Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul “Penanganan Kesehatan Reproduksi Pada Penanggulangan
Bencana di Indonesia (Dasar hukum penanganan kesehatan reproduksi, kesehatan
reproduski dalam manajemen bencana alam dan pengorganisasian tim siaga
keehatan reproduksi)” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai salah
satu tugas kuliah mata ajar Manajemen Bencana Alam. Dan tak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ana Sundari,S.ST, M.Keb MPH selaku dosen mata kuliah Manajemen
Bencana Alam yang memberi tugas.
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.
3. Teman-teman yang telah membantu menyusun makalah ini.
Berkat bantuan, dorongan, dan bimbingannya sehingga kendala-kendala yang
kami hadapi dalam pembuatan makalah ini dapat teratasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi terciptanya kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai. Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN UTAMA 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PEMDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Dasar Hukum Penanganan Kesehatan
Reproduksi 6
B. Kesehatan Reproduksi Dalam Manajemen
Bencana Alam
8
C. Pengorganisasian Tim Siaga Kesehatan
Reproduksi 12
BAB III PEMBAHASAN
A. Kasus 17
B. Analisis 17
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 19
B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap semua jenis
bencana yang tidak dapat diperkirakan datangnya dan tidak semua dapat dicegah.
Bencana tersebut dapat berupa bencana alam maupun bencana akibat perbuatan manusia.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kesehatan reproduksi pada manajemen bencana alam?
2. Apa saja dasar hukum penanganan reproduksi?
3. Bagaimana pengorganisasian tim siaga kesehatan reproduksi
C. Tujuan
1. Mengetahui pentingnya upaya kesehatan reproduksi pada saat bencana alam.
2. Mengetahui dasar hukum penanganan reproduksi
3. Mengetahui pengorganisasian tim siaga kesehatan reproduksi
BAB II
5
LANDASAN TEORI
6
7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang
kesehatan jiwa
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang
perubahan atas UU. No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang
penyandang Disabilitas
10. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang
penyelenggaraaan penanggulangan bencana
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 kesehatan
reproduksi
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang
penanganan konflik sosial
13. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2013
tentang penanggulangan kesehatan
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
tentang Upaya Kesehatan tertuang dalam Bagian Kelima tentang Pelayanan
Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan masa sebelum Hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 066/MENKES/SK/II/2006 tentang
Pedoman Manajemen Daya Manusia Kesehatan Dalam Penanggulangan
Bencana
17. Surat Edaran Mentri Kesehatan Nomor : HK/MENKES/134/134/2014
tanggal 11 Maret 2014 tentang kerjasama Kementerian Kesehatan dengan
BNPB dalam penanggulangan krisis kesehatan dalam situasi bencana.
7
B.Kesehatan Reproduksi Dalam Manajemen Bencana Alam
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Reproduksi
a) Konseling dan informasi keluarga berencana atau KB.
b) Pelayanan kehamilan dan persalinan, temasuk pelayanan aborsi yang
aman serta pelayanan bayi baru lahir dan neonatal.
c) Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR).
d) Konseling, informasi, dan edukasi atau KIE mengenal kesehatan
reproduksi
2.Krisis Kesehatan
8
4. PPAM Kesehatan Reproduksi
9
Minimum Dasar,terbatas
Selain komponen diatas yerdapat beberapa prioritas tambahan dari komponen PPAM
, yang harus dilakukan adalah :
10
c. Melaporkan isu-isu dan data terkait kesehatan reproduksi ,
ketersediaan sumber daya logistik pada pertemuan koordinasi.
11
5) Merencanakan pelayanan kesehatan dasar ketika situasi stabil.
12
Penanggulangan Bencana
13
14
15
BAB III
Contoh jurnal
A. KASUS
16
petugas yang piket pada saat reponden datang ke posko.
Kapasitas untuk petugas yang bak 50% dan untuk petugas yang masih kurang
50%. hal ini terjadi karena pada saat bencana petugas yang memberikan pelayanan adalah
petugas yang bergantian darisetiap puskesmas yang ada di kabupaten Pidiedan masing-
masing petugas memiliki sikap dan kompetensi yang berbeda, sehingga penilaian
kapasitas petugas oleh responden berbeda antara satu responden dengan responden
lainnya.
Fasilitas untuk pelayanan kesehatan reproduksi yang ada pada saat bencana
masih kurang baik, baik dari segi tempat maupun peralatan yang ada, dimana tempat
untuk pelayanan tidak dipisahkan dengan kesehatan dasar lainnya, seingga wanita usia
subur (WUS) yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi merasa tidak
tejaga privasinya. Selain itu fasilitas yang dibutuhkan pelayan keseahatan reproduksi
dibawa oleh bidan desa ketika piket di posko, namun ketika bidan desa tidak ada fasilitas
teseut tidak tersedia.
B. ANALISA
Sumber daya manusia dan fasilitas merupakan bagian dari komponen kesiapan
penanggulangan bencana. Pelayanan kesehatan reproduksi merupakan salah satu upaya
penanggulangan bencana bidang kesehatan. Upaya tersebut membutuhkan persiapan, agar
pelayanan yang diberikan kepada korban bencana sesua dengan standar. Dan seharusnya
ketersediaan fasilitas kesehatan reproduksi harus di tingkatkan dan dipersiapkan agar
tujuan tecapai, dan harus tersedia agar setiap saat dapat menggunakanya.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi merpakan bagian dari hak asasi manusia yang berlaku
untuk setiap individu baik dalam situasi umum maupun situasi darurat/situasi bencana.
Oleh karen aitu, setiap orang yang berada disituasi krisis kesehatan harus memiliki akses
pada informasi dan pelayanan kesehatan, khususnya informasi dan pelayanan kebutuhan
yang priortitas dalam program penanggulangan bencana , padahal kebutuhan akan
kesehatan reproduksi merupakan kesehatan yang tidak kalah penting dalam situasi
tersebut.
B. Saran
18
3) Memastikan agar semua masyarakat mengetahui adanya pelayanan kesehatan,
agar masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi
mengetahui dimana tempat pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2017 Pedoman Pelkasanaan Paket Pelayanan Awal Minimum
(PPAM) Kesehatan reproduksi pada Krisis Kesehatan. Jakarta : Kementrian Keseshatan
RI
Kementrian Kesehatan RI. 2015 Buku Pedoman Paket Pelayanan Awal Minimum
(PPAM) Kesehatan reproduksi pada Kesehatan. Jakarta : Kementrian Keseshatan RI
Wenehen, Lucia. 2015. Seksual & Agama Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif
Agama-agama. Jakarta : PT Gramedia
19
Khambali, I. 2017. Manajemen Penanggulangan Bencana. Yogyakarta : Andi
Kementrian Kesehatan RI. 2017 Pedoman Pelkasanaan Paket Pelayanan Awal Minimum
(PPAM) Kesehatan reproduksi pada Kesehatan. Jakarta : Kementrian Keseshatan RI
20