Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PBAK

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang “Dampak Korupsi Terkait
Kerusakan Lingkungan Terhadap Ekonomi ”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah PBAK di Prodi D-III Keperawatan Blora .
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Erni Nuryanti selaku dosen mata kuliah PBAK yang telah
memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis
termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Teman-teman yang telah turut membantu, membimbing, dan
mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Blora, 14 Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................3
D. Manfaat.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Pengertian Korupsi................................................................................5
B. Dampak Korupsi...................................................................................7
C. Upaya Penanggulangan Korupsi.........................................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................19
A. Kesimpulan.........................................................................................19
B. Saran....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi di tanah negeri, ibarat “warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia
tetap lestari sekali pun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam
tiap orde yang datang silih berganti. Hampir semua segi kehidupan terjangkit
korupsi. Apabila disederhanakan penyebab korupsi meliputi dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan penyebab
korupsi yang datang dari diri pribadi sedang faktor eksternal adalah faktor
penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar. Faktor internal
terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu,
aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif dan aspek social
seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku korup.
Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi misalnya pendapatan
atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas
politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek
managemen dan organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas dan transparansi,
aspek hukum, terlihat dalam buruknya wujud perundang-undangan dan
lemahnya penegakkan hokum serta aspek social yaitu lingkungan atau
masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi.
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan
keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai
suatu proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek
kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama
ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-orang
yang terlibat sejak dari perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan
pembiayaan. Diantara dua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor
manusianya.
Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari
keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, negara

1
tercinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah
merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin.
Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya.
Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya
tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya.
Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat
penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di Indonesia
dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit social) yang sangat
berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil
keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi
adalah terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan negara yang
dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislative dengan dalih
studi banding, THR, uang pesangon dan lain sebagainya di luar batas
kewajaran.
Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi
hampir di seluruh wilayah tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya
moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan
aji mumpung. Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada
jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas. Jika kita
tidak berhasil memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi sampai
pada titik nadir yang paling rendah maka jangan harap Negara ini akan
mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi
sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak negatif yang
cukup luas dan dapat membawa negara kejurang kehancuran. Dalam arti
yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi
untuk keuntungan pribadi.
Semua bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya.
Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk member dan menerima
pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan dan sebagainya.
Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan
oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama
sekali. Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk
sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan
kegiatan criminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi,
korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari
masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan
antara korupsi dan kriminalitas kejahatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang diangkat
penulis dalam makalah ini antara lain:
1. Apakah yang dimaksud dengan korupsi?
2. Bagaimanakah dampak korupsi di bidang ekonomi terhadap kerusakan
lingkungan?
3. Bagaimana upaya penanggulan terhadap korupsi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang disajikan, tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi
2. Untuk mengetahui dampak korupsi di bidang ekonomi terhadap
kerusakan lingkungan
3. Untuk mengetahui upaya penanggulangan yang dapat dilakukan dalam
melawan korupsi
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai
tambahan, memperluas wawasan, meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, serta pembelajaran tentang korupsi sehingga budaya korupsi
dapat dihilangkan.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan tambahan kepustakaan mahasiswa/i Poltekkes
Kemenkes Semarang Prodi D III Keperawatan Blora untuk meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruption dari kata kerja
corrumpere berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok.
Menurut Transparency International adalah perilaku pejabat publik, baik
politikus/ politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak
legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,
dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
mereka.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi secara
harfiah berarti: buruk, rusak, suka memakai barang (uang) yang dipercayakan
padanya, dapat disogok (melalui kekuasaannya untuk kepentingan pribadi).
Adapun arti terminologinya, korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan
(uang negara atau perusahaan) untuk kepentingan pribadi atau orang lain.
Sementara, disisi lain, korupsi (corrupt, corruptie, corruption) juga bisa
bermakna kebusukan, keburukan, dan kebejatan. Definisi ini didukung oleh
Acham yang mengartikan korupsi sebagai suatu tindakan yang menyimpang
dari norma masyarakat dengan cara memperoleh keuntungan untuk diri sendiri
serta merugikan kepentingan umum. Intinya, korupsi adalah menyalahgunakan
kepercayaan yang diberikan publik atau pemilik untuk kepentingan pribadi.
Sehingga, korupsi menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif, yaitu memiliki
kewenangan yang diberikan publik yang seharusnya untuk kesejahteraan
publik, namun digunakan untuk keuntungan diri sendiri.
Korupsi merupakan kejahatan yang dilakukan dengan penuh
perhitungan oleh mereka yang justru merasa sebagai kaum terdidik dan
terpelajar. Korupsi juga bisa dimungkinkan terjadi pada situasi dimana
seseorang memegang suatu jabatan yang melibatkan pembagian sumber-
sumber dana dan memiliki kesempatan untuk menyalahgunakannya guna
kepentingan pribadi.
Sebetulnya pengertian korupsi sangat bervariasi. Namun demikian,
secara umum korupsi itu berkaitan dengan perbuatan yang merugikan
kepentingan publik atau masyarakat luas untuk kepentingan pribadi atau
kelompok tertentu.
Di Indonesia jenis praktek korupsi sudah merambah hampir ke semua
sektor yang menyangkut kepentingan publik. Hasil survei yang dilakukan
Transparency Internastional Indonesia tentang jenis paraktek korupsi yang
terjadi di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Jenis/praktek korupsi di Indonesia


