Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN

MALARIA DI PUSKESMAS SUKA SENANG


KOTA JAKARTA TIMUR

LAPORAN REFLEKSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Stase Kehamilan

Oleh ;

EKA OKTAVIA

205491517003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur, penulis memanjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas stase Kehamilan dengan berjudul “Asuhan Manajemen
Kebidanan Pada Ibu Hamil “Ny. Y Umur 25 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 24
Minggu dengan Malaria Di Puskesmas Suka Senang Kota Jakarta Timur”.
Dalam penyusunan tugas stase Kehamilan ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Retno Widowati, selaku Dekan FIKES Universitas Nasional.
2. Dr. Rukmaini, selaku Wakil Dekan FIKES Universitas Nasional.
3. Sri Dinengsih, S.SiT, M.Kes, Ketua Prodi Profesi Bidan Universitas Nasional.
4. Jenny Siauta, S.ST, M.Keb, selaku Sekretaris Prodi Profesi Bidan Universitas
Nasional dan Koordinator Stase 3 Kehamilan.
5. Anni Suciawati, S.SiT., SH, M.Kes, MH.
Sri Dinengsih, S.SiT., M.Kes.
Jenny Siauta, S.ST., M.Keb.
Dr. Rini Kundaryanti, S.KM., M.Kes.
Selaku Dosen Pembimbing Stase Kehamilan.
6. Teman-teman kelompok 1 dan pihak lain yang tidak bias disebutkan satu persatu
yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyelesaiaan tugas stase
kehamilan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas stase kehamilan ini masih jauh dari
sempurna. Pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan tugas stase kehamilan ini. Akhir kata
penulis berharap semoga tugas stase kehamilan ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya.

Jakarta, 04 November 2020


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................................9

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................9


1.2 Tujuan…. ..............................................................................................................11
1.3 Manfaat .................................................................................................................11
1.4 Waktu dan tempat ................................................................................................12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................13

2.1 Malaria .................................................................................................................13

2.2 Manajemen Asuhan Dasar Kebidanan ..............................................................16

BAB 3 TINJAUAN KASUS .....................................................................................27

3.1 Data Subjektif .......................................................................................................27

3.2 Data Objektif ........................................................................................................33

3.3 Analisa / Diagnosa / Masalah ..............................................................................37

3.4 Penatalaksanaan ...................................................................................................39

BAB 4 PEMBAHASAN ............................................................................................41

BAB 5 PENUTUP ......................................................................................................43

5.1 Simpulan ...............................................................................................................43

5.2 saran… ..................................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
dinegara-negara seluruh dunia, baik didaerah tropis maupun sub tropis, terutama
dinegara berkembang termasuk Indonesia. Malaria masih menjadi ancaman bagi
masyarakat di Indonesia, karena tingginya angka kesakitan dan kematian pada usia
produktif. Bahkan malaria yang menyerang ibu hamil bisa menjadi ancaman bagi
bangsa.
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit protozoa dari Genus plasmodium.
Empat spesies yang ditemukan pada manusia adalah Plasmodium Vivax, P. ovale,
P. malariae dan P. Falciparum. Badan kesehatan seduania (WHO) melaporkan tiga
juta anak manusia meninggal setiap tahun karena menderita malaria. Dan tiap tahun
terdapat 110 juta penderita malaria, 280 juta orang sebagai “Carrier” dan 2/5
penduduk dunia selalu kompak dengan malaria.
Malaria menyerang individu tanpa membedakan umur dan jenis kelamin, tidak
terkecuali wanita hamil merupakan golongan yang rentan. Malaria pada kehamilan
dapat disebabkan oleh keempat spesies plasmodium, tetapi plasmodium Falciparum
merupakan parasit yang dominan dan mempunyai dampak paling berat terhadap
morbiditas dam mortalitas ibu dan janinnya.
Di daerah endemi malaria wanita hamil lebih mudah terinfeksi parasit malaria
dibandingkan wanita tidak hamil. Kemudahan infeksi itu terjadi karena kekebalan
yang menurun selama kehamilan, akibatnya dapat terjadi peningkatan Prevalensi
densitas parasit malaria berat (10).
Laporan dari berbagai negara menunjukan insidens malaria pada wanita hamil
umumnya cukup tinggi, dari El vador 55,75% yaitu 63 kasus dari 113 wanita hamil
dari berbagai tempat bervariasi antara 2-76% (6,13).
Berdasarkan hal-hal diatas terlihat bahwa malaria selama kehamilan perlu
mendapat perhatian khusus. Selanjutnya pada tinjauan pustaka ini akan dibahas
pengaruh malaria terhadap ibu dan janinnya serta kontrol terhadap malaria selama
kehamilan.

