Disusun oleh :
MOCHAMMAD BILAL
151003622010346
Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan atas berkah rahmat yang di berikan
Allah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Terciptanya makalah ini, tidak hanya hasil dari
kerja keras kami, melainkan banyak pihak-pihak yang memberikan dorongan-
dorongan motivasi. Sekali lagi kami mengucapkan banyak terimakasih atas
terselesainya makalah ini.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan
sempurna. Untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki makalah ini di waktu mendatang.
Peyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Kata Pengantar.................................................................................. ii
Halaman Daftar Isi............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi......................................................................... 2
B. Faktor Penyebab serta Dampak Negatif Korupsi........................... 10
C. Nilai-nilai dan Prinsip Anti Korupsi............................................... 13
D. Pendidikan Anti Korupsi Serta Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti
Korupsi...........................................................................................19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 22
B. Saran............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia salah satu negara di ASEAN dengan jumlah penduduk yang
banyak, luas wilayah yang besar dengan berbagai kekayaan sumber daya alam
yang melimpah baik di darat maupun laut. Akan tetapi, pada kenyataannya
Negara Indonesia termasuk salah satu negara termiskin di dunia. Sumber daya
alam banyak dikuasai oleh pihak asing serta golongan-golongan konglomerat.
Negara yang seharusnya mengelola sumber daya alam tersebut untuk
kepentingan dan kesejahteraan rakyat pada kenyataannya kalah dengan
kepentingan segelintir orang dan kelompok. Para penyelenggara negara
seakan-akan sudah tidak beroientasi lagi untuk memajukan bangsa ini, mereka
lebih mengutamakan kepentingan kelompok mereka.
Tingginya angka korupsi di negeri ini menjadi masalah mendasar yang
sudah sangat mengkhawatirkan. Korupsi sudah mendarah daging di negeri ini,
semua aspek kehidupan di berbagai bidang apabila dicermati secara detail
tidak akan terlepas oleh tindakan korupsi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian korupsi?
2. Apa saja faktor penyebab serta dampak negatif korupsi?
3. Bagaimana nilai dan prinsip anti korupsi itu?
4. Bagaimana pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi serta peran
mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi
2. Untuk mengetahui faktor penyebab serta dampak negatif korupsi
3. Untuk mengetahui nilai dan prinsip anti korupsi itu
4. Untuk mengetahui pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi serta peran
mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi.
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Perbuatan melawan hukum,
b. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
c. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
d. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
2
Korupsi dalam perspektif hukum secara gamblang telah dimuat dalam
13 pasal dalam UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Korupsi.
1. Melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
korporasi dan dapat merugikan keuangan negara.
2) Suap-Menyuap
3
negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya,
yang bertentangan dengan kewajibannya. Dipidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana
denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.
4
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam
jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.
8. Menyuap Hakim
9. Menyuap Advokat
5
Pasal 6 ayat (1) huruf b UUPTPK : setiap orang yang memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat untuk
menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi
nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara
yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili, dipidana penjara
paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
atau atau pidana denda paling sedikit Rp 150 jt, dan paling banyak
Rp 750 jt.
6
Pasal 9 UUPTPK : Pegawai negeri atau orang selain pegawai
negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus
menerus atau sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku
atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi,
dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 5 (lima ) tahun atau atau pidana denda
paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.
7
secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja
membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan ,
merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat,
atau daftar tersebut, dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau atau pidana denda paling sedikit
Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt.
4) Pemerasan
8
memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
yang lain atau kepada kas umum seolah-olah pegawai negeri atau
penyelenggara negara lain atau kas umum tersebut mempunyai utang
kepadanya, pada hal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang,dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda
paling sedikit Rp 200 jt, dan paling banyak Rp 1 M
1. Perbuatan Curang
Pasal 7 ayat (1) huruf a UUPTPK : Pemborong akhli bangunan yang pada
waktu membuat bangunan, atau menjual bahan bangunan yang ada pada
waktu menyerahkan bahan bangunan melakukan perbuatan curang yang
dapat membahayakan keamanan orang atau barang atau keselamatan
negara dalam keadaan perang, dipidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling sedikit
Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt.
Pasal 7 ayat (1) huruf b UUPTPK : setiap orang yang bertugas mengawasi
pembangunan atau penyerahan bahan bangunan, sengaja membiarkan
perbuatan curang sebagaimana dimaksud huruf a, dipidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda
paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt.
