Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERUBAHAN TANDA-TANDA VITAL DAN PERUBAHAN SISTEM


KARDIOVASKULER PADA MASA NIFAS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan dan Menyusui
Dosen pengampu: Euis Nurhayati, S.ST, M.Kes

Disusun oleh:
PENTI DESVIANTI 029BA18022
WINA APRILIANTI 029BA18029

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Alhamdulillah ucap syukur karena kami telah dapat menyelesaikan makalah
dengan judul Perubahan Tanda Vital dan Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Masa Nifas.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan
dan kekhilafan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bisa membangun sehingga kedepannya kami bisa
lebih baik lagi semoga apa yang disajikan bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin

Sukabumi, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian .................................................................................................. 3
B. Macam-macam Perubahan tanda Vital Masa Nifas ................................... 3
C. Perubahan sistem kardiovaskuler pada masa nifas .................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masa nifas adalah dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta dan
mencakup enam minggu berikutnya.
Menurut Prawirohardjo, 1991, masa nifas dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu akan tetapi seluruh alat genetalia baru
pulih kembali seperti sediakala dalam waktu 3 bulan.
Menurut Syaifuddin, 2002, masa nifas dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas kurang lebih selama 6 minggu.
Dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah masa persalinan alat-alat
kandungan setelah melahirkan yang berlangsung kira-kira 6 minggu dan
kembali seperti keadaan sebelum ada kehamilan dan memerlukan waktu
selama 3 bulan.
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar
estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah
merah dan kadar hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar
selama masa nifas, namun kadarnya masih lebih tinggi daripada normal.
Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan
yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini (Helen farrer : 2001 : hal 227)
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem
organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).

1
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Tanda-Tanda
Vital dan perubahan sistem akrdiovaskuler pada masa nifas.

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang Tanda-Tanda vital pada Masa Nifas
2. Mengkaji nilai normal tanda-tanda vital
3. Menjelaskan definisi Masa Nifas
4. Menjelaskan pengertian kardiovaskuler
5. Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Tanda-Tanda Vital
Masa nifas adalah dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta dan
mencakup enam minggu berikutnya.
Menurut Prawirohardjo, 1991, masa nifas dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu akan tetapi seluruh alat genetalia baru
pulih kembali seperti sediakala dalam waktu 3 bulan.
Menurut Syaifuddin, 2002, masa nifas dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas kurang lebih selama 6 minggu.
Dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah masa persalinan alat-alat
kandungan setelah melahirkan yang berlangsung kira-kira 6 minggu dan
kembali seperti keadaan sebelum ada kehamilan dan memerlukan waktu
selama 3 bulan.
Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus dikaji antara lain:
1. Suhu badan.
2. Nadi.
3. Tekanan darah.
4. Pernafasan.

B. Macam-macam Perubahan tanda Vital Masa Nifas


1. Suhu badan
Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu
zat. Dapat pula dikatakan sebagai ukuran panas / dinginnya suatu benda
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celcius.
Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat Celcius
dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras
sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih

3
pada hari ke-4 post partum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan
ada pembentukan ASI, kemungkinan payudara membengkak, maupun
kemungkinan infeksi pada endometrium, mastitis, traktus genetalis
ataupun sistem lain. Apabila kenaikan suhu di atas 38 derajat celcius,
waspada terhadap infeksi post partum.

2. Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di
berbagai tempat pada tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi.
Sirkulasi merupakan alat melalui apa sel menerima nutrien dan membuang
sampah yang dihasilkandari metabolisme. Supaya sel berfungsi secara
normal, harus ada aliran darah yang kontinu dan dengan volume sesuai
yang didistribusikan darah ke sel-sel yang membutuhkan nutrien.
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat.
Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada
kemungkinan infeksi atau perdarahan post partum.
Sebagian wanita mungkin saja memiliki apa yng disebut bradikardi
nifas (puerperal bradycardia) hal ini terjadi segera setelah kelahiran an
biasa berlanjut sampai beberapa jam setelah kelahiran anak. Wanita
semacam ini bisa memiliki angka denyut jantung serendah 40-50 detak
permenit. Sudah banyak alas an-alasan yang diberikan sebagai
kemungklinan penyebab,tetap[I belum satupun yang sudah terbukti.
Bradycardia semacam itu bukanlah astu alamat atau indikasi adanya
penyakit,akan tetapi sebagai satu tanda keadaan kesehatan.

