Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KORUPSI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

1. Adinda Embun Wijayanti (202204033)


2. Agustiana Indianti (202204034)
3. Dinna Wahyu Wulan Ningrum (202204041)
4. Eva Yustina Sukma Dewi (202204046)
5. Fasya Nanda Ashari (202204050)
6. Melda Wahyu Nur Setyowati (202204053)
7. Khansa Rafidah N.F (202204051)
8. Refi Ardika (202204058)
9. Muhammad

D3 FARMASI KELAS B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN
2022/2023
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan...........................................................................................................4

BAB 2......................................................................................................................5

1. Faktor penyebab lahirnya perilaku korupsi dikalangan masyarakat.............5

2. Bentuk-bentuk korupsi yang ada didalam masyarakat.................................5

3. Dampak akibat dari adanya korupsi dikalangan masyarakat........................7

4. Solusi untuk mengatasi korupsi dikalangan masyarakat...............................8

BAB 3......................................................................................................................9

A. Kesimpulan...................................................................................................9

B. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Korupsi dalam lingkungan pejabat publik terutama penguasa bukanlah hal
baru. Korupsi tidak hanya masalah nasional tetapi juga masalah internasional.
Pelaku-pelaku korupsi pun banyak dari lingkungan pejabat publik. Sejarah mencatat
banyak pemimpin yang dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu pemberantasan
korupsi sebagai tema sentral kampanye mereka. Sungguh ironis, terlepas apakah
mereka benar-benar anti korupsi, dan pada awalnya berupaya keras untuk
memberantas korupsi, ataukah mereka hanya sekedar menggunakan isu korupsi
untuk meraih simpati masa saja, banyak diantara mereka yang jatuh akibat kasus
korupsi. Di Indonesia misalnya, pada awal kepemimpinan presiden Soeharto
berupaya secara serius memberantas korupsi melalui pembentukan berbagai
lembaga, tetapi upaya yang bersifat formalistis tersebut gagal dan bahkan isu korupsi
ikut menjatuhkannya pada tahun 1998. Contoh lain di Filipina, Presiden Estrada
terpilih menjadi presiden melalui pemilu yang bebas dan terbuka pada tahun 1998
dengan mengusung isu pemberantasan korupsi pada.

Korupsi merupakan virus yang menyebar dimana-mana bahkan di belahan penjuru


dunia, korupsi selalu mendapatkan perhatian yang serius dibandingkan masalah
lainnya. Fenomena ini dapat dimaklumi karena pada dasarnya korupsi memiliki
dampak negatif yang sangat signifikan dalam negara maupun dalam masyarakat,
karena korupsi dapat menghilangkan/menghanguskan uang negara mulai jutaan
rupiah hingga triliunan. Hal ini merupakan masalah yang sangat ditakuti khususnya
di Indonesia yang sekarang ini menjadi sorotan dunia karena peringkatnya adalah
nomor tiga negara terkorupsi didunia. Pelaku korupsi itu sendiri menyebar
dikalangan pemerintah sehingga sekarang banyak aparatur-aparatur pemerintahan
yang terjerat dalam pidana korupsi yang kebanyakan itu berasal dari partai partai
politik sehingga telah banyak aparatur pemerintahan baik itu dari partai partai politik
yang lepas dari jabatannya bahkan dicebloskan kedalam penjara karena terkena dari
imbas perilakunya sendiri yaitu korupsi, akan tetapi perilaku korupsi itu bukan hanya
menyebar dikalangan pemerintahan atau didalam partai-partai politik saja akan tetapi
perilaku korupsi menyebar keseluruh level/lapisan-lapisan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor yang menyebabkan korupsi itu terjadi hingga kelapisan
masyarakat?
2. Seperti apa saja bentuk-bentuk korupsi yang ada di masyarakat?
3. Apakah dampak adanya korupsi dikalangan masyarakat itu sendiri?
4. Bagaimana cara mengatasi korupsi yang ada didalam masyarakat?

