Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pendidikan Anti Korupsi


(membangun budaya anti korupsi pada mahasiswa)
Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Pada Mata Kuliah
Pendidikan Anti Korupsi
Dosen Pengampu: Drs. Khairil Anwar, M.M.Pd.

Disusun Oleh:
Arfima Saputra
Ema Darasista
Ardi Wiranta
Erma Santia
Irawan Sahwi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEMESTER VI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PALAPA NUSANTARA
LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan atas berkah rahmat yang di berikan
Allah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Terciptanya makalah ini, tidak hanya hasil dari
kerja keras kami, melainkan banyak pihak-pihak yang memberikan dorongan-
dorongan motivasi. Sekali lagi kami mengucapkan banyak terimakasih atas
terselesainya makalah ini.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan
sempurna. Untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki makalah ini di waktu mendatang.

Sakra Selatan, 15 Maret 2023

Peyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. Pengertian Korupsi..........................................................................................2

B. Faktor Penyebab Serta Dampak Negatif Korupsi............................................3

C. Nilai-Nilai Dan Prinsip Anti-Korupsi..............................................................5

D. Pendidikan Anti Korupsi Serta Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti


Korupsi...............................................................................................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

A. KESIMPULAN.............................................................................................12

B. SARAN..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia salah satu negara di ASEAN dengan jumlah penduduk yang
banyak, luas wilayah yang besar dengan berbagai kekayaan sumber daya alam
yang melimpah baik di darat maupun laut. Akan tetapi, pada kenyataannya
Negara Indonesia termasuk salah satu negara termiskin di dunia. Sumber daya
alam banyak dikuasai oleh pihak asing serta golongan-golongan konglomerat.
Negara yang seharusnya mengelola sumber daya alam tersebut untuk
kepentingan dan kesejahteraan rakyat pada kenyataannya kalah dengan
kepentingan segelintir orang dan kelompok. Para penyelenggara negara
seakan-akan sudah tidak beroientasi lagi untuk memajukan bangsa ini, mereka
lebih mengutamakan kepentingan kelompok mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian korupsi?
2. Apa saja faktor penyebab serta dampak negatif korupsi?
3. Bagaimana nilai dan prinsip anti korupsi itu?
4. Bagaimana pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi serta peran
mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi
2. Untuk mengetahui faktor penyebab serta dampak negatif korupsi
3. Untuk mengetahui nilai dan prinsip anti korupsi itu
4. Untuk mengetahui pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi serta peran
mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Korupsi atau rasuah (Bahasa Latin: corruptio dari kata kerja


corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,
menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak
wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan
kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Perbuatan melawan hukum,
b. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
c. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
d. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah

a) Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),


b) Penggelapan dalam jabatan,
c) Pemerasan dalam jabatan,
d) Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara),
dan
e) Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah


penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk
pemerintahan rentan korupsi dalam praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-
beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan
dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi

2
berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi
adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di
mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Korupsi dalam perspektif hukum secara gamblang telah dimuat dalam


13 pasal dalam UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Korupsi.

B. Faktor Penyebab Serta Dampak Negatif Korupsi


Beberapa kondisi yang menjadi faktor-faktor terjadinya korpsi di
Indonesia diantaranya :

1. Konsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung


jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim
yang bukan demokratik.
2. Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
3. Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar
dari pendanaan politik yang normal.
4. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
5. Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman
lama".
6. Lemahnya ketertiban hukum.
7. Lemahnya profesi hukum.
8. Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
9. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
Sedangkan beberapa dampak yang ditimbulkan oleh korupsi sendiri
antara lain sebagai berikut :
1. Demokrasi
Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di
dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan
yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal.
Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi

3
akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di
sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di
pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan
masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari
pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan
pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat
yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai
demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.
2. Ekonomi

Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor


publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat
yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin
menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan
praktik korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan.
Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan,
lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi
kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan
tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.

