus 'Menghuni Wacana (Manusia)Bahwa Plato Dan
Aristoteles Dikecualikan Dengan Nama Sophistry, Terlepas Dari Apakah
Wacana Yang Dikecualikan Dan Direndahkan Itu Dengan Benar
Mereproduksi Apa Yang Mungkin Dianjurkan Oleh Orang Lain Di Athena
Kuno' (190). Dengan Kata Lain, Misi Sofisme Kontemporer Bukanlah Untuk
Mengetahui Apa Yang Diyakini Dan Dipraktikkan Oleh Kaum Sofis Kuno,
Melainkan Untuk Mengembangkan Konsep-Konsep Yang Memungkinkan
Kita Untuk Berpaling Dari Absolutisme Filsafat Barat.
"Sofisme Kontemporer, Bagaimanapun, Sebagian Besar Telah Disibukkan
Dengan Pemulihan Historis Kepercayaan Dan Praktik Sofistik,
Menggunakan Konsep Dari Postmodernisme Untuk Menambal Dan
Menyempurnakan Perspektif Sofistik Yang Koheren." (Richard D. Johnson-
Sheehan, "Sophistic Retoric." Komposisi Teori: Buku Sumber Kritis Teori
Dan Beasiswa Dalam Studi Komposisi Kontemporer , Ed. Oleh Mary Lynch
Kennedy. IAP, 1998)
- "Dalam Menggunakan Istilah 'Sofisme' Dalam Judul Saya, Saya Tidak
Sedang Menghina. Baik Derrida Dan Foucault Berpendapat Dalam Tulisan
Mereka Tentang Filsafat Dan Budaya Bahwa Sofisme Kuno Adalah Strategi
Kritis Yang Lebih Signifikan Melawan Platonisme, Inti Tersembunyi Di
Keduanya. Pandangan-Pandangan Untuk Impuls-Impuls Filosofis, Daripada
Yang Sepenuhnya Dihargai Oleh Para Akademisi Tradisional. Tetapi, Yang
Lebih Penting, Masing-Masing Mengajukan Banding Ke Strategi-Strategi
Canggih Dalam Tulisannya Sendiri.12
3) Sofisme Malas: Determinisme
Saya Kenal Seorang Lelaki Tua Yang Pernah Menjadi Perwira Dalam Perang
Dunia Pertama. Dia Mengatakan Kepada Saya Bahwa Salah Satu
Masalahnya Adalah Membuat Orang-Orang Memakai Helm Mereka Ketika
Mereka Menghadapi Risiko Tembakan Musuh. Argumen Mereka Adalah
Dalam Hal Peluru 'Memiliki Nomor Anda Di Atasnya.' Jika Peluru Memiliki
12
Robert D'Amico, Filsafat Kontinental Kontemporer . Westview Press, 1999
Nomor Anda Di Atasnya, Maka Tidak Ada Gunanya Mengambil Tindakan
Pencegahan, Karena Itu Akan Membunuh Anda. Di Sisi Lain, Jika Tidak
Ada Peluru Yang Mencantumkan Nomor Anda, Maka Anda Aman Untuk
Hari Lain, Dan Melakukannya Tidak Perlu Memakai Helm Yang Ribet Dan
Tidak Nyaman.
"Argumen Itu Kadang-Kadang Disebut ' Sofisme Malas .' . . .
"Tidak Melakukan Apa-Apa—Gagal Mengenakan Helm, Mengenakan
Selendang Oranye Dan Berkata 'Om'—Merupakan Sebuah Pilihan. Membuat
Modul Pilihan Anda Diatur Oleh Sofisme Malas Berarti Mengarah Pada
Pilihan Semacam Ini.13
D. RETORIKA TRADISIONAL
1. Tradisi Retorika
Kata Retorika Berasal Dari Kata Latin Rhetorica Yang Berarti Ilmu Berbicara
Atau Berbicara. Pengetahuan Meningkatkan Kemampuan Berbicara, Penutur Disebut
Sebagai Penutur. Tradisi Retoris Adalah Seni Praktis Berbicara. Tradisi Ini
Menunjukkan Minat Dalam Pidato Dan Berbicara. Teori Retoris Membantu Untuk
Memahami Efek Bahasa Dan Menghasilkan Efektivitas Bahasa. Selain Itu, Tradisi Ini
Memungkinkan Kita Untuk Menghargai Perspektif Orang Lain Sebelum Membentuk
Perspektif Kita Sendiri.
