Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KORUPSI DALAM PERSEFEKTIF KEILMUAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : PBAK

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Amalia Fatma 32722001D19006


Mokhamad Farhan 32722001D19062
Pridya Hamdillah 32722001D19080
Putri Novianti 32722001D19084
Reska Budi Saptomo 32722001D19088
Sanira Fauziah Suteja 32722001D19094
Siti Intan Lestari 32722001D19102
Taufik Hidayatullah 32722001D19110
Tika Murtika Harpuspita 32722001D19112
Wina Alvionita 32722001D19116

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelasaikan makalah ini tanpa ada suatu
halangan apapun. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW
yang kita nanti-nantikan syafaatnya di dunia dan di akhirat. Makalah ini kami susun dengan
metode dan kajian pustaka dari berbagai sumber media elektronik mengenai “Korupsi
Dalam Persefektif Keilmuan”
Penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, dosen Pembimbing dan
rekan-rekan sekalian. Namun, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan
demi peningkatan makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Sukabumi, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Korupsi.................................................................................... 3
B. Bentuk –Bentuk Korupsi........................................................................... 4
C. Jenis-Jenis Korupsi Menurut Para Ahli..................................................... 7
D. Jenis-Jenis Korupsi Menurut Undang-Undang Tipikor............................ 9
E. Faktor-Faktor Penyebab Korupsi.............................................................. 11
F. Nilai-Nilai Anti Korupsi........................................................................... 13
G. Prinsip Anti Korupsi.................................................................................. 23
Bab III Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................ 28
B. Saran.......................................................................................................... 28
Daftar Pustaka

ii
BAB I

( PENDAHULUAN )

A. Latar Belakang

Korupsi telah menjadi perhatian semua pihakpada saat ini. Bentuk-bentuk dan
perwujudan korupsi jauh lebih banyak daripada kemampuan untuk melukiskannya.
Iklim yang diciptakan oleh korupsi menguntungkan bagi tumbuh suburnya berbagai
kejahatan.
Korupsi pun menjadi permasalahan yang sungguh serius dinegeri ini. Kasus
korupsi sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Berkembang dengan pesat, meluas
dimana–mana, dan terjadi secara sistematis dengan rekayasa yang canggih dan
memanfaatkan teknologi modern. Kasus terjadinya korupsi dari hari kehari kian
marak. Hampir setiap hari berita tentang korupsi menghiasi berbagai media. Bahkan
Korupsi dianggap biasa dan dimaklumi banyak orang sehingga masyarakat sulit
membedakan nama perbuatan korup dan mana perbuatan yang tidak korup. Meskipun
sudah ada komisi pemberantasan korupsi (KPK) dan beberapa instansi antikorupsi
lainnya, faktanya negeri ini menduduki rangking teratas sebagai negara terkorup di
dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi ?
2. Sebutkan dan jelaskan bentuk – bentuk korupsi ?
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis korupsi menurut para ahli ?
4. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis korupsi menurut undang –undang tipikor?
5. Sebutkan dan jelaskan faktor – faktor penyebab korupsi?
6. Sebutkan dan jelaskan nilai – nilai anti korupsi ?
7. Sebutkan dan jelaskan prinsip Anti korupsi ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi
2. Untuk mengetahui bentuk – bentuk korupsi
3. Untuk mengetahui jenis –jenis korupsi menurut para ahli
4. Untuk mengetahui jenis –jenis korupsi menurut undang –undang tipikor
5. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab korupsi
6. Untuk mengetahui nilai –nilai anti korupsi
7. Untuk mengetahui prinsip anti korupsi

2
BAB II

( PEMBAHASAN )

A. Pengertian Korupsi

Istilah korupsi berasal dari satu kata dalam Bahasa latin yakni corrupio atau
corruptus yang disalin berbagai Bahasa. Misalnya disalin dalam Bahasa inggris
menjadi corruption atau corrupt dalam Bahasa prancis menjadi corruption dan dalam
Bahasa belanda disalin menjadi istilah corruptive. Agaknya dari Bahasa itulah lahir
kata korupsi dari Bahasa Indonesia. Corruptie yang juga disalin menjadi corruption
mengandung arti perbuatan korup,penyuapan. Secara harfiah istilah tersebit berarti
setgala macam perbuatan yang tidak baik,seperti yang dikatakan Andi Hamzah
Sebagai keburukan,kebejatan,ketidak jujuran,dapat disuap,tidak bermoral,
penyimpangn dan kesucian,kata-kata atau ucapan yang menghina atau mempitnah
Selanjutnya untuk beberapa pengertian lain,disebutkan bahwa (Muhamad Ali 1992) :
1. Korupsi artinya busuk,suka menerima uang suap,memakai kekuasaan untuk
kepentingan sendiri dan sebagainya;
2. Korupsi artinya perbuatan busuk seperti penggelpan uang,penerimaan uang
sogok,dan sebagainya;
3. Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi

Menurut subekti dan Tjitrosoedibio dalam kamus hokum,yang dimaksud


corruptive adalah korupsi,perbuatan curang,tindak pidana,yang merugikan keuangan
negara.