Jenis Korupsi Sektor dan Alokasi
Manipulasi uang negara a. Pengadaan barang dan jasa konstruksi
b. Pekerjaan umum
c. Pengadaan dan jasa militer
d. Pengadaan barang dan jasa pemerintah
Suap dan pemerasan a. Polisi dan peradilan
b. Pajak dan bea cukai
c. Perizinan
Politik uang Partai politik dan DPR
Kolusi bisnis a. Militer dan polisi via koperasi dan yayasan
b. Yayasan koperasi pegawai pemerintahan

Hasil survei itu menunjukkan bahwa korupsi dalam bentuk manipulasi


uang negara, sektor yang paling korup adalah sektor pengadaan barang dan jasa
konstruksi , pekerjaan umum, perlengkapan militer dan pengadaan barang dan
jasa pemerintah. Jenis korupsi yang berupa suap dan pemerasan yang paling
korup terjadi di lembaga penegak hukum, yaitu kepolisian dan peradilan.
Sedangkan untuk jenis kolusi bisnis, korupsi terbesar terjadi pada tubuh militer,
kepolisian dan pegwai pemerintah yang dilakukan melalui koperasi dan
yayasan.
Hasil survei tersebut membuat kita semakin prihatin terhadap upaya
penegakan hukum dalam memberantas korupsi dan tidakan kejahatan lainnya,
seperti narkoba, pencurian kendaraan bermotor, pemerkosaan dan sebagainya
karena kepolisian dan peradilan sebagai aparat penegak hukum sudah menjadi
sarang suap yang bisa dibeli oleh orang-orang yang melakukan kejahatan.
Jika para penegak hukum sudah bisa disuap atau dibeli untuk memutar
balikkan fakta atau untuk menutup mata dan telinga atas kebenaran dan
keadilan maka jangan harap para koruptor dan penjahat akan takut melakukan
kejahatannya. Tetapi justru bisa membuat mereka semakin nekat. Karena
mereka bisa mengkalkulasi antara kejahatan yang dilakukan dan kemungkinan
uang suap yang harus disediakan andaikata tertangkap atau ketahuan.

B. Dampak Korupsi
1. Dampak ekonomi
Korupsi memiliki pengaruh yang besar terhadap berbagai aspek
kehidupan, khususnya dalam aspek ekonomi. Kita tahu bahwa korupsi
sangat lah perbuuatan yang buruk dan merugikan banyak pihak. Pada
aspek ekonomi yang sangat jelas terlihat pada kalangan umum, yang
menyangkut dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.
Adapun permasalahan yang disebabkan oleh dampak korupsi
dalam bidang ekonomi yaitu:
a. Lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
Korupsi sangatlah mengganggu dalam pertumbuhan ekonomi suatu
negara, karena di dalam bidang ekonomi yang seharusnya di jadikan
untuk kepentingan bersama dalam membangun di berbagai sektor
ekonomi akhirnya tidak terlaksana, di karenakan oleh tindakan korupsi
ini. Para investor pun mulai tidak percaya untuk menanamkan
investasinya karena adanya tindakan korupsi ini, sungguh hal tersebut
sangat menyulikan suatu negara untuk maju. Kondisi pada suatu
negara yang korup akan membuat penguasaha mulai meniggalkannya
karena investasi dalam negara yang korup akan sangat merugikan bagi
para investor.
b. Penurunan produktifitas
Dengan terjadi lesunya pertumbuhan dan investasi berpengaruh juga
dalam produktifitas yang semakin menurun. Terdapat peningkatan
dalam hal produksi dengan cara membuka pabrik pabrik dan usaha
untuk membuat produktifitas menjadi semakin tinggi tetapi terkendala
dengan tidak adanya investasi. Penurunan produktifitas ini juga akan
mengakibatkan para pegawai pegawai di keluarkan dan akan
meningkatkan pengangguran. Dan hal yang paling jelas di rasakan dari
penurunan produktifitas ini yaitu kemiskinan yang terjadi dalam
masyarakat.
c. Rendahnya kualitas barang dan jasa bagi publik
Dampak korupsi dalam hal ini sangat lah terasa di kalangan
masyarakat. Terjadinya perlengkapan perlengkapan umum yang mulai
rusak atau tidak layak pakai, seperti halnya jalanan yang mulai rusak,
beras murah yang tidak layak pakai, tidak layaknya transportasi
umum,sekolah sekolah yang masih kurang layak pakai. Ini semua
tersakan oleh masyarakat dan disebabkan oleh tindakan korupsi
tersebut.Yang pada akhirnya korupsi mengakibatkan penurunan
kualitas barang dan jasa jasa yang terjadi bagi public
d. Meningkatnya hutang negara
Kondisi perekonomian suatu negara yang korup, mengakibat kan
melambatnya perekonomian di negara tersebut. Mendorong negara
tersebut untuk hutang di negara lain agar perekonomian mulai stabil.
Contoh kasus korupsi dalam bidang ekonomi:
Kasus dugaan korupsi presiden soeharto yang tidak kunjung selesai di
sinyalir menggelapkan uang negara 1,7 triliun. Presiden soeharto dengan
kepemimpinan yang otoriter memudahkannya melakukan tindakan korupsi
dan sudah terbukti banyaknya penderitaan yang terjadi di masyarakat dan
menurunya perkenomian indonesia hingga akhirnya presiden soeharto di
lengserkan.