Tradisi Ini Dicirikan Oleh Enam Ciri:
A. Keyakinan Kalau Bahasa Memisahkan Manusia Dari Fauna
B. Berbicara Di Depan Universal Dalam Forum Demokrasi Dikira Selaku
Metode Yang Lebih Efisien Buat Menuntaskan Permasalahan Politik.
C. Retorika Merupakan Taktik Di Mana Seseorang Pembicara Berupaya Buat
Pengaruhi Audiens Yang Besar Dengan Berdialog Secara Jelas Serta
Persuasif. Berdialog Di Depan Universal Pada Dasarnya Merupakan
Komunikasi Satu Arah.
D. Pelatihan Berdialog Di Depan Universal Merupakan Bawah Dari Pelatihan
Manajemen. Pemimpin Wajib Dapat Berdebat Dengan Lantang Serta
Setelah Itu Berdialog
E. Berdayakan Kekuatan Serta Keelokan Kata-Kata Buat Menggerakkan
Orang Serta Memusatkan Mereka Buat Berperan
13
Simon Blackburn, Pikirkan: Pengantar Filsafat yang Menarik . Oxford University Press, 1999
F. Wanita Mempunyai Peluang Buat Mengekspresikan Diri Cuma Pada Abad
Ke-19. Dengan Demikian, Retorika Merupakan Zona Di Mana Gerakan
Wanita Amerika Berupaya Buat Mengekspresikan Opini Publik.
Littlejohn Dan Foss Mengemukakan, Ada Lima Elemen Penting Dalam Membuat
Pidato, Yaitu: Penemuan, Penyusunan, Gaya, Penyampaian Dan Daya Ingat.
14
Doni Gahral Adian, Januari 2022, Pengantar Fenomologi, Koekoesan, Jawa Barat.Michael Jibrael Rorong, 2020, Fenomologi, Deepublish. Yogyakarta
15
Suyanto, Muhammad Ghazali Bagus Ani Putra, Ike Hardiana, Ilham Nur Alfian, 2012
Fenomenologi Menekankan Perlunya Filsafat Untuk Memutuskan Semua
Ikatan Sejarah. Apakah Itu Tradisi Metafisiologis Atau Ilmiah.
Program Utama Fenomenologi Adalah Mengembalikan Filsafat Ke Penilaian
Sehari-Hari Dari Objek Pengetahuan, Mengembalikan Kekayaan Pengalaman
Manusia Yang Spesifik, Berakar Dan Berpengalaman, Yang Kekayaannya Sebenarnya
Telah Berkurang Dengan Model Filosofis Sebelumnya. Selain Itu, Fenomenologi Juga
Menolak Klaim Catatan Epistemologis Modern, Yang Dimaksudkan Untuk
Menafsirkan Pengetahuan Sebagai Versi Internal Dari Sesuatu Yang Eksternal Bagi
Pikiran Manusia, Bahwa Pikiran Adalah Cermin Dunia.
Fenomenologi Juga Bertujuan Untuk Menemukan Makna Dalam Pengalaman.
Arti Dari Apa Yang Anda Alami Tergantung Pada Bagaimana Anda Bereaksi
Terhadapnya.
Tetapi Bagi Brouwer, Fenomenologi Bukanlah Ilmu, Tetapi Cara Berpikir
(Cara Memandang Sesuatu). Fenomenologi Tidak Memiliki Teori, Tidak Ada
Hipotesis, Tidak Ada Sistem. 16
Fenomenologi Juga Berusaha Menemukan Makna Dalam Pengalaman. Arti
Dari Apa Yang Kita Alami Tergantung Pada Reaksi Kita Terhadapnya. Menurut
Littlejohn Dan Foss, Fenomenologi Menyangkut Penampilan Objek, Peristiwa, Atau
Situasi Dalam Persepsi Kita. Pengetahuan Yang Kita Pahami Berasal Dari
Pengalaman Sadar. Di Sisi Lain, Makna Muncul Karena Adanya Interaksi Antara
Objek Dan Peristiwa Yang Dialaminya. Pada Dasarnya Ada Dua Hal Yang Menjadi
Pusat Penelitian Fenomenologis, Yaitu:
A.) Deskripsi Tekstual: Subjek Mempelajari Apa Fenomena Itu. Yang Dialami
Adalah Sisi Objektif, Data Riil, Yang Terjadi Secara Empiris.