Pasal 7 ayat (1) huruf c : Setiap orang yang pada waktu menyerahkan
barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia melakukan perbuatan curang yang dapat
9
membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang, dipidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau
pidana denda paling sedikit Rp 100 jt, dan paling banyak Rp 350 jt
Pasal 7 ayat (1) huruf d UUPTPK : Setiap orang yang bertugas mengawasi
barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia dengan sengaja membiarkan perbuatan curang
sebagaimana dimaksud huruf c, dipidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp
100 jt, n paling banyak Rp 350 jt.
Pasal 2 ayat (2) UUPTPK : Bagi orang yang menerima penyerahan bahan
bangunan atau orang yang menerima penyerahan barang keperluan TNI
dan / atau POLRI dan membiarkan perbuatan curang sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf c, dipidana dengan pidana yang sama
sebagaimna dmaksudkan dalam ayat (1)
10
Pasal 12 huruf i UUPTPK : Pegawai negeri atau penyelenggara negara
baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam
pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan
perbuatan, untuk seluruhnya atau sebagian ditugaskan untuk mengurusi
atau mengawasi, dipidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp
200 jt, dan paling banyak Rp 1 M
3. Gratifikasi
Pasal 12 B UUPTPK :
11
Konsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung
kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang bukan demokratik.
Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari
pendanaan politik yang normal.
Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".
Lemahnya ketertiban hukum.
Lemahnya profesi hukum.
Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
Sedangkan beberapa dampak yangditimbulkan oleh korupsi sendiri antara lain
sebagai berikut :
1. Demokrasi
Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam
dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang
baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi
di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan
perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan
menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik
menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara
umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena
pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau
dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi
mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan
dan toleransi.
2. Ekonomi
Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi
kualitas Pelayanan pemerintahan. Korupsi juga mempersulit
pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang
tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena
kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan
12
pejabat korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan.
Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga)
dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul berkesimpulan
bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-
aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos
niaga, korupsi juga mengacaukan "lapangan perniagaan". Perusahaan yang
memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya
mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.
13
modelnya dalam satu teori oleh ekonomis Mancur Olson). Dalam kasus
Afrika, salah satu faktornya adalah ketidak-stabilan politik, dan juga
kenyataan bahwa pemerintahan baru sering menyegel aset-aset pemerintah
lama yang sering didapat dari korupsi. Ini memberi dorongan bagi para
pejabat untuk menumpuk kekayaan mereka di luar negeri, di luar jangkauan
dari ekspropriasi pada masa depan.
14
misalnya tidak mencontek, tidak melakukan plagiarisme dan tidak
memalsukan nilai. Lebih luas, contoh kejujuran secara umum
dimasyarakat ialah dengan selalu berkata jujur, jujur dalam menunaikan
tugas dan kewajiban, misalnya sebagai seorang aparat penegak hukum
ataupun sebagai masyarakat umum dengan membaya pajak.
2. Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan
sekitar dan berbagai hal yang berkembang didalamnya.Nilai kepedulian
sebagai mahasiswa dapat diwujudkan dengan berusaha memantau
jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber
daya dikampus serta memantau kondisi infrastruktur di kampus. Selain
itu, secara umum sebagai masyarakat dapat diwujudkan dengan peduli
terhadap sesama seperti dengan turut membantu jika terjadi bencana
alam, serta turut membantu meningkatkan lingkungan sekitar tempat
tinggal maupun di lingkungan tempat bekerja baik dari sisi lingkungan
alam maupun sosial terhadap individu dan kelompok lain.
3. Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri
berarti dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung
kepada orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai
suatu hal yang penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena
tampa kemandirian seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain.
4. Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada
peraturan. Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan
hidup yang disiplin. Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencpai
tujuan dengan waktu yang lebih efisien. Kedisiplinan memiliki dampak
yang sama dngan nilai-nilai antikorupsi lainnya yaitu dapat
menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai hal.
Kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan
15
mengatur waktu dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan dan
ketentuan yang berlaku, mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu,
dan fokus pada pekerjaan.
5. Tanggung Jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan
diperkarakan). Seseorang yang memiliki tanggung jawab akan memiliki
kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Seseorang yang
dapat menunaikan tanggung jawabnya sekecil apa-pun itu dengan baik
akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Penerapan nilai tanggung
jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk belajar dengan
sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik, mengerjakan tugas
akademik dengan baik, menjaga amanah dan kepercayaan yang diberikan.
6. Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras
merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan
target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa
adanya pengetahuan.
7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi
dengan masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia
dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya.
Dengan gaya hidup yang sederhana, seseorang juga dibina untuk
memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya.
8. Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung
jawab, dan sebagainya. Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai
kesuksesan dan keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan
16
keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga
kuat.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah
dan tidak memihak. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia
disebut juga keadilan sosial, secara jelas dicantumkan dalam pancasila
sila ke-2 dan ke-5, serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian dengan
memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya,
yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hukum.
Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia
hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks
pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi
meliputi ideologi. Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
17
program, akuntablitas proses, akuntailitas keuangan, akuntabilitas
outcome, akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik (Puslitbang,
2001). Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan
dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan dan
pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Evaluasi atas
kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang
diperoleh masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka
panjang dari sebuah kegiatan.
2. Transparansi
Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai
dari transparansi dan mengharuskan semua proseskebijakan dilakukan
secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui
oleh publik. Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi
seluruh proses dinamika struktural kelembagaan. Dlam bentuk yang
paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran
untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust) karena kepercayaan,
keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat
berharga bagi semua orang untuk melanjutkan hidupnya di masa
mendatang. Dalam prosesnya transparansi dibagi menjadi lima, yaitu :
– Proses penganggaran,
– Proses penyusunan kegiatan,
– Proses pembahasan,
– Proses pengawasan, dan
– Proses evaluasi.
Proses penganggaran bersifat bottom up, mulai dari perencanaan,
implementasi, laporan pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi)
terhadap kinerja anggaran.
Di dalam proses penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan
terkait dengan proses pembahasan tentang sumber-sumber pendanaan
(anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran belanja).
18
Proses pembahasan membahas tentang pembutan rancangan
peraturan yang berkaitan dengan strategi penggalangan (pemungutan
dana), mekanisme pengelolaan proyek mulai dari pelaksanaan tender,
pengerjaan teknis, pelaporan finansial dan pertanggungjawaban secara
teknis.
Proses pengawasan dalam pelksnaaan program dan proyek
pembangunan berkaitan dengan kepentingan publik dan lebih khusus lagi
adalah proyek-proyek yang diusulkan oleh masyarakat sendiri.
Proses evaluasi ini berlaku terhadap penyelenggaraan proyek
dijalankan secara terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara
administratif, tapi juga secara teknis dan fisik dari setiap output kerja-
kerja pembangunan.
3. Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah
terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam
bentuk mark up maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat
prinsip ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal penting komperehensif dan
disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran dan informatif.
Komperehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan
aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran
dan tidak melampaui batas (off budget). Fleksibilitas artinya adalah
adanya kebijakan tertentu untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
Terprediksi berarti adanya ketetapan dlam perencanaan atas dasar asas
value for money untuk menghindari defisit dalam tahun anggaran
berjalan. Anggaran yang terprediksi merupakan cerminan dari adanya
prinsip fairness di dalam proses perencanaan pembangunan. Kejujuran
mengandung arti tidak adanya bias perkiraan penerimaan maupun
pengeluaran yang disengaja yang berasal dari pertimbangan teknis
maupun politis. Kejujuran merupakan bagian pokok dari prinsip fairness.
Penerapan sifat informatif agar dapat tercapainya sistem informasi
pelaporan yang teratur dan informatif. Sistem informatif ini dijadikan
19
sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses pengambilan
keputusan selain itu sifat ini merupakan ciri khas dari kejujuran.
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak
terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-undang anti
korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses
informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-monopoli,
maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui
sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara
oleh para pejabat negara. Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan,
pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, kultur kebijakan. Kebijakan anti
korupsi akan efektif apabila didalamnya terkandung unsur-unsur yang
terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan
tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah
dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor penegak
kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan
lembaga pemasyarakatan. Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait
dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi dan kesadaran masyarakat
terhadap hukum atau undang-undang anti korupsi. Lebih jauh lagi kultur
kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan korupsi.
5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat
betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk
kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi. Kontrol
kebijakan partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan
ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya. Kontrol kebijakan
evolusi yaitu dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang
dianggap lebih layak. Kontrol kebijakan reformasi yaitu mengontrol
dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai.
20
C. Pendidikan Anti Korupsi Serta Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti
Korupsi
Salah satu upaya dikti dalam membentuk karakter bangsa yaitu dengan
melaksanakan Pendidikan Anti Korupsi di seluruh perguruan tingi di Indonesia.
Sesuai dengan PP 71 Th. 2000: “Peran serta masyarakat adalah peran aktif
perorangan, Ormas, atau LSM dalam pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi.” Maka dari itulah mahasiswa harus turut andil dalam upaya
pencegahan serta pemberantasan tindak pidana korupsi.