4
2.1 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan
Malaria dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan manajemen
kebidanan kompetensi bidan di Indonesia dan pendokumentasian
menggunakan VARNEY.
2. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan Malaria.
2. Mampu menentukan diagnosa aktual pada ibu hamil dengan Malaria.
3. Mampu menentukan diagnosa potensial pada ibu hamil dengan Malaria.
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada ibu hamil
dengan Malaria.
5. Mampu melakukan perencanaan pada ibu hamil dengan Malaria.
6. Mampu melakukan pelaksanaan pada ibu hamil dengan Malaria.
7. Mampu melakukan evaluasi pada ibu hamil dengan Malaria.
3.1 Manfaat
1. Bagi Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan terhadap pasien
khususnya pasien yang membutuhkan konseling tentang kehamilan dengan
malaria.
2. Bagi profesi bidan
Diharapkan mampu memberikan pelayanan dan konseling tentang
kehamilan dengan malaria
3. Bagi Institusi Profesi Bidan
Sebagai bahan informasi mengenai manajemen asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan dengan malaria bagi angkatan profesi bidan selanjutnya
4.1 Waktu Dan Tempat
Waktu : Tanggal, 04 November 2020 / Pukul: 12:00.
Tempat : Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Pengertian
Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh manusia, ditularkan oleh nyamuk
Anopheles betina. Empat spesies Plasmodium penyebab malaria pada manusia
adalah :

a. Plasmodium falcifarum yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka


kematian yang tinggi. Infeksi oleh spesies ini menyebabkan parasitemia yang
meningkat jauh lebih cepat dibandingkan spesies lain dan merozoitnya
menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda maupun tua). Spesies
ini menjadi penyebab 50% malaria di seluruh dunia.
b. Plasmodium vivax. Spesies ini cenderung menginfeksi sel-sel darah merah yang
muda (retikulosit), kira-kira 43% dari kasus malaria di seluruh dunia disebabkan
oleh plasmodium vivax.
c. Plasmodium malaria. Mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel-sel
darah merah yang tua.
d. Plasmodium ovale. Predileksinya terhadap sel-sel darah merah mirip dengan
Plasmodium vivax (menginfeksi sel-sel darah muda). Ada juga seorang
penderita terinfeksi lebih dari satu spesies plasmodium secara bersamaan.

Hal ini disebut infeksi campuran atau mixed infeksi. Infeksi campuran paling
banyak di sebabkan oleh dua spesies terutama plasmodium falcifarum dan
plasmodium vivax atau plasmodium vivax dan plasmodium malaria. Jarang
terjadi infeksi campuran oleh tiga spesies sekaligus. Infeksi campuran banyak
dijumpai di wilayah yang tingkat penularan malarianya tinggi. Jenis Plasmodium
yang banyak ditemukan di Indonesia adalah P. falciparum dan P.vivax atau
campuran keduanya, sedangkan P. malaria hanya ditemukan di Nusa Tenggara
Timur dan P. ovale ditemukan di Papua.

6
2.1.2 Gejala Klinis
Gejala malaria terdiri dari beberapa serangan demam dengan interval tertentu
(disebut paroksisme), diselingi oleh suatu periode yang penderitanya bebas sama
sekali dari demam (disebut periode laten). Gejala yang khas tersebut biasanya
ditemukan pada penderita non-imun. Sebelum timbulnya demam, biasanya
penderita merasa lemah, mengeluh sakit kepala, kehilangan nafsu makan, merasa
mual di ulu hati, atau muntah. Masa tunas malaria sangat tergantung pada spesies
Plasmodium yang menginfeksi. Masa tunas paling pendek dijumpai pada malaria
falciparum, yang terpanjang pada malaria kuartana (Plasmodium malariae). Masa
tunas parasit malaria adalah 12 hari untuk malaria falciparum, 14 hari untuk malaria
vivax, 28 hari untuk malaria kuartana, dan 17 hari untuk malaria ovale. Malaria
mempunyai gambaran karakteristik demam periodik, anemia, dan splenomegali.
Gejala yang klasik yaitu terjadinya ’Trias Malaria’ secara berurutan ; periode
dingin, periode demam, dan periode berkeringat.

a. Anemia merupakan gejala yang sering dijumpai pada infeksi malaria. Beberapa
mekanisme terjadinya anemia adalah : pengrusakan eritrosit oleh parasit,
hambatan eritropoiesis sementara, hemolisis oleh karena proses complement
mediated immune complex, eritrofagositosis, penghambatan pengeluaran
retikulosit, dan pengaruh sitokin.
b. Splenomegali sering dijumpai pada penderita malaria, limpa akan teraba setelah
tiga hari dari serangan infeksi akut, limpa menjadi bengkak, nyeri dan
hiperemis. Limpa merupakan organ yang penting dalam pertahanan tubuh
terhadap infeksi malaria.
c. Pola demam malaria. Demam pada malaria ditandai dengan adanya paroksisme,
yang berhubungan dengan perkembangan parasit malaria dalam sel darah
merah. Puncak serangan panas terjadi berbarengan dengan lepasnya merozoit-
merozoit ke dalam peredaran darah (proses sporulasi). Untuk beberapa hari
pertama, pola panas tidak beraturan, baru kemudian polanya yang klasik tampak
sesuai spesiesnya. Pada malaria falciparum, pola panas yang ireguler itu
mungkin berlanjut sepanjang perjalanan penyakitnya sehingga tahapan-

7
tahapannya yang klasik tidak begitu nyata terlihat.Suatu paroksisme demam
biasanya mempunyai tiga stadium yang berurutan sebagai berikut :