B.) Deskripsi Struktural: Bagaimana Subjek Mengalami Pengalamannya Dan
Memberi Makna Pada Pengalaman Tersebut. Ada Aspek Subjektif Dari Penjelasan
Ini. Aspek Ini Mengacu Pada Pendapat, Penilaian, Perasaan, Harapan, Dan Reaksi
Subjektif Peserta Penelitian Lainnya Terhadap Pengalaman Mereka.
Mengemukakan 3 Dasar Prinsip Fenomologi, Yaitu:
A. Pengetahuan Diekspresikan Secara Langsung Dalam Pengalaman Sadar
(Kita Mengetahui Dunia Saat Kita Bersentuhan Dengannya).
16
Suyanto, Muhammad Ghazali Bagus Ani Putra, Ike Hardiana, Ilham Nur Alfian, 2012.
B. Makna Sesuatu Adalah Kekuatan Sesuatu Dalam Kehidupan Seseorang,
Dengan Kata Lain Bagaimana Anda Memikirkan Sesuatu Menentukan Maknanya
Bagi Anda
C. Bahasa Adalah Instrumen Makna, Artinya Kita Memahami Dunia Melalui
Bahasa Yang Digunakan Untuk Mendefinisikan Dan Mengungkapkan Dunia.
4. Psikologi Sosial
Menurut Birhom Dan Kasim, Psikologi Sosial Adalah Studi Ilmiah Tentang
Bagaimana Individu Berpikir, Merasakan, Menginginkan, Dan Bertindak Dalam
Situasi Sosial Definisi Ini Dapat Diartikan Sebagai Psikologi Sosial Menjadi Studi
Ilmiah Tentang Bagaimana Individu Berpikir, Merasakan, Berhasrat Dan Bertindak
Dalam Situasi Sosial. Sebagai Kajian Ilmiah, Psikologi Sosial Mempelajari Perilaku
Yang Bervariasi Dalam Lingkungan Yang Berbeda. Ciri Terpenting Psikologi Sosial
Sebagai Ilmu Mencakup Tiga Hal, Yaitu: Cara Pandang Yang Luas, Fokus Lebih Dari
Pada Individu, Dan Biasanya Menggunakan Metode Eksperimen. Oleh Karena Itu,
Dapat Disimpulkan Bahwa Psikologi Sosial Adalah Studi Ilmiah Yang Membahas
Bagaimana Orang Berpikir, Merasakan, Dan Bertindak Dalam Situasi Sosial. Objek
Penelitian Adalah Pikiran, Perasaan, Dan Tindakan Seseorang Dalam Masyarakat.17
Ruang Lingkup Psikologi Sosial Menurut Myers: Pemikiran Sosial, Termasuk
Bagaimana Individu Melihat Diri Mereka Sendiri Dan Orang Lain, Apa Yang
Mereka Yakini, Penilaian Yang Dibuat Individu Dan Sikap Mereka.
A. Pengaruh Sosial, Termasuk Budaya, Tekanan Untuk Menyesuaikan Diri,
Kepercayaan Dan Kelompok Social
B. Hubungan Sosial, Termasuk Prasangka, Agresi, Minat, Kedekatan, Dan Dukungan
Menurut Shaw Dan Constanzo:
A. Menyelidiki Pengaruh Masyarakat Terhadap Proses Individu Seperti Kognisi,
Motivasi, Proses Belajar Dan Karakteristik.
B. Pelajari Proses Individu Umum Seperti Bahasa, Sikap Sosial, Perilaku Meniru,
Dan Lain-Lain.
C. Interaksi Kelompok Belajar Seperti Kepemimpinan, Komunikasi, Hubungan
Kekuasaan, Kerjasama, Persaingan Dan Konflik. Tujuan Psikososial Yaitu
Memberikan Solusi Ketika Konflik Muncul Dalam Kelompok Sosial. Dan
Berfungsi Sebagai Panduan Bagi Masyarakat Untuk Menghadapi Perbedaan
Individu Dalam Masyarakat.
17
Jibrael Rorong, 2020, Fenomologi, Deepublish. Yogyakarta.
