Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KORUPSI DAN KAUM INTELEKTUAL

DISUSUN OLEH :
YUSTINUS EZRA BAGASKARA – 672023179

HISKIA LAYUK--702023023

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA


SALATIGA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai.

Tak lupa, penulis juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi baik dalam memberikan gagasan dan pandangan maupun dukungan
finansial.

Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tambahan
kepada para pembaca. Bahkan, lebih dari itu, kami berharap agar isi makalah ini dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari pembaca.

Penulis sadar bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, terutama karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca untuk membantu meningkatkan
kualitas makalah ini.

Salatiga, 14 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................................
1.3. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................
2. 1. Pengertian Korupsi.........................................................................................................................
2. 2. Dampak korupsi.............................................................................................................................
2. 3. Peran Dan Kaum Intelektual Terhadap Korupsi............................................................................
2. 4 Contoh Kasus Korupsi....................................................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................................................
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................
3.2. saran...............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korupsi dalam lingkungan pejabat publik terutama penguasa bukanlah hal baru.
Korupsi tidak hanya masalah nasional tetapi juga masalah internasional. Pelaku-pelaku
korupsi pun banyak dari lingkungan pejabat publik. Sejarah mencatat banyak pemimpin yang
dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu pemberantasan korupsi sebagai tema sentral
kampanye mereka.

Sungguh ironis, terlepas apakah mereka benar-benar anti korupsi, dan pada awalnya berupaya
keras untuk memberantas korupsi, ataukah mereka hanya sekedar menggunakan isu korupsi
untuk meraih simpati masa saja, banyak diantara mereka yang jatuh akibat kasus korupsi. Di
Indonesia misalnya, pada awal kepemimpinan presiden Soeharto berupaya secara serius
memberantas korupsi melalui pembentukan berbagai lembaga, tetapi upaya yang bersifat
formalistis tersebut gagal dan bahkan isu korupsi ikut menjatuhkannya pada tahun 1998.

1.2 Rumusan Masalah


1) Pengertian korupsi.
2) Dampak dari perilaku korupsi.
3) Peran kaum intelektual dalam penanggulangan korupsi.
4) Contoh kasus korupsi.

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

1) Untuk mengetahui bagaimana Pengertian korupsi.


2) Untuk mengetahui bagaimana Dampak dari perilaku korupsi.
3) Untuk mengetahui bagaimana Peran kaum intelektual dalam penanggulangan korupsi.
4) Untuk mengetahui bagaimana Contoh kasus korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain. Korupsi adalah perbuatan atau tindakan yang sungguh
amat buruk karena merugikan keuangan negara untuk kepentingan sendiri maupun orang lain
dengan seperti penyalahgunaan uang negara, penggelapan uang, penerimaan uang sogok atau
lainnya. Dilansir dari situs Investopedia, korupsi (corruption) adalah perilaku tidak jujur
yangdilakukan oleh pemegang kekuasaan, seperti manajer atau pejabat pemerintah. Korupsi
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh koruptor. Koruptor adalah orang yang melakukan
korupsi.

2.2 Dampak Korupsi


1) Penghambatan Pembangunan Ekonomi
Korupsi menghambat pertumbuhan ekonomi dengan cara yang beragam. Misalnya, uang
yang seharusnya dialokasikan untuk infrastruktur atau layanan publik malah digunakan
secara tidak efisien atau disalahgunakan. Hal ini bisa mengganggu investasi asing dan
domestik, serta menciptakan iklim bisnis yang tidak stabil.

2) Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

Praktik korupsi cenderung memberikan keuntungan kepada kelompok-kelompok tertentu


sementara merugikan yang lain. Ini menciptakan kesenjangan sosial dan ekonomi yang lebih
besar antara orang-orang yang berkuasa dan yang tidak. Dampaknya adalah meningkatnya
ketidaksetaraan dalam masyarakat.

3) Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Korupsi dapat menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia dengan mengurangi akses
masyarakat terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan keadilan. Hal ini bisa
memperdalam kesenjangan sosial dan ekonomi serta meningkatkan kemiskinan.
4) Ketidakadilan

Korupsi seringkali menyebabkan ketidakadilan dalam sistem hukum. Pejabat yang korup bisa
saja menggunakan kekayaan atau hubungan politik mereka untuk menghindari
pertanggungjawaban atas tindakan korup yang dilakukan.

