0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan2 halaman
Korupsi telah menjadi masalah sosial yang berkembang sejak lama dan kini menjadi masalah global. Korupsi terjadi ketika seseorang menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan merugikan masyarakat. Faktor penyebab korupsi antara lain budaya yang mendukung nepotisme dan birokrasi yang kuat. Korupsi berdampak buruk pada pemerintahan, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat. Negara-
Korupsi telah menjadi masalah sosial yang berkembang sejak lama dan kini menjadi masalah global. Korupsi terjadi ketika seseorang menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan merugikan masyarakat. Faktor penyebab korupsi antara lain budaya yang mendukung nepotisme dan birokrasi yang kuat. Korupsi berdampak buruk pada pemerintahan, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat. Negara-
Korupsi telah menjadi masalah sosial yang berkembang sejak lama dan kini menjadi masalah global. Korupsi terjadi ketika seseorang menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan merugikan masyarakat. Faktor penyebab korupsi antara lain budaya yang mendukung nepotisme dan birokrasi yang kuat. Korupsi berdampak buruk pada pemerintahan, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat. Negara-
Korupsi merupakan fenomena sosial yang sudah tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak dahulu. Hadirnya globalisasi fenomena ini kian mengglobal. Globalisasi kemudian memberikan tuntutan kepada setiap orang untuk bisa berjuang dan bertahan di tengah derasnya arus perkembangan teknologi dan iptek. Hal ini berdampak pada usaha seseorang untuk bertahan dengan cara-cara ilegal misalnya korupsi. Pada Tahun 1990-an permasalahan mengenai korupsi telah menjadi perhatian khusus dan sangat intensif, mereka menyebutnya dengan istilah Global Corruption Epidemic. Banyak pihak yang kemudian melakukan kampanye untuk pemberantasan korupsi. Fenomena korupsi tidak mengenal ruang dan waktu, negara miskin atau kaya, sehingga banyak orang yang kemudian menggunakan cara-cara yang ilegal untuk mampu masuk di arena industri. Teori Korupsi yang paling terkenal menyatakan bahwa, korupsi terjadi apabila seseorang menggunakan kekuasaan yang dimiliki guna memenuhi kepentingan pribadi dengan jalan men subordinasi kepentingan umum. Secara luas korupsi dapat diartikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan atau fasilitas publik. Definisi ini kemudian meliputi penyalahgunaan unilateral oleh pejabat pemerintah, seperti penyelewengan wewenang dan nepotisme. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya korupsi : 1. Faktor kultural : dengan adanya tradisi pemberian hadiah atau oleh-oleh kepada seseorang, dan pentingnya ikatan keluarga yang membuat para pejabat cenderung mengutamakan keluarga mereka (nepotisme) 2. Faktor Struktural atau Birokrasi : konsep kekuasaan di Indonesia yang dipengaruhi oleh budaya yang sangat kuat dan karakteristik birokrasi di Indonesia yang berasal dari birokrasi warisan masa kerajaan dimana struktur birokrasi lebih didominasi oleh budaya patrimonial. Dari penjelasan tentang faktor kultural ada dua hal yang berperan dalam mendorong terjadinya korupsi : - Posisi dominan birokrasi pemerintah sebagai sumber utama barang, jasa dan lapangan pekerjaan serta sebagai pengatur ekonomi - Dominasi negara yang mengkerdilkan kekuatan lain dalam masyarakat. Kini korupsi telah menjadi extraordinary crime di seluruh dunia. Yang paling terdampak dari kejahatan korupsi adalah sektor pemerintahan dan ekonomi. Berikut beberapa dampak yang ditimbulkan akibat Korupsi 1. The Captured State Korupsi mempersulit proses demokrasi dan menghambat cita-cita good governance sebab korupsi menghancurkan proses formal sebuah sistem pemerintahan. 2. Sektor Ekonomi Korupsi secara langsung mempersulit pembangunan ekonomi karena membuat semacam distorsi dalam kegiatan perekonomian sebuah negara. 3. Kesejahteraan warga negara Korupsi politik kemudian berpengaruh langsung bagi tingkat kesejahteraan masyarakat. Korupsi politik berarti kebijakan ekonomi yang memihak perusahaan atau organisasi penyatuan dana sehingga beban utang seluruhnya ditanggung oleh warganegara. Setiap negara memiliki caranya sendiri dalam upaya pemberantasan korupsi misalnya 1. Di Indonesia, pada masa pemerintahan Soeharto dikeluarkannya UU NO.3 Tahun 1971 mengenai korupsi, lalu pada reformasi dikeluarkannya UU NO. 31 tahun 1999, UU No.20 tahun 2001. Pemerintah Indonesia juga membentuk lembaga Independen untuk memberantas tindak pidana korupsi yaitu lembaga KPK ( Komisi Pemberantasan Korupsi ) 2. Di Korea Selatan, pemberantasan korupsi juga dilakukan melalui kebijakan-kebijakan yang di khususkan untuk memberantas korupsi. Misalnya pada tahun 2008 Korea Selatan bekerjasama dengan UNDP, kebijakan anti korupsi korea selatan ditransmisikan ke Bhutan dan Bangladesh dan pada tahun 2009 ke thailand lalu pada tahun 2010 dengan badan-badan anti korupsi Vietnam dan Mongolia menandatangani nota kesepahaman. Korea Selatan sempat mengalami krisis yang disebabkan oleh korupsi, sehingga mereka menerbitkan Corrupt practices act pada bulan juli 2001 dan 25 januari 2022 mereka meluncurkan komisi Anti Korupsi. 3. Di China, pernah diberlakukan hukuman mati bagi para koruptor karena tingkat korupsi yang dilakukan sangat tinggi dan mencekik. Akhirnya pasa akhir 2000 China telah mengeksekusi 11 orang dan pada tahun 2001 Hu Changqing ikut di eksekusi mati karena terbukti bersalah.