Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kelompok dapat menyelesaikan


makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Onkologi. Dimana dalam makalah ini membahas mengenai “Skrining pada CA
Payudara”. Kelompok mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah
mengarahkan dan memberi saran kepada kelompok dalam menuliskan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Onkologi. Kelompok
berharap semoga makalah ini dapat berguna serta menambah pengetahuan dan
memberikan informasi mengenai penyakit yang dibahas bagi kelompok dan pembaca.
Kelompok menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
berhubungan dengan pengetahuan maupun pengalaman kelompok. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.Terima kasih.

Bukittinggi,November 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Skrining Untuk Keganasan Dan Penyakit Sistemik...........................................6
B. Kanker Payudara.................................................................................................9
C. Mengenal Sadari...............................................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................18
B. Saran.................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia, kanker payudara menduduki posisi kedua di bawah kanker leher
rahim (serviks) sebagai penyebab kematian tertinggi pada wanita. Angka kematian
akibat kanker payudara cukup tinggi karena banyak pasien datang dengan kondisi
terlambat. Menemukan kanker secara dini bukanlah suatu faktor kebetulan atau nasib,
melainkan adalah tanggung jawab dari para wanita dan dokter. Wanita harus
mengetahui keadaan normal sehingga dapat menyadari adanya perubahan. Sedangkan
bagi pihak medis, menemukan kanker secara dini membutuhkan upaya terpadu dan
berkesinambungan untuk skrining dan deteksi dini kanker.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mechanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai
suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.Penyakit ini oleh
Word Health Organization (WHO) dimasukkan kedalam International Classification
of Diseases (ICD) dengan kodenomor 17. Kanker payudara adalah kanker pada
jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita.
Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannyalebih
kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazimadalah
dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.
Skrining adalah pemeriksaan terhadap sejumlah besar orang untuk mengungkap
karakteristik tertentu atau penyakit yang tidak diketahui seperti fenilketonuria atau
hipotiroidisme padaneonatus. Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau
pencegahan sekunder, mencakup pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang belum
mempunyai simptom-simptom penyakit untuk menemukan penyakit yang belum
terlihat atau pada stadium praklinik.

3
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan tujuan skrining
2. Mengetahui perubahan payudara akibat kanker
3. Mengetahui cara mendeteksi dini kanker payudara
4. Mengetahui teknik SADARI

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Skrining Untuk Keganasan Dan Penyakit Sistemik

1. Skrining

a. Pengertian Skrining
Skrining, dalam pengobatan, adalah strategi yang digunakan dalam suatu
populasi untuk mendeteksi suatu penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau
gejala penyakit itu. Tidak seperti apa yang biasanya terjadi dalam kedokteran,
tes skrining yang dilakukan pada orang tanpa tanda-tanda klinis penyakit.
Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau pencegahan sekunder,
mencakup pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang belum mempunyai
simptom-simptom penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat
atau pada stadium praklinik.

b. Tujuan Skrining
Tujuan dari skrining adalah untuk mengidentifikasi penyakit pada komunitas
awal, sehingga memungkinkan intervensi lebih awal dan manajemen dengan
harapan untuk mengurangi angka kematian dan penderitaan dari penyakit.
Meskipun skrining dapat mengarah ke diagnosis sebelumnya, tidak semua tes
skrining telah terbukti bermanfaat bagi orang yang sedang diputar;
overdiagnosis, misdiagnosis, dan menciptakan rasa aman palsu beberapa efek
negatif dari penyaringan. Untuk alasan ini, tes yang digunakan dalam program
skrining, terutama untuk penyakit dengan insiden rendah, harus memiliki
sensitivitas yang baik selain kekhususan diterima.
Beberapa jenis skrining ada: skrining universal melibatkan skrining semua
individu dalam suatu kategori tertentu (misalnya, semua anak pada usia
tertentu). Temuan Kasus melibatkan skrining sekelompok kecil orang

5
berdasarkan adanya faktor risiko (misalnya, karena anggota keluarga telah
didiagnosis dengan penyakit keturunan).
Contoh skrining: Tes kulit yang disebut tes PPD banyak digunakan untuk
layar untuk paparan TBC. Penyedia layanan kesehatan mungkin layar untuk
depresi menggunakan kuesioner seperti Beck Depression Inventory. Alpha-
fetoprotein skrining digunakan pada wanita hamil untuk membantu mendeteksi
kelainan janin tertentu. Skrining kanker adalah pengujian untuk mendiagnosa
tahap awal kanker pada tahap ketika dapat disembuhkan dan / atau ketika
pengobatan dapat dicapai dengan prosedur kurang invasive.
Contoh sukses skrining untuk kanker meliputi :
a. Pap smear untuk mendeteksi lesi prakanker dan berpotensi mencegah
kanker serviks.
b. Mamografi untuk mendeteksi kanker payudara. Kolonoskopi untuk
mendeteksi kankera kolorekta.
c. Dermatologis centang untuk mendeteksi melanoma.
d. Radiografi bitewing secara rutin diambil pada pemeriksaan gigi dan
digunakan untuk layar untuk karies interproksimal gigi.

c. Keuntungan dan Kerugian dari Screening.


Skrining memiliki kelebihan dan kekurangan, keputusan apakah ke layar
harus diputuskan dengan menyeimbangkan semua factor.
1) Keuntungan
Skrining dapat mendeteksi kondisi medis pada tahap awal sebelum gejala
menyajikan sedangkan pengobatan lebih efektif daripada untuk nanti
deteksi. Dalam kasus terbaik dari kehidupan diselamatkan.

2) Kekurangan
a) Seperti tes medis, tes yang digunakan dalam penyaringan tidak sempurna.
Hasil pengujian tidak tepat dapat menunjukkan positif untuk mereka yang
tanpa penyakit (false positif), atau negatif bagi orang yang memiliki kondisi
(negatif palsu). Khususnya ketika skrining untuk kondisi probabilitas
rendah jumlah mutlak positif palsu mungkin tinggi walaupun memiliki

6
persentase positif palsu sangat rendah, jika kejadian kondisi adalah satu di
10.000 dan kemungkinan positif palsu adalah 0,1%, 9 dari 10 hasil positif
akan palsu.
b) Penyaringan melibatkan biaya dan penggunaan sumber daya medis pada
sebagian besar orang yang tidak membutuhkan pengobatan.
c) Dampak buruk dari prosedur penyaringan (misalnya stres dan kecemasan,
ketidaknyamanan, paparan radiasi, paparan kimia).
d) Stres dan kecemasan yang disebabkan oleh hasil skrining positif palsu.
e) Tidak Perlu investigasi dan pengobatan hasil positif palsu.
f) Stres dan kecemasan yang disebabkan oleh memperpanjang pengetahuan
tentang penyakit tanpa peningkatan hasil.
g) Rasa aman palsu yang disebabkan oleh negatif palsu, yang dapat menunda
diagnosis akhir.

d. Jenis Penyakit yang Tepat Untuk Skrining


1) Merupakan penyakit yang serius
2) Pengobatan sebelum gejala muncul
3) Setelah gejala muncul
4) Prevalens penyakit preklinik harus tinggi pada populasi yang di skrening

e. Peran Perawat Skrining Untuk Keganasan dan Penyakit Sistematik


1) Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya
melakukan langkah skrining.
2) Membantu dalam mengidentifikasi orang-orang yang berisiko terkena
penyakit atau masalah kesehatan tertentu. Penegakan diagnosis pasti
ditindak lanjuti di fasilitas kesehatan
3) Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini, sehingga terapi
dapat dimulai secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki
4) Membantu melindungi kesehatan individual
5) Membantu dalam pengendalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi
carrier penyakit di komunitas

B. Kanker Payudara
1. Pengertian

7
Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit
neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.Penyakit ini oleh Word Health
Organization (WHO) dimasukkan kedalam International Classification of Diseases
(ICD).
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker
paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker
payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan
yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan
dengan kemoterapi maupun radiasi.

2. Penyebab Spesifik Kanker Payudara


Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih
belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai
pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
a. Faktor reproduksi
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur
lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara
adalah bertambahnya umur.
b. Penggunaan hormon
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
c. Penyakit fibrokistik
Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan
risiko terjadinya kanker payudara.
d. Obesitas
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause
e. Konsumsi lemak
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara.
f. Radiasi
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara.

8
g. Riwayat keluarga dan faktor genetic ada 2 jenis gen (BRCA1dan BRCA2) yang
sangat mungkin sebagai resiko, riwayat keluarga merupakan komponen yang
penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker
payudara.
h. Pemakaian obat-obatan.
i. Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara adalah:
 Tidak menikah
 Menikah tapi tidak punya anak
 Melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun
 Tidak pernah menyusui anak.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyakit kanker payudara meningkat
pada orang yang sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa) dan juga bagi
wanita yang sebelumnyamengalami menstruasi dibawah usia 11 tahun.