5) Ketidakstabilan Politik
Korupsi dapat memperburuk ketidakstabilan politik dengan menciptakan ketegangan antara
pihak-pihak yang terlibat dalam praktik korupsi dan mereka yang merasa diperlakukan tidak
adil. Hal ini bisa berujung pada ketegangan sosial, konflik, atau bahkan kekerasan politik.

6) Kerusakan Institusi

Korupsi dapat merusak lembaga-lembaga pemerintah dan swasta dengan mengurangi


kepercayaan publik terhadap sistem politik dan hukum. Hal ini dapat mengganggu fungsi-
fungsi dasar dari institusi-institusi tersebut dan memperparah kondisi sosial dan ekonomi.

2.3 Peran Kaum Intelektual Terhadap Korupsi


1) Kepentingan Pribadi dan Moralitas yang Rendah
Intelektual, seperti siapa pun, bisa tergoda oleh kesempatan untuk memperoleh
keuntungan pribadi melalui korupsi. Ini bisa berupa menerima suap, menyalahgunakan
kewenangan, atau terlibat dalam praktik korupsi lainnya.

2) Pengelolaan Dana dan Anggaran


Di banyak kasus, intelektual memegang peran kunci dalam manajemen dana dan anggaran di
lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, atau organisasi lainnya. Jika tidak
dilakukan dengan integritas yang tinggi, hal ini bisa menjadi pintu masuk untuk praktik
korupsi seperti penyelewengan dana, penyuapan dalam pemberian kontrak, atau manipulasi
anggaran.

3) Kolusi dan Kepentingan Bersama


Intelektual sering kali terlibat dalam jaringan sosial dan profesional yang luas. Mereka dapat
terlibat dalam praktik korupsi melalui kolusi dengan rekan-rekan mereka yang berada dalam
posisi kekuasaan atau dengan pihak swasta. Kolusi semacam itu bisa mencakup skema
penyuapan, penggelapan pajak, atau manipulasi tender.

4) Pengabaian Terhadap Etika Profesional


Beberapa intelektual mungkin mengabaikan etika profesional mereka untuk memenuhi
kebutuhan finansial atau untuk mencapai tujuan politik atau karier. Mereka mungkin
mengabaikan standar etika yang seharusnya mereka ikuti, membenarkan tindakan korupsi
sebagai "bagian dari permainan" atau bahkan melegitimasi praktik-praktik semacam itu
dalam karya tulis atau pidato mereka.

2.4 Contoh Kasus Korupsi


1) Kasus korupsi bupati Kotawaringin Timur
Kasus korupsi yang nilainya cukup fantastis selanjutnya yakni kasus korupsi yang menyeret
Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi. Nilai kerugian negara akibat kasus tersebut hingga
Rp 5,8 triliun dan 711.000 dollar AS.Berstatus tersangka, Supian diduga menyalahgunakan
wewenang dalam penerbitan izin usaha pertambangan kepada tiga perusahaan. Ketiganya
adalah PT Fajar Mentaya Abadi, PT Billy Indonesia dan PT Aries Iron Mining. Masing-
masing perizinan itu diberikan pada 2010 hingga 2012.

2) Kasus korupsi e-KTP


Ketua DPR Republik Indonesia Setya Novanto memberikan pidato pada pembukaan
Konferensi Asia Afrika di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (23/4/2015). Konferensi Asia
Afrika ke-60 akan berlangsung hingga 24 April mendatang. Kasus korupsi KTP elektronik
menjadi kasus yang menarik perhatian publik karena nilainya yang fantastis dan penuh
dengan drama. Berdasarkan perhitungan BPK, negara mengalami kerugian sebesar Rp 2,3
triliun. Beberapa nama besar yang terseret dalam kasus ini adalah mantan Ketua DPR RI
Setya Novanto, Irman Gusman, dan Andi Narogong.

3) Kasus Century tahun 2008 terkait dengan bailout atau penyelamatan Bank Century
yang menjadi kontroversi di Indonesia. Kasus ini melibatkan dugaan korupsi dan
penyalahgunaan wewenang dalam proses bailout tersebut. Beberapa pihak mengklaim bahwa
bailout tersebut tidak transparan dan menyebabkan kerugian besar bagi negara. Proses hukum
dan penyelidikan terkait kasus ini berlanjut untuk menegakkan keadilan dan akuntabilitas.