3
B. Bentuk – Bentuk Korupsi
1. Bentuk korupsi diindonesia
Beberapa bentuk korupsi diindonesia adalah:
1) Penyuapan (Bribry) mencakup tindakan memberi dan menerima suap , Baik
berupa uang maupun barang.
2) Mbezzlement , merupakan tindakan penipuan , Dan pencurian sumber daya
yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Baik berupa dana public stsu
sumber daya alam tertentu.
3) Fround, merupakan suatu tindakan kejahatan ekonom I yang melibatkan
penipuan (Tric kery or swindle). Didalamnya memiliki proses manipulasi atau
mendistorsi informasi dan fakta dengan tujuan mengambil keuntungan-
keuntungan tertentu.
4) Extortion, yaitu tindakan meminta uang atau sumber daya lainnya dengan cara
paksa atau disertai dengan intimidasi-intimidasi tertentu oleh pihak yang
memiliki kekuasaan.
5) Favouritism, Adalah mekanisme penyalah gunaan kekuaaan yang
berimpkikasi pada tindakan privatisasi sumber daya.
6) Melanggar hokum yang berlaku dan merugikan negara
7) Serba kerahasiaan, meskipun dilkukan secara kolektif atau korupsi berjamaah
1) Bentuk Korupsi Berdasarkan Motif Perbuatan

Berdasarkan presentasi dari Direktorat Grativikasi Deputi Bidang Pencegahan


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Mengenai pemahaman gratifikasi sebagai upaya
pencegahan korupsi, ada banyak hal yang seharusnya dimengerti dan dipahami oleh
pejabat-pejabat dinegeri ini.
Menurut Prof. Dr. Baharuddin Lopa, S. H. Penyebab utama kejahatan karena
pendapatan manusia tidak mampu untuk mengikuti peningkatan kebutuhan manusia

4
tersebut yang semakin meningkat dan bermacam ragam sehingga bagi yang kurang
sabar, terpaksa m,elakukan kejahatan, seperti mencuri, menipu dan korupsi. Korupsi itu
terdiri dari 4 macam, Yaitu:
1) Corruption By Greed, motif ini terkait dengan keserakahan dan kerakusan para
pelaku korupsi
2) Corruption By Opportunities, motif ini terkait dengan sistem yang memberi
lubang terjadinya korupsi.
3) Corruption By Need, motif ini berhubungan dengan sikap mental yang tidak
pernah cukup, penuh sikap konsumerisme dan selalu sarat kebutuhan yang
tidak pernah usai.
4) Corruption by Exposures, motif ini berkaitan dengan hukuman para pelaku
korupsi yang rendah
2) Bentuk Dan Model Korupsi Menurut Tokoh Reformasi

Sebenarnya masalah korupsi adalah masalah kita bersama, bukan hanya masalah
pemerintah saja. Untuk itulah kita punya andil bersama untuk memberantas korupsi ini
sampai ke akar-akarnya. Tentu bukan hal yang mudah, katena dibutuhan kesadran dari
masing-masing individu dan kerja sama dari berbagai pihak untuk bias
mewujudkannya. Salahn satunya, kita harus sadar akan jenos dan model korupsi yang
adea disekitar kita. Jenis korupsi yang lebibh operasional juga diklasifikaskan oleh
tokoh reformasi, M. Amien Rais yang menyatakan sedikitnya ada 4 jenis korupsi, Yaitu
(Anwar,2006:18)
1) Korupsi ekstorsif
Korupsi yang dilakukan oleh seorang pengusaha yang memberikan suap
kepada penguasa politik agar dapat perlindungan atas kepentingan-
kepentingan ekonominya.
2) Korupsi Manipulatif

5
Usaha kotor yang dilakukan oleh seorang pengusaha untuk mendapatkan
kebijaksanaa, aturan, atau keputusan yang mendatangkan keuntungan ekonomi
bagi dirinya.
3) Korupsi nepotetik
Perlakuan istimewa yang dilakukan oleh penguasa kepada para sanak saudara
atau kerabatnya dalam pembaikan aktivitas maupun rekrutmen.
4) Korupsi subversif
Pencurian kekayaan negara oleh para penguasa yang ,merusak perekonomian
bangsa.
3) Bentuk Korupsi Secara Garis Besar

Di Indonesia, klasifikasi tindakan korupsi secara garis besar dapat digolongkan


beberapa macam bentuk. Khususnya untuk instansi yang melakukan administrasi
penerimaan (revenue administration) yang meliputi instansi pajak dan bea cukai, tidak
termasuk pemda dan pengelola penerimaan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak),
tindakan korupsi dapat dibagikan menjadi 2 jenis, antara lain:
1) Korupsi terselubung adalah sebuah korupsi bermotif politik tapi kemudian
setelah di usut sesungguhnya hanya ingin mendapatkan uang semata
conntohnya seorang pejabat menerima suap dari seseorang dengan janji akan
menduduki keududukan tertentu, namun setelah suap diterima pejabat
tersebut tak mempedulikan lagi nasib penyuapnya.
2) Korupsi yang bermotif ganda adalah korupsi yang kelihatannya hanya
bermotifkan mendapatkan uang namun ternyata juga bermuatan politik.
Semisal seorang penyuap pejabat untuk menyalahgunakan wewenangnya.

6
C. Jenis- Jenis Korupsi Menurut Para Ahli

Korupsi dapat terjadi di berbagai lapisam masyarakat. Pada tingkat bawah, kuantitas
pelaku tergolong besar. Sementara itu, pada tingkat lebih atas melibatkan kuantitas
dana yang besar. Seperti yang dinyatakan oleh poerba (dalam arsyad, 2013:22), bahwa
klasifikasi korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang terjadi di masyarakat dibagi
menjadi 3, korupsi kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas. Berikut penjabaran
dari ke 3 klasifikasi tersebut.

1) Kelas bawah merupakan KKN yang dilakukan secara kecil-kecilan, namun


dapat berdampak luas karena menyangkut ujung tombak dari pelaksanaan
birokrasi.KKN pada tinggat ini dilakukan untuk sekedar bertahan hidup.
biasanya dilakukan dengan mempersulit pelayanan yang seharusnya dapat
dilakukan dengan cepat dan mudah.
2) Kelas menengah merupakan KKN yang dilakukan oleh pegawai negeri dan
birokrasi dengan menggunakan kekuasaan dan wewenangnya. KKN ditingkat
ini tidak hanya digunakan untuk sekedar bertahan hidup tetapi juga untuk
mempertahankan posisi dan menambah kekayaan.
3) Kelas atas merupakan KKN yang dilakukan oleh para penentu kebijakan, yang
dalam pelaaksanaannya bekerja sama dengan para kolomrat atau para pelaku
bisnis multi nasional. Dilakukan dengan cara-cara yang sukar terdeteksi karena
biasanya dilakukan dengan mengakomodasi hukum dan perundang-undangan.