3. Tekanan darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh
manusia. Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120
mmHg dan diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal,

4
tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi
lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan.
Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda
terjadinya pre eklamsia post partum. Namun demikian, hal tersebut sangat
jarang terjadi.
Tekanan darah biasanya tidak berubah,kemungkinan tekanan darah
akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah
tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi
postpartum.

4. Pernafasan
Proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon
dioksida,uap air dan sisa oksidasi dari paru – paruPernafasan Menurut
Tempat Terjadinya Pertukaran Gas.Pernapasan internal adalah pertukaran
oksigen dan karbon dioksida antara darah dalam kapiler dengan sel-sel
jaringan tubuh.Pernapasan eksternal adalah pertukaran oksigen dan karbon
dioksida yang terjadi antara udara dalam gelembung paru-paru dengan
darah dalam kapiler.Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa
adalah 16-24 kali per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan
lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan
atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu berhubungan
dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal,
pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus
pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih
cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal,pernafasan juga
akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan.

5
A. Pengertian Kardiovaskuler
Kardiovaskular adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
jantung dan peredaran darah. Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem
peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem
peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan
jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk.
Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan
fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke
sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi). Kedua,
yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan
protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk
mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam
urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi
(ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel
kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Perubahan fisiologi dan anatomi berkembang pada banyak system organ
dengan terjadinya kehamilan dan persalinan. Perubahan awal terjadi pada
perubahan metabolik oleh karena adanya janin, plasenta dan uterus dan
terutama kenaikan hormon kehamilan seperti progesteron dan estrogen.
Perubahan selanjutnya, pada kehamilan mid trimester adalah perubahan
anatomi disebabkan oleh tekanan akibat berkembangnya uterus.

B. Perubahan Sistem Kardiovaskuler Masa Nifas


Pada masa nifas, terjadi perubahan hebat yang melibatkan jantung dan
sirkulasi. Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi dalam 8 minggu
pertama kehamilan. (cuningham : 2009 : hal 24-25).
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar
estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah
merah dan kadar hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.

6
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar
selama masa nifas, namun kadarnya masih lebih tinggi daripada normal.
Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan
yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini (Helen farrer : 2001 : hal 227)
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem
organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung
sebagai alat pompa utama, pembuluh darah, serta darah. Sistem
kardiovaskuler yang sehat ditandai dengan proses sirkulasi yang normal,
apabila sirkulasi terhambat akibat keabnormalan dari organ-organ penyusun
sistem kardiovaskuler ini maka akan dapat menimbulkan berbagai penyakit
bahkan bisa mematikan.
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung
aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh
darah uterin. Penarikan kembali esterogen menyebabkan diuresis terjadi, yang
secara cepat mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran
ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini ibu
mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron membantu
mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada
jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama
persalinan.
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc.
Bila kelahiran melalui seksio sesarea, maka kehilangan darah dapat dua kali
lipat. Perubahan terdiri dari volume darah (blood volume) dan hematokrit
(haemoconcentration). Bila persalinan pervaginam, hematokrit akan naik dan
pada seksio sesaria, hematokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah
4-6 minggu.
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah
ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada

7
jantung, dapat menimbulkan decompensation cordia pada penderita vitum
cordia. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan
timbulnya haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti
sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3-5 postpartum.
Volume darah normal yang diperlukan plasenta dan pembuluh darah
uterin, meningkat selama kehamilan. Diuresis terjadi akibat adanya penurunan
hormon estrogen, yang dengan cepat mengurangi volume plasma menjadi
normal kembali. Meskipun kadar estrogen menurun selama nifas, namun
kadarnya masih tetap tinggi daripada normal. Plasma darah tidak banyak
mengandung cairan sehingga daya koagulasi meningkat.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama
masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron
membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya
vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan
trauma selama persalinan.
Kehilangan darah pada persalinan per vaginam sekitar 300-400 cc,
sedangkan kehilangan darah dengan persalinan seksio sesarea menjadi dua
kali lipat. Perubahan yang terjadi terdiri dari volume darah dan
hemokonsentrasi. Pada persalinan per vaginam, hemokonsentrasi akan naik
dan pada persalinan seksio sesarea, hemokonsentrasi cenderung stabil dan
kembali normal setelah 4-6 minggu.
Pasca melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah
ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan dekompensasi
kordis pada penderita vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme
kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah
kembali seperti sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga
sampai kelima post patum.
C. Macam-Macam Perubahan Sistem Kardiovaskuler Masa Nifas
1. Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor, misalnya
kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran

8
caira ekstravaskuler (edema fisiologis). Kehilangan darah merupakan
akibat penurunan volume darah total yang cepat, tetapi terbatas. Setelah itu
terjadi perpindahan normal cairan tubuh y ang menyebabkan volume darah
menurun dengan lambat. Pada minggu ke 3 dan ke 4 setelah bayi lahir
volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume darah sebelum
hamil.
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300-400 cc.
bila kehiran melalui seksio sesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali
lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan hermatokrit
(haemoconcentration). Bila perasalinan pervaginan, hematokrit akan naik
dan pada seksio sesaria, hemaktokrit cendrung stabil dan kembali normal
setelah 4-6 minggu.
Tiga perubahan fisiologi pascapartum yang melindungi wanita:
a. Hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi ukuran pembuluh
darah maternal 10% sampai 15%
b. Hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulus
vasolitasi
c. Terjadinya mobilisasi air ekstravaskuler yang disimpan selama wanita
hamil

2. Curah Jantung
Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat
sepanjang msa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadan ini
meningkat bahkan lebih tinggiselamaa 30 sampai 60 menit karena darah
yang biasaya melintasi sikuir uteroplasenta tiba-tiba kembali kesirkulasi
umum. Nilai ini meningkat pada semua jenis kelahiran.

Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar


estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel
darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.

9
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar
selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada
normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan
demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah
dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.
Penarikan kembali esterogen menyebabkan diuresis terjadi, yang
secara cepat mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama
masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya
progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan
meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-
sama dengan trauma selama persalinan.
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume
darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban
pada jantung, dapat menimbulkan decompensation cordia pada penderita
vitum cordia. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi
dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali
seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3-5 post partum.

3. Varises
Varises ditungkai dan disekitar anus (hemoroid) sering dijumpai
pada wanita hamil. Varises, bahkan varises vulva yang jarang dijumpai,
dapat mengecil dengan cepat setelah bayi lahir. Operasi varises tidak
dipertimbangkan selama masa hamil. Regresi total atau mendekati total
diharapkan terjadi setelah melahirkan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Suhu Badan
a. Sekitar hari ke 4 setelah persalinan,suhu ibu mungkin naik sedikit
antara 37,2 0 C sampai 37,5 oC.Kemungkinan terjadi karena
disebabkan ikutan dari aktivitas payudara.
b. Bila kenaikan mencapai 38 oC pada hari kedua sampai hari-hari
berikutnya harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
2. Denyut Nadi
a. Denyut nadi ibu akan melambat sekitar 60X/menit yakni pada waktu
setelah persalianan karena ibu dalm keadaan istirahat penuh.ini terjadi
utamanya pada minggu utama post partum.
b. Pada ibu yang nerfus bisa cepat,kira-kira 110X/menit.Bisa juga terjadi
gejala shock karena infeksi,khusunya bila disertai peningktan suhu
tubuh.
3. Tekanan Darah
a. Tekanan darah <140/90 mmHg.Tekanan darah tersebut dapat
meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum.
b. Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya pendarahan
post partum.sebaliknya bila tekanan darah tinggi menunjukkan
kemungkinan adanya pre-eklamsi yang bisa timbul pada masa
nifas.namun,hal tersebut jarang terjadi.
4. Respirasi
a. Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal,hal ini karena ibu
dalam keadaan pemulihan atau dalm kondisi istirahat
b. Bila ada respirasi cepat post partum (>30X/menit) ,mungkin adanya
ikutan tanda-tanda shock.
Masa nifas adalah masa setealah lahirnya hasil konsepsi sampai pulihnya
organ reproduksi seperti sebelium hamil, pada masa ini banyak terjadi

11
perubahan yang di alami oleh wanita postpartum pada sistem endokrin terjadi
perubahan peningkatan dan penurunan hormon– hormon, pada sistem
kardiovaskuler terjadi perubahan pada volume darah dan curah jantung
Perubahan-perubahan tersebut ada yang bersifat fisiologis dan patologis.
Oleh karena itu, tenaga kesehatan terutama bidan harus memehami
perubahan-perubahan tersebut agar dapat memberikan penjelasan dan
intervensi yang tepat kepada pasien.

B. Saran
Semoga malah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Demi
kesempurnaan makalah ini kami mengharap kritik dan saran yang dapat
membangun dari pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.


Anam. 2009. Pemeriksaan Frekwensi Pernafasan. Kuliahbidan. 2008. Perubahan
dalam Masa Nifas.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
(hlm: 61).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 83-84).
Anisah, N., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan
Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Rukiyah, A., dkk. 2014. Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta. Trans Info Media.

13

Anda mungkin juga menyukai