Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

MEMBANGUN BUDAYA ANTI KORUPSI DI KALANGAN


MAHASISWA MELALU PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
DI PERGURUAN TINGGI

Disusun Oleh :
Kelompok 3
NAMA KELOMPOK :
1. HERDIKY SETIYAWAN
2. JESLI ZAKARIA.D
3. JESSIA VONNI
4. JUSNI
5. KHAIRIL ANWAR SIMATUPANG
6. LUIS VIGO
7. MOHAMMAD FAUZI ASPIANUR
8. MUHAMMAD ILHAM
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah,segala puji kami panjatkan atas berkat rahmat yang diberikan allah kepada
kami,sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada halangan yang
berarti.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan anti
korupsi. Terciptanya makalah ini, tidak hanya hasil dari kerja keras kami, melainkan banyak
pihak-pihak yang memberikan dorongan-dorongan motivasi. Sekali lagi kami mengucapkan
terimakasih atas terselesainya makalah ini.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan sempurna. Untuk
itu mohon kritik dan saran yang membangun untuk memeperbaiki makalah ini di waktu
mendatang.
DAFTAR ISI

Halaman judul……………………………………………………………….. i

Halaman kata pengantar……………………………………………………... ii

Halaman Daftar Isi…………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang………………………………………………………. 1

B.Rumusan Masalah…………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Korupsi…………………………………………………… 2

B.Faktor penyebab serta dampak negative korupsi…………………….. 10

C.Nilai-nilai dan Prinsip Anti Korupsi…………………………………. 13

D.Pendidikan Anti Korupsi Serta Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti

Korupsi……………………………………………………………….. 19

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan…………………………………………………………… 22

B.Saran…………………………………………………………………... 22

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 23
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesian salah satu Negara di ASEAN dengan jumlah penduduk yang banyak, luas
wilayah yang besar dengan berbagai kekayaan sumber daya alam yang melimpah baik di darat
maupun di laut.Akan tetapi, pada kenyaatannya Negara Indonesia termasuk salah satu Negara
termiskin di dunia. Sumber daya alam banyak dikuasai oleh pihak asing serta golongan-golongan
koglomerat.negara yang seharusnya mengelola sumber daya alam tersebut untuk kepentingan
dan kesejahteraan rakyat pada kenyataannya kalah dengan kepentingan segelintir orang dan
kelompok. Para penyelenggara Negara seakan-akan sudah tidak berorentasi lagi untuk
memajukan bangsa ini, mereka lebih mengutamakan kepentingan kelompok mereka.

Tingginya angka korupsi di negeri ini menjadi masalah mendasar yang sudah sangat
mengkhawatirkan.korupsi sudah mendarah daging di negeri ini, semua aspek kehidupan di
berbagai bidang apabila dicermati secara detail tidak akan terlepas oleh tindakan korupsi.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian korupsi ?


2. Apa saja faktor penyebab korupsi serta dampak negative korupsi ?
3. Bagaimana nilai dan prinsip anti korupsi itu ?
4. Bagaimana pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi serta peran mahasiswa dalam
gerakan anti korupsi ?
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Korupsi
Korupsi atau rasuah (bahasa latin: ccoruption dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan penjabat public, baik
politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara
tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan public yang di kuasakan kepada
mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-
unsur sebagai berikut:
 perbuatan melawan hokum,
 Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan,atau sarana,
 Memperkaya diri sendiri, orang lain,atau korporasi dan,
 Merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara

Jenis tindakan pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya adalah :

I. Memberikan atau menerima hadiah atau janji ( penyuapan )


II. Penggelapan dalam jabatan
III. Pemerasan dalam jabatan
IV. Ikut serta dalam pengandaan (Bagi Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara) dan,
menerima gratifikasi (Bagi Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara).

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi
untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam praktiknya.
beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan
dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang
diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang harafiahnya
pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Korupsi dalam perspektif hukum secara gamblang telah dimuat dalam 13 pasal dalam UU
No 31 Tahun 2001 tentang pemberantasan korupsi.