2. Dampak terhadap kerusakan lingkungan


Tindakan korupsi yang terjadi mempengaruhi lingkungan bahkan
mengakibatkan kerusakan kerusakan yang terjadi. Terdapat beberapa
macam dampak korupsi terhadap lingkungan, yaitu:
a. Menurunnya kualitas lingkungan
Kerusakan lingkungan disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya
kepentingan ekonomi, dimana kelestarian hutan kemudian di
eksploitasi untuk mendapatkan keuntungan. Kerusakan lingkungan
tersebut di picu dengan lemahnya aparat penegak hukum. Para
penegak hukum hanya menahan dan memproses pelaku pengrusakan
tetapi tidak bisa memproses aktor di balik semua itu. Akibat dari
pengrusakan lingkungan ini sangat merugikan bagi lingkungan itu
sendiri dan merambat pada sektor sektor yang lain.
b. Menurunnya kualitas hidup
Kondisi lingkungan hidup yang telah rusak akan berdampak kepada
kualitas hidup manusia. Kerusakan hutan yang mengakibatkan
mengurangnya oksigen untuk bumi, kemudian bencana bencana yang
dihasilkan akibat rusanya lingkungan, kerusakan yang terjadi di
perairan pun mengakibatkan menurunya kualitas manusia, dan juga
kerusakan tanah yang mempengaruhi tngkat cocok tanam yang
menurun . hal seperti itu lah yang membuat kualitas hidup manusia
mennurun.
Korupsi kata ini tak asing lagi di telinga masyarakat, banyak
sekali isu yang diberitakan mengenai korupsi yang terjadi di kalangan
pemerintah, pejabat maupun bukan pejabat. Korupsi merupakan suatu
tindakan yang tidak bertanggung jawab, ini dilakukan serta-merta
hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka yang dirasa kurang tanpa
memikirkan dampak buruk yang telah mereka lakukan.
Korupsi tidak hanya merugikan keuangan negara namun
korupsi juga menyebabkan berbagai persoalan sosial dan lingkungan
hidup. Korupsi telah menyebabkan kemiskinan karena hilangnnya
akses rakyat terhadap sumber-sumber kehidupan mereka. Korupsi
telah menyebabkan hilangnnya jaminan hak-hak dasar hidup warga.
Bahkan korupsi berperan besar dalam hal terjadinya kerusakan
lingkungan hidup yang berujung pada bencana ekologis yaitu sosial
dan lingkungan kehidupan masyarakat.
Korupsi juga memiliki dampak, salah satunya adalah
berdampak terhadap lingkungan. Indonesia merupakan negara terbesar
yang memiliki hutan alam, akan tetapi hutan-hutan di indonesia makin
hari makin berkurang ini terjadi karena kita sebagai masyarakat dan
pihak-pihak yang bertugas sebagai perlindungan hutan kurang
bersikap tegas kepada oknum yang tidak bertanggung jawab yang
telah merusak lingkungan. Kerusakan lingkunan hidup juga
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kepentingan ekonomi.
Eksploitasi dianggap paling mudah dan murah untuk
mendapatkan keuntungan, akan tetapi hal ini dilakukan tanpa
dibarengi dengan penanaman kembali atau reboisasi yang baik, dan ini
meninggalkan jejak kerusakan lingkungan yang parah bahkan di
beberapa tempat sudah sangat melebihi ambang batas sehingga
menyebabkan terjadinya bencana ekologis yang berdampak pada
melemahnya kemampuan warga dalam memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Berbagai perizinan eksploitasi tambang, hutan, pesisir dan
laut mengalir tanpa prosedur dan proses yang benar, banyak ijin
diberikan tanpa sebelumnya melakukan Amdal dan persyaratan
standar lainnya. Semua ini dimungkinkan karena ada uang sogok dan
suap bagi pemberi ijin alias praktek korupsi. Hasilnya juga banyak
yang tidak masuk ke kas negara karena digunakan untuk membayar
"jatah" oknum-oknum pejabat.
Penegakan hukum dibidang lingkungan hidup juga cenderung
tidak seimbang karena adanya praktek korupsi. Illegal logging terus
terjadi tanpa mampu dikendalikan, sekali lagi negara dirugikan dan