Stadium dingin/cold stage Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan
sangat dingin. Nadi penderita cepat, tetapi lemah. Bibir dan jari-jari sianotik.
Kulitnya kering dan pucat, penderita mungkin muntah dan pada penderita anak
sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung selama 15 menit-1 jam.
Stadium demam/hot stage Setelah menggigil/ merasa dingin, pada stadium ini
penderita mengalami serangan demam. Muka penderita menjadi merah,
kulitnya kering dan dirasakan sangat panas seperti terbakar, sakit kepala
bertambah keras, dan sering disertai dengan rasa mual atau muntah-muntah.
Nadi penderita menjadi kuat kembali. Biasanya penderita merasa sangat haus
dan suhu badan bisa meningkat sampai 41 derajat celcius. Stadium ini
berlangsung selama 2-6 jam.
Stadium berkeringat/sweating stage, Pada stadium ini penderita berkeringat
banyak sekali, sampai membasahi tempat tidur. Namun suhu badan pada fase
ini turun dengan cepat, kadang-kadang sampai di bawah normal. Biasanya
penderita tertidur nyenyak dan pada saat terjaga, ia merasa lemah, tapi tanpa
gejala lain. Stadium ini berlangsung 2-4 jam. Sesudah serangan panas pertama,
terjadi interval bebas panas selama antara 48-72 jam, lalu diikuti dengan
serangan panas berikutnya seperti yang pertama; dan demikian selanjutnya.
Gejala-gejala malaria ’klasik’ seperti yang telah diuraikan tidak selalu
ditemukan pada setiap penderita, dan ini tergantung pada spesies parasit, umur
dan tingkat imunitas penderita.
2.1.3 Pengaruh Malaria Selama Kehamilan pada ibu
Malaria pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai kelainan, tergantung
pada tingkat kekebalan seseorang terhadap infeksi parasit malaria dan paritas
(jumlah kehamilan). Ibu hamil dari daerah endemi yang tidak mempunyai
kekebalan dapat menderita malaria klinis berat sampai menyebabkan kematian (4).
Di daerah endemisitas tinggi, malaria berat dan kematian ibu hamil jarang
dilaporkan (15). Gejala klinis malaria dan densitas para sitemia dipengaruhi paritas,

8
sehingga akan lebuh berat pada primigravida (kehamilan pertama) daripada
multigravida (kehamilan selanjutnya) 2. Pada ibu hamil dengan malaria, gejala
klinis yang penting diperhatikan ialah demam, anemia, hipoglikemia, edema paru,
akut dan, malaria berat lainnya.
2.1.4 Siklus hidup plasmodium dalam tubuh manusia
a. Anemia
Infeksi malaria akan menyebabkan lisis sel darah merah yang mengandung
parasit sehingga akan menyebabkan anemia hemolitik normokrom. Pada
infeksi plasmodium falciparum dapat terjadi anemia berat karena semua umur
eritrosit dapat diserang. Eritrosit berparasit maupun tidak berparasit
mengalami hemolisis karena fragilitas osmotik meningkat. Selain itu juga
dapat disebabkan peningkatan autohemolisis baik pada eritrosit berparasit
maupun tidak berparasit sehingga masa hidup eritrosit menjadi lebih singkat
dan anemia lebih cepat terjadi.
b. Sistem sirkulasi
Kerusakan endotel kapiler sering terjadi pada malaria falciparum yang berat
karena terjadi peningkatan permeabilitas cairan, protein dan diapedesis
eritrosit. Kegagalan lebih lanjut aliran darah ke jaringan dan organ disebabkan
vasokonstriksi arteri kecil dan dilatasi kapiler, hal ini akan memperberat
keadaan anoksi. Pada infeksi plasmodium falciparum sering dijumpai
hipotensi ortostatik.
c. Edema pulmonum
Pada infeksi plasmodium falciparum, pneumonia merupakan komplikasi
yang sering dan umumnya akibat aspirasi atau bakteremia yang menyebar dari
tempat infeksi lain. Gangguan perfusi organ akan meningkatan permeabilitas
kapiler sehingga terjadi edema interstitial. Hal ini akan menyebabkan
disfungsi mikrosirkulasi paru. Gambaran makroskopik paru berupa reaksi
edematik, berwarna merah tua dan konsistensi keras dengan bercak
perdarahan. Gambaran mikroskopik tergantung derajat parasitemi pada saat
meninggal.
d. Hipoglikemia

9
Pada wanita hamil umumnya terjadi perubahan metabolisme karbohidrat yang
menyebabkan kecenderungan hipoglikemia terutama saat trimester terakhir. Selain
itu, sel darah merah yang terinfeksi memerlukan glukosa 75 kali lebih banyak
daripada sel darah normal.
e. Infeksi plasenta
Pada penelitian terhadap plasenta wanita hamil yang terinfeksi berat oleh
falciparum ditemukan banyak timbunan eritrosit yang terinfeksi parasit dan
monosit yang berisi pigmen di daerah intervilli. Disamping itu juga ditemukan
nekrosis sinsisial dan proliferasi sel-sel sitotrofoblas.
f. Gangguan elektrolit
Rasio natrium/kalium di eritrosit dan otot meningkat dan pada beberapa kasus
terjadi peningkatan kalium plasma pada saat lisis berat. Rasio natrium/kalium urin
sering terbalik.
Kematian janin intrauterin dapat terjadi akibat hiperpireksia, anemi berat,
penimbunan parasit di dalam plasenta yang menyebabkan gangguan sirkulasi
ataupun akibat infeksi transplasental.
g. Malaria serebral
Malaria serebral merupakan ensefalopati simetrik pada infeksi Plasmodium
falciparum dan memiliki mortalitas 20-50%. Sejumlah mekanisme patofisiologi
ditemukan antara lain obstruksi mekanis pembuluh darah serebral akibat
berkurangnya kemampuan deformabilitas eritrosit berparasit atau akibat adhesi
eritrosit berparasit pada endotel vaskuler yang akan melepaskan faktor-faktor toksik
dan akhirnya menyebabkan permeabilitas vaskuler meningkat, sawar darah otak
rusak, edema serebral dan menginduksi respon radang pada dan di sekitar pembuluh
darah serebral.
Pada janin
Malaria falciparum sangat berbahaya terutama pada trimester terakhir kehamilan
diantaranya adalah:
a. Kematian janin dalam kandungan.

