Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL KEGIATAN

PBAK (PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI)

OLEH :

Kelompok 7
1. Iin Suci Ndaryani P05140419082
2. Indah Puspita Sari P05140419083
3. Ismi Novita Sari P05140419084
4. Puput Yolanda P05140419099
5. Ranni Anggira P05140419100
6. Ratika Yulianti P05140419101

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PROPOSAN KEGIATAN PBAK


DI SMAN 01 CURUP KOTA

Nama Kegiatan : Penyuluhan Pendidikan Budaya Anti Korupsi


pada Remaja Tahun 2020
Bentuk Kegiatan : Penyuluhan
Nama Panitia : 1. Iin Suci Ndaryani
2. Indah Puspita Sari
3. Ismi Novita Sari
4. Puput Yolanda
5. Ranni Anggara Sari
6. Ratika Yulianti
Waktu Kegiatan : 28 Februari 2020
Tempat Kegiatan : SMAN 01 Curup Kota
Penyelenggara : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Alih Jenjang
D4
Kebidanan Curup
Peserta : Siswa/Siswi SMAN 01 Curup Kota
Total Anggaran Dana : Rp. 2.050.000

Disahkan di Curup pada tanggal ... Februari 2020 oleh:

Ketua Panitia, Dosen Pembimbing,\

Iin Suci Ndaryani Faridah Esmianti, M.Pd

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena karunia-Nya


sehingga proposal ini dapat diajukan untuk mendapatkan ijin penyuluhan
Pendidikan Anti Korupsi yang di rasa perlu dan penting untuk mengembangkan
rasa peduli dan menambah pengetahuan tentang Pendidikan anti korupsi dengan
tujuan yang mulia utnuk menumbuhkan kejujuran dalam hidup berbangsa dan
bertanah air dimana sebagai remaja dianggap perlu utnuk menumbuhkan
pemahaman anti korupsi sehingga pada saat mereka dewasa sudah tertanam sikap
anti korupsi sehingga tercipta generasi yang anti korupsi menjadikan negara kita
makmur dan sejahtera.

Mudah-mudahan proposal ini dapat di tindaklanjuti sehingga sekolah kami


dapat menerima program ini dan mudah-mudahan berdampak besar pada generasi
muda saat ini, Terima Kasih.

Curup

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi merupakan masalah paling krusial yang dihadapi negara dan
bangsa Indonesia saat ini. Tindak pidana korupsi yang terjadi terentang mulai
dari korupsi kecil-kecilan seperti pemberian uang pelicin ketika berurusan di
kelurahan sampai ke korupsi besar-besaran seperti penyelewengan dana
bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang bernilai triliunan rupiah.
Kejadian ini makin mempertegas anggapan bahwa korupsi sudah membudaya
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk memberantas korupsi di bumi Indonesia antara lain dengan membentuk
badan Negara yang diberikan kewenangan luar biasa seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
KPK didirikan tahun 2002 sampai sekarang KPK telah menindak
berbagai kasus korupsi. Akan tetapi Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia
sebagaimana dilansir oleh Transparansi Internasional (TI) tetaplah rendah.
Bahkan untuk tahun 2010 Indonesia berada pada peringkat Negara terkorup
di Asia Pasifik, dan tahun 2011 indek persepsi korupsi (IPK) Indonesia
adalah 3.0 peringkat 100 dari 183 negara di dunia (Transparansi
Internasional, 2011) Menyikapi fenomena tersebut diperlukan suatu upaya
yang holistik dalam pemberantasan korupsi baik dari segi aparat penegak
hukum, kebijakan pengelolaan Negara sampai ke pendidikan formal di
sekolah. (Aditjondro, 2002)
Beberapa Negara telah melaksanakan pendidikan antikorupsi di sekolah
dan telah menunjukan hasil yang signifikan. Hongkong yang melaksanakan
semenjak tahun 1974 dan menunjukan hasil yang luar biasa. Jika tahun 1974
Hongkong adalah Negara yang sangat korup dan korupsi dideskripsikan
dengan kalimat maka saat ini Hongkong adalah salah satu Negara di Asia
dengan IPK yang sangat tinggi yaitu 8,3 dan menjadi negara terbersih ke 15
dari 158 negara di dunia (Harahap, 2009). Keberhasilan ini merupakan efek