Program Pendidikan Anti Korupsi mempunyai visi yaitu terwujudnya sarjana
Indonesia berkarakter bersih korupsi. Sedangkan misi dari Pendidikan Anti
Korupsi diantaranya :
• Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap bahaya
korupsi
• Meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap bahaya korupsi
• Meningkatkan peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi
• Melakukan PENDIDIKAN & PENGAJARAN ANTI KORUPSI
Tujuan diadakannya Pendidikan Anti Korupsi di Indonesia adalah :
Membangun budaya anti korupsi di kalangan mahasiswa dengan:
Memberikan pengetahuan tentang korupsi dan
pemberantasannya
Menanamkan nilai-nilai anti korupsi
Menyiapkan mahasiswa sebagai agent of change bagi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari korupsi.
Peran pokok mahasiswa dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi
terbagi dalam 3 tahap yaitu :
a. Tahap Pencegahan
Pendidikan Anti Korupsi
• Mewajibkan Pemimpin Mahasiswa untuk Mengikuti Pendidikan
Anti Korupsi
• Mendorong adanya Pendidikan Anti Korupsi di Kampus
21
• Mengadakan Seminar Anti-Korupsi
• Adanya Materi Pendidikan Anti-Korupsi di Kaderisasi Mahasiswa
Kampanye Ujian Bersih
• Pembuatan Media Prograganda (Baliho, Spanduk, dan Poster)
• Pembuatan Media On-line untuk mengkampanyekan Ujian Bersih
• Menanamkan Nilai Kejujuran/Ujian Bersih di Kaderisasi
Mahasiswa
b. Tahap Opini
Gagasan / Ide
• Memperbanyak opini mengenai kasus korupsi ke media
• Membuat Bunga Rampai (buku) mengenai Anti-Korupsi
• Membuat audiovisual interaktif terkait anti-korupsi
Metode Pencegahan Korupsi
• Gagasan untuk pencegahan korupsi sejak dini (PAUD, SD, SMP,
SMA)
• Membuat Korps Anti Korupsi di Tingkat Universitas
• Adanya Tata Etika dan Norma diantara Mahasiswa
Mengangkat Isu Korupsi Lokal-Nasional
• Mahasiswa diharapkan dapat lebih peka dan siaga menanggapi isu
Korupsi lokal yang terjadi
• Advokasi dan Pengawalan Penyusunan Anggaran serta pelaksanaan
pembangunan di daerah / nasional
22
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan
berdampak buruk luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi telah
menghancurkan sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem
hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan di negeri ini.
Dilain pihak upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan selama ini belum
menunjukkan hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai tingkatan tetap saja
banyak terjadi seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan kita yang bahkan
sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Jika kondisi ini tetap kita biarkan
berlangsung maka cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan negeri ini. Ini
dapat menjadi indikator bahwa nilai-nilai dan prinsip anti korupsi seperti yang
telah diterangkan diatas penerapannya masih sangat jauh dari harapan. Banyak
nilai-nilai yang terabaikan dan tidak dengan sungguh-sungguh dijalani sehingga
penyimpangannya menjadi hal yang biasa.
Pendidikan memang menjadi hal pokok untuk merubah keadaan ini. Akan
tetapi, semua itu tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak didukung oleh
lingkungan masyarakat serta lingkungan keluarga. Oleh karena itulah tugas kita
sebagai mahasisa untuk membangkitkan lagi nilai-nilai serta prinsip-prinsip anti
korupsi tersebut dalam kehidupan sehari-hari demi kemajuan bangsa dan negara
Indonesia.
23
B. SARAN
Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa ini sudah selayaknya lebih peka dan
peduli akan kondisi bangsa dan negara. Pendidikan Anti Korupsi yang didapat
dari bangku perkuliahan harusnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Apabila sudah mengenali dan memahami korupsi, alangkah baiknya
kita dapat mencegahnya mulai dari diri kita sendiri kemudian setelah itu baru
mencegah orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/materi-korupsi.html#
http://dokumen.tips/documents/materi-anti-korupsi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi
http://r.search.yahoo.com/
_ylt=A0LEVoA685pXbgwAAHr3RQx.;_ylu=X3oDMTBya3R2ZmV1BHNlYwNzcgRwb3MDNA
Rjb2xvA2JmMQR2dGlkAw--/RV=2/RE=1469801402/RO=10/RU=http%3a%2f
%2facch.kpk.go.id%2fdocuments%2f10180%2f11243%2fBuku-Pendidikan-Anti-Korupsi-
untuk-Perguruan-Tinggi.pdf%2f540542da-4060-4029-ae3e-5e7dedb36d26/RK=0/
RS=TzyeMxv06mpXirC4qZstL.M.T30-
24