Jenis-jenis korupsi menurut choesnon sebagai mana dikutip oleh alkostar (2008:74-75)
Choesnon juga membagi perbuatan korupsi dalam 3 jenis yaitu :
1) Korupsi jenis halus yaitu korupsi yang lazim disebut sebagai uang siluman,
uang jasa gelap, komisi gelap, pungutan liar, dan sebagainya. Tindak

7
kejahatan seperti ini boleh dikatakan tidak termasuk oleh sanksi hukum
positif.
2) Korupsi jenis kasar, yaitu korupsi yang masih dapat dijerat oleh hukum jika
kebetulah tertangkap basah. Walaupun demikian, masih saja dapat luput dari
jeratan hukum karena ada faktor yaitu faktor tau sama tau yang saling
menguntungkan.
3) Korupsi bersifat administrative manipulative yaitu jenis korupsi yang lebih
sukar untuk diteliti. Seperti ongkos perjalanan dinas yang sebenarnya tidak
sepenuhnya dibiarkan, atau penggunaan biaya yang bersifat manipulasi

Berdasarkan tujuan seseorang melakukan korupsi, kumorotomo membedakan korupsi


menjadi 2 yaitu korupsi politis dan korupsi material :
1) Korupsi politis, yaitu penyelewengan kekuasaan yang mengarah ke permainan
politis, nepotisme, klientelisme, penyalahgunaan pemungutan suara dan
sebagainya. Faktor pendorong korupsi jenis ini adalah nilai-nilai perbedaan,
yaitu merasa bahwa dirinya berbeda dari orang lain. Latar belakang sikologis
tersebut diantaranya sebagi berikut :
 Keinginan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.
 Keinginan untuk dituakan (dihormati)
 Keinginan dianggap sebagai pemimpin oleh banyak orang
2) Korupsi material, yaitu korupsi yang berbentuk manipulasi, penyuapan,
penggelapan dan sebagainya. Faktor pendorong korupsi jenis ini menyangkut
nilai-nilai kesejahteraan. Korupsi material lebih didorong oleh keinginan
sebagai berikut :
 Memperoleh kenyamanan hidup
 Memperoleh kekayaan materi
 Mendapat kemudahan dalam segala aspek.

8
Jenis-jenis korupsi berdasarkan alatas sebagaimana dikutip chaerudin :
1) Korupsi transaktif yaitu jenis korupsi yang menunjukan adanya kesepakatan
timbal balik antara pihak pemberi dan pihak penerima yang menguntungkan
kedua belah pihak :
2) Korupsi ekstorsif, yaitu korupsi yang dipaksakan kepada suatu pihak yang
disertai dengan ancaman, teror, dan penekanan terhadap kepentingan orang
orang yang dekat dengan pelaku korupsi.
3) Korupsi insensif, yaitu korupsi yang dilakukan dengan cara memberikan
penawaran suatu jasa atau barang tertentu kepada pihak lain demi keuntungan
masa depan.
4) Korupsi nepotistic, yaitu jenis korupsi yang menyangkut penyalahgunaan
kekuasaan dan kewenangan untuk berbagai keuntungan bagi kepada keluarga
dekat.
5) Korupsi otogenik, yaitu korupsi yang terjadi ketika seorang pejabat mendapat
keuntungan karena memiliki pengetahuan sebagai orang dalam (insiders
information) tentang berbagai kebijakan public yang seharusnya di rahasiakan.
6) Korupsi suportif, yaitu korupsi yang dilakukan dengan cara memberikan
dukungan atau perlindungan.
7) Korupsi defensive, yaitu korupsi yang dilakukan yang dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dari pemerasan. Pihak yang dirugikan terpaksa ikut
terlibat di dalamnya atau membuat pihak tertentu terjebak atau bahkan
menjadi korban perbuatan korupsi.
D. Jenis-Jenis Korupsi Menurut Undang –Undang Tipikor

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1991 juncto Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001


tentang pemberantasan Tindak Pidana menyebutkan dengan jelas jenis-jenis tindak pidana
korupsi.Tindak pidana korupsi dibagi menjadi 7 (tujuh) jenis, yaitu terkait kerugian keuangan

9
negara, suap-menyuap, penggealapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi. Ketujuh jenis ini dipecah lagi menjadi tiga
puluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi yang dikelompokkan sebagai berikut.
 terkait Kerugian Keuangan Negara

Jenis tindak pidana korupsi yang pertama adalah korupsi yang berkaitan
dengan kerugian keuangan negara. Apa yang dimaksud dengan keuangan
negara? Keuangan negara adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apa
pun, yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, termasuk bagian kekayaan
negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena hal berikut.

a. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban pejabat


lembaga negara, baik di tingkat pusat maupun di daerah.
b. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggung jawaban badan
usaha milik negara/daerah.

Sementara itu, undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang pembendaharaan negara


pasal 1 ayat (22) menyebutkan “ kerugian negara/daerah adalah kekurangan uang, surat
berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan
hukum, baik sengaja maupun lalai.
Secara lebih jelas, undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara
mengemukakan bahwa keuangan negara meliputi hal-hal berikut.
a. Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang.
b. Suatu uang maupun barang yang dapat di jadikan milik negara sehubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban.
c. Kekayaan negara/daerah yg dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
termasuk kekayaan yang di pisahkan pada perusahaan negara/daerah.