5. Sibernatik
Kata Cybernetics Atau Cybernetics Pada Bahasa Inggris Berasal Dari Istilah
Yunani Kuno Kybernetes Serta Berarti Navigator, Juru Mudi, Pelayan Atau Penguasa,
Asal Akar Yang Sama Dengan Pemerintah. Lebih Lanjut, Para Pakar Di Bidangnya
Percaya Bahwa Sibernetika Bisa Diklasifikasikan Menjadi Ilmu Yang Berkaitan
Dengan Pemrosesan Info, Pengambilan Keputusan, Pembelajaran, Adaptasi, Serta
Organisasi Di Individu, Grup, Organisasi, Alam Semesta, Serta Mesin. Cybernetics
Dipergunakan Untuk Menjelaskan Bagaimana Umpan Balik Mengaktifkan Proses
Komunikasi. Sibernetika Ialah Teori Sistem Kontrol Yg Berdasarkan Pada Transfer
Info Atau Komunikasi Antara Sistem Dan Lingkungan Dan Antar Sistem. Proses
Berpikir Sibernatik. Sibernetika Dimulai Oleh Beberapa Orang, Termasuk Lev N.
Landa. Tinggal Di Landa Berspesialisasi Dalam Psikologi Dunia Maya. Menurut
Landa, Ada Dua Jenis Proses Berpikir, Yaitu Proses Berpikir Algoritmik Dan Proses
Berpikir Heuristik.
Tradisi Ini Berangkat Dari Premis Teori Kritis, Yg Berfokus Di Adanya Defisit Sosial.
Proses Komunikasi Dipertanyakan. Di Sisi Lain, Hubungan Ini Ditandai Menggunakan
Penguasaan Grup Kuat Atas Grup Sosial Yg Lemah. Aktivitas Komunikasi, Pada Sisi Lain,
Harus Menjadi Proses Yg Mengartikulasikan Kepentingan Grup Yg Kurang Beruntung
Dalam Masyarakat. Tradisi Ini Dapat Menjelaskan Berbagai Komunikasi Interpersonal Dan
Media. Tradisi Ini Tampaknya Melindungi Yang Lemah. Komunikasi Harus Mempengaruhi
18
Proses Perubahan Dalam Masyarakat Yang Rentan.
C. Nilai Bebas Antara Kemandirian Dan Kesetaraan Serta Pentingnya Diskusi Tradisi
Retoris Adalah Seni Praktis Berbicara, Tradisi Itu Menunjukkan Minat Individu Dalam
Berbicara Dan Bagaimana Dia Berbicara Di Depan Umum, Sedangkan Teori Retoris
Membantu Untuk Memahami Efek Ucapan Dan Penciptaan Efek Ucapan. Tujuan Sebenarnya
Dari Retorika Adalah Untuk Membuktikan Makna Pidato Atau Mengungkapkan Buktinya.
19
Doni Gahral Adian, Januari 2022, Pengantar Fenomologi, Koekoesan, Jawa Barat.Michael
20
Buku Filsafat Bahasa, Masalah dan Perkembangannya karya Drs. Kaelan, M.S
Ira-Kira 57 Buah Pidatonya Sampai Kepada Kita Sekarang Ini. Will Durant
Menyimpulkan Kepada Kita Gaya Pidatonya.21
Pidatonya Mempunyai Kelebihan Dalam Menyajikan Secara Bergelora Satu Sisi
Masalah Atau Karakter; Dalam Menghibur Khalayak Dengan Humor Dan Anekdot; Dalam
Menyentuh Kebanggaan, Prasangka, Perasaan, Patriotisme Dan Kesalehan; Dalam
Mengungkapkan Secara Keras Kelemahan Lawan - Yang Sebenarnya Atau Yang
Diberitakan, Yang Tersembunyi Atau Yang Terbuka; Dalam Mengalihkan Perhatian Secara
Terampil Dari Pokok-Pokok Pembicaraan Yang Kurang Menguntungkan; Dalam
Memberondong Pertanyaan Retoris Yang Sulit Dijawab; Dalam Menghimpun Serangan-
Serangan, Dengan Kalimat-Kalimat Periodik Yang Anak-Anaknya Seperti Cambukan Dan
Yang Badainya Membahana.
Dari Tulisan-Tulisannya Yang Sampai Sekarang Bisa Dibaca, Kita Mengetahui
Bahwa Cicero Sangat Terampil Dalam Menyederhanakan Pembicaraan Yang Sulit. Bahasa
Latinnya Mudah Dibaca. Melalui Penanya, Bahasa Mengalir Dengan Deras Tetapi Indah.