3. Pilihan Skrining Untuk Kanker Payudara


a. Skrining di rumah
Mudah, cepat, dan efektif, itulah yang bisa digambarkan tentang melakukan
sendiri skrining di rumah. Sebaiknya melakukan skrining ini satu minggu setelah
masa menstruasi berakhir. Caranya adalah dengan berbaring dan menaruh bantal pada
sisi payudara yang akan diperiksa. Posisi lengan diletakkan di belakang kepala,
kemudian tekan gerakan memutar di sekitar payudara. Jika merasakan sesuatu yang
tidak wajar, bisa jadi itu adalah kanker. Kelainan bisa berbentuk benjolan yang agak
keras dan tidak juga menghilang setelah dua kali siklus menstruasi. Jika benjolan
tumbuh semakin besar dan puting mengalami pendarahan, segera hubungi dokter
untuk penanganan yang lebih baik.

b. Skrining dokter
Hampir sama seperti skrining yang dilakukan di rumah, skrining dokter
dilakukan oleh dokter sama seperti yang praktikkan di rumah. Bedanya adalah dokter
lebih mengetahui apa yang mereka cari dan segera mendiagnosis jika menemukan
kelainan yang terdapat pada payudara.

9
c. Skrining mammogram
Skrining mammogram menggunakan sinar X untuk memeriksa payudara.
Skrining ini disarankan untuk dilakukan secara rutin oleh para wanita berusia di atas
40 tahun atau mereka yang memiliki sejarah keluarga kanker payudara.

4. Faktor Risiko Kanker Payudara


Faktor risiko kanker payudara adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
kemungkinan seseorang menderita kanker payudara. Beberapa faktor risiko tidak
dapat diubah seperti usia atau riwayat keluarga, tetapi ada juga faktor risiko yang
berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok dan minum alcohol.
Berikut adalah faktor risiko yang penting untuk kanker payudara :
a. Usia.
Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin tuanya
seseorang. Di RS Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang pertama kali
didiagnosis kanker payudara adalah 48 tahun.
b. Haid pertama di usia kurang dari 12 tahun atau menopause (berhenti haid) di usia
lebih dari 55 tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.
c. Wanita yang tidak menikah, tidak memiliki anak, atau memiliki anak pertama
setelah usia 30 tahun juga dapat meningkatkan risiko.
d. Riwayat menggunakan preparat hormonal yang lama seperti KB hormonal (pil,
suntik, susuk) atau terapi hormonal (misalnya terapi sulih hormon estrogen pada
wanita yang menopause) meningkatkan risiko kanker payudara.
e. Diet tinggi lemak dan alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5 kali untuk
menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak banyak makan lemak
dan tidak minum alkohol.
f. Memiliki kerabat wanita dekat (seperti ibu kandung, kakak/adik, anak) dengan
kanker payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara sampai 2 kali
dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker
payudara. Diperkirakan 20-30% wanita dengan kanker payudara memiliki
anggota keluarga yang juga memiliki riwayat kanker payudara.

5. Perubahan Pada Payudara Akibat Kanker

10
a. Benjolan Pada Payudara
b. Perubahan pada Kulit Payudara
c. Perubahan pada Puting Payudara
d. Perubahan ukuran dan bentuk payudara
e. Keluar cairan dari puting payudara
f. Nyeri

6. Deteksi Dini Kanker Payudara


Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang
berbeda. Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes ini
dikombinasi.
Cara deteksi dini kanker payudara adalah :
a. Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)
Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan sebulan
sekali, pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid. Bila
wanita telah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap
bulan, misalnya tanggal 10.
b. Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus
kanker payudara.
c. Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)
Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker payudara.
d. Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).
Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.
e. Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara
dapat dideteksi secara dini hingga 99,5%.

C. Mengenal SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri atau sering disebut dengan SADARI merupakan
suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin adanya benjolan pada
payudara. SADARI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan
payudara dan sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita. Jika SADARI dilakukan
secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini.

11
Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebasar 25-30%. Terbukti
95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup
lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang
merekomendasikan agar para wanitauntuk melakukan SADARI
SADARI sangat penting karena dapat menemukan secara dini adanya benjolan
yang memungkinkan adanya kanker payudara. Bagi wanita yang sudah
berpengalaman dalam melakukan SADARI, mereka dapat meraba benjolan-benjolan
kecil dengan garis tengah yang kurang dari 1 cm. Dengan demikian bila ternyata
benjolan tersebut ganas dapat di obati dalam stadium dini dan kemungkinan sembuh
juga lebih besar. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari
perawatan kesehatan, yang dapat melindungi anda dari resiko kanker payudara.

