Anda di halaman 1dari 10

Makalah Pendidikan Anti Korupsi

“Bahaya Laten Korupsi dan Penanggulangan Dini Melalu Pendidikan”

Dosen Pengampu : Dr. Ramdani, M.Pd., M.H

Kelompok 5
Anggota:

1. Nuril Amalia (211170004)


2. Marchatussoleha (211170009)
3. Mega Febrina (211170016)
4. Putri Cahya Mega Miftahul Jannah (211170021)
5. Azzahra Adibah Balqis (211170024)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah senantiasa
melimpahkan nikmat yang tiada tara, yang tidak hentinya memberikan kesabaran dan kekuatan
kepada penyusun sehingga dalam penulisan makalah ini penyusun senantiasa diberikan
kemudahan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi dalam
penyusunan makalah ini penyusun telah berusaha semaksimal mungkin agar penyajiannya sesuai
dengan harapan dan tuntutan sebuah makalah yang sempurna.

Penyusun menyadari atas segala kekurangan dan keterbatasan, baik dari segi teknik maupun
isi. Oleh karena itu, diharapkan makalah ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang
berharga dalam dunia pendidikan, dan khususnya bagi saya sebagai penyusun makalah ini. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun bagi
penyusun.

Batam, 29 Juni 2022

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
A. Pengertian Korupsi..........................................................................................................................5
B. Bentuk, Jenis, Ciri-ciri, Sebab, Dampak serta Langkah-langkah Pemberantasan Korupsi................5
C. Fenomena Korupsi di Indonesia.......................................................................................................7
D. Upaya Pencegahan..........................................................................................................................7
E. Cara Penaggulangan Dini melalui Pendidikan..................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tindakan korupsi akhir-akhir ini semakin marak dipublikasikan di media massa
maupun media cetak. Tindakan korupsi mayoritas dilakukan oleh pejabat tinggi negara
yang telah dipercaya oleh masyarakat untuk memajukan kesejahteraan rakyat, tetapi para
pejabat-pejabat menyalahgunakan kepercayaan dengan melakukan tindakan yang jelas-
jelas merugikan negara. Hak yang seharusnya untuk kesejahteraan hidup rakyat malah di
rampas oleh pejabat-pejabat secara tidak wajar. Hal ini sangat memprihatinkan bagi
kelangsungan hidup rakyat.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang disebut dengan korupsi ?
b. Bagaimana bentuk, jenis, ciri, sebab, dampak serta langkah-langkah pemberantasan
korupsi ?
c. Bagaimana fenomena korupsi di Indonesia ?
d. Mengetahui upaya yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi ?
e. Bagaimana cara penanggulangan dini melalui pendidikan ?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian korupsi.
b. Mengetahui bentuk, ciri, sebab, dampak serta langkah-langkah pemberantasan
korupsi.
c. Mengetahui fenomena korupsi di Indonesia.
d. Mengetahui upaya yang dapat ditemput dalam pemberantasan korupsi.
e. Mengetahui cara penanggulangan dini melalui pendidikan.

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari kata latin “corruptio” atau “corruptus” yang berarti kerusakan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, dan tidak bermoral kesucian. Dan
kemudian muncul dalam bahasa Inggris dan Perancis “Corruption” yang berarti
menyalahgunakan wewenangnya, untuk menguntungkan dirinya sendiri. Sedangkan
menurut kamus lengkap “Web Ster’s Third New International Dictionary” definisi
korupsi adalah ajakan (dari seorang pejabat politik) dengan pertimbangan-pertimbangan
yang tidak semestinya (misalnya suap) untuk melakukan pelanggaran tugas.
Menurut Robert Klitgaard, “Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang darii
tugas-tugas resmi sebuah jabatan negara karena keuntungan status atau uang yang
menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri) atau melanggar
aturan-aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku pribadi”.
Dari rumusan pengertian korupsi sebagaimana tercermin di atas bahwa korupsi
menyangkut segi moral, sifat dan keadaan yang busuk, jabatan dalam instansi atau
aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan karena pemberian faktor ekonomi dan
politik serta penempatan keluarga serta golongannya ke dalam dinas dibawah kekuasaan
jabatannya.