Para pakar ekonomi memberikan pendapat bahwa salah satu faktor


keterbelakangan pembangunan ekonomi di Afrika dan Asia, terutama di
Afrika, adalah korupsi yang berbentuk penagihan sewa yang menyebabkan
perpindahan penanaman modal (capital investment) ke luar negeri,
bukannya diinvestasikan ke dalam negeri (maka adanya ejekan yang sering
benar bahwa ada diktator Afrika yang memiliki rekening bank di Swiss).
Berbeda sekali dengan diktator Asia, seperti Soeharto yang sering
mengambil satu potongan dari semuanya (meminta sogok), namun lebih
memberikan kondisi untuk pembangunan, melalui investasi infrastruktur,
ketertiban hukum, dan lain-lain. Pakar dariUniversitas
Massachussetts memperkirakan dari tahun 1970 sampai 1996, pelarian
modal dari 30 negara sub-Sahara berjumlah US $187 triliun, melebihi dari

4
jumlah utang luar negeri mereka sendiri. [1] (Hasilnya, dalam artian
pembangunan (atau kurangnya pembangunan) telah dibuatkan modelnya
dalam satu teori oleh ekonomis Mancur Olson). Dalam kasus Afrika, salah
satu faktornya adalah ketidak-stabilan politik, dan juga kenyataan bahwa
pemerintahan baru sering menyegel aset-aset pemerintah lama yang sering
didapat dari korupsi. Ini memberi dorongan bagi para pejabat untuk
menumpuk kekayaan mereka di luar negeri, di luar jangkauan
dari ekspropriasi pada masa depan.

3. Kesejahteraan umum negara

Korupsi politis ada di banyak negara, dan memberikan ancaman


besar bagi warga negaranya. Korupsi politis berarti kebijaksanaan
pemerintah sering menguntungkan pemberi sogok, bukannya rakyat luas.
Satu contoh lagi adalah bagaimana politikus membuat peraturan yang
melindungi perusahaan besar, namun merugikan perusahaan-perusahaan
kecil (SME). Politikus-politikus "pro-bisnis" ini hanya mengembalikan
pertolongan kepada perusahaan besar yang memberikan sumbangan besar
kepada kampanye pemilu mereka.

C. Nilai-Nilai Dan Prinsip Anti-Korupsi


Dalam berbagai buku dan pembahasan disebutkan bahwa nilai-nilai
anti korupsi berjumlah 9 buah, yaitu :
1. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai
sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak
curang. Dalam berbagai buku juga disebutkan bahwa jujur memiliki
makna satunya kata dan perbuatan. Jujur ilah merupakan salah satu nilai
yang paling utama dalam anti korupsi, karena tanpa kejujuran seseorang
tidak akan mendapat kepercayaan dalam berbagai hal, termasuk dalam
kehidupan sosial. Bagi seorang mahasiswa kejujuran sangat penting dan
dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan kecurangan akademik,

5
misalnya tidak mencontek, tidak melakukan plagiarisme dan tidak
memalsukan nilai.
2. Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan
sekitar dan berbagai hal yang berkembang didalamnya.Nilai kepedulian
sebagai mahasiswa dapat diwujudkan dengan berusaha memantau
jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber
daya dikampus serta memantau kondisi infrastruktur di kampus.
3. Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri
berarti dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung
kepada orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai
suatu hal yang penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena
tampa kemandirian seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain.
4. Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada
peraturan. Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan
hidup yang disiplin. Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencpai
tujuan dengan waktu yang lebih efisien. Kedisiplinan memiliki dampak
yang sama dngan nilai-nilai antikorupsi lainnya yaitu dapat
menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai hal.
Kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan
mengatur waktu dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan dan
ketentuan yang berlaku, mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu,
dan fokus pada pekerjaan.
5. Tanggung Jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan
diperkarakan). Seseorang yang memiliki tanggung jawab akan memiliki
kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Seseorang yang