10
Kematian janin intrauterin dapat terjadi akibat hiperpireksia, anemi berat,
penimbunan parasit di dalam plasenta yang menyebabkan gangguan sirkulasi
ataupun akibat infeksi transplasental
b. Abortus
Abortus pada usia kehamilan trimester I lebih sering terjadi karena demam
tinggi sedangkan abortus pada usia trimester II disebabkan oleh anemia berat.
c. Persalinan prematur .
Umumnya terjadi sewaktu atau tidak lama setelah serangan malaria yang
disebabkan oleh febris, dehidrasi, asidosis atau infeksi plasenta.
d. Bayi berat lahir rendah
Penderita malaria biasanya menderita anemi sehingga akan berakibat
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
e. Malaria kongenital.
Plasenta merupakan barier utama dari parasit malaria, dan status kekebalan ibu
berperan menghambat transmisi tersebut. Oleh sebab itu pada banyak ibu-ibu yang
non imun dan semi imun terjadi transmisi malaria intra-uterin ke janin, sehingga
menyebabkan penetrasi langsung melalui villi chorion, separasi plasenta yang
prematur, dan transfusi fisiologis darah ibu ke sirkulasi darah janin di dalam uterus.

Beberapa Sifat Perbandingan Dan Diagnostik Pada Empat Spesies Plasmodium


Pada Manusia.
Sifat falciparum P. vivax P. ovale P. malariae

Daur praeritrosit 5,5 hari 8 hari 9hari 10-15 hari

Hipnozoit - + + -
Jumlah merozoit hati 40.000 10.000 15.000 15.000

Daur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jam

Eritrosit yg Muda dan Retikulosit dan Retikulosit Normosit


dihinggapi normosit normosit dannormosit
muda

11
Pembesaran eritrosit - ++ + -

Titik-titik eritrosit Maurer Schuffner Schuffner Ziemann


(james)
Pigmen Hitam Kuning Tengguli tua Tengguli hitam
tengguli
Jumlah merozoit 8 – 24 12 – 18 8 – 10 8
Daur dalam nyamuk 10 hari 8-9 hari 12-14 hari 26-28 hari
pada 27°C

2.15 Penanganan Malarian pada ibu hamil


Infeksi malaria P. falciparum pada ibu hamil dalam trimester pertama kehamilan
harus dirawat dengan quinine (Kina). Setelah trimester II kehamilan maka ACT
(amodiaquine dan artesunat) akan digunakan untuk perawatan malaria.
Kombinasi artesunat-amodiaquin, mekanisme kerjanya dapat meningkatkan
efikasi, memperlambat resistensi, dapat membunuh parasit dengan konsentrasi
yang tinggi dan menurunkan penyebaran malaria. Terapi Terkini Malaria
Falciparum menggunakan terapi "artemisinin combination therapy (ACT)".
Pedoman pengobatan malaria falciparum pada ibu hamil dapat dilihat sbb.
Pengobatan malaria falciparum pada kehamilan Trimester II dan III

Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari

40-60 kg > 60 kg

Artesunat 3 4
H1
Amodiaquine 3 4

Artesunat 3 4
H2
Amodiaquine 3 4

H3 Artesunat 3 4

12
Amodiaquine 3 4

Sumber: Kebijakan penanganan malaria pada ibu hamil di daerah endemis (Depkes.
RI, 2009)

Penggunaan obat-obat yang terdaftar sebagai antimalaria sudah diatur dan


dibakukan oleh Departemen Kesehatan sesuai dengan daerah dan sensitivitas
Plasmodium falciparum terhadap obat-obat antimalaria. Artemisinin dipilih sebagai
terapi kombinasi malaria yang sangat penting saat ini karena kemampuan
menurunkan parasitemia 10 kali lebih cepat daripada obat-obat antimalaria lainnya:
mempunyai efek samping yang minimal, tidak ditemukan adanya efek toksis,
terabsorbsi cepat secara oral, dapat diberi secara intravena dan intramuscular
dengan dosis pemberian dua kali sehari; dapat mengurangi karier gametosit pada
manusia. Walau telah tersedia obat pilihan namun dalam penanganan malaria,
kesulitan tidak hanya diawali dengan mendapatkan kepastian diagnosis dini tetapi
juga sering diakhiri dengan kegagalan pengobatan. Kegagalan pengobatan selain
karena keterlambatan mendapat pengobatan, juga karena ketidaktepatan regimen
dan dosis obat yang diberikan, serta kepatuhan penderita yang kurang
memperhatikan pola minum obat antimalaria.

Terdapat dua teori yang menjelaskan patogenesis infeksi malaria pada


kehamilan, sbb.:
1. Teori sequestration: eritrosit yang terinfeksi terakumulasi di daerah pembuluh
darah ibu pada plasenta (ruang intervillous), sehingga mengakibatkan penurunan
suplai makanan dan oksigen ke janin dan meningkatkan resiko BBLR. Hal ini juga
diperberat oleh status anemia pada ibu sebagai akibat infeksi plasmodium pada
eritrosit ibu.