B. Bentuk, Jenis, Ciri-ciri, Sebab, Dampak serta Langkah-langkah


Pemberantasan Korupsi
1. Bentuk dan Jenis Korupsi
Menurut Mochtar Lubis, ada 3 bentuk dan jenis korupsi :
a. Penyuapan, apabila seorang pengusaha menawarkan uang atau jasa lain kepada
seseorang atau aparat negara untuk suatu jasa bagi pemberi uang.
b. Pemerasan, apabila orang yang memegang kekuasaan menuntut membayar uang
atau jasa lain sebagai ganti atas timbal balik fasilitas yang diberikan.
c. Pencurian, apabila orang yang berkuasa menyalahgunakan kekuasaan dan
mencuri harta rakyat, langsung atau tidak langsung.
2. Ciri-ciri Korupsi
Menurut Syed Hussein Alatas, ciri-ciri korupsi sebagai berikut :
a. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang.
b. Korupsi pada umumnya melibatkan keserba rahasiaan.
c. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik.
d. Mereka yang mempraktikkan cara-cara korupsi biasanya berusaha menyelubungi
perbuatannya dengan berlindung dibalik pembenaran hukum.
e. Mereka yang terlibat korupsi adalah mereka yang menginginkan keputusan-
keputusan yang tegas dan mereka yang mampu untuk mempengaruhi keputusan-
keputusan itu.
5
f. Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan, biasanya pada badan publik atau
masyarakat umum.
g. Setiap bentuk korupsi adalah suatu penghianatan kepercayaan.
3. Sebab-sebab Korupsi
Menurut Syed Hussein Alatas, sebab-sebabkorupsi sebagai berikut :
a. Kemiskinan
b. Kurangnya pendidikan
c. Tidak adanya tindakan hukum yang tegas
d. Perubahan radikal
e. Kelemahan iman pribadi seseorang
f. Keadaan ekonomi masyarakat
4. Dampak Korupsi
a. Dampak pada Bidang Hukum
- Sistem hukum tidak lagi berdasarkan pada prinsip-prinsip keadilan hukum.
- Hilangnya kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
- Sistem hukum dan peradilan dapat dikendalikan dengan uang.
- Hilangnya perlindungan hukum terhadap rakyat terutama rakyat miskin.
- Peradilan dan kepastian hukum menjadi bertele-tele karena disalahgunakan
oleh aparat penegak hukum.
b. Dampak pada Bidang Politik
- Terjadinya ketidakstabilan politik karena rakyat tidak percaya terhadap
pemerintah.
- Diabaikannya pembangunan nasional karena penyelenggaraan negara
disibukkan dengan membuat kebijakan popilis bukan realistis.
- Lemahnya sikap dan moralitas para penyelenggaraan negara.
- Terhambatnya pengembangan sumber daya manusia Indonesia.
- Terpusatnya kekuasaan pada pejabat negara tertentu (pemerintah pusat).
- Daerah dan pemerintah daerah sangat bergantung pada pemerintahan pusat.
c. Dampak pada Bidang Ekonomi
- Pembangunan dan sumber-sumber ekonomi dikuasai orang yang berada di
lingkaran kekuasaan.
- Rapuhnya dasar ekonomi nasional karena pertumbuhan ekonomi bukan
didasarkan pada kondisi sebenarnya.
- Munculnya para pengusaha yang mengandalkan kebijakan pemerintah bukan
berdasarkan kemandirian.
- Munculnya spekulan ekonomi yang menjatuhkan ekonomi secara
keseluruhan.
- Hilangnya nilai moralitas dalam berusaha, yakni diterapkannya sistem
ekonomi kapitalis yang sangat merugikan pengusaha menengah dan kecil.
- Terjadinya tindakan pencurian uang.
d. Dampak pada Bidang Sosial Budaya
6
- Hilangnya nilai-nilai moral sosial.
- Hilangnya figur pemimpin dan contoh teladan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
- Berkurangnya tindakan menjunjung tinggi hukum, berkurangnya kepedulian
dan ketidaksekawanan.
- Lunturnya nilai-nilai budaya bangsa.
5. Langkah-langkah Pemberantasan Korupsi
a. Pemberlakuan berbagai UU yang mempersempit peluang korupsi.
b. Peningkatan kualitas kerja berbagai lembaga independen masyarakat untuk
memantau kinerja penyelenggara negara.
c. Penindakan secara tegas dan konsisten terhadap setiap aparat hukum yang
bersikap tidak tegas dan meloloskan koruptor dari jerat hukum.
d. Penindakan secara tegas tanpa diskriminasi sesuai dengan perauturan perundang-
undangan yang berlaku terhadap para pelaku korupsi.
e. Memberikan tekanan langsung kepada pemerintahan dan lembaga-lembaga
penegak hukum untuk segera memproses secara hukum para pelaku korupsi.
f. Pemberian hukum secara sosial dalam bentuk isolasi kepada para koruptor.

C. Fenomena Korupsi di Indonesia


1. Pemimpin yang mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
2. Sebagai oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya berlomba-lomba
mencari keuntungan materil dengan mengabaikan kebutuhan rakyat.
3. Partai politik sering inkonsisten, artinya pendirian dan ideologinya sering berubah-
ubah sesuai dengan kepentingan politik saat itu.
4. Lembaga-lembaga politik digunakan sebagai dwi aliansi, yaitu sebagai sektor di
bidang politik dan ekonomi-bisnis.
5. Kesempatan korupsi lebih meningkat seiring dengan semakin meningkatnya jabatan
dan hirarki politik kekuasaan.

D. Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan (preventif), upaya penindakan serta upaya edukasi masyarakat /
mahasiswa.
1. Upaya pencegahan
- Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan
pengabdian pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan
agama.
- Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki
tanggung jawab yang tinggi.
- Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
- Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab
etis tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.

7
- Para pegawai diusahakan mendapatkan kesejahteraan yang memadai dan ada
jaminan masa tua.
2. Upaya Penindakan (Kuratif)
Beberapa contoh penindakan yang dilakukan oleh KPK :
- Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
- Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).
- Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.
- Kasus korupsi di KBRI Malaysia.
3. Upaya Edukasi Masyarakat / Mahasiswa
- Tidak bersikap apatis (bersikap masa bodoh) dan acuh tak acuh.
- Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol
sosial terkait dengan kepentingan publik.
- Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktf
dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.