4) Kasus korupsi Bansos tahun 2020 merupakan salah satu contoh terbaru dari
penyalahgunaan dana bantuan sosial yang ditujukan untuk membantu masyarakat terdampak
pandemi COVID-19 di Indonesia. Kasus ini menyoroti adanya dugaan praktik korupsi dalam
penyaluran dana bantuan sosial pada tahun tersebut.

Pada tahun 2020, di tengah pandemi COVID-19, pemerintah Indonesia meluncurkan program
bantuan sosial untuk membantu masyarakat yang terdampak secara ekonomi akibat
pembatasan sosial dan ekonomi yang diterapkan untuk mengendalikan penyebaran virus.
Namun, sejumlah laporan dan investigasi menunjukkan adanya indikasi penyelewengan dana
tersebut.

Beberapa bentuk penyelewengan yang dilaporkan termasuk mark-up harga barang atau jasa
yang dibeli menggunakan dana bantuan, penerima bantuan fiktif atau tidak memenuhi syarat,
serta penggunaan dana untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Korupsi adalah tindakan yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi untuk
mendapatkan keuntungan pribadi secara tidak sah. Kaum intelektual, sebagai kelompok yang
cenderung memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam tentang masalah sosial
dan politik, sering kali diharapkan untuk menjadi garda terdepan dalam melawan korupsi.
Mereka dapat menggunakan pengetahuan dan pengaruh mereka untuk mengkritik praktik
korupsi, menyuarakan keadilan, dan mendorong transparansi dalam pemerintahan dan
lembaga publik. Kesimpulannya, kaum intelektual memiliki peran yang penting dalam
memerangi korupsi dengan memanfaatkan pengetahuan dan pemahaman mereka untuk
membangun masyarakat yang lebih adil dan transparan
3.2 Saran

beberapa saran yang dapat membantu kaum intelektual dalam memainkan peran
mereka dalam memerangi korupsi:

1. Edukasi dan Kesadaran: Tingkatkan kesadaran tentang korupsi di kalangan masyarakat


dengan pendidikan dan kampanye informasi. Kaum intelektual dapat menggunakan platform
mereka untuk menyebarkan pengetahuan tentang dampak negatif korupsi dan pentingnya
integritas.

2. Advokasi dan Pengawasan: Aktif dalam memantau kegiatan pemerintah dan lembaga
publik, serta menyoroti praktik korupsi. Mereka dapat menggunakan pengetahuan mereka
untuk membuat laporan, mendesak reformasi, dan mendorong penegakan hukum yang adil.

3. Pendidikan Etika: Melakukan pelatihan dan pengembangan etika profesional untuk para
pemimpin dan pejabat publik. Kaum intelektual dapat memainkan peran penting dalam
mempromosikan integritas dan perilaku etis dalam struktur kekuasaan.

4. Kolaborasi dan Jaringan: Berpartisipasi dalam forum dan jaringan antar-intelektual untuk
pertukaran ide dan strategi dalam memerangi korupsi. Kolaborasi lintas-disiplin dapat
menghasilkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.

5. Penelitian dan Analisis: Melakukan penelitian independen tentang korupsi dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta menyajikan temuan secara obyektif kepada masyarakat
dan pembuat kebijakan. Pengetahuan yang disajikan secara akurat dapat membentuk dasar
bagi kebijakan anti-korupsi yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6983044/17-contoh-kata-pengantar-makalah-
singkat-yang-baik-dan-benar ( 14/02/2024 – 13.13 WIB )

https://e-journal.uajy.ac.id/4529/2/1HK09937.pdf ( 14/02/2024 – 13.26 WIB )

https://www.studocu.com/id/document/universitas-sam-ratulangi/pancasila/makalah-kasus-
korupsi-di-kalangan-pejabat-kelompok-3/38389435 ( 14/02/2024 – 13.34 WIB )

https://klc2.kemenkeu.go.id/kms/knowledge/klc1-puspsdm-dampak-dampak-korupsi/detail/
( 14/02/2024 – 15.37 WIB )

Anda mungkin juga menyukai