2. Teori imunopathology: pada kehamilan normal respons imun selular (Th1)


ditekan untuk mencegah rejeksi oleh fetus. Infeksi malaria malah akan
menstimulasi respons Th1 ini sehingga menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat. Respons Th1 yang kuat selama kehamilan juga terkait dengan anemia
pada ibu, aborsi spontan, dan persalinan prematur.
Penyakit malaria ditandai dengan demam yang tinggi serta infeksi pada sel darah

13
merah (eritrosit) yang selanjutnya dapat menimbulkan anemia. Lalu, mengapa
malaria memiliki dampak yang serius pada kehamilan? Karena, setiap tahunnya
lebih dari 30 juta wanita di daerah endemis menjadi hamil. Kemudian malaria
dalam kehamilan memberikan kontribusi bagi terjadinya 2-15% anemia pada ibu
hamil, 30% BBLR, dan 3-5% kematian neonatus. Pada primigravida biasanya tidak
memiliki imunitas terhadap malaria dan sangat suseptibel. Namun pada daerah
dengan transmisi malaria yang tinggi, multigravida memiliki imunitas terhadap
infeksi malaria dan mendapatkan perlindungan pada kehamilan berikutnya.
Sedangkan pada daerah dengan transmisi malaria yang rendah, multigravida
biasanya jarang terpapar dan tidak memiliki kekebalan.Kekebalan multigravida di
daerah dengan transmisi malaria yang tinggi disebabkan oleh resirkulasi dari T-
limfosit dari pembuluh darah intervillus menuju jaringan limfoid lokal yang
selanjutnya memfasilitasi imunitas lokal dimaksud. Komplikasi maternal pada
daerah endemik mencakup anemia, febrile illness, dan placental sequestration.
Sedangkan komplikasi pada daerah non-endemik mencakup resiko tinggi untuk
menderita malaria cerebral, risiko kematian yang juga tinggi, anemia, hipoglikemia,
oedem paru, dan gagal ginjal.Sedangkan komplikasi pada janin di daerah endemis
meliputi BBLR, IUGR, dan pada daerah non-endemik meliput abortus spontan,
persalinan preterm, BBLR, dan malaria kongenital.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Malaria

Manajemen Asuhan Kebidanan dalam bentuk SOAP yaitu metode 4 langkah


pendokumentasian yang dijadikan proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan
dipakai untuk mendokumentasikan hasil pemeriksaan pasien dalam rekaman medis

sebagai catatan perkembangan kemajuan diantaranya sebagai berikut:

a. Data Subjektif (S) merupakan ringkasan dari langkah I dalam proses


manajemen asuhan kebidanan yang diperoleh dari apa yang dikatakan,
disampaikan dan dikeluhkan oleh pasien melalui anamnesa dengan pasien atau
keluarganya. Analisis data subjektif yang didapatkan pada pasien ibu hamil

14
didapatkan keluhan masalah kehamilannya, riwayat menstruasi, riwayat
pemenuhan kebutuhan dasar, dan data psikologis.
b. Data Objektif (O)
1) Keadaan umum
2) Tanda – tanda vital
c. Assesment (A) merupakan ringkasan dari langkah II, III dan IV dalam proses
manajemen asuhan kebidanan dimana dibuat kesimpulan berdasarkan dari data
subjektif dan objektif sebagai hasil pengambilan keputusan klinis terhadap
pasien, apakah ibu betul terkena malaria.
d. Planning (P) merupakan ringkasan dari langkah V, VI dan VII dalam proses
manajemen asuhan kebidanan dimana planning ini dilakukan berdasarkan hasil
kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan pasien yang diambil dalam rangka

mengatasi masalah pasien dan memenuhi kebutuhan pasien. SOAP ini dilakukan
pada asuhan terhadap ibu hamil dengan malaria pada tahap berikutnya. Pada kasus
malaria, evaluasi yang diharapkan adalah malaria sudah teratasi sehingga tidak
terjadi kelelahan, tanda -tanda vital terdiri dari tekanan darah, nadi, suhu dan
pernapasan kembali dalam batas normal, pemeriksaan laboratorium berupa
hemoglobin kembali dalam batas normal serta keadaan umum ibu sudah membaik
dan kesadaran composmentis.

15
BAB III

TINAJUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Malaria Di
Puskesmas Suka Senang Kota Jakarta Timur

Nama mahasiswa : Eka Oktavia

NPM : 205491517003

Tempat praktik : Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung

Pembimbing : Anni Suciawati, S.SiT., SH, M.Kes, MH

Tanggal pengambilan data : 05 November 2020

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama Ibu : Ny. Y Nama suami : Tn.O
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Suku/Bangsa : rejang Suku/Bangsa : rejang
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat Rumah : Jl Utan Kayu Alamat Rumah : Jl. Utan Kayu
Alamat Kantor : (021) 77221 Alamat Kantor : (021) 23123
Telepon : 0813 4256 7887 Telepon : 0821 1324 7626

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)


pada hari/tanggal:
1. Alasan masuk :
Ibu ingin memeriksakan kehamilan dan karena jadwal kunjungan
ulang.
2. Keluhan utama saat kunjungan :
Ibu mengatakan menggigil, demam, nyeri otot dan anemia

16
3. Riwayat Menstruasi :
HPMT : 20 Mei 2020
HPL : 27 Maret 2020
Menarche umur : 13 tahun
Siklus : 28 Hari
Lama : 7 Hari
Banyaknya : 150 Cc
Sifat Darah : Khas
Keluhan : tidak ada

3. Riwayat Perkawinan : Menikah umur 23 tahun, pernikahan ke 1 lama


pernikahan 1 tahun. Menikah syah.