rakyat yang menanggung dampak buruknya berupa hilangnnya sumber
mata pencaharian mereka, banjir, tanah longsor, kekeringan,
kebakaran lahan dan hutan, ketiadaan air bersih, gagal tanam dan
gagal panen dan mengakibatkan kegugian materi dan jiwa.
C. Upaya Penanggulangan Korupsi
Korupsi merupakan masalah yang kompleks. Penanggulangannya pun
bersifat kompleks dan memerlukan keterpaduan. Upaya penanggulangan
terhadap korupsi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pencegahan dan
penindakan. Kedua upaya tersebut sama pentingnya. Upaya pencegahan
mencakup semua usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah agar tidak
terjadi tindak korupsi pada semua spek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Sedangkan upaya penindakan adalah usaha yang dilakukan
untuk menyelamatkan uang atau kerugian negara akibat korupsi dan
menindak/mengadili pelaku sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Upaya pemberantasan korupsi skala nasional dalam jangka panjang
membutuhkan dukungan dari masyarakat secara luas. Tanpa dukungan
masyarakat niscaya upaya untuk memberantas korupsi di bumi tercinta ini akan
mengalami kegagalan. Jeremy Pope (2003) mengemukakan bahwa upaya
pemberantasan korupsi memerlukan dukungan masyarakat secara luas dan
tanpa dukungan masyarakat secara luas niscaya akan mengalami kegagalan.
Komponen masyarakat yang memegang peranan penting dalam upaya
pemberantasan korupsi tersebut terutama adalah kalangan birokrasi sebagai
aparatur negara. Kemudian organisasi kepemudaan dan keagamaan agar dapat
memberikan contoh dan tekanan-tekanan terhadap upaya pemberantasan
korupsi.
Upaya peningkatan kesadaran aparatur negara, kalangan pemuda dan
tokoh agama terhadap perubahan perilaku anti korupsi dapat dilakukan melalui
berbagai cara atau forum, seperti penataran, seminar, lokakarya dan
sebagainya. Melalui forum tersebut dapat disampaikan pesan-pesan
pembangunan yang diharapkan dapat merubah perilaku ke arah anti korupsi
dan malu melakukan korupsi.
Melalui pelaksanaan penataran untuk meningkatkan kesadaran aparatur
negara (birokrasi), kalangan organisasi pemuda dan organisasi keagamaan
untuk berperilaku anti korupsi dan malu melakukan korupsi dengan
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap konsep, bentuk, dampak
serta hukuman bagi pelaku korupsi, baik dilihat dari sisi moral, norma, hokum
agama maupun hukum negara.
Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya kalangan
birokrasi untuk berprilaku anti korupsi tersebut hendaknya dilakukan secara
terprogram di seluruh departemen maupun lembaga-lemabaga negara non
departemen. Sehingga seluruh pegawai atau staf yang ada secara bertahap
harus ikut dalam program pembinaan. Selain itu, materi pembinaan untuk
berprilaku anti korupsi tersebut juga harus dimasukkan dalam program
pendidikan prajabatan bagi calon-calon pegawai baru yang akan diterima.
Di samping upaya pencegahan yang dilakukan secara terprogram pada
masing-masing departemen atau lemaga tersebut maka upaya pengawasan dan
penindakan juga pelu dilakukan secara sungguh-sungguh dan professional.
Mekanisme, pelaksanaan dan hasil pengawasan/pemeriksaan terhadap
penggunaan keuangan negara harus dilakukan secara transparan.
Pengawasan dan pemiksaan hendaknya tidak hanya dilakukan oleh
lembaga negara, tetapi juga mengikutsertakan lembaga independen
(LSM/NGO). Selama ini pengawasan terhadap keuangan dan pembangunan
hanya dilakukan oleh pemerintah melalui lembaga pemeriksaan keuangan dan
pembangunan (BPK). Ketua BPK diusulkan oleh DPR dan diangkat oleh
Presiden. Akibatnya pemeriksaan terhadap keuangan negara terutama terhadap
lembaga-lembaga negara termasuk lembaga kepresidenan tidak optimal dan