1. Manfaat Sadari
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk membantu melakukan deteksi dini
adanya kelainan pada payudara (Suddart & Brunner 2003)

2. Waktu Dilakukan Sadari


Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita
yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-10
dari hari pertama haid, ketika payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak.
Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang
berusia diatas umur 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan. Selain
SADARI untuk deteksi dini kanker payudara pada usia 35-40 tahun dengan
melakukan mammografi. Benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada
mammografi. Sedangkan untuk wanita di atas usia 40 tahun ditambah dengan
melakukan pemeriksaan payudara dengan dokter ahli.

3. Siapa Saja Yang Dianjurkan Melakukan Sadari :


a. Wanita yang telah berusia 20 tahun
b. Wanita berusia diatas 40 tahun yang tidak mempunyai anak

12
c. Wanita yang memiliki anak pertama pada usia 35 tahun
d. Wanita yang tidak menikah
e. Wanita yang haid pertama dini (dibawah 10 tahun)
f. Wanita yang menopause lambat
g. Pernah mengalami trauma pada payudara
h. Wanita di atas 25 tahun yang keluarganya pernah menderita kanker payudara
i. Wanita yang tidak menyusui
j. Pernah operasi payudara atau kandungan
k. Pernah mendapat obat hormonal yang lama
l. Cenderung kelebihan berat badan

4. Cara Pemeriksaan Sadari


Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan
cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring. Pemeriksaan
payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan
melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring
Menurut Sukardja (2000) SADARI dilakukan dalam 3 tahap yaitu :
a. Melihat payudara
b. Memijat payudara
c. Meraba payudara

D. Tahap SADARI
1. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.
Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara(simetris atau
tidak). Cara melakukan:
Tahap 1
Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta
kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua
lengan lurus ke bawah disamping badan.

13
Tahap 2
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk
melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhad apotot atau fascia dibawahnya.

Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
Yang harus diperhatikan adalah :
a. Apakah bentuk dan ukuran payudara kanan dan kiri simetris ?
b. Apakah payudara membesar atau mengeras ?
c. Apakah arah puting tidak lurus ke depan atau berubah arah ?
d. Apakah puting tertarik ke dalam ?
e. Apakah puting atau kulit ada yang lecet ?
f. Apakah ada perubahan warna kulit (kemerahan) ?
g. Apakah kulit payudara menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit
jeruk)
h. Apakah permukaan kulit tidak mulus seperti ada kerutan atau cekungan ?

Tahap 4
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan
menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

14
2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.
Tahap 1
Persiapan
 Dimulai dari payudara kanan.
 Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut. Letakkan
bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan
untuk menaikan bagian yang akan diperiksa.
 Kemudian letakkan tangan kanan di bawah kepala.
 Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan .
 Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau
penebalan.
 Periksa payudara dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular.

Tahap 2
Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
 Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, daritulang selangka
di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara
kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak .
 Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak.

15
 Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan
perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di
setiap tempat.
 Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah
atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan.
 Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh
bagian yang ditunjuk.

Tahap 3
Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar
 Berawal dari bagian atas payudara , buat putaran yang besar.
 Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar
biasa.
 Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.
Lakukan sebanyak 2 kali.
 Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa
periksa bagian bawah areola mammae.

Tahap 4
Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara

16
 Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat
adanya cairan abnormal dari puting payudara.

Tahap 5
Memeriksa Ketiak
 Letakkan tangan kanan ke samping dan rasakan ketiak dengan teliti, apakah
teraba benjolan abnormal atau tidak.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Skrining adalah deteksi dini suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi
penyakit dan kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes,
pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara tepat untuk
membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya
menderita suatu kelainan. Uji skrining dapat dilakukan dengan pertanyaan
(anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

B. Saran
Untuk mendeteksi secara dini kanker payudara, pemeriksaan payudara sendiri
sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Dengan menggunakan teknik SADARI. Para
wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5
sampai ke-10 dari hari pertama haid, ketika payudara sedang mengendur dan
terasa lebih lunak.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kumalasari, I., dan Iwan, A. 2012. Kesehatan Reproduksi. Palembang: Salemba


Medika
Joko Purwanto, D. Deteksi Dini Kanker Payudara, diakses 10 agustus
2014 :http://www.omni-hospitals.com/omni_alamsutera/blog_detail.php?
id_post=5
Muhimatus. 2011. Skrining Untuk Keganasan Dan Penyakit Sistemik, diakses 10
agustus 2014 : http://muhimatus.wordpress.com/2011/04/13/skrining-untuk
keganasan-dan-penyakit-sistemik/

19

Anda mungkin juga menyukai