Marcus Tulius Cicero, Ia Begitu Termasyhur Karena Bukunya Berjudul “De Oratore” Dan
Karena Penampilannya Sebagai Seorang Orator. Cicero Mempunyai Suara Yang Bervolume
Berat Dan Berirama Mengun, Pada Suatu Saat Keras Menggema Di Saat Lain Halus
Memelas, Kadang Disertai Cucuran Air Mata.
Buku De Oratore Yang Telah Ditulis Cicero Terdiri Atas Tiga Jilid. Jilid I
Menguraikan Pelajaran Yang Diperlukan Oleh Seorang Orator, Jilid II Menjelaskan Hal
Pengaruh, Dan Jilid III Menerangkan Bentuk-Bentuk Pidatonya. Sebagai Pemuka Retorika,
Cicero Mengembangkan Kecakapan Retorika Menjadi Ilmu. Menurutnya, Sistematika
Retorika Mencakup Dua Tujuan Pokok Yang Bersifat “Suasio” (Anjuran) Dan “Dissuasio”
(Penolakan).
Panduan Dari Kedua Sifat Itu Seringkali Dijumpai Dalam Pidato-Pidato Peradilan Di
Muka Senat Romawi Di Roma. Pada Saat Itu Tujuan Pidato Di Hadapan Pengadilan Adalah
Untuk Menyadarkan Public Tentang Hal-Hal Yang Menyangkut Keentingan Rakyat.
Perundang-Undangan Negara, Dan Keputusan-Keputusan Yang Akan Diambil. Hali Ini,
Menurut Cicero Hanya Dapat Dicapai Dengan Menggunakan Teknik Dissuasio, Apabila
21
Buku Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek karya Prof. Drs. Onong Uchjana, M.A.
Terdapat Kekeliruan Atau Pelanggaran Dalam Hubungannya Dengan Undang-Undang. Atau
Suasio Jika Akan Mengajak Masyarakat Untuk Mematuhi Undang-Undang Dan Keadilan.22
Orator Termasyhur Itu Menyatakan Bahwa Ketika Mempengaruhi Khalayak Seorang Orator
Harus Meyakinkan Mereka Dengan Mencerminkan Kebenaran Dan Kesusilaan. Retorika
Gaya Cicero Meliputi Tahap-Tahap Sebagai Berikut:
A. Investio
Investio Berarti Mencari Bahan Dan Tema Yang Akan Dibahas. Bahan Yang Telah
Diperoleh Disertai Bukti-Bukti Pada Tahap Ini Dibahas Secara Singkat Dengan Menjurus
Kepada Upaya-Upaya :
1) Mendidik
2) Membangkitkan Kepercayaan
3) Menggerakkan Perasaan
B. Ordo Collocatio
Ordo Collocatio, Berarti Penyusunan Pidato. Disini Sang Orator Dituntut Kecakapan
Mengolah Kata-Kata Mengenai Aspek-Aspek Tertentu Berdasarkan Pilihan Mana Yang
Terpenting, Penting, Kurang Penting Dan Tidak Penting. Dalam Hubungan Ini Susunan
Pidato Secara Sistematis Terbagi Menjadi :
1) Exordium (Pendahuluan)
2) Narration (Peneguhan)
3) Conformatio (Peneguhan)
4) Reputatio (Pertimbangan)
5) Peroratio (Penutup)
Retorika Modern Harus Disampaikan Secara Efektif Dan Efisien Dan Lebih
Ditekankan Kepada Berbahasa Secara Tertulis, Dengan Tidak Mengabaikan Kemampuan
Secara Lisan. Berbahasa Secara Efektif Diarahkan Kepada Hasil Yang Akan Dicapai
Penulis Dan Pembaca, Bahwa Amanat Yang Ingin Disampaikan Dapat Diterima Dan Utuh.
Sedangkan Secara Efisien Dimaksudkan Bahwa Alat Atau Cara Yang Dipergunakan
Untuk Menyampaikan Suatu Amanat Dapat Membawa Hasil Yang Besar, Sehingga Penulis
Dan Pembicara Tidak Perlu Mengulang Dan Berlebihan Dalam Penyampaian. Sehingga
Retorika Modern Lebih Mengedepankan Bahasa Tertulis Tanpa Mengesampingkan Bahasa
Lisan.
b. Sejarah Retorika Modern
Pertemuan Orang Eropa Dengan Islam Dalam Perang Salib Menimbulkan Renaissance.
Renaissance Mengantarkan Kita Kepada Retorika Modern. Yang Membangun Jembatan,
Menghubungkan Renaissance Dengan Retorika Modern Adalah Roger Bacon (1214-1219).
Ia Bukan Saja Memperkenalkan Metode Eksperimental, Tetapi Juga Pentingnya Pengetahuan
Tentang Proses Psikologis Dalam Studi Retorika.
23
Tinambunan, jamilin. 2007. Ketrampilan Menulis. Pekanbaru: UIR.
Ia Menyatakan, Kewajiban Retorika Ialah Menggunakan Rasio Dan Imajinasi Untuk
Menggerakkan Kemauan Secara Lebih Baik. Rasio, Imajinasi, Kemauan Adalah Fakultas-
Fakultas Psikologis Yang Kelak Menjadi Kajian Utama Ahli Retorika Modern. Aliran
Pertama Retorika Dalam Masa Modern, Yang Menekankan Proses Psikologis, Dikenal
Sebagai Aliran Epistemologis. Epistemologi Membahas “Teori Pengetahuan” Asal-Usul,
Sifat, Metode, Dan Batas-Batas Pengetahuan Manusia. Para Pemikir Epistemologis Berusaha
Mengkaji Retorika Klasik Dalam Sorotan Perkembangan Psikologi Kognitif (Yakni, Yang
Membahas Proses Mental).
Aliran Retorika Modern Kedua Dikenal Sebagai Gerakan Belles Lettres (Bahasa
Prancis: Tulisan Yang Indah). Retorika Belletris Sangat Mengutamakan Keindahan Bahasa,
Segi-Segi Estetis Pesan, Kadang-Kadang Dengan Mengabaikan Segi Informatifnya. Hugh
Blair (1718-1800) Menulis Lectures On Rhetoric And Belles Lettres. Di Sini Ia Menjelaskan
Hubungan Antara Retorika, Sastra, Dan Kritik. Ia Memperkenalkan Fakultas Citarasa (Taste),
Yaitu Kemampuan Untuk Memperoleh Kenikmatan Dari Pertemuan Dengan Apa Pun Yang
Indah. Karena Memiliki Fakultas Citarasa, Anda Senang Mendengarkan Musik Yang Indah,
Membaca Tulisan Yang Indah, Melihat Pemandangan Yang Indah, Atau Mencamkan Pidato
Yang Indah. Citarasa, Kata Blair, Mencapai Kesempurnaan Ketika Kenikmatan Inderawi
Dipadukan Dengan Rasio, Ketika Rasio Dapat Menjelaskan Sumber-Sumber Kenikmatan.24
Aliran Pertama (Epistemologi) Dan Kedua (Belles Lettres) Terutama Memusatkan
Perhatian Mereka Pada Persiapan Pidato Pada Penyusunan Pesan Dan Penggunaan Bahasa.
Aliran Ketiga Disebut Gerakan Elokusionis Justru Menekankan Teknik Penyampaian Pidato.
Gilbert Austin, Misalnya Memberikan Petunjuk Praktis Penyampaian Pidato, Pembicara
Tidak Boleh Melihat Melantur. Ia Harus Mengarahkan Matanya Langsung Kepada
Pendengar, Dan Menjaga Ketenangannya. Ia Tidak Boleh Segera Melepaskan Seluruh
Suaranya, Tetapi Mulailah Dengan Nada Yang Paling Rendah, Dan Mengeluarkan Suaranya
Sedikit Saja; Jika Ia Ingin Mendiamkan Gumaman Orang Dan Mencengkeram Perhatian
Mereka”. James Burgh, Misal Yang Lain, Menjelaskan 71 Emosi Dan Cara
Mengungkapkannya.
Dalam Perkembangan, Gerakan Elokusionis Dikritik Karena Perhatian Dan Kesetiaan
Yang Berlebihan Pada Teknik. Ketika Mengikuti Kaum Elokusionis, Pembicara Tidak Lagi
Berbicara Dan Bergerak Secara Spontan. Gerakannya Menjadi Artifisial. Walaupun Begitu,
Kaum Elokusionis Telah Berjaya Dalam Melakukan Penelitian Empiris Sebelum
24
Guntur tarigan, henry. 2005. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: angkasa.
Merumuskan “Resep-Resep” Penyampaian Pidato. Retorika Kini Tidak Lagi Ilmu
Berdasarkan Semata-Mata Otak-Atik Otak Atau Hasil Perenungan Rasional Saja.
Retorika, Seperti Disiplin Yang Lain, Dirumuskan Dari Hasil Penelitian Empiris.
Pada Abad Kedua Puluh, Retorika Mengambil Manfaat Dari Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Modern Khususnya Ilmu-Ilmu Perilaku Seperti Psikologi Dan Sosiologi. Istilah
Retorika Pun Mulai Digeser Oleh Speech, Speech Communication, Atau Oral
Communication, Atau Public Speaking.
c. Prinsip – Prinsip Dasar Retorika Modern
Adapun Prinsip-Prinsip Dasar Retorika Modern Antara Lain Sebagai Berikut :
1. Penguasaan Secara Aktif Sejumlah Besar Kosa Kata Bahasa Yang Dikuasainya.
Semakin Besar Jumlah Kosa Kata Yang Dikuasai Secara Aktif, Semakin Mampu
Memilih Kata-Kata Yang Tepat Untuk Menyampaikan Pikiran.
2. Penguasaan Secara Aktif Kaidah-Kaidah Ketatabahasaan Yang Memungkinkan
Penulis Mempergunakan Bermacam-Macam Bentuk Kata Dengan Nuansa Dan
Konotasi Yang Berbeda-Beda. Kaidah-Kaidah Ini Meliputi Bidang Fonologi,
Morfologi, Dan Sintaksis.
3. Mengenal Dan Menguasai Bermacam-Macam Gaya Bahasa, Dan Mampu
Menciptakan Gaya Yang Hidup Dan Baru Untuk Lebih Memudahkan
Penyampaian Pikiran Penulis.
4. Memiliki Kemampuan Penalaran Yang Baik, Sehingga Pikiran Penulis Dapat
Disajikan Dalam Suatu Urutan Yang Teratur Dan Logis.
5. Mengenal Ketentuan-Ketentuan Teknis Penyusunan Komposisi Tertulis,
Sehingga Mudah Dibaca Dan Dipahami, Disamping Bentuknya Dapat Menarik
Pembaca. Ketentuan Teknis Disini Dimaksudkan Dengan: Masalah Pengetikan/
Pencetakan, Cara Penyusunan Bibliografi, Cara Mengutip, Dan Sebagainya.
6. Dengan Demikian Pencorakan Komposisi Dalam Retorika Modern Akan
Meliputi Bentuk Karangan Yang Disebut: Eksposisi, Argumentasi, Deskripsi,
Dan Narasi.
7. Eksposisi Adalah Suatu Bentuk Retorika Yang Tujuannya Adalah Memperluas
Pengetahuan Pembaca, Agar Pembaca Tahu Mengenai Apa Yang Diuraikan.
8. Argumentasi Merupakan Teknik Untuk Berusaha Mengubah Dan Mempengaruhi
Sikap Pembaca.
9. Deskripsi Menggambarkan Obyek Uraian Sedemikian Rupa Sehingga Barang
Atau Hal Tersebut Seolah-Olah Berada Di Depan Mata Pembaca.
10. Narasi Merupakan Teknik Retorika Untuk Mengisahkan Kejadian –Kejadian
Yang Ingin Disampaikan Penulis Sedemikian Rupa, Sehingga Pembaca
Merasakan Seolah-Olah Ia Sendiri Yang Mengalami Peristiwa Tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Riza Zahrial falah danSiti Hidayati, Retorika Dakwah (Studi Retorika Dakwah Lulung
Mumtazah) Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 8.2 (2021)
Suhandang, Kustadi. 2009. Retorika: Strategi Teknik dan Taktik Pidato. Bandung: Nuansa.
https://repository.uinsa.ac.id/id/eprint/1376/
Doni Gahral Adian, Januari 2022, Pengantar Fenomologi, Koekoesan, Jawa Barat.Michael
Suyanto, Muhammad Ghazali Bagus Ani Putra, Ike Hardiana, Ilham Nur Alfian, 2012
Buku Filsafat Bahasa, Masalah dan Perkembangannya karya Drs. Kaelan, M.S
Buku Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek karya Prof. Drs. Onong Uchjana, M.A.
Buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi karya Prof. Drs. Onong Uchjana, M.A.
Guntur tarigan, henry. 2005. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung:
angkasa.