Oleh
Kelompok 2
Kelas Ia
Faramita
Fitriani s
Siti sarah humairah
Ani sattu
Nur insan
DAFTAR ISI
Halaman judul i
Daftar isi ii
Keuntungan
Skrining dapat mendeteksi kondisi medis pada tahap awal
sebelum gejala menyajikan sedangkan pengobatan lebih
efektif daripada untuk nanti deteksi. Dalam kasus terbaik dari
kehidupan diselamatkan.
kekurangan
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP,
1997).
1. Kelainan kongenial atau genetika (karena kerusakan gen dalam tubuh)
2. Karsinogen (zat atau bahan yang dapat menimbulkan kanker)
Karsinogen dibedakan menjadi 2 jenis,
ü Kimiawi (karsinogen alami :
a. organic : aflatoksin yang terdapat pada biji kacang yg ditumbuhi jamur
aspergillus bisa menyebabkan kanker hati, nitrosamine dalam makanan
dan minuman,
ü inorganic : abses, cadmium, plumbum).
b. Buatan manusia : bahan industri seperti cat, petrokimia, karet, obat-
obatan seperti arsen, chlornaphazine.
3. Selain itu asam rokok juga dapat menyebabkan kanker karena
didalamnya terdapat banyak karsinogen seperti polycyclic
aromatichydrocarbon dan aromatic amine. Hormon juga dapat
menimbulkan kanker pada beberapa organ yang pertumbuhanya
dipengaruh oleh hormone seperti payudara, uterus (rahim) dan prostat
Tes-tes Pap dapat menemukan kanker leher rahim atau sel-sel abnormal
yang dapat menjurus pada kanker leher rahim. Dokter-dokter secara
umum merekomendasikan bahwa:
1. Wanita-wanita harus mulai mempunyai tes-tes Pap 3 tahun setelah
mereka mulai mempunyai hubungan seksual, atau ketika mereka
mencapai umur 21 tahun (yang mana saja yang datang lebih dahulu).
2. Kebanyakan wanita-wanita harus mempunyai tes Pap paling sedikit satu
kali setiap 3 tahun.
3. Wanita-wanita berumur 65 sampai 70 tahun yang telah mempunyai
paling sedikit tiga tes-tes Pap normal dan tidak ada tes-tes Pap abnormal
dalam 10 tahun terakhir dapat memutuskan, setelah bicara dengan
dokternya, untuk memberhentikan screening kanker leher rahim.
4. Wanita-wanita yang telah mempunyai hysterectomy (operasi) untuk
mengangkat kandungan (uterus) dan leher rahim (cervix), juga disebut
total hysterectomy, tidak perlu mempunyai screening kanker leher rahim.
Bagaimanapun, jika operasi adalah perawatan untuk sel-sel sebelum
bersifat kanker atau kanker, wanita -wanita itu harus terus menerus
menjalankan screening.
TERAPI
1. Radiasi
1) Dapat dipakai untuk semua stadium
2) Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
3) Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
2. Dosis :
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
Komplikasi radiasi :
a) Kerentanan kandungan kencing
b) Diarrhea
c) Perdarahan rectal
d) Fistula vesico atau rectovaginalis
3. Operasi
1) Operasi limfadektomi untuk stadium I dan II
2) Operasi histerektomi vagina yang radikal
4. Kombinasi
Radiasi dan pembedahan :
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan
bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi
berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula,
disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran
darah.
4. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio
resisten. 5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi,
diangap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.
Ø TUJUAN IVA
- Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan
pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk
mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.
Ø Teknik IVA
Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%.
Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut
aceto white epithelum Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat
disimpulkan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan
biopsi. Andaikata penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di beberapa
negara bidan tersebut dapat langsung melakukan terapi dengan
cryosergury. Hal ini tentu mengandung kelemahan-kelemahan dalam
menyingkirkan lesi invasif.
2. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak
lainnya (polip serviks).
3. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok
ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode
IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker
(dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4. IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian
akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.
Ø Cara Penggunaan
a. IVA test dilakukan dengan cara mengoleskan asam asetat 3-5% pada permukaan
mulut rahim. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang
disebut aceto white epithelium.
b. Hasil dari pemeriksaan ini adalah bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA
positif. Maka jika hal itu terjadi maka dapat dilakukan biposy.
c. Untuk mengetahui hasilnya langsung pada saat pemeriksaan.
d. Pemeriksaan dengan metode ini bisa dilakukan oleh bidan atau dokter di
Puskesmas atau di tempat praktek bidan dengan biaya yang cenderung lebih
ekonomis. (Sukaca, 2009 : 100)
1. IVA TEST akan hadir di puskesmas-puskesmas dengan jadwal yang akan
disampaikan melalui PKK, kelurahan dan kecamatan terdekat.
1. Melihat payudara
2. Memijat payudara
3. Meraba payudara
o Tahap 1
Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting
susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan
cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.
o Tahap 2
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada
payudara.
Yang harus diperhatikan adalah :
o Tahap 4
a. Pengertian
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis
kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat
terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannyalebih kecil dari 1
di antara 1000. Pengobatan yang paling lazimadalah dengan pembedahan
dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.
Mudah, cepat, dan efektif, itulah yang bisa digambarkan tentang melakukan sendiri
skrining di rumah. Anda sebaiknya melakukan skrining ini satu minggu setelah masa
menstruasi berakhir. Caranya adalah dengan berbaring dan menaruh bantal pada
sisi payudara yang akan Anda periksa. Posisi lengan diletakkan di belakang kepala,
kemudian tekan gerakan memutar di sekitar payudara. Jika Anda merasakan
sesuatu yang tidak wajar, bisa jadi itu adalah kanker. Kelainan bisa berbentuk
benjolan yang agak keras dan tidak juga menghilang setelah dua kali siklus
menstruasi. Jika benjolan tumbuh semakin besar dan puting mengalami
pendarahan, segera hubungi dokter untuk penanganan yang lebih baik.
Hampir sama seperti skrining yang Anda lakukan di rumah, skrining dokter dilakukan
oleh dokter sama seperti yang Anda praktikkan di rumah. Bedanya adalah dokter
lebih mengetahui apa yang mereka cari dan segera mendiagnosis jika menemukan
kelainan yang terdapat pada payudara.
Faktor risiko kanker payudara adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
kemungkinan seseorang menderita kanker payudara. Beberapa faktor risiko tidak
dapat diubah seperti usia atau riwayat keluarga, tetapi ada juga faktor risiko yang
berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok dan minum alcohol. Berikut
adalah faktor risiko yang penting untuk kanker payudara :
Ø Usia.
Ø Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin tuanya
seseorang. Di RS Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang pertama kali
didiagnosis kanker payudara adalah 48 tahun.
Ø Haid pertama di usia kurang dari 12 tahun atau menopause (berhenti haid) di usia
lebih dari 55 tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.
Ø Wanita yang tidak menikah, tidak memiliki anak, atau memiliki anak pertama setelah
usia 30 tahun juga dapat meningkatkan risiko.
Ø Riwayat menggunakan preparat hormonal yang lama seperti KB hormonal (pil, suntik,
susuk) atau terapi hormonal (misalnya terapi sulih hormon estrogen pada wanita
yang menopause) meningkatkan risiko kanker payudara.
Ø Diet tinggi lemak dan alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5 kali untuk
menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak banyak makan lemak
dan tidak minum alkohol.
Ø Memiliki kerabat wanita dekat (seperti ibu kandung, kakak/adik, anak) dengan kanker
payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara sampai 2 kali dibandingkan
wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara. Diperkirakan
20-30% wanita dengan kanker payudara memiliki anggota keluarga yang juga
memiliki riwayat kanker payudara.
Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang
berbeda. Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes
ini dikombinasi.