4
simultan dari upaya pemberantasan korupsi dari segala segi termasuk
pendidikan anti korupsi yang dilaksanakan di sekolah secara formal.( Tony
Kwok Man-wai, 2002)
Dibandingkan dengan strategi pemberantasan korupsi lainnya
pelaksanaan pendidikan anti korupsi di sekolah secara formal akan
memberikan berberapa keuntungan kepada negara baik secara pragmatis
maupun secara teoritis dan filosofis. Pertama, lembaga pendidikan formal
merupakan lembaga yang sudah stabil. Kedua, tidak menambah budget
pemerintah secara besar-besaran. Ketiga, dapat dilaksanakan secara sistematis
dan berkesinambungan, dan terakhir merupakan investasi bangsa dalam
jangka penajang.
Perlunya pendidikan antikorupsi sebenarnya sudah menjadi bagian dari
pendidikan nasional sebagaimana dinyatakan dalam peraturan menteri
pendidikan nasional (Permendiknas) No.22 dan No. 23 Th.2006 tentang
standar isi dan Standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah. Dalam permendiknas tersebut dinyatakan bahwa pengembangan
sikap dan perilaku antikorupsi merupakan bagian dari kurikulum bidang studi
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fenomena yang ditemui di lapangan
menunjukan bahwa pembelajaran tentang korupsi yang dilaksanakan dalam
mata pelajaran PBAK belum sesuai dengan sasaran yang dikehendaki,
terutama menyangkut penanaman sikap dan perilaku antikorupsi pada remaja.
Pembelajaran masih terkonsentrasi pada pembentukan kognisi melalui
pemberian informasi secara verbal, tanpa memberi kesempatan kepada remaja
untuk mengembangkan wawasan dan nalar akan dimensi moral dari korupsi.

B. Tujuan
Pendidikan anti korupsi adalah program pendidikan tentang korupsi
yang bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kepedulian warganegara
terhadap bahaya dan akibat dari tindakan korupsi. Target utama Pendidikan
anti korupsi adalah memperkenalkan fenomena korupsi yang mencakup
kriteria, penyebab dan akibatnya, meningkatkan sikap tidak toleran terhadap

5
tindakan korupsi, menunjukan berbagai kemungkinan usaha untuk melawan
korupsi serta berkontribusi terhadap standar yang ditetapkan sebelumnya
seperti mewujudkan nilai-nilai dan kapasitas untuk menentang korupsi
dikalangan generasi muda.
Remaja juga dibawa untuk menganalisis nilai-nilai standar yang
berkontribusi terhadap terjadinya korupsi serta nilai-nilai yang menolak atau
tidak setuju dengan tindakan korupsi. Karena itu pendidikan antikorupsi pada
dasarnya adalah penanaman dan penguatan nilai-nilai dasar yang diharapkan
mampu membentuk sikap antikorupsi pada diri peserta didik.
Departemen pendidikan Lithuania yang telah mengimplementasikan
pendidikan antikorupsi di negaranya sejak 2005 mengatakan bahwa tugas
utama dari pendidikan anti korupsi di sekolah adalah untuk memberikan
pemahaman kepada remaja bagaimana remaja bisa membedakan antara
kejahatan korupsi dengan bentuk kejahatan lainnya, memberikan argumen
yang logis dan rasional kenapa korupsi dianggap sebagai suatu kejahatan,
serta menunjukan cara-cara yang bisa ditempuh dalam mengurangi terjadinya
tindakan korupsi. Sehingga tujuan pelaksanaan pendidikan anti korupsi ini
untuk mendidik anak usia sekolah untuk lebih peduli dan mengetahui
tindakan-tindakan apa saja yang masuk kategori korupsi.

C. Sasaran
Remaja usia 16-18 tahun (Siswa/Siswi SMAN 01 Curup Kota)

D. Manfaat Program
Untuk memiliki pengetahuan yang benar dan tepat tentang korupsi,
remaja perlu mendapatkan berbagai informasi yang, terutama informasi yang
memungkinkan mereka dapat mengenal tindakan korupsi dan juga dapat
membedakan antara tindakan kejahatan korupsi dengan tindakan kejahatan
lainnya. Untuk itu pembahasan tentang kriteria, penyebab dan akibat korupsi
merupakan materi pokok yang harus diinformasikan pada remaja. Disamping

6
itu remaja juga memiliki argumen yang jelas mengapa perbuatan korupsi
dianggap sebagai perbuatan yang buruk dan harus dihindari.
Analisis penyebab dan akibat dari tindakan korupsi pada berbegai aspek
kehidupan manusia, termasuk aspek moralitas akan memberi remaja wawasan
tentang korupsi yang lebih luas. Pada akhirnya berbagai alternatif yang dapat
ditempuh untuk menghindari korupsi dapat menjadi inpirasi bagi remaja
tentang banyak cara yang dapat dilakukan dalam memberantas korupsi.
Kesemua ini merupakan modal dasar dalam penanaman atau pembentukan
sikap dan karakter antikorupsi.
Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tersebut diharapkan remaja
mampu untuk menilai adanya perilaku korup dalam masyarakat atau institusi
disekitarnya. Karena itu pemberian informasi tentang korupsi bukanlah untuk
memberikan informasi sebanyak mungkin kepada remaja, melainkan
informasi itu diperlukan agar remaja mampu membuat pertimbangan
pertimbangan tertentu dalam menilai. Dengan kata lain berdasarkan informasi
dan pengetahuannnya tentang korupsi remaja mampu menilai apakah suatu
perbuatan itu termasuk korupsi atau tidak, dan apakah perbuatan tersebut
dikategorikan baik atau buruk. Dengan pertimbangan tersebut selanjutnya
remaja dapat menentukan perilaku yang akan diperbuatnya.