6
dapat menunaikan tanggung jawabnya sekecil apa-pun itu dengan baik
akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
6. Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras
merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan
target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa
adanya pengetahuan.
7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi
dengan masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia
dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya.
Dengan gaya hidup yang sederhana, seseorang juga dibina untuk
memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya.
8. Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung
jawab, dan sebagainya. Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai
kesuksesan dan keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan
keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga
kuat.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah
dan tidak memihak. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia
disebut juga keadilan sosial, secara jelas dicantumkan dalam pancasila
sila ke-2 dan ke-5, serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian dengan
memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya,
yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hukum.
Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia
hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks

7
pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi
meliputi ideologi. Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
Sedangkan prinsip-pronsip anti korupsi, yaitu :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.
Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan
main baik dalam bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure),
baik pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada level
lembaga. Akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat
yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi
dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban
(answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal
2. Transparansi
Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai
dari transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan
secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui
oleh publik. Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi
seluruh proses dinamika struktural kelembagaan.
Dalam prosesnya transparansi dibagi menjadi lima, yaitu :
a. Proses penganggaran,
b. Proses penyusunan kegiatan,
c. Proses pembahasan,
d. Proses pengawasan, dan
e. Proses evaluasi.
3. Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah
terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam
bentuk mark up maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat
prinsip ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal penting komperehensif dan
disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran dan informatif.

8
Komperehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan
aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran
dan tidak melampaui batas (off budget). Fleksibilitas artinya adalah
adanya kebijakan tertentu untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
Terprediksi berarti adanya ketetapan dlam perencanaan atas dasar asas
value for money untuk menghindari defisit dalam tahun anggaran
berjalan. Anggaran yang terprediksi merupakan cerminan dari adanya
prinsip fairness di dalam proses perencanaan pembangunan. Kejujuran
mengandung arti tidak adanya bias perkiraan penerimaan maupun
pengeluaran yang disengaja yang berasal dari pertimbangan teknis
maupun politis.
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak
terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-undang anti
korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses
informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-monopoli,
maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui
sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara
oleh para pejabat negara. Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan,
pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, kultur kebijakan. Kebijakan anti
korupsi akan efektif apabila didalamnya terkandung unsur-unsur yang
terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan
tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya.
5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat
betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk
kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi. Kontrol
kebijakan partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan
ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya. Kontrol kebijakan
evolusi yaitu dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang

9
dianggap lebih layak. Kontrol kebijakan reformasi yaitu mengontrol
dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai.

D. Pendidikan Anti Korupsi Serta Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti


Korupsi
Salah satu upaya dikti dalam membentuk karakter bangsa yaitu dengan
melaksanakan Pendidikan Anti Korupsi di seluruh perguruan tingi di
Indonesia. Sesuai dengan PP 71 Th. 2000: “Peran serta masyarakat adalah peran
aktif perorangan, Ormas, atau LSM dalam pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi.” Maka dari itulah mahasiswa harus turut andil dalam
upaya pencegahan serta pemberantasan tindak pidana korupsi.
Program Pendidikan Anti Korupsi mempunyai visi yaitu terwujudnya
sarjana Indonesia berkarakter bersih korupsi. Sedangkan misi dari Pendidikan
Anti Korupsi diantaranya :
a) Meningkatkan Pengetahuan Dan Pemahaman Mahasiswa Terhadap
Bahaya Korupsi
b) Meningkatkan Kesadaran Mahasiswa Terhadap Bahaya Korupsi
c) Meningkatkan Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi
d) Melakukan Pendidikan & Pengajaran Anti Korupsi
Tujuan diadakannya Pendidikan Anti Korupsi di Indonesia adalah :
a) Membangun budaya anti korupsi di kalangan mahasiswa dengan:
b) Menyiapkan mahasiswa sebagai agent of change bagi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari korupsi.
Peran pokok mahasiswa dalam upaya pemberantasan tindak pidana
korupsi terbagi dalam 3 tahap yaitu :
a. Tahap Pencegahan
Pendidikan Anti Korupsi
a) Mewajibkan Pemimpin Mahasiswa untuk Mengikuti Pendidikan Anti
Korupsi
b) Mendorong adanya Pendidikan Anti Korupsi di Kampus
c) Mengadakan Seminar Anti-Korupsi