C. Tujuan
1. Menganalisis faktor penyebab korupsi terjadi di lingkungan masyarakat
2. Mendeskripsikan bentuk-bentuk korupsi yang ada di masyarakat
3. Memberikan upaya dan solusi mencegah terjadinya sikap koruptif di lingkungan
masyarakat
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Faktor penyebab lahirnya perilaku korupsi dikalangan


masyarakat.
Sebelum membahas mengapa perilaku korupsi itu bisa masuk hingga
kelevel/lapisan-lapisan masyarakat terlebih dahulu, apa yang dimaksud dengan
korupsi itu sendiri. Bahwasanya korupsi itu adalah merupakan perilaku
merampas hak yang sepantasnya menjadi milik kepentingan
masyarakat/seseorang hingga dijadikan untuk kepentingan pribadinya atau hanya
untuk kepuasan hawa nafsunya. Dan EHI (Dalam buku karangan Munawar Fuad
Noeh) menyatakan bahwa korupsi berasal dari bahasa latin corruptio yang berarti
menyuap dan juga corrumpere atau merusak. Selain EHI tadi, pendapat lain
mengenai definisi tentang korupsi, yang datangnya dari ketua KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) yang berbunyi: Korupsi adalah sebuah kejahatan yang
menghancurkan lembaga demokrasi, menggrokoti tatanan hukum, merusak
kepercayaan dalam masyarakat terhadap negara, memperlamban pertumbuhan
ekonomi , menghambat upaya-upaya pengentasan kemiskinan, mengganggu
alokasi sumber daya serta menurunkan daya saing negara dan melumpuhkan
investasi. Dan juga korupsi sebuah kejahatan yang sudah menjadi sebuah
kejahatan internasional dan kejahatan ini selalu dibarengi dengan perkembangan
teknologi yang turut andil dalam perkembangan biasa. Korupsi sudah disepakati
dunia sebagai kejahatan luar biasa, dengan demikian penanganan korupsi sebagai
sebuah sebuah kejahatan yang membutuhkan kewenangan, pengetahuan dan
kemampuan memanfaatkan teknologi. Korupsi pun sudah menjadi perilaku yang
begitu sistematik dan mengakar. Jadi, korupsi merupakan penyelewengan atau
penggelapan uang negara atau perusahaan bahakan juga uang pribadi seseorang
yang digunakan untuk keuntungan pribadinya atau pun orang lain.

2. Bentuk-bentuk korupsi yang ada didalam masyarakat.


Masyarakat sekarang ini tidak menyadari akan perbuatannya akan korupsi
bahkan sudah terlanjur akrab dengan bebagai istilah yang termasuk kedalam
kategori korupsi itu sendiri. Karena kalau kita lihat didalam masyarakat telah
banyak yang namanya sogok-menyogok, uang pelancar dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan hal seperti itu. Hal tersebut sudah lazim kita jumpai di suatu
masyarakat dan hal seprti itu sudah membudaya di kalangan masyarakat
sehingga tak dapat dipungkiri orang yang melakukan hal seperti itu sudah
menganggap biasa akan yang dikejakannya itu, sehingga pula orang tersebut
tidak lagi tahu menahu akan apa dampak yang akan terjadi pada dirinya dan juga
masyarakat yang ada disekelilingnya, mereka itu merasa benar sendiri akan
pekerjaan yang dilakukannya. Diantara beberapa bentuk korupsi yang telah
disebutkan pada pembahasan diatas masih terdapat bentuk lain diantaranya
seperti perkataan Abu Fide Abdur Rafi yang mengatakan bahwa korupsi
berbentuk suap menyuap dibebagai sektor, antara lain berupa mafia peradilan,
suap-monyuap dalam prosen rekrutmen pegawai negeri sipil (PNS), tender dan
lain-lain. Dan juga pungutan-pungutan liar (pungli) disegala sektor publik, serta
mark up penggelembungan dana pada berbagai proyek, kredit nacet dan
pembobolan pada lembaga perbankan dan juga penggelapan uang Negara.
Pendapat lain tentang bentuk-bentuk korupsi diantaranya:
Korupai transaksional, yaitu korupsi yang melibatkan dua belah pihak.
Keduanya sama-sama mendapatkan keuntungan dan oleh karenanya sama-sama
nengupayakan secara aktif terjadinya korupsi.
Korupai bersifat memeras, yaitu apabila pihak pertama harus melakukan
penyuapan terhadap pihak kedua guna menghindari hambatan usaha dari pihak
kedua itu.
Korupsi bersifat ontogenik, yaitu hanya melibatkan orang yang bersangkutan.
Misalnya, seorang anggota parlemen mendukung golnya sebuah rancangan
undang undang, semata karena undang-undang tersebut akan membawa
keuntungan baginya.
Korupsi defensif, yaitu ketika seseorang menawarkan uang suap untuk membela
dirinya.
Korupsi bersifat investasi, Misalnya, memberikan pelayanan barang atau jasa
dengan sebaik-baiknya agar nanti mendapat pelayanan yang baik tersebut.
Korupsi bersifat Nepotisme, yaitu perbuatan Penyelenggara Negara secara
melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau
kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Korupsi suportif, yaitu korupsi yang tidak secara langsung melibatkan uang,
jasa, atau pemberian apapun. Misalnya, membiarkan berjalannya sebuah
tindakan korupsi dan bersikapa masa bodoh terhadap lingkungan dan situasi
yang korup. (Munawar Fuad Noah).
Tokoh lain menyatakan menyatakan bahwa korupsi pertama, korupsi itu
dilakukan secara berjemaah, kedua, korupsi bersifat rahasia dalam bertindak.
Ketiga, korupsi melibatkan kewajiban dan timbal balik, dimana kewajiban atau
keuntunagan itu tidak melulu berupa uang. Jadi korupsi tidak selalu dilakukan
oleh perorangan akan tetapi korupsi itu bisa dilakukan dengan secara
berkelompok baik secara blak-blakan maupun sembunyi-sembunyi.