Dari pasal-pasal tersebut korupsi dirumuskan dalam tiga puluh bentuk/jenis tindakan
pidana korupsi, pasal ini menerangkan secara rinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan
pidana mati, pidana penjara, dan pidana denda korupsi.

1. Kerugian Keuangan Negara


A. Melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi dan dapat
merugikan keuangan Negara.
Pasal 2 ayat ( 1 ) UUPTPK : dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 4 ( empat ) Tahun dan paling lama 20 Tahun dan denda paling sedikit Rp 200 juta, dan
paling banyak Rp 1 milyar.
Pasal 2 ayat ( 2 ) UUPTPK bila mana tindak pidana sebagaimana ayat ( 1 ) dilakukan
dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.

B. Menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri, atau orang lain


korporasi dan dapat merugikan keuangan Negara.
Pasal 3 UUPTPK : dipidana dengan pidana seumur hidup, atau pidana penjara paling
singkat 1(satu ) tahun dan paling lama 20 Tahun atau denda paing sedikit Rp 50 juta, dan paling
banyak Rp 1 milyar.

2. Suap-menyuap
A. Menyuap Pegawai Negeri
Pasal 5 ayat (1) huruf a: setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
pegawai negeri atau penyelenggara Negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau
penyelenggara Negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatan nya, yang
bertentangan dengan kewajibannya. Dipidana penjara paling singkat 1 (satu) Tahun dan paling
lama 5 (lima) Tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50 juta, dan paling banyak Rp 250
juta.

B. Menyuap Pegawai Negeri


Pasal 5 ayat ( 1 ) huruf b : setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
pegawai negeri atau penyelenggara Negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajiban dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatan.dipidana penjara
paling singkat 1 ( satu ) tahun dan paling lama 5 (lima ) tahun dan atau pidana denda paling
sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak 250 jt.

C. Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya


Pasal 13 UUPTPK : dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 ( tiga ) tahun dan atau
denda paling banyak Rp 150 jt, setiap orang yang memberi hadiah kepada pegawai negeri
dengan mengingat kekuasaan atau kedudukannya, atau oleh memberi hadiah atau janji dianggap
melekat pada jabatannya atau kedudukan tersebut.

D. Pegawai Negeri atau penyelenggara Negara menerima suap


Pasal 5 ayat ( 2 ) UUPTPK : dipidana dengan penjara atau penyelenggara negeri
menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat ( 1 ) huruf a, dan b, dipidana
penjara paling singkat 1 ( satu ) Tahun dan paling lama 5 Tahun dan atau pidana denda paling
sedikit Rp 50 jt, dan paing banyak 250 jt.

E. Pengawai negeri atau penyelenggara Negara menerina suap


Pasal 12 huruf a UUPTPK : dipidana dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 ( empat ) Tahun dan paling lama 20 Tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
200 jt dan paling banyak Rp 1 milyar, pengawai negeri atau penyelenggara Negara yang
menerima hadiah atau janji, pada hal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk menggerakan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam
jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.
F. Pegawai negeri atau penyelenggara Negara menerima suap
Pasal 12 huruf b UUPTPK : pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang menerima
hadiah, pada hal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau
disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya, dipidana penjara seumur hidup / penjara paling singkat 4
tahun dan paling lama 20 Tahun dan pidana denda paling sedikit 200 jt dan paling bantyak 1 M.

G. Pegawai negeri / penyelenggara Negara menerima hadiah


Pasal 11 UU PTPK : pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang menerima hadiah
atau janji padahal diketahui atau patut diduga,bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena
kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran
orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya, dipidana
penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 50 jt,
dan paling banyak Rp 250 jt.

H. Menyuap hakim
Pasal 6 ayat ( 1 ) huruf a UUPTPK : setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya
untuk diadili, dipidana penjara paling singkat 3 Tahun dan paling lama 15 tahun atau pidana
denda paling sedikit Rp 150 jt, dan paling banyak Rp 750 jt.