10
Keuangan negara dalam arti lias meliputi APBN, APBD, keuangan negara pada perjan,
perum, PN-PN, dan sebagainya. Sementara itu, definisi keuangan negara dalam arti sempit
hanya meliputi setiap badan hukum yang berwenang mengelola dan
mempertanggungjawabkannya. Keuangan negara merupakan urat nadi dalam membangun
suatu negara amat menentukan kelangsungan perekonomian negara, baik sekarang maupun di
masa yg akan datang.
Tindak pidana korupsi terkait kerugian keuangan negara telah di atur dalam UU No.31
tahun 1999 pada pasal 2 dan 3. Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa “setiap orang yg
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dapat di pidana penjara seumur hidup
atau pidana singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit
Rp.200.000.000,00 (Dua Ratus Juta Rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (Satu
Miliar Rupiah) atau dapat di hukum pidana mati”.
E. Faktor Penyebab Korupsi

Korupsi itu ibarat penyakit masyarakat yang harus segera mungkin disembuhkan.
Apabila tidak, penyakit ini akan semakin menyengsarakan masyarakat banyak. Masalah
utama kasus korupsi beriringan dengan kemajuan, kemakmuran, dan teknologi. Semakin
maju pembangunan suatu bangsa, semakin meningkat pula kebutuhan dan mendorong
seseorang untuk melakukan korupsi.
Sebagai suatu pristiwa, korupsi tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang
memengaruhi terjadinya tindak pidana korupsi. Korupsi terjadi disebabkan oleh dua faktor,
yaitu faktor internal dan external.
a) Faktor Internal
Faktor yanng disebabakan oleh keinginan diri si pelaku. Faktor Internal ini dapat
dijabarkan dalam hal-hal berikut.
 Sifat/Kpribadian yang Rakus

11
Rakus adalah perbuatan yang ingin memperoleh lebih banyak dari yang
diperlukan. Perbuatan ini juga disebut tamak atau serakah.
 Kurangnya Ahlak dan Moral
Setiap anak yang lahir kedunia ini pasti diajarkan tentang kebaikan. Baik dari
orang tua maupun dari lingkungan. Seseorang yang melakukan korupsi telah
menyimpang dari ajaran moral.
 Iman yang Lemah
Orang yang lemah imannya sangat rentan terpengaruh hal-hal yang berbau
kejahatan. Niscaya seseorang yang lemah akan sangat mudah terpengaruh
dengan melakukan korupsi.
 Penghasilan yang Kurang Mencukupi
Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhsn hidupnya. Bila penghasilan dari
bekerja tidak cukup seseorang dapat melakukan korupsi.
 Kebutuhan Hidup
Karena dapat terjadi karekan desakan ekonomi. Tidak dipungkiri bahwa faktor
ekonomilah yang menjadi sorotan utama dalam kasus korupsi.
 Menuruti Gaya Hidup
Gaya hidup prilaku yang dilakukan untuk membentuk citra diri dan
merefleksikan status sosial seseorang. Seseorang yang status sosialnya tinggi
kebanyakan enggan untuk bersosialisasi dengan kalangan dibawahnya.Gaya
hidup ini pun memicu seseorang untuk melakukan korupsi.
b) Faktor Eksternal
Faktor external merupakan faktor dari luar yang berasal dari situasi lingkungan yang
mendukung seeorang untuk melakukan korupsi. Berikut faktor external yang
menyebabkan terjadinya korupsi.
 Faktor Ekonomi

12
Ekonomi merupakan faktor penyebab terjadinya korupsi terbesar. Hal ini dapat
dilihat dari gaji atau pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan.
 Faktor Organisasi
Organisai yang menjadi korban korupsi terjadi biasanya memberi andil karena
beberapa aspek, di antaranya kurang adanya keteladanan dari sosok pemimpin,
kultur organisasi yang salah, sistem akuntabilitas yang kurang memadai, dan
manajemen yang kurang terarah.
 Faktor Politik
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat dilihat
dari kepentingan para pemegang kekuasan. Kasus suap serta terarah serta
politik uang juga terdengar oleh masyrakat.
 Faktor Perilaku Masyarakat
Masyarakat terhadap praktik korupsi yang menjadi jalan bagi para koruptor.
Meskipun mengetahui praktik korupsi, sebagian masyarakat cenderung
menutupi karena kepentingan segelintir oknum
 Faktor Hukum
Faktor hukum dalam korupsi dilihat dari dua sisi, yaitu perundang-undangna
dan lemahnya penegakkan hukum. Dalam pelaksanaan penegakkan hukum
masih banhyak tindakan dan aturan yang bersifat diskriminatif, berpihak, dan
tidak adil.
F. Nilai-Nilai Anti Korupsi

Nilai – nilai yang di korupsi meliputi kejujuran , kemandirian, kedisiplinan , tanggung


jawab , kerja keras , kesederhanaan , keberanian, dan keadilan. Nilai – nilai yang dikorupsi
perlu diterapkan oleh setiap individu agar dapat mengatasi faktor eksternal sehingga korupsi
tidk terjadi

13
a) Nilai kejujuran
Jujur adalah kebalikan dari bohong. Orang yang tidak jujur adalah orang yang
telah melakukan kebohongan. Bohong adalah salah satu perbuatan tercela dalam
pandangan agama, orang yang telah nmelakukan kebohongan dan membuat orang
lain celaka hukumnya adalah dosa
Jujur atau kejujuran mengacu pada asfek karakter,moral, dan berkonotasi atribut
positif dan berbudi luhur, seperti integritas, kejujuran, dan keterus terangan termasuk
keterus terangan pada perilaku dan beriringan dengan tidak adanya
kebohongan,penipuan,perselingkuhan dan penyimpangan lainnya. Kejujuran berarti
dapat dipercaya,setia,adil,dan tulus
Dampak yang diperoleh dengan melakukan perbuatan yang tidak jujur adalah
keresahan psikis yang dirasakan secara berlarut-larut. Ia akan merasa berdosa dan
terus memikirkan hal tersebut hingga hidup pun terasa tidak tenang , sebaliknya
orang yang nilai kejujurannya lemah akan terbiasa dan mudah melakukan
kebohongan-kebohogan yang mengakibatkan kerugian orang lain , termasuk korupsi
yang merugikan keuangan negara.
Contoh perbuatan anti korupsi yang mencerminkan nilai ke jujuran adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan pekerjaan yang seharusnya di selesaikan
2. Tidak menyontek atau menyalin pekerjaan orang lain
3. Tidak memanipulasi data dan fakta pada suatu pekerjaan
4. Bersikap arif dan bijaksana dalam mengambil keputasan

b) Nilai Kepedulian \Kepedulian adalah suatu tindakan yang didasari pada keprihatian
terhadap masalah orang lain. Menurt Sugono definisi kata peduli adalah

14
mengindahkan , memperhatikan dan menghiraukan ( Sugono 2008). Sejalan dengan
arus globalisasi dan modernitas serta teknologi yang semakin cangging.
Perkembangan dalam berbagai aspek menimbulkan berbagai fenomena sosial.
Dengan menjunjung sikap peduli , seseorang akan semakin waspada terhadap
fenomena sosial globalisasi dan modernitas. Penanaman anti korupsi yang
mencerminkan nilai kepedulian dapat diterapkan melalui sikap peduli terhadap diri
sendir,masyarakat,dan bangsa.
1. Peduli Terhadap Diri Sendiri
Setiap orang memiliki beberapa kepribadian yang tidak disadari. Sifat
asli yang dikembangkan dengan kebaikan dan nilai positif kehidupan,
dapat menghasilkan individu berkualitas. Sifat adalah sistem neurophsis
yang digeneralisasikan dan diarahkan, dengan kemampuan untuk
menghadapi bermacam-macam perangsang secara bersama –sama.
Berikut beberapa perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai peduli
terhadap diri sendiri :
a) Melakukan pola hidup sederhana agar tidak terpengaruh oleh
modernisasi dan perilaku konsutif.
b) Semakin mendekatkan diri kepada tuhan.
c) Mengontrol emosi agar tidak mudah terjerumus dalam pergaulan yang
salah.
d) Menyibukkan diri dengan melakukan kegiatan positif.
2. Peduli Terhadap Keluarga
Setiap anggota keluarga harus peduli dengan anggota keluarga yang
lain. Kepedulian dalam keluarga juga merupakan bentuk kontrol yang
dilakukan agar anggota keluarga tidak melakukan korupsi. Sikap peduli
ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantara sebagai berikut:

15
a) Memberikan pendidikan moral dan agama terhadap anak.
b) Sebagai seorang istri tidak memaksa suaminya untuk membelikan
barng-barang mewah dan mahal, begitu pun sebaliknya.
c) Tidak mengeluh,apalagi memilih jalan instan dalam menghadapi
masalah dan cobaan keluarga.
d) Menghindari hal-hal yang menyebabkan anggota keluarga
melakukan korupsi , seperti berkata bohong , melakukan suap , dan
memberi imbalan / hadiah berlebih.
e) Saling meguatkan dan mengingatkan kepada anggota keluarga
bahwa korupsi adalah perbuatan yang keji dan harus dihindari.
3. Peduli Terhadapa lingkungan Dan Masyrakat
Kepedulian dalam hal ini adalah orang-orang yang memiliki jabatan
dalam pemerintahan dan orang yang berkuasa dalam bisnis swasta. Hal ini
menunjukan adanya sikap kurang peduli pejabat terhadap masyarakat.
Dampak – dampak yang ditimbulkan dari korupsi tentu akan
menyensarakan msyrakat. Berikut perilaku antikorupsi yang
mencerminkan nilai kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat.
a) Tidak menebang hutan secara ilegal, selain mengakibatkan
kerusakan lingkungan dan berbagai bencana alam.
b) Saling bertegurs sapa dengan orang-orang di lingkungan agar
saling mengenal.
c) Memberikan pengarahaan kepada warga untuk bekerja secara
jujur.
d) Memedulikan lingkugan sekitar dan menjalin komunikasi yang
baik.
e) Melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan bersama.

16
4. Peduli Terhadap Bangsa
korupsi berdampak pada kesejahteraan masyarakat yang dalam hal ini
adalah bangsa Indonesia bagi individu yang hidup di sebuah bangsa
seharusnya ia turut memerdulikan bangsanya peduli terhadap nasib orang-
orang yang sebenarnya dapat hidup sejahtera dan dapat meninggikan
derajat bangsa Hal ini dapat diwujudkan dengan mewujudkan cita-cita
bangsa Indonesia yang ingin mensejahterakan bangsa Salah satu caranya
adalah dengan tidak melakukan korupsi. Sikap peduli terhadap bangsa
inilah yang kelak dapat mewujudkan cita-cita bila tidak kesenjangan demi
kesenjangan sosial dapat terjadi dimana-mana konflik kepentingan pun
semakin berpengaruh dalam pola roda perpolitikan di tanah air
kemiskinan semakin bertambah, bencana alam semakin mewabah, dan
infrastruktur rakyat bertambah parah.
c) Nilai Kemandirian
Dalam pandangan konformistik kemandirian merupakan konformitas terhadap
prinsip moral kelompok rujukan Oleh sebab itu individu yang Mandiri adalah berani
mengambil keputusan dilandasi oleh pemahaman akan segala konsekuensi dari
tindakannya.
Pada dasarnya perkembangan kemandirian individu merupakan perkembangan
eksistensial manusia seseorang dikatakan mandiri apabila pemikiran dan sikap yang
ia tunjukkan menuju kearah kedewasaan dan bertanggung jawab dengan tindakan
yang telah dilakukan hal ini ditunjukkan dengan sikap yang tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.