3. Dampak akibat dari adanya korupsi dikalangan


masyarakat,
Korupsi memberikan dampak negatif yang sangat luar biasa dalam tatanan
pemerintahan dan juga terhadap kalangan masyarakat. Korupsi hanya
memberikan distorsi (kekacauan) dalam masyarakat, yang asal mulanya keadaan
di masyarakat itu tidak kacau balau akan tetapi akhirnya keadaan menjadi rumit
dan tak terkendalikan dengan adanya pihak yang terlibat didalam korupsi, dan
juga korupsi menghambat perekonomian maupun pembangunan yang ada di
tengah-tengah masyarakat. Seperti halnya ketika ada bantuan dari pemerintah
untuk pembangunan, sebuah masjid yang sudah setengah jadi akhirnya apa yang
terjadi ketika salah satu pihak/kalangan masyarakat tertentu bermain manipolitik
(korupsi didalamnya akhirnya bantuan yang seharusnya disalurkan
kemasyarakat untuk pembangunan masjid akhirnya masuk kekantang sikoruptor
sehingga uang tidak sampai dan pembangunan stagnan (mandek) tidak jalan lagi
dan tidak ada tindak lanjutnya.
Selain memberikan kekacauan dikalangan masyarakat korupsi juga menodal
moralitan individu yang bersangkutan. Seperti perkataan Munawar Fuad Noah
bawa secara moral, korupsi adalah puncak gunung es dari seluruh kebobrokan
mental, korupsi merupakan akumulasi dari pengkhianatan, dusta, pencurian,
pemerasan, kezaliman, dan tipuan kesadaran ketuhanan, antar moralitas dan
korupsi memiliki hubungan timbal balik. Tingkat korupsi adalah cermin kualitas
moral, sebaliknya, kualitas moral dapat menentukan tingkat korupsi itu sendiri.
akan tetapi dampak korupsi bisa merambah ke etos sosial yang mana korupsi
akan meracuni terhadap etos nosial. Misalnya saja dalam sebuah lingkungan
yang korup, orang bisa putus asa untuk berbuat baik, karena berbuat baik sudah
tidak berarti lagi. Semua proses sosial telah berlangsung dalam skenario para
sang koruptor, sehingga berdampak pada masyarakat yang lainnya.

