Oleh :
MASDALIPAH
NIM : 2215201160
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunian-Nya penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu dengan judul “Tindakan Pencegahan Korupsi”, untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang
ini tentu harus didukung oleh semua pihak yaitu pemerintah dan masyarakat.
Keberhasilan dari pembangunan ini akan ditentukan oleh 2 hal, yaitu sumber
daya manusianya dan dana dari pembangunan itu sendiri. Tidak dapat
dipungkiri bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya
baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Tapi masalah yang
kita hadapi disini adalah bahwa tidak ada kemauan dari sumber daya manusia
yang ada untuk membantu membangun bangsa ini. Hal inilah yang menjadi
akar dari semua permasalahan, sikap apatis yang tidak dapat dihilangkan dari
masyarakat Indonesia.
golongannya untuk mencapai suatu tujuan. Inilah yang saat ini kita lihat
dalam sistem pemerintahan kita. Bahwa banyak pemerintah dan pejabat yang
ada. Inilah penyebab korupsi yang sudah mengakar dari jiwa masyarakat
Cara yang paling dasar untuk menghentikan korupsi adalah dengan mengubah
pemahaman generasi muda tentang sistem bernegara dan itu harus dilakukan
B. Rumusan Masalah
tindak korupsi.
C. Tujuan Penulisan
Agar permasalahan yang diangkat penulis tidak terlalu luas, maka penulis
membatasi masalah yang akan diangkat hanya pada korupsi secara umum dan
terjadi di Indonesia.
2. BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Korupsi
politik pemaknaan.
Inti ketiga bentuk korupsi menurut kategori Alatas ini adalah subordinasi
untuk tujuan pribadi. Definisi ini tidak hanya menyangkut korupsi moneter
Mengutip Robert Redfield, korupsi dilihat dari pusat budaya, pusat budaya
dibagi menjadi dua, yakni budaya kraton (great culture) dan budaya wong
cilik (little culture). Dikotomi budaya selalu ada, dan dikotomi tersebut lebih
Kraton dianggap sebagai pusat budaya. Bila terdapat pusat budaya lain di luar
kraton, tentu dianggap lebih rendah dari pada budaya kraton. Meski pada
bocoran budaya.
diturunkan menjadi dihasilkan tiga macam model korupsi (2002: 22-23) yaitu:
dari pengusaha atau warga yang membutuhkan jasa dari birokrat atau
Dalam buku Sosiologi Korupsi oleh Syed Hussein Alatas, disebutkan ciri-
perlindungan hukum.
dalam masyarakat.
menjinakkan korupsi.
4. Kurangnya pendidikan.
8. Struktur pemerintahan.
Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack Bologne atau sering disebut
meliputi :
melakukan kecurangan.
(actor) korupsi, yaitu individu atau kelompok baik dalam organisasi maupun
kepentingannya dirugikan.
tindakan korupsi yaitu faktor dorongan dari dalam diri sendiri (keinginan,
hasrat, kehendak, dan sebagainya) dan faktor rangsangan dari luar (misalnya
Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an
Keputusan Presiden Nomor 228 Tahun 1967 yang dipimpin langsung oleh
Pada era Orde Baru, muncul Undang-Undang Nomor3 Tahun 1971 dengan
Tahun 1999.
sejak akhir 1997 saat negara mengalami krisis politik, sosial, kepemimpinan,
Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan koreksi
dan memberikan sanksi pada umumnya bersikap acuh tak acuh. Namun yang
maupun nasional.
emosi dan de-monstrasi. Tema yang sering diangkat adalah “penguasa yang
untuk bertindak tegas kepada para korup-tor. Hal ini cukup berhasil terutama
saat gerakan reformasi tahun 1998. Mereka tidak puas terhadap perbuatan
manipulatif dan koruptif para pejabat. Oleh karena itu, mereka ingin
Indonesia, ialah:
asing lainnya.
3. Selalu muncul kelompok sosial baru yang ingin berpolitik, namun
kepenting-an umum.
rakyat.
kelompok kecil yang mengusainya saja. Derita dan kemiskinan tetap ada
pencegahan korupsi.
E. Peran Serta Pemerintah dalam Pemberantasan Korupsi
yang diharapkan mampu menjadi “martir” bagi para pelaku tindak KKN.
pidana korupsi menurut UU No. 31 tahun 1999 antara lain adalah SBB :
penegak hukum
3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kpada
banyak) di atas kepentingan pribadi atau golongan. Ini perlu ditekankan sebab
betapa pun sempurnanya peraturan, kalau ada niat untuk melakukan korupsi
tetap ada di hati para pihak yang ingin korup, korupsi tetap akan terjadi karena
faktor mental itulah yang sangat menentukan. Dalam melakukan analisis atas
1. Strategi Preventif.
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal-
2. Strategi Deduktif.
dasar pemikiran ini banyak sistem yang harus dibenahi, sehingga sistem-
sistem tersebut akan dapat berfungsi sebagai aturan yang cukup tepat
memberikan sinyal apabila terjadi suatu perbuatan korupsi. Hal ini sangat
3. Strategi Represif.
untuk memberikan sanksi hukum yang setimpal secara cepat dan tepat
Singapura. Carrot adalah pendapatan netto pegawai negeri, TNI dan Polri
bahkan cukup untuk hidup dengan “gaya” dan “gagah”. Sedangkan Stick
adalah bila semua sudah dicukupi dan masih ada yang berani korupsi,
mati.
Indonesia saat ini perlu adanya tekanan kuat dari masyarakat luas dengan
dijadikan sebagai bahan kampanye untuk mencari dukungan saja tanpa ada
menghargai perilaku anti korupsi. Langkah ini antara lain dapat dilakukan
pegawai dalam pemerintahan agar didapat hasil kerja yang optimal dengan
H. Teori Partisipasi
partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur
sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materill (PTO PNPM PPK,
2007).
tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu,
1961).
2. Bentuk-bentuk partisipasi
(Hamijoyo, 1979:6)
badan yang ada, sehingga dapat berfungsi sosial secara aktif dalam
b. Partisipasi tenaga
c. Partisipasi keterampilan
d. Partisipasi uang
pelayanan tersebut.
f. Partisipasi sosial
halnya delik-delik hukum yang lain, delik hukum yang menyangkut korupsi di
bebas dari hukuman. Itulah sebabnya kalau hukuman yang diterapkan tidak
ujung”, melainkan “jalan itu harus lebih dekat ke ujung tujuan”. Upaya-upaya
untuk mengatasi persoalan korupsi dapat ditinjau dari struktur atau sistem
sosial, dari segi yuridis, maupun segi etika atau akhlak manusia.
DAFTAR PUSTAKA