10
d) Adanya Materi Pendidikan Anti-Korupsi di Kaderisasi Mahasiswa
Kampanye Ujian Bersih
a) Pembuatan Media Prograganda (Baliho, Spanduk, dan Poster)
b) Pembuatan Media On-line untuk mengkampanyekan Ujian Bersih
c) Menanamkan Nilai Kejujuran/Ujian Bersih di Kaderisasi Mahasiswa
b. Tahap Opini
Gagasan / Ide
a) Memperbanyak opini mengenai kasus korupsi ke media
b) Membuat Bunga Rampai (buku) mengenai Anti-Korupsi
c) Membuat audiovisual interaktif terkait anti-korupsi
Metode Pencegahan Korupsi
a) Gagasan untuk pencegahan korupsi sejak dini (PAUD, SD, SMP,
SMA)
b) Membuat Korps Anti Korupsi di Tingkat Universitas
c) Adanya Tata Etika dan Norma diantara Mahasiswa
Mengangkat Isu Korupsi Lokal-Nasional
a) Mahasiswa diharapkan dapat lebih peka dan siaga menanggapi isu
Korupsi lokal yang terjadi
b) Advokasi dan Pengawalan Penyusunan Anggaran serta pelaksanaan
pembangunan di daerah / nasional
c. Tahap Gerakan Moral
Gerakan moral untuk mendorong pemerintah menindaklanjuti kasus
korupsi yang terjadi
a) Sebagai kelompok penyeimbang bagi gerakan yang mendukung
koruptor.
b) Mendorong Penguatan institusi KPK sebagai lembaga pemberantasan
korupsi yang kredibel, kokoh, dan transparan.

11
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan
berdampak buruk luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi
telah menghancurkan sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik,
sistem hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan di
negeri ini. Dilain pihak upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan
selama ini belum menunjukkan hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai
tingkatan tetap saja banyak terjadi seolah-olah telah menjadi bagian dari
kehidupan kita yang bahkan sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Jika
kondisi ini tetap kita biarkan berlangsung maka cepat atau lambat korupsi
akan menghancurkan negeri ini. Ini dapat menjadi indikator bahwa nilai-nilai
dan prinsip anti korupsi seperti yang telah diterangkan diatas penerapannya
masih sangat jauh dari harapan. Banyak nilai-nilai yang terabaikan dan tidak
dengan sungguh-sungguh dijalani sehingga penyimpangannya menjadi hal
yang biasa.
Pendidikan memang menjadi hal pokok untuk merubah keadaan ini.
Tugas kita sebagai mahasisa untuk membangkitkan lagi nilai-nilai serta
prinsip-prinsip anti korupsi tersebut dalam kehidupan sehari-hari demi
kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

B. SARAN
Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa ini sudah selayaknya lebih
peka dan peduli akan kondisi bangsa dan negara. Pendidikan Anti Korupsi
yang didapat dari bangku perkuliahan harusnya dapat diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Apabila sudah mengenali dan memahami
korupsi, alangkah baiknya kita dapat mencegahnya mulai dari diri kita sendiri
kemudian setelah itu baru mencegah orang lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/materi-korupsi.html#
http://dokumen.tips/documents/materi-anti-korupsi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi
http://r.search.yahoo.com/_ylt=A0LEVoA685pXbgwAAHr3RQx.;_ylu=X3Odm
TBya3R2ZmV1BHNlYwNzcgRwb3MDNARjb2xvA2JmMQR2dGlkAw/
RV=2/RE=1469801402/RO=10/RU=http%3a%2f%2facch.kpk.go.id%2fd
ocuments%2f10180%2f11243%2Fbuku-Pendidikan-Anti-Korupsi-untuk-
PerguruanTinggi.pdf%2f540542da-4060-4029-ae3e
5e7dedb36d26/RK=0/RS=TzyeMxv06mpXirC4qZstL.M.T30-

13

Anda mungkin juga menyukai