I. Menyuap advokat
Pasal 6 ayat ( 1 ) huruf b UUPTPK : setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi
advokat untuk menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau
pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan
untuk diadili, dipidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 Tahun atau pidana
denda paling sedikit Rp 150 jt dan paling banyak Rp 750 jt.

J. Hakim dan advokat mnerima suap


Pasal 6 ayat ( 2 ) UUPTPK : bagi hakim atau advokat yang mnerima pemberian atau janji
sebagaimana maksud dalam ayat ( 1 ) huruf a atau advokat yang menerima pemberian atau janji
sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) huruf b, dipidana dengan pidana yang sama
sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ).

K. Hakim menerima suap


Pasal 12 huruf c UUPTPK : hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal di ketahuinya
atau patut di duga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan
perkara yang di serahkan kepadanya untuk diadili, dipidana penjara seumur hidup, atau pidana
penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun atau pidana denda palng sedikit rp 200 jt
dan paling banyak Rp 1 milyar.
L. Advokat menerima suap
Pasal 12 huruf d UUPTPK : seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan menerima hadiah
atau janji padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut untuk
mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang
diserahkan kepada pengadilan untuk diadili, dipidana penjara seumur hidup atau dipidana
penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200
jt, dan paling banyak Rp 1 milya

3. Pengelapan dalam jabatan

A. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan


Pasal 8 UUPTPK : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja
menggelapkan uang atau surat berharga yang di simpan karena jabatannya, atau membiarkan
uang atau surat berharga tersebut diambil atau digelapakan oleh orang lain, atau membantu
dalam melakukan perbuatan tersebut, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun atau dipidana denda paling sedikit Rp 150 jt dan
paling banyak Rp 750 jt.

B. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi


Pasal 9 UUPTPK : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja
memalsukan buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi, dipidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 Tahun dan paling lama 5 Tahun atau
pidana denda paling sedikit Rp 50 jt, dan paling banyak Rp 250 jt.

C. Pegawai negeri merusakkan bukti


Pasal 10 huruf a UUPTPK : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan
sengaja menggelapkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang,
akta,surat, atau daftar yang digunakan untuk menyakinkan atau membuktikan di muka pejabat
yang berwenang yang dikuasai karena jabatannya, dipidana penjara paling singkat 2 Tahun dan
paling lama 7 Tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt dan paling banyak Rp 350 jt.

D. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti


Pasal 10 huruf b UUPTPK : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan
sengaja membiarkan orang lain menghilangkan,menghancurkan, merusakkan, atau membuat
tidak dapat dipakai barang,surat, atau daftar tersebut,dipidana penjara paling singkat 2 tahun
dan paling lama 7 tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt dan paling banyak RP 350 Jt.
E. Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti
Pasal 10 huruf c UUPTPK : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalakan suatu jabatan umu secara terus menerus atau sementara waktu, dengan
sengaja membantu orang lain menghilangkan,menghancurkan, merusakkan atau membuat tidak
dapat dipakai barang,akta,surat,atau daftar tersebut, dipidana penjara paling singkat 2 Tahun dan
paling lama 7 tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt dan paling banyak Rp 350 jt.

4. Pemerasan

A. Pegawai negeri atau penyelenggara Negara memeras


Pasal 12 huruf e UUPTPK : pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang dimaksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau dengan
menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan potongan,atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,
dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20
tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt,dan paling banyak Rp 1 milyar.

B. Pegawai negeri atau penyelenggara Negara memeras


pasal 12 huruf g UUPTPK : pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang pada waktu
menjalankan tugas, meminta atau menerima perkerjaan atau penyerahan barang, seolah-olah
merupakan utang kepada dirinya,padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang,dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama
20 tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt dan paling banyak Rp 1 milyar.

C. Pegawai negeri atau penyelenggara negera memeras pegawai negeri atau penyelenggara
Negara
Pasