Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Makalah


Korupsi telah menjadi masalah yang meresahkan di Indonesia selama
bertahun-tahun. Korupsi tidak hanya merugikan negara, tetapi juga
menghambat pertumbuhan ekonomi, menciptakan ketidakadilan sosial, dan
merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi publik. Untuk
memahami betapa seriusnya masalah ini, penting bagi kita untuk melihat
secara komprehensif sejarah dan perkembangan korupsi di Indonesia.
Sejarah korupsi di Indonesia mencakup periode yang panjang, termasuk
masa kolonial, era Orde Lama, dan masa Reformasi. Pada masa kolonial,
praktik korupsi umumnya terjadi dalam bentuk penyalahgunaan kekuasaan
oleh penguasa kolonial Belanda. Korupsi pada periode ini sering kali terkait
dengan eksploitasi sumber daya alam dan perdagangan.
Selama era Orde Lama di bawah pemerintahan Presiden Soekarno dan
Soeharto, korupsi berkembang dengan cepat. Pada masa ini, korupsi meluas di
berbagai sektor seperti birokrasi, proyek pembangunan, dan pengadaan barang
dan jasa. Kelemahan dalam sistem tata kelola pemerintahan dan kurangnya
transparansi memberikan celah bagi korupsi untuk berkembang.
Periode Reformasi yang dimulai pada tahun 1998, setelah jatuhnya rezim
Soeharto, diharapkan membawa perubahan yang signifikan dalam penanganan
korupsi. Pada awalnya, Reformasi menciptakan harapan baru untuk
pemberantasan korupsi, dengan pendirian Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) pada tahun 2002 sebagai lembaga khusus untuk melawan korupsi.
Namun, meskipun terdapat beberapa kemajuan dalam penegakan hukum,
korupsi masih menjadi permasalahan serius di Indonesia.Kasus-kasus korupsi
yang signifikan telah mengguncang Indonesia selama bertahun-tahun.
Beberapa kasus terkenal termasuk Kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia), Kasus Century, Kasus e-KTP, Kasus korupsi Bupati, Gubernur,
dan Anggota DPR, serta kasus-kasus lainnya yang melibatkan pejabat tinggi
dan pihak swasta. Kasus-kasus ini mencerminkan besarnya dampak korupsi
terhadap pembangunan negara dan kehidupan rakyat.Untuk mengatasi
korupsi, pemerintah Indonesia telah mengadopsi berbagai upaya dan
kebijakan. Selain KPK, lembaga-lembaga seperti Ombudsman Republik
Indonesia, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Komisi Yudisial juga
berperan dalam pemberantasan korupsi. Selain itu, ada upaya untuk
memperkuat sistem hukum, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, serta
mengedukasi masyarakat tentang bahaya korupsi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan korupsi di Indonesia dari masa kolonial hingga
saat ini?
2. Apa saja kasus korupsi yang signifikan yang terjadi di Indonesia dan
bagaimana dampaknya terhadap pembangunan negara?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk memahami sejarah dan perkembangan korupsi di Indonesia dari
masa kolonial hingga saat ini.
2. Untuk mengidentifikasi kasus-kasus korupsi yang signifikan yang terjadi
di Indonesia dan menganalisis dampaknya terhadap pembangunan negara.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Korupsi


Korupsi merupakan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi yang dimiliki
oleh seseorang dalam rangka memperoleh keuntungan pribadi secara ilegal
atau tidak etis. Praktik korupsi melibatkan tindakan-tindakan yang melanggar
prinsip-prinsip integritas, transparansi, dan akuntabilitas. Korupsi dapat terjadi
dalam berbagai bentuk dan tingkat, mulai dari praktik kecil hingga korupsi
yang melibatkan jumlah besar dana publik.
 Pengertian Korupsi:
Pengertian korupsi mencakup segala tindakan yang melibatkan
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi untuk memperoleh keuntungan
pribadi atau kelompok tertentu dengan cara-cara yang melanggar hukum
atau etika. Korupsi dapat melibatkan penerimaan atau pemberian suap,
penggelapan dana publik, nepotisme, kolusi, pemerasan, penyuapan, dan
tindakan-tindakan lain yang merugikan kepentingan publik.
 Bentuk-bentuk Korupsi:
1. Suap: Praktik memberikan atau menerima uang, hadiah, atau
pemberian lainnya kepada pejabat atau orang yang memiliki
wewenang dalam rangka mempengaruhi keputusan atau pelayanan
yang seharusnya objektif.
2. Penggelapan dana publik: Penyimpangan atau penyalahgunaan dana
publik oleh pejabat atau pihak yang bertanggung jawab atas
pengelolaannya untuk kepentingan pribadi.
3. Nepotisme: Praktik memberikan perlakuan khusus atau
menguntungkan keluarga atau orang terdekat dalam hal penempatan
jabatan atau pengadaan proyek, tanpa mempertimbangkan kualifikasi
dan kapabilitas.
4. Kolusi: Persekongkolan atau kerjasama antara pihak-pihak yang
seharusnya bersaing untuk mendapatkan keuntungan pribadi, seperti
pihak swasta dengan pejabat publik, dalam rangka mempengaruhi
pengambilan keputusan atau mendapatkan keuntungan finansial.
5. Pemerasan: Praktik memaksa seseorang memberikan uang, barang
berharga, atau keuntungan lainnya dengan ancaman atau kekerasan.
6. Penyuapan: Praktik memberikan atau menerima hadiah, uang, atau
imbalan lainnya untuk mempengaruhi proses hukum, pengambilan
keputusan, atau pelayanan yang semestinya objektif.
 Dampak Korupsi
Korupsi memiliki dampak yang merugikan, baik secara ekonomi,
sosial, maupun politik. Beberapa dampak korupsi antara lain:
1. Kerugian finansial: Korupsi menyebabkan kerugian besar bagi
negara, menghambat pembangunan ekonomi, mengurangi anggaran
untuk sektor publik yang penting seperti pendidikan dan kesehatan,
serta menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.
2. Ketidakadilan sosial: Korupsi memperkuat ketimpangan sosial dan
ekonomi