17
Perkembangan kemandirian seseorang dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang
datang dari lingkungan, selain dari potensi keturunan. Berikut beberapa factor yang
mempengauhi perkembangan kemandirian seorang remaja menurut ali dan asrori.
1. Gen atau keturunan orang tua
2. Pola asuh orang tua
3. Sistem pendidikan di sekolah
4. System kehidupan di masyarakat
Factor perkembangan kemandirian remaja diatas menjadi titik tolak seseorang
individu (dewasa) untuk dapat mengemban tugas dan tanggungjawabnya dengan
baik. Berikut beberapa perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai kemandirian.
1. Menyelesaikan tanggung jawab tanpa bantuan dari orang lain.
2. Mengontrol diri agar dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.
3. Dapat mengatur diri sendiri sebelum mengatur orang lain (bawahan).
4. Tidak putus asa dalam menghadapi kendala dan hambatan yang
dihadapi.
d) Nilai Kedisiplinan
Kata disiplin berasal dari bahasa latin discipline yang berarti latihan atau
pendidikan kesopanan dan kerohanian serta perkembangan tabiat. Kedisiplinan
berasal dari kata dasar “disiplin” yang berarti ketaatan kepada peraturan atau tata
tertib. Sikap disiplin erat kaitannya dengan peraturan dan sanksi.
Banyak manfaat yang didapatkan dari menerapkan pola hidup disiplin. Disiplin
dapat membuat orang lain percaya dengan kinerja yang telah dilakuakan, karena
tugas diselesaikan dengan tepat waktu.
e) Nilai Tanggung Jawab
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah kewajiban
menanggung segala sesuatunya, bila terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,

18
dan diperkarakan. Adapun dalam kamus hokum, tanggung jawab adalah suatu
keseharusan bagi seseorang untuk melaksanakan apa yang telah diwajibkan
kepadanya. Sementara itu, tanggung jawab menurut hukum, notoatmojo menyatakan
bahwa tanggung jawab adalah konsekuensi seseorang tentang perbuatannya yang
berkaitan dengan etika atau moral dalam melakukan perbuatan.
Secara sudut pandang yang lebih luas, tanggung jawab adalah kesadaran
seseorang terhadap tingkah laku atau perbuatan yang telah dilakukan, baik yang
disengaja maupun tidak sengaja. Sikap ini dipandang sebagai perwujudan atas
kesadaran dan kewajiban. Dimana ada tanggung jawab yang harus dilakukan secara
sadar. Kesadaran disebabkan oleh kodrat manusia.
Tanggung jawab dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu sebagai berikut:
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Contoh perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai tanggung jawab
terhadap diri sendiri.
a. Menjalankan amanah kerja dengan baik
b. Mengerjakan tugas dan kewajiban dengn sungguh-sungguh
c. Menjaga diri sendiri agar tidak terpengaruhi untuk melakukan
tindakan korupsi
d. Membuat manajemen waktu agar pekerjaan tidak terbengkalai
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Beberapa perilaku keluarga.
a. Berperilaku baik agar dapat ditiru oleh anak
b. Orang menerapkan pendidikan moral agar anak dapat bersosialisasi
dengan masyarakat
c. Anak harus menunjukan sikap patuh dan mengerjakan

19
d. tugas-tugasnya dibawah pengawasan antikorupsi yang
mencerminkan nilai tanggung jawab terhadap rang tua
e. Mengembangkan potensi diri agar dapat membanggakan keluarga
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Beberapa perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai tanggung jawab
terhadap masyarakat.
a. Tidak mengejek atau menghina tetangga
b. Menunjukan prestasi dengan tujuan membangun masyarakat
c. Tidak melakukan pelanggaran terhadap nilai dan norma yang berlaku
di masyarakat
d. Menunjukan rasa solidaritas dan empati yang tinggi terhadap
peristiwa yang terjadi dimasyarakat
4. Tanggung jawab terhadap bangsa dan Negara
Bentuk sikap dan perilaku warga Negara yang dapat dilakukan sebagai
wujudan tanggung jawab warga Negara terhadap bangsa dan Negara adalah
sebagai berikut.
a. Memahami dan mengamalkan ideologi pancasila dalam kehidupan
sehari-hari
b. Menjaga, memelihara, dan mengharumkan nama baik bangsa
Indonesia di kancah dunia
c. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
d. Memelihara rasa solidaritas antar warga Negara Indonesia
e. Meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air
f. Mengembangkan pola hidup taat aturan yang berlaku
Mematuhi aturan perundang-undangan, serta tidak melakukan
tindakan korupsi

20
5. Tanggung jawab terhadap tuhan
Berikut bebrapa contoh lainnya bentuk perilaku tanggung jawab kepada
tuhan.
a. Mensyukuri segala nikmat yang telah dikarunia-nya
b. Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-nya
c. Menuntut ilmu dan mengamalkannya
d. Menjalani silaturahmi dan persaudaraan sesame manusia dan anat
pemeluk agama agar tercipta masyarakat yang damai.
f) Nilai kerja keras
Kerja keras merupakan istilah yang menunjukkan suatu upaya yang terus
dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi
tugasnya sampai tuntas. Dalam arti positif, setiap orang yang bersungguh-sungguh
dan pantang mundur pasti akan mendapatkan keinginan dan meraih cita-cita yang
diimpikan. Seseorang kerja keras akan mendapatkan hasil lebih baik daripada
mereka yang lelah dan memutuskan untuk menyerah.
Berikut beberapa perilaku kerja keras yang dapat dilakukan dalam mewujudkan
Indonesia yang bersih dari korupsi:
1. Mengenali potensi diri dan mengembangkannya dan meraih apa yang
diinginkan tanpa melakukan suap.
2. Bekerja dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal putus asa.
3. Membuat situasi kerja menjadi senyaman mungkin agar hal yang didapatkan
bisa maksimal.
4. Berkeyanikan teguh bahwa tugas yang diembannya dapat terselesaikan
dengan baik.
5. Berusaha sebaik mungkin tanpa mengorbankan orang lain, kesehatan, dan
waktu bersama keluarga.

