DISUSUN OLEH :
YUSTINUS EZRA BAGASKARA – 672023179
HISKIA LAYUK--702023023
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai.
Tak lupa, penulis juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi baik dalam memberikan gagasan dan pandangan maupun dukungan
finansial.
Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tambahan
kepada para pembaca. Bahkan, lebih dari itu, kami berharap agar isi makalah ini dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari pembaca.
Penulis sadar bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, terutama karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca untuk membantu meningkatkan
kualitas makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................................
1.3. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................
2. 1. Pengertian Korupsi.........................................................................................................................
2. 2. Dampak korupsi.............................................................................................................................
2. 3. Peran Dan Kaum Intelektual Terhadap Korupsi............................................................................
2. 4 Contoh Kasus Korupsi....................................................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................................................
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................
3.2. saran...............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Sungguh ironis, terlepas apakah mereka benar-benar anti korupsi, dan pada awalnya berupaya
keras untuk memberantas korupsi, ataukah mereka hanya sekedar menggunakan isu korupsi
untuk meraih simpati masa saja, banyak diantara mereka yang jatuh akibat kasus korupsi. Di
Indonesia misalnya, pada awal kepemimpinan presiden Soeharto berupaya secara serius
memberantas korupsi melalui pembentukan berbagai lembaga, tetapi upaya yang bersifat
formalistis tersebut gagal dan bahkan isu korupsi ikut menjatuhkannya pada tahun 1998.
Korupsi seringkali menyebabkan ketidakadilan dalam sistem hukum. Pejabat yang korup bisa
saja menggunakan kekayaan atau hubungan politik mereka untuk menghindari
pertanggungjawaban atas tindakan korup yang dilakukan.
5) Ketidakstabilan Politik
Korupsi dapat memperburuk ketidakstabilan politik dengan menciptakan ketegangan antara
pihak-pihak yang terlibat dalam praktik korupsi dan mereka yang merasa diperlakukan tidak
adil. Hal ini bisa berujung pada ketegangan sosial, konflik, atau bahkan kekerasan politik.
6) Kerusakan Institusi
3) Kasus Century tahun 2008 terkait dengan bailout atau penyelamatan Bank Century
yang menjadi kontroversi di Indonesia. Kasus ini melibatkan dugaan korupsi dan
penyalahgunaan wewenang dalam proses bailout tersebut. Beberapa pihak mengklaim bahwa
bailout tersebut tidak transparan dan menyebabkan kerugian besar bagi negara. Proses hukum
dan penyelidikan terkait kasus ini berlanjut untuk menegakkan keadilan dan akuntabilitas.
4) Kasus korupsi Bansos tahun 2020 merupakan salah satu contoh terbaru dari
penyalahgunaan dana bantuan sosial yang ditujukan untuk membantu masyarakat terdampak
pandemi COVID-19 di Indonesia. Kasus ini menyoroti adanya dugaan praktik korupsi dalam
penyaluran dana bantuan sosial pada tahun tersebut.
Pada tahun 2020, di tengah pandemi COVID-19, pemerintah Indonesia meluncurkan program
bantuan sosial untuk membantu masyarakat yang terdampak secara ekonomi akibat
pembatasan sosial dan ekonomi yang diterapkan untuk mengendalikan penyebaran virus.
Namun, sejumlah laporan dan investigasi menunjukkan adanya indikasi penyelewengan dana
tersebut.
Beberapa bentuk penyelewengan yang dilaporkan termasuk mark-up harga barang atau jasa
yang dibeli menggunakan dana bantuan, penerima bantuan fiktif atau tidak memenuhi syarat,
serta penggunaan dana untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Korupsi adalah tindakan yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi untuk
mendapatkan keuntungan pribadi secara tidak sah. Kaum intelektual, sebagai kelompok yang
cenderung memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam tentang masalah sosial
dan politik, sering kali diharapkan untuk menjadi garda terdepan dalam melawan korupsi.
Mereka dapat menggunakan pengetahuan dan pengaruh mereka untuk mengkritik praktik
korupsi, menyuarakan keadilan, dan mendorong transparansi dalam pemerintahan dan
lembaga publik. Kesimpulannya, kaum intelektual memiliki peran yang penting dalam
memerangi korupsi dengan memanfaatkan pengetahuan dan pemahaman mereka untuk
membangun masyarakat yang lebih adil dan transparan
3.2 Saran
beberapa saran yang dapat membantu kaum intelektual dalam memainkan peran
mereka dalam memerangi korupsi:
2. Advokasi dan Pengawasan: Aktif dalam memantau kegiatan pemerintah dan lembaga
publik, serta menyoroti praktik korupsi. Mereka dapat menggunakan pengetahuan mereka
untuk membuat laporan, mendesak reformasi, dan mendorong penegakan hukum yang adil.
3. Pendidikan Etika: Melakukan pelatihan dan pengembangan etika profesional untuk para
pemimpin dan pejabat publik. Kaum intelektual dapat memainkan peran penting dalam
mempromosikan integritas dan perilaku etis dalam struktur kekuasaan.
4. Kolaborasi dan Jaringan: Berpartisipasi dalam forum dan jaringan antar-intelektual untuk
pertukaran ide dan strategi dalam memerangi korupsi. Kolaborasi lintas-disiplin dapat
menghasilkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.
5. Penelitian dan Analisis: Melakukan penelitian independen tentang korupsi dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta menyajikan temuan secara obyektif kepada masyarakat
dan pembuat kebijakan. Pengetahuan yang disajikan secara akurat dapat membentuk dasar
bagi kebijakan anti-korupsi yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6983044/17-contoh-kata-pengantar-makalah-
singkat-yang-baik-dan-benar ( 14/02/2024 – 13.13 WIB )
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sam-ratulangi/pancasila/makalah-kasus-
korupsi-di-kalangan-pejabat-kelompok-3/38389435 ( 14/02/2024 – 13.34 WIB )
https://klc2.kemenkeu.go.id/kms/knowledge/klc1-puspsdm-dampak-dampak-korupsi/detail/
( 14/02/2024 – 15.37 WIB )