4. Riwayat kehamilan ini :

a) Tanda-tanda kehamilan: ibu mengatakan sudah 1 bulan tidak


haid, kemudian dilakukan PP test dan hasilnya (+) pada tanggal 1
Agustus 2010

b) Pergerakan janin pertama : pada usia kehamilan 20 minggu ibu


mengatakan sudah merasakan ada gerakan janin.

c) Keluhan yang dirasakan selama hamil dan penanganannya :

- TM I : mual, muntah, pusing,

- TM II : menggigil, sakit kepala ,lesu,demam, pucat, muka


merah, kulit panas dan kering, nyeri kepala, muntah-muntah,

- TM III : -

5. Imunisasi

TT I tanggal : 20 September 2020


TT II tanggal : 20 Oktober 2020
6. Konsumsi Fe

17
7. Riwayat Obstetri : G1 P0 A0 Ah0

Hamil Persalinan Nifas


ke - Lahir Umur Jenis Penolong kompl JK BB Laktasi Kompli
kehamilan persalina ikasi lahir kasi
n
Ini - - - - - - - - -

8. Riwayat Konstrasepsi
-
9. Riwayat Kesehatan

- Penyakit yang pernah di derita oleh ibu dan suami : Ibu


mengatakan sebelumnya belum pernah menderita penyakit apapun,
tetapi sekarang ini ibu menderita penyakit malaria.

Suami tidak pernah menderita penyakit apapun.


- Penyakit yang pernah diderita oleh keluarga : ibu
mengatakan Keluarga ada yang menderita anemia dan hipertensi

- Riwayat keturunan kembar : Ibu mengatakan tidak ada riwayat


keturunan kembar

10. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :

a) Pola Nutrisi

Makan : 3 kali sehari, porsi sedang, jenis nasi,sayur, lauk pauk, dan
buah keluhan:-
Minum : 8 kali sehari, 1 gelas, jenis air putih, teh, susu
b) Pola eliminasi

BAB : 1 kali sehari, warna kuning, konsistensi lembek,


bau khas, keluhan tidak ada.

18
BAK : 5 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas,
keluhan tidak ada.
c) Pola istirahat : 7 jam per hari, keluhan kadang susah tidur

d) Pola Seksualitas: 2 kali seminggu, keluhan kadang terasa sakit

e) Personal Hygiene: mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali sehari,


mencuci rambut 3 kali seminggu, ganti pakaian 2 kali sehari

f) Pola aktivitas : Ibu melakukan kegiatan sehari-hari seperti


memasak, menyapu, mencuci dan melakukan jalan-jalan pagi.

11. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan

a) Merokok : Ibu mengatakan tidak merokok, tetapi suami


merokok

b) Minum Jamu : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu-


jamuan.

c) Minum-minuman beralkohol dll : Ibu mengatakan tidak pernah


minum-minuman beralkohol

12. Riwayat Psikososial spiritual dan ekonomi :

- Ibu, suami dan keluarga senang dengan kehamilan ini

- Kelurga mendukung kehamilan ini

- Ibu mengikuti kegiatan arisan, pengajian dan PKK di desa

- Ibu mengerjakan sholat 5 waktu

- Ibu berencana akan memberikan ASI eksklusif

- Ibu berencana akan melahirkan di PMB Sama Senang

- Ibu akan merawat bayinya sendiri, dibantu suami

19
- Ibu sudah mempersiapkan biaya persalinan

13. Hewan peliharaan dan keadaan lingkungan : Di rumah ibu memelihara


ayam dan itik, lingkungan tempat tinggal ibu bersih, aman dan nyaman

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)


Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Komposmentis
Vital Sign
Suhu : 38,5 0C
Nadi : 80 kali /menit
TD : 150/100 mmHg
Respirasi : 20 kali / menit
Antropometri
BB sebelum hamil: 50 kg BB selama hamil : 60 kg
TB : 155 cm
LILA : 23 cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada ketombe
Rambut : hitam, bersih, tidak rontok
Wajah : pucat, tidak ada edema, ada kloasma gravidarum
Hidung : tidak ada polip, tidak ada perdarahan
Mulut : bersih, tidak ada luka
Bibir : tidak ada stomatitis, pucat
Gigi : tidak ada karises
Lidah : tidak ada stomatitis, bersih
Gusi : tidak berdarah,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,limfe dan pelebaran
vena jugularis.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, bersih
Payudara kiri : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada pembekakan
Payudara kanan: simetris, tidak ada benjolan, tidak ada pembekakan

20
Puting : menonjol, tidak lecet
Pengeluaran : belum ada kolostrum
Areola : Bersih, hiperpigmentasi
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka, pembesaran sesuai umur
kehamilan,ada linea nigra
Pemeriksaan Palpasi Leopold :
Leopold I : Fundus terisi bagian yang lunak kurang melenting dan
kurang bundar kesimpulan bokong.
Leopold II : Teraba keras, mendatar seperti papan di sebelah kiri
kesimpulan punggung kiri.
Leopold III : Perut bagian bawah teraba bulat, keras, melenting.
Kesimpulan presentasi kepala.
Leopold IV :-
TFU : setinggi pusat, 24 cm di atas sympisis
DJJ : 120/ menit
TBJ : ( TFU-12) x 155 = (24-12) x 155 = 12 x 155= 1860 gram
Genitalia : tidak ada odem, tidak ada varises,
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas : simetris, tidak ada oedem, jumlah jari normal
Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada oedem, jumlah jari normal
Pemeriksaan Panggul Luar :
Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Data Penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium :
Tanggal : 3 November 2020