21
g) Nilai Kesederhanaan
Di zaman serba modern seperti skrg ini, banyak orang yang bergaya hidup
metropolitan. Sulit membedakan antara barang kebutuhan dan keinginan. Karena
keinginan untuk menikmati barang dan jasa sangat tinggi.Tidak jarang penngeluaran
lebih tinggi dari pendapatan, hingga kekurangan kebutuhan hidup ditutup dengan
cara berhutang, hutang menjadi bertumpuk-tumpuk, tanpa disadari, utang yang
bertumpuk itulah yang membuat hidup menjadi tidak tenang dan selalu resah.
Bahkan dapat mengakibatkan korupsi. Tidak ada orang yang memilih hidup
glamour, sementara masih banyak aset dan akses, baik barang maupun jasa, memang
menunjukan serata kedudukan dimasyarakat. Perlu adanya perubahan mindset
terhadap pola hidup, salah satunya dengan hidup sederhana. Hidup yang sederhana
adalah seni bagaimana untuk mengatur kepemilikan satu barang dan jasa berdasarkan
nilai gunanya yang bisa di konsumsi dan dimanfaatkan. Dapat disimpulkan bahwa
hidup sederhana
sangat penting di era modern ini, berikut beberapa langkah membangun hidup
yang sederhana menurut Afirin :
1. Menemukan hal yang penting.
2. Melepaskan hal yang tidak penting.
3. Jangan fokus terhadap persepsi dan keinginan orang lain.
4. Berfokus pada kualitas, bukan kuantitas.
5. Melihat dunia secara sederhana
6. Membiasakan pola konsumsi yang moderat.
h) Nilai Keberanian
Dalam KBBI berani mempunyai hati yang mantap dan rasa percya diri yang
sangat besar dalam menghadapi bahaya,kesulitan dan sebagainya.Berikut beberapa
perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai keberanian.

22
1. Menuruti hati dan naluri sendiri
2. mengatakan apa yang dirasakan dan diketahui
3. membenarkan apa yang telah diketahui tentang orang lain
4. menolak suap dari atsan utuk melakukan hal-hal yang menyimpang
i) Nilai Keadilan
Banyak pandangan entang konsep bertindak adil dan tidak adil. Hal ini tergantung
pada kekuatan dan kemauan yang dimiliki, menjadi adil terlihat mudah , namun
penerapannya.contoh perilaku antikorupsi yang mencerminkan hal-hal yang
mengandung unsur nepotisme
1. Memberikan orang lain sesuai dengan hak yang seharusnya diterimanya
2. Tidak melakukan tindakan curang dengan mengambil jatah orang lain
3. melakukan pekerjaan yang telah terjadi tanggung jawab sebelum
mendapatkan hak.
4. membuat keputusan tanpa memihak ataupun hal-hal yang mengandung
unsur nepotisme
G. Prinsip Antikorupsi

Prinsip berasal dari kata principium yang berarti yang berarti (permulaan). Prinsip
berarti suatu permulaan atau asal mula. Menurut Black’s Law Dictionary prinsip dasar suatu
aturan hukum atau suatu doktrin. Menurut Lawrence M. Friendman, Prinsip adalah aturan atu
kaidah yang lebih tinggi. Pengertian lain dari Prinsip sesuatu yang luas, aturan atau kaidah
umum dari sejumlah banyak aturan atau kaidah yang kebih khusus.
1. Prinsip Akuntabilitas (Pertanggungjawaban)
Prinsip yang pertama adalah akuntabilitas yaitu kesesuaian antara aturan dan
pelaksanaan kerja. Semua lembaga wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya
sesusai aturan main, baik dalam bentuk konversi maupun konstitusi, baik pada level
budaya maupun level lembaga. Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan

23
pertanggungjawaban dan menjawab atau menerangkan kinerja atau tindakan
seseorang/badan hukum atau pimpinan organisasi kepada pihak yang memiliki hak
atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Asal mula dicantumkannya prinsip akuntabilitas dalam gerakan anti korupsi berawal
terjadinya korupsi dengan adanya penyimpangan-penyimpangan yang dimulai dari
perencanaaan anggaran sampai dengan pertanggungjawaban anggaran.
2. Prinsip Transparansi (Keterbukaan)
Prinsip anti korupsi lain yang tidak kalah pentingnya adalah prinsip transparansi
atau keterbukaan. Prinsip ini menjadi esensial karena dari sistem yang transparanlah
langkah pencegahan korupsi dimulai. Penerapan prinsip transparansi disemua bidang
akan menjadi efektif dalam upaya melawan dan mencegah praktik korupsi.
Transparansi dalam KBBI, diartikan sebagai perihal tembus cahaya, nyata dan jelas.
Jika diartikan pengertian tersebut dikaitkan dengan aktifitas penyelenggaraan negara
maka makna tersebut bisa diperluas sebagai suatu tindakan dari semua penyelenggara
negara.
Prinsip transparansi sesungguhnya dapat dikatakan sangat ditakuti oleh koruptor
karena mereka akan kesulitan melakukan korupsi. Dalam prosesnya, terdapat 5 proses
transparansi, yaitu penganggaran, penyusunan kegiatan, pembahasan, pengawasan, dan
evaluasi.
3. Prinsip Kewajaran
Prinsip-prinsip anti korupsi lainnya adalahn prinsip kewajaran. Prinsip keajaran ini
ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi (Ketidak wajaran) dalam
penganggaran, baik dalam bentuk mark up (penggelembungan dana) maupun ketidak
wajaran lainnya. Diterbitkannya Undang-Undang No 22 Tahun 1999 dan Undang-
Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menempatkan daerah
sebagai objek pembangunan yang menjadi landasan yuridis pengembangan otonomi