cenderung hanya bersifat formalitas.
Kondisi tersebut diperparah lagi dengan lemahnya penegakan hukum,
sehingga korupsi semakin menjadi-jadi termasuk juga tindak kejahatan lainnya,
seperti narkoba. Kelemahan dalam penanganan kasus korupsi selama ini
disamping masih lemahnya kualitas aparat penegak hokum (personil :
kepolisian, kejaksaan dan hakim) juga masih kuatnya intervensi pemerintah
dalam proses peradilan terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan pejabat
negara. Selain itu dalam penyelesaian kasus-kasus korupsi selama ini masih
kurang mengedepankan penyelamatan keuangan negara. Denda yang diberikan
kepada koruptor sangat kecil jika dibandingkan dengan uang yang
dikorupsinya. Sehingga jika dikalkulasi secara ekonomis terlepas dari masalah
moral maka para koruptor masih diuntungkan. Misalnya seorang korupsi
sepuluhan milyar rupiah, hanya didenda oleh pengadilan ratusan juta rupiah
( kurang dari Rp 1 milyar) dan dihukum 2 tahun penjara. Secara matematis
berarti yang bersangkutan masih mempunyai pendapatan Rp 9 milyar. Kondisi
ini jelas tidak akan membuat jerah para koruptor. Untuk itu dalam penanganan
kasus korupsi hendaknya seluruh uang yang terbukti dikorupsi harus
dikembalikan secara utuh, kemudian diberikan hukuman denda dan hukuman
kurungan (penjara). Dengan demikian diharapkan akan membuat takut setiap
orang untuk melakukan korupsi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Semua bentuk korupsi dicirkan tiga aspek. Pertama pengkhianatan
terhadap kepercayaan atau amanah yang diberikan, kedua penyalahgunaan
wewenang, pengambilan keuntungan material ciri-ciri tersebut dapat
ditemukan dalam bentuk-bentuk korupsi yang mencangkup penyapan
pemersasn, penggelapan dan nepotisme. Ketiga jenis ini apapun alasannya dan
motivasinya merupakan bentuk pelanggaran terhadap norma-norma tanggung
jawab dan menyebabkan kerugian bagi badan-badan negara dan publik.
Korupsi dapat membawa dampak negatif yang cukup luas dalam
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Dampak negatif ini berimbas
kepada berberapa aspek kehidupan salah satunya aspek ekonomi dan
kerusakan lingkungan yaitu pelayahgunaan hutan lindung, banjir, longsor dan
kerugian materi dan jiwa.
Upaya penanggulangan atau pemberantasan terhadap korupsi dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu pencegahan dan penindakan. Upaya
pencegahan adalah mencakup keseluruhan usaha yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya korupsi, baik dilakukan melalui pendidikan maupun
pengawasan. Sedangkan upaya penindakan adalah usaha yang dilakukan
untuk menindak pelaku korupsi sesuai ketentuan hukum yang berlaku serta
menyelamatkan keuangan negara.

B. Saran
Dengan penulis makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca
agar dapat memilih manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat dijadikan
sebagai kegiatan motivasi agar kita tidak terjerumus oleh hal-hal korupsi dan
dapat menambah wawasan dan pemikiran yang intelektual hususnya dalam
mata kuliah anti korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Otoritas Semu. diakses dari http://otoritas-


semu.blogspot.co.id/2017/01 tanggal 1 Agustus 2017
Ramadhan, dzikri. Dampak Masif Korupsi. diakses dari
http://www.kompasiana.com/dzikriramadhan/dampak-masif-korupsi, 13
januari 2021

Saib, Khaidir. 2016. Dampak Korupsi Dalam Berbagai Aspek. diakses dari
http://korupsidampakdalamberbagaiaspek.blogspot.co.id/2016/04/makalah-
dampak-tindakan-korupsi.html tanggal 13 Januari 2021
Yanti. Korupsi Pada Sektor Kesehatan. diakses dari https://www.
kompasiana.com/yantigobel/korupsi-pada-sektor-kesehatan tanggal
13 januari 2021

Anda mungkin juga menyukai