Hasil : (+) Positif, terkena malaria dengan Hb : 10 gr %

Pemeriksaan Penunjang lain : USG/ foto Rontgen, hasil tidak dilakukan

Catatan Medik Lain : -

21
II. INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa :
Ny. Y Umur 25 Tahun G0P0A0 Umur Kehamilan 24 Minggu Dengan
Malaria
2. Masalah : demam, menggigil, nyeri otot dan anemia
3. Kebutuhan :
- Memberi penjelasan tentang malaria dan pengaruh terhadap kehamilan serta
penanganannya sehingga ibu tidak khawatir
- Melakukan kolaborasi dan Rujuk
II. ANTISIPASI MASALAH / MASALAH POTENSIAL
Janin : abortus, lahir mati, lahir premature, BBLR
Ibu : anemia Berat, edema paru, malaria serebral, hipoglikemia, kematian
III. TINDAKAN SEGERA
Bidan perlu melakukan kolaborasi dan rujukan pada ibu hamil dengan malaria
IV. PERENCANAAN
1. Beri penjelasan mengenai hasil pemeriksaan dan kondisi kehamilan ibu
2. Lakukan diskusi dengan ibu dan keluarga mengenai malaria, pengaruh
malaria terhadap kehamilan, serta pencegahan dan penanganan malaria
3. Kolaborasi dengan dr.SpOG dalam pemberian terapi anti
malaria(kemopropilaksis) dan anti piretik
4. Beri Suplemen besi : 300 mg sulfas ferrosus (60 mg elemen besi)/hari, dan 1
mg folic acid / hari untuk mencegah anemia berat
5. Beritahu ibu cara minum, efek samping obat/terapi anti
malaria(kemoprofilaksis) dan anti piretik
6. Anjurkan ibu untuk melakukan perilaku hidup sehat dan makan makanan
bernutrisi, dan mengurangi kontak dengan vector, misalnya memakai
kelambu yang telah dicelup insektisida (misal : permethrin) insektisida
mengurangi prevalensi parasitemia, khususnya densitas tinggi, insidens klinis
dan mortalitas malaria , Pemakaian celana panjang dan kemeja lengan
panjang, Pemakaian penolak nyamuk (repellent), Pemakaian obat nyamuk
(baik semprot, bakar dan obat nyamuk listrik), Pemakaian kawat nyamuk pada
pintu-pintu dan jendela

22
Antisipasi kemungkinan infeksi
Tambahkan
Rawat inap jika memerlukan konservasi
Pantau dan tata laksana infeksi
7. Kontrol ulang keesokan hari untuk melakukan pemeriksaan HB dan lab ulang
8. Jika hasil lab parasitemia>5% dan termasuk malaria berat maka perlu
dilakukan rujukan ke RS dengan menggunakan BAKSOKU
V. PELAKSANAAN
1. Menjelasan mengenai hasil pemeriksaan dan kondisi kehamilan ibu
TD : 150/100 mmHg
Suhu : 38,50 C
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
2. Melakukan diskusi dengan ibu dan keluarga mengenai malaria, pengaruh
malaria terhadap kehamilan, serta pencegahan dan penanganan malaria
3. Melakukan kolaborasi dengan dr.SpOG dalam pemberian terapi anti
malaria(kemopropilaksis) dan anti piretik
4. Memberikan suplemen besi : 300 mg sulfas ferrosus (60 mg elemen besi)/hari,
dan 1 mg folic acid / hari untuk mencegah anemia berat
5. Memberitahu ibu cara minum, efek samping obat/terapi anti
malaria(kemoprofilaksis) dan anti piretik
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan perilaku hidup sehat dan makan makanan
bernutrisi, dan mengurangi kontak dengan vector, misalnya memakai
kelambu yang telah dicelup insektisida (misal : permethrin) insektisida
mengurangi prevalensi parasitemia, khususnya densitas tinggi, insidens klinis
dan mortalitas malaria , Pemakaian celana panjang dan kemeja lengan
panjang, Pemakaian penolak nyamuk (repellent), Pemakaian obat nyamuk
(baik semprot, bakar dan obat nyamuk listrik), Pemakaian kawat nyamuk pada
pintu-pintu dan jendela
7. Menjadwalkan kontrol ulang keesokan hari untuk melakukan pemeriksaan
HB dan lab ulang

23
8. Jika hasil lab parasitemia>5% dan termasuk malaria berat maka perlu
dilakukan rujukan ke RS dengan menggunakan BAKSOKU
VI. EVALUASI
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan kondisi kehamilan ibu
2. Ibu dan keluarga mengetahui dan mengerti mengenai malaria, pengaruh
malaria terhadap kehamilan, serta pencegahan dan penanganan malaria
3. Ibu bersedia dan telah dilakukan kolaborasi dengan dr.SpOG dalam
pemberian terapi anti malaria(kemopropilaksis) dan anti piretik
4. Ibu telah diberikan suplemen besi : 300 mg sulfas ferrosus (60 mg elemen
besi)/hari, dan 1 mg folic acid / hari untuk mencegah anemia berat
5. Ibu mengetahui cara minum, efek samping obat/terapi anti
malaria(kemoprofilaksis) dan anti piretik
6. Ibu bersedia melakukan anjuran untuk berperilaku hidup sehat dan makan
makanan bernutrisi, dan mengurangi kontak dengan vector.
7. Ibu bersedia untuk kontrol ulang keesokan hari untuk melakukan pemeriksaan
HB dan lab ulang
8. Ibu bersedia jika hasil lab parasitemia>5% dan termasuk malaria berat untuk
dilakukan rujukan.
Jakarta, ……………………….