7
BAB II
RENCANA KEGIATAN

A. Bentuk Kegiatan
Penyuluhan pendidikan budaya anti korupsi

B. Waktu dan Tempat Kegiatan


Penyuluhan dilaksanankan pada tanggal 28 Februari 2020 dan bertempat di
lapangan SMAN 01 Curup Kota

C. Rencana Susunan Acara


Penanggung
Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
Jawab
08.15 Siswa/siswi berkumpul di 1. Iin Suci
WIB lapangan SMAN 01 Curup Ndaryani
2. Indah
Puspita Sari
08.20 Pembukaan 1. Ismi Novita
WIB 1. Salam pembukaan Sari
2. Memperkenalkan diri 2. Puput
3. Kontrak waktu Yolanda
4. Penyampaian tujuan
Jumat/ 28 08.35 Kegiatan inti 1. Ranni
Februari 2020 WIB Menjelaskan materi, meliputi: Anggara Sari
1. Pengertian korupsi 2. Ratika
2. Ciri dan jenis korupsi Yulianti
3. Penyebab korupsi
4. Dampak korupsi
5. Pemberantasan korupsi
6. Nilai dan prinsip anti korupsi
7. Tindak pidana korupsi
09.00 Penutup 1. Ismi Novita
WIB 1. Menyampaikan kesimpulan Sari

8
2. Melakukan sesi tanya jawab 2. Puput
3. Salam penutup Yolanda

D. Peserta dan Pelaksana Kegiatan

Undangan kegiatan penyuluhan PBAK sebagai berikut:


1. Kepala sekolah SMAN 01 Curup Kota
2. Wakil Kepala sekolah SMAN 01 Curup Kota
3. Guru-guru SMAN 01 Curup Kota
4. Staff dan TU SMAN 01 Curup Kota
5. Dosen pembimbing mata kuliah PBAK Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Kampus Curup
Total undangan yaitu 20 orang

Peserta kegiatan dari penyuluhan ini sebagai berikut:


Seluruh siswa/siswi SMAN 01 Curup
Total peserta yaitu 215 orang

E. Pembiayaan
Harga
No Uraian Satuan Volume Jumlah
Satuan
1 Sie Kesekretariatan
Pembuatan dan Rp. 20.000 Rp. 40.000
penggandaan Eksemplar 2
proposal
Surat Undangan Lembar 2 Rp. 1.000 Rp. 2.000
Daftar hadir Rp. 500 Rp. 500
Lembar 1
panitia
Daftar hadir Rp. 500 Rp. 2.000
Lembar 4
undangan
2 Sie Konsumsi
Kue peserta Kotak 215 Rp. 7.000 Rp. 1.505.000
Kue undangan Kotak 20 Rp. 10.000 Rp. 200.000
Kue Panitia Kotak 6 Rp. 7.000 Rp. 42.000

9
Buah anggur Kilogram 1 Rp. 70.000 Rp. 70.000
Buah jeruk Kilogram 2 Rp. 15.000 Rp. 30.000
Buah kelengkeng Kilogram 1 Rp. 40.000 Rp. 40.000
Buah salak Kilogram 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
3 Sie Perlengkapan
Map Kertas Buah 3 Rp. 3.000 Rp. 9.000
Map Plastik Buah 2 Rp. 6.000 Rp. 18.000
Amplop Buah 3 Rp. 500 Rp. 1.500
Paku Ons 1 Rp. 2.000 Rp. 2.000
Tali Rafia Gulung 1 Rp. 8.000 Rp. 8.000
Spanduk m2 3x1 Rp. 70.000 Rp. 70.000
4 Sie Dokumentasi
Print foto 3R Buah 10 Rp. 3.000 Rp. 30.000
Total Rp. 2.050.000

F. Susunan Panitia
Ketua Panitia : Iin Suci Ndaryani
Wakil Ketua Panitia : Indah Puspita Sari
Sekretaris : Ismi Novita Sari
Bendahara : Puput Yolanda
Sie Perlengkapan : Ranni Anggara Sakti
Sie Konsumsi : Ratika Yulianti
Sie Dokumentasi : Ranni Anggara Sakti

10
BAB III
PENUTUP

Demikian Proposal ini dibuat dan diketahui oleh semua unsur terkait
dalam hal ini bertanggung jawab terhadap pendidikan Anti Korupsi di sekolah
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Harapan kami semoga dengan adanya Kegiatan Pendidikan anti Korupsi
ini dapat meningkatkan pengetahuan terlebih kesadaran remajaatau siswa/siswi
SMAN 01 Curup Kota.
Sudah menjadi harapan kami kiranya proposal ini diterima dan menjadi
bahan masukan / pertimbangan serta dapat direalisasikan sesuai dengan kegiatan
yang di programkan Dosen. Terima Kasih.

Curup

Penulis

11

Anda mungkin juga menyukai