E. Cara Penaggulangan Dini melalui Pendidikan


Dewasa ini Indonesia tengah dihadapkan pada posisi dilematis seputar permasalahan
moral yang tidak kunjung sirna, yaitu korupsi. Korupsi merupakan penyelewengan
terhadap wewenang publik yang timbul karena kurangnya kontrol terhadap kekuasaan
yang dimiliki dan terbukanya kesempatan untuk menyelewengkan kekuasaan tersebut.
Hal ini perlu diataso secara tepat sebagai wujud kesadaran kita sebagai masyarakat yang
masih rindu akan kemakmuran bangsa. Lembaga pendidikan menjadi salah satu wahana
strategis dalam rangka menyuarakan kebaikan serta membekali generasi muda yang
bebas korupsi.
Mengingat semakin beratnya tugas KPK yang saat ini sedang ada pada zona terpuruk
dan besarnya akibat yang disebabkan oleh kasus korupsi tersebut, maka diperlukan suatu
sistem yang mampu menyadarkan semua elemen bangsa untuk sama-sama bergerak
memberantas korupsi yang harus didukung penuh oleh semua pihak dalam jajaran
pemerintah. Cara yang paling efektif adalah melalui media pendidikan. Diperlukan
sebuah sistem pendidikan antikorupsi yang berisi tentang sosialisasi bentuk-bentuk
korupsi, cara pencegahan dan pelaporan serta pengawasan terhadap tindak pidana
korupsi. Pendidikan seperti ini harus ditanamkan secara terpadu mulai dari pendidikan
dasar sampai perguruan tinggi.
Pendidikan antikorupsi ini sangat penting bagi perkembangan psikologis siswa. Pola
pendidikan yang sistematis akan mampu membuat siswa mengenal lebih dini hal-hal
yang berkenaan dengan korupsi termasuk sanksi yang akan diterima jika melakukan
korupsi. Dengan begitu, akan tercipta generasi yang sadar dan memahami bahaya
korupsi, bentuk-bentuk korupsi dan tahu akan sanksi yang akan diterima jika melakukan
korupsi. Sehingga, masyarakat akan mengawasi setiap tindak korupsi yang terjadi dan
secara bersama memberikan sanksi moral bagi koruptor.

8
Pendidikan antikorupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan mengurangi
korupsi berupa kesuluruhan upaya untuk mendorong generasi mendatang untuk
mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap bentuk korupsi. Mentalitas
antikorupsi ini akan terwujud jika kita secara sadar membina kemampuan generasi
mendatang untuk mampu mengidentifikasi berbagai kelemahan dari sistem nilai yang
mereka warisi dan memperbarui sistem nilai warisan dengan situasi-situasi yang baru.
Pendidikan antikorupsi melalui jalur pendidikan lebih efektif, karena pendidikan
merupakan proses perubahan sikap mental yang terjadi pada diri seseorang, dan melalui
jalur ini lebih tersistem serta muda terukur, yaitu perubahan perilaku antikorupsi.
Perubahan dari sikap membiarkan dan memanfaatkan para koruptor ke sikap menolak
secara tegas tindakan korupsi, tidak pernah terjadi jika kita tidak secara sadar membina
kemampuan generasi mendatang untuk memperbarui sistem nilai yang diwarisi untuk
menolak korupsi sesuai dengan tuntutan yang muncul dalam setiap tahap perjalanan
bangsa kita.
Model penyelenggaraan pendidikan antikorupsi bisa diterapkan dengan tiga cara yaitu
Model Terintegrasi dalam Mata Pelajaran, Model di Luar Pembelajaran melalui Kegiatan
Ekstrakulikuler, dan Model Pembudayaan atau Pembiasaan Nilai dalam seluruh aktivitas
kehidupan siswa. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan baru dalam menyemaikan
kebaikan melalui lembaga pendidikan. Perlu komitmen kuat dan langkah konkrit dalam
menanamkan nilai kejujuran pada diri setiap generasi muda agar terbentuk pribadi mulia,
jujur serta bertanggung jawab dengan segala yang diamanahkan kepada mereka. Dengan
demikian, sekolah memiliki tugas besar dalam merealisasikan hal itu. Semua dapat
berjalan sesuai harapan apabila ada peran nyata dari pihak sekolah, dukungan pemerintah
serta partisipasi aktif masyarakat.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan antikorupsi ini adalah membuat
siswa mengenal lebih dini hal-hal yang berkenaan dengan korupsi sehingga tercipta
generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan mengerti
sanksi yang akan diterima jika melakukan korupsi, serta menciptakan generasi muda
bermoral baik serta membangun karakter teladan agar generasi muda tidak melakukan
korupsi sejak dini.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) dan
sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain serta mengandung unsur
“penyelewengan” atau dishonest (ketidakjujuran). Tindakan tersebut sangat merugikan
bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa memberantas korupsi
agar rakyat mendapatkan kesejahteraan hidup.

10

Anda mungkin juga menyukai