4. Solusi untuk mengatasi korupsi dikalangan masyarakat.


Solusi untuk mengatasi mewabahnya korupsi dikalangan masyarakat yaitu
dengan melaporkannya kepada pihak-pihak yang berwenang. Upaya untuk
penanggulangan hukum pidana korupsi yanag ada didalam masyarakat yaitu
lewat perundang-undangan yang pada hakikatnya merupakan bagian dari suatu
langkah kebajikan (policy), Istilah kebijakan diambil dari istilah policy (inggris)
atau politiek (Beinda), maka istilah kebijakan hukum pidana disebut dengan
istilah politik hukum pidana. Dimana istilah politik hukum pidana sering dikenal
dengan penal policy, criminal law policy atau stfrechtspolitiek. Pengertian
kebijakan atas politik hukum pidana dapat dilihat dari politik hukum maupaun
dari politik kriminal. Jadi usaha penanggulangan itu dapat dilakukan atau
dilaksanakan dengan cara melaporkan atau menyerahkan kasus tindak pidana
korupsi kepada pihak penegak hukum (polisi, jakna, KPR) untuk dapat diproses
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Masih ada solusi yang paling ampuh untuk mengatasi korupsi dikalangan
masyarakat yaitu dengan penanaman karakter, yang sama penanaman karakter
tersebut dilakukan dengan pendidikan, pendidikan bisa memberikan arahan dan
tujuan yang baik untuk tidak melakukan korupsi.
Uhar Suharsapura yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan instrumen
penting dalam pembangunan bangsa baik sebagai pengembang dan peningkat
produktivitas nasional maupun sebagai pembentuk karakter bangsa. Jadi
kebanyakan orang yang melakukan korupsi karena karakternya masih lemah dan
imannya masih randah dan juga orang orang yang konformis ikut-ikutan dalam
berkorupsi sama saja karakternya masih minim, sehingga mereka tidak tahu
apakah yang dilakukannya itu termasuk pekerjaan yang baik atau buruk.
Pendidikan merupakan upaya normative yang mengacu pada nilai-nilai milia
yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa, yang dengannya nilai tersebut dapat
dilanjutkan melalui peran transfer pendidikan baik dari aspek kognitif, nikap
maupun keterampilan. Pendidikan juga membimbing manusia supaya semakin
dewasa secara intelektual, moral dan sosial, dalam konteks ini pendidikan
merupakan pemelihara budaya. Dengan demikian bahwa pendidikan merupakan
upaya yang paling simpel untuk menanggulangi/mengatasi korupsi dikalangan
masyarakat
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan Hukum kausalitas korupsi di kalangan masyarakat dikarenakan 2
(dua) faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang mana kedua faktor
tersebut menjadi penunjang terjadinya korupsi dikalangan masyarakat. Dari
faktor internalnya kurangnya gaji dalam kehidupannya menjadi penderong utama
orang melakukan korupsi/korporasi, seperti sesesorang nekat untuk melakukan
pekerjaan haram itu karena dorongan untuk supaya menafkahi /menghidupi
keluarganya, itu untuk kalangan masyarakat. Akan tetapi pada kalangan
pemerintahan melakukan korupsi itu bukan karena kebutuhan akan tetapi karena
keserakahannya untuk menumpuk harta dan barang-barang yang sangat mahal
sehingga orang-orang disekelilingnya tidaklah bisa memiliki seperti yang
dimilikinya. Dan juga tidak dapat dipungkiri bahwasanya dimasyarakat itu orang
melakukan korupsi itu bukan hanya kebutuhan hidupnya akan tetapi ada juga
yang karena keserakahannya.
Dan dilihat dari faktor eksternalnya bahwa pengarah lingkunganlah yang menjadi
mewabahnya korupsi, yang mana kalau disuatu masyarakat tertentu mayoritas
melakukan korupsi pasti yang lainnya melakukan korupsi. Dan juga karena
peluang. walaupun orang itu sangat alim kalau sudah dihadapkan dengan yang
namanya uang pasti tidak akan mengalah dan pasti akan mengambilnya. Korupsi
merupakan masalah yang sangat sulit dihilangkan didunia khususnya Indonesia,
karena korupsi tergantung pada karakter seseorang itu sendiri, dan karaktrer
seseorang tidaklah sama dengan karakter orang yang lainnya. Untuk
mengatasinya pendidikanlah obat yang cocok untuk mengatani yang namanya
korupsi, karena pendidikan bisa merubah karakter seseorang. Ada juga hukuman
yang sering dipakai oleh pemerintah tidak membuat mereka jera untuk
melakukan kembali korupsi oleh karena itu dibutuhkan tindakan hukum yang
tegas agar para koruptor merasa jera.

B. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan
pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Dadang ITS.2008.”Pendidikan Kejujuran adalah Obat Mujarab bagi Indonesia”,


https://www.its.ac.id/news/2008/03/12/pendidikan-kejujuran-adalah-obat-
mujarab-untuk-indonesia/, diakses 11 Oktober 2022 pukul 19:22.

Suharsaputra,Uhar.”Budaya Korupsi dan Korupsi Budaya: Tantangan Bagi Dunia


Pendidikan”, https://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/budaya-korupsi-dan-
pendidikan/, diakses 12 Oktober 2022 pukul 05:50.

Liputan6,2021.” Korupsi adalah Penyelewengan Uang Negara untuk Kepentingan


Pribadi, Kenali Dampaknya”, https://id.berita.yahoo.com/korupsi-adalah-penyelewengan-
uang-negara-140021585.html?guccounter=1, diakses 12 Oktober 2022 pukul 05:54.

Anda mungkin juga menyukai