2.2 Sejarah Korupsi di Indonesia


1. Era Kolonial:
Selama masa kolonial di Indonesia, praktik korupsi umumnya
terjadi dalam bentuk penyalahgunaan kekuasaan oleh penguasa kolonial
Belanda. Pada periode ini, korupsi sering terkait dengan eksploitasi
sumber daya alam dan perdagangan. Pemerintahan kolonial Belanda
sering memperkaya diri sendiri melalui eksploitasi hasil bumi,
perdagangan rempah-rempah, dan monopoli komoditas penting seperti
kopi dan nilam.
2. Era Orde Lama:
Selama era Orde Lama di bawah pemerintahan Presiden Soekarno
dan Soeharto, korupsi berkembang pesat di Indonesia. Pada masa ini,
korupsi meluas di berbagai sektor seperti birokrasi, proyek
pembangunan, pengadaan barang dan jasa, serta sistem politik.
Pemerintah Soekarno menghadapi tantangan dalam menangani praktik
korupsi yang meluas, dan situasi ini berlanjut hingga masa pemerintahan
Soeharto.Di bawah pemerintahan Soeharto, praktik korupsi semakin
meluas dan mengakar dalam struktur pemerintahan dan bisnis. Keluarga
Soeharto dan kroni-kroninya diduga terlibat dalam berbagai kasus
korupsi yang melibatkan proyek-proyek besar dan pengalihan dana
negara. Korupsi yang terjadi pada era Orde Lama sangat merugikan
negara dan menciptakan ketidakadilan sosial.
3. Era Reformasi:
Era Reformasi dimulai pada tahun 1998 setelah jatuhnya rezim
Soeharto. Reformasi diharapkan membawa perubahan signifikan dalam
penanganan korupsi di Indonesia. Pada awalnya, Reformasi menciptakan
harapan baru untuk pemberantasan korupsi, dengan pendirian Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2002 sebagai lembaga
independen yang bertugas melawan korupsi.
Sejak pendiriannya, KPK telah berhasil menyelidiki dan menuntut
sejumlah kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi dan pihak swasta.
Beberapa kasus terkenal yang diungkap oleh KPK antara lain Kasus
BLBI, Kasus Century, Kasus e-KTP, dan berbagai kasus korupsi di
tingkat regional seperti kasus korupsi bupati, gubernur, dan anggota
DPR.Meskipun terdapat beberapa kemajuan dalam penegakan hukum
korupsi selama era Reformasi, korupsi masih menjadi permasalahan
serius di Indonesia. Upaya pemberantasan korupsi terus dilakukan, baik
melalui lembaga-lembaga anti-korupsi maupun upaya memperkuat tata
kelola pemerintahan, meningkatkan transparansi, dan meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang bahaya korupsi.
2.3 Kasus Korupsi yang Signifikan di Indonesia
1. Kasus Korupsi Era Kolonial:
Kasus Korupsi Tanah Priangan: Pada awal abad ke-20, terjadi
kasus korupsi yang melibatkan pejabat kolonial Belanda yang
menyalahgunakan kekuasaannya dalam perolehan tanah di daerah
Priangan (Jawa Barat) untuk kepentingan pribadi.
Kasus Korupsi pada Sistem Perpajakan: Selama era kolonial,
terdapat praktik korupsi yang terkait dengan sistem perpajakan yang
diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia. Pejabat
kolonial Belanda sering memanipulasi pengumpulan dan penggunaan
dana pajak untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
2. Kasus Korupsi Era Orde Lama:
3. Kasus Korupsi Bank Dagang Negara (BDN): Pada tahun 1959, terjadi
kasus korupsi di BDN yang melibatkan pejabat pemerintah pada masa itu.
Kasus ini mengungkap praktik penyalahgunaan dana dan kekuasaan
dalam pengelolaan bank tersebut.
4. Kasus Korupsi Proyek Monas: Proyek pembangunan Monumen Nasional
(Monas) pada tahun 1961 juga terkena dampak korupsi. Kasus ini
melibatkan pejabat pemerintah dan kontraktor yang melakukan
penyelewengan dana proyek untuk keuntungan pribadi.
5. Kasus Korupsi Bantuan Sosial: Selama era Orde Lama, juga terjadi kasus
korupsi yang melibatkan penyalahgunaan dana bantuan sosial oleh
pejabat pemerintah. Dana bantuan sosial yang seharusnya diperuntukkan
bagi masyarakat miskin digunakan untuk kepentingan pribadi.
6. Kasus Korupsi Era Reformasi:
 Kasus Korupsi Bank Century: Pada tahun 2008, terjadi kasus korupsi
yang melibatkan bailout atau penyelamatan Bank Century oleh
pemerintah. Kasus ini melibatkan dugaan penyalahgunaan wewenang
dan penggelapan dana negara yang melibatkan pejabat pemerintah dan
pengusaha.
 Kasus Korupsi e-KTP: Pada tahun 2014, terungkap kasus korupsi
yang melibatkan proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik
(e-KTP). Kasus ini melibatkan pejabat pemerintah dan pihak swasta
yang diduga melakukan korupsi dalam pengadaan proyek tersebut.
 Kasus Korupsi Bupati, Gubernur, dan Anggota DPR: Selama era
Reformasi, juga terjadi berbagai kasus korupsi di tingkat regional,
seperti kasus korupsi bupati, gubernur, dan anggota DPR yang terlibat
dalam penyalahgunaan wewenang dan penyelewengan dana publik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Korupsi merupakan masalah yang meresahkan di Indonesia selama berbagai


periode, termasuk era kolonial, orde lama, dan era reformasi.Korupsi memiliki
dampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian, pembangunan, keadilan
sosial, dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.Kasus-kasus korupsi
yang signifikan di Indonesia mencerminkan kelemahan dalam sistem politik,
lemahnya penegakan hukum, dan kurangnya transparansi dan akuntabilitas.
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

KILAS BALIK KORUPSI DI INDONESIA

Dosen Pembimbing

Drs.Senain M.Si

Disusun Oleh:

1. Candra Yanuariza Firdani ( 202214079 )

2. Rio Rulyanto (202214040)

UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

2022/2023

Anda mungkin juga menyukai