Mengetahui,

Pembimbing Stase Kehamilan Mahasiswa

(Anni Suciawati, S.SiT., SH, M.Kes, MH ) (Eka Oktavia, S.Tr.Keb)

24
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan ini penulis akan membahas berdasarkan pendekatan manajemen

asuhan kebidanan dengan tujuh langkah varney, yaitu pengumpulan data dasar,

merumuskan diagnosis atau masalah aktual, merumuskan diagnosis atau masalah

potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi, merencanakan tindakan

asuhan kebidanan, melakukan tindakan asuhan kebidanan, dan mengevaluasi

asuhan kebidanan.

A. Langkah I : Pengkajian Data Dasar dan Analisa Data


Tahap ini dilakukan identifikasi data dasar (pengkajian) merupakan
proses manajemen asuhan kebidanan yang ditujukan untuk mengumpulkan
secara anamnese serta data - data yang dapat ditemukan saat melakukan
anamnese yang dapat mendukung terjadinya kasus tersebut. Setelah dilakukan
anamnese dilakukan pemeriksaan fisik.
B. Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan interpretasi yang benar terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data
- data yang dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik. Kata masalah dan
diagnosis keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat
diselesaikan seperti diagnosis, tetapi sesungguhnya membutuhkan penanganan
yang dituangkan kedalam sejumlah rencana asuhan terhadap klien. Masalah
sering diidentifikasikan oleh bidansesuai dengan pengarahan, masalah ini
sering menyertai diagnosis.
C. Langkah III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Pada tinjauan pustaka manajemen kebidanan adalah mengidentifikasi
adanya masalahpotensial, melakukan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien diharapakan dapat pula bersiap-siap bila

25
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi berdasarkan diagnosis
atau masalah yang sudah diidentifikasi. Dalam merumuskan diagnosa atau
masalah potensial dengan manajemen asuhan kebidanan adalah pengambilan
keputusan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin terjadi dan
membahayakan klien.

D. Langkah IV.Tindakan Emergency / Kolaborasi


Adanya data yang memberikan indikasi untuk tindakan segera dan harus
menyelamatkan jiwa ibu serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lebih
profesional sesuai dengan keadaan yang dialami oleh klien ataupun konsultasi
dengan dokter. pustaka dan manajeme nasuhan kebidanan pada studi kasus di
lahan praktek sesuai.
E. Langkah V. Intervensi Asuhan Kebidanan
Proses penyusunan suatu rencana tindakan harus berdasarkan
identifikasi masalah saat sekarang serta antisipasi diagnosa dan masalah lain
yang mungkin timbul namun lebih dahulu harus dirumuskan tujuan dan kriteria
yang akan dicapai.

F. Langkah VI. Implementasi Asuhan Kebidanan


Sesuai tinjauan manjemen kebidanan bahwa melaksanakan rencana
tindakan harus efisien dan menjalin rasa aman klien, implementasi dapat
dikerjakan oleh bidan.

26
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil “Ny. Y” umur 25 tahun G1P0A0
AH0 umur kehamilan 24 minggu dengan malaria di PMB Suka Senang tahun 2020
dengan pendekatan manajemen 7 langkah varney dan sudah dilakukan
pendokumentasian varney pada Ny. Y umur 25 tahun G1P0A0 dengan Malaria,
pendokumentasian dilakukan pada kasus ini terjadi tanggal 05 November 2020
5.2 Saran
1. Bagi lahan
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan terhadap pasien
khususnya pasien yang membutuhkan konseling tentang kehamilan
dengan malaria
2. Bagi profesi bidan
Diharapkan mampu mengaplikasikan teori yang telah didapat
khususnya mengenai kehamilan dengan malaria
3. Bagi Institusi Profesi Bidan
Diharapkan terus memperbaharui kajian teori-teori kebidanan
khususnya teori kehamilan dengan malaria.

27
DAFTAR PUSTAKA

Cahaya I. Pengaruh malaria selama kehamilan. Universitas Sumatera Utara. USU


digital library 2003.

Harijanto PN. Gejala Klinik Malaria. Dalam : Harijanto PN, ed. Malaria
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta : EGC,
cetakan pertama, 2006; 151-65. Menendezab C, Mayor A. Congenital malaria:
The least known consequence of malaria in pregnancy. Semin Fetal Neonatal
Med June 2007;12(3):207-213Suparman E, Suryawan A. Malaria pada
Kehamilan. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2004; 4(1) :21-40.

Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi


dan Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC; 2008.

Marmi, Suryaningsih ARM, Fatmawati E. Asuhan Kebidanan Patologi.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2012.

Mariyana W, Wahid I. Hubungan Riwayat Infeksi Malaria Plasenta dengan Hasil


Luaran Maternal dan Neonatal. Laporan Hasil Penelitian. Makasar: Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2011.

Suparman E, Suryawan A. Malaria pada Kehamilan. Jurnal Kesehatan Masyarakat.


2004; 4(0). (Diakses pada tanggal 3 November 2020). Available from:
http://portalgaruda.org/download-article.php? article=60104&val=4499.

Islamuddin. Malaria dengan Kehamilan. 2010. (Diakses pada tanggal 3 November


2020). Available from: http://internis.files.wordpress.com/2011/01/ malaria-
dengan-kehamilan.pdf.

28

Anda mungkin juga menyukai