24
didaerah indonesia. Lemahnya perencanaan, pemograman, penganggaran, pelaksanaan,
pengendalian, pengawasan, dan pertanggung jawaban mengakibatkan munculnya
indikasi korupsi, pemborosan, salah alokasi, serta banyaknya berbagai macam
pungutan yang justru mereduksi upaya pertumbuhan perekonomian daerah.
Dalam proses perencanaan anggaran terdapat lima aspek yang mewarnai yaitu top
down, bottom up, partisipasi, teknoklasi, dan politik. proses top down, anggaran yang
digelontorkan dari pusat ke daerah sudah diatur (given), sedangkan bottom up, sejauh
ini hanya formalitas karena proses partisipasi dalam perencanaan yang dilakukan
bukalah proses negosiasi, namun hanya sosialisasi dan penyampaian informasi publik.
Prinsip kewajaran memiliki sifat-sifat yang terdiri dari 5 hal penting yaitu,
konprehensif dan disiplin, Fleksibilitas, terdprediksi kejujuran, dan informatif.
Konprehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan aspek,
berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui
batas, (off budget). fleksibilitas artinya adalah adanya kebijakan tertentu untuk
mencapai efisiensi dan efektivitas. terprediksi berarti adanya ketetapan dalam
perencanaan atas dasar asas value for money untuk menghindari defisit dalam tahun
anggaran berjalan.
Anggaran yang terprediksi merupakan cerminan dari adanya prinsip kewajaran
didalam penyelenggaraan negara. kejujuran yang mengandung arti tidak adanya
penyimpangan perkiraan penerimaan ataupun pengeluaran yang disengaja, yang
berasal dari pertimbangan, teknis maupun politis. kejujuran merupakan bagi yang
pokok dari prinsip kewajaran. Informaif tujuan dari sifat ini adalah dapat tercapainya
sistem informasi pelaporan yang teratur dan informatif. sifat informatif ini dijadikan
sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran, dan proses pengambilan keputusan, selain
itu sifat ini merupakan ciri khas dari kejujuran.

25
4. Prinsip kebijakan
Prinsip kebijakan penting untuk diketahui dan dipahami oleh masyarakat sebagai
salah satu sarana untuk memerangi korupsi. karena tugas pemberantasan korupsi tidak
dapat dilakukan seorang diri oleh aparat penegak hukum, namun juga diperlukan kerja
sama dengan masyarakat. Selain dalam bentuk pengawasan terhadap kinerja birokrat
dan pemerintah, masyarakat juga berperan melalui partisipasi tidak langsung.
Dalam membuat kebijakan pun pemerintah tidak boleh sewenang-wenang.
Masyarakat harus dilibatkan agar kebijakan yang dihasilkan memiliki kesepahaman
karena dibuat atas dasar kesepakatan bersama sehingga dukungan masyarakat terhadap
pelaksanaan kebijakan itu tidak sulit diperoleh.
Aspek-Aspek kebijakan terdiri dari:
a) Isi kebijakan
Isi atau konten merupakan komponen penting dari sebuah kebijakan. kebijakan
anti korupsi akan jadi efektif apabila mengandung unsur-unsur yang terkait
dengan permasalahan korupsi sebagai fokus dari kegiatan tersebut.
b) Pembuat kebijakan
Aspek pembuatan kebijakan adalah hal yang terkait erat dengan anti korupsi.
isi kebijakan setidaknya merupakan cermin kualitas dan integritas pembuatnya,
dan pembuat kebijakan juga akan menentukan kualitas dari isi kebijakan
tersebut.
c) Penegakan kebijakan
Kebijakan yang telah dirumuskan akan berfungsi apabila didukung oleh
penegak kebijkan, yaitu kepolisian, pengadilan, pengacara, dan lembaga
pemasyarakatan.
d) Kultur kebijakan

26
Keberadaan suatu kebijakan memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai,
pemahaman, sikap, persefsi dan kesadaran masyarakat terhadap hukum
Uundang-Undang terhadap korupsi. kebijakan anti korupsi akan efektif apabila
didalamnya terkandung
5. Prinsip Kontrol Kebijakan
Prinsip kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul
efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. pada prinsip ini akan dibahas
mengenai lembaga-lembaga pengawasan di Indonesia, self-evaluating organization,
reformasi sistem pengawasan di Indonesia, problematika pengawasan di Indonesia.
Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi.
Kontrol kebijakan berfungsi sebagai upaya preventi (pencegahan) agar tidak terjadi
penyimpangan dalam mengimplementasikan kebijakan. Setiap kebijakan yang dibuat
tentu tidak luput dari kelemahan dan kekurangan yang menjadi celah-celah timbulnya
tindak pidana korupsi.
Berdasarkan analis kebijakan publik, Dinna Wisnu pun sepakat dengan tulus.
menurutnya, kebijakan LGGC merupakan kebijakan pembohongan publik. Pasalnya,
kebijakan ini tidak diikuti dengan perbaikkan sarana tranportasi yang layak. Bahkan, ia
menilai pemerintah tidak konsisten terhadap program pengurangan emisi.

27
BAB III

(PENUTUP)

A. Kesimpulan

Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi
dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek
penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan
dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan
rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan
lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta
struktur ekonomi.
B. Saran

Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan


korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Dan seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap
terpidana korupsi. Undang-undang yang adapun dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Agar korupsi tidak lagi menjadi budaya di negara ini.

28
DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan AntiKorupsi : Kajian AntiKorupsi Teori dan Praktik/Chatrina Darul Rosikah, Dessy
Marliani Listianingsih; editor, Tarmizi. – Jakarta: Sinar Grafika, 2016

Hukum Pidana Korupsi di Indonesia (Edisi Revisi)/Adami Chazawi – Ed. Rev. – Cet 2, - Jakarta:
Rajawali pers, 2017

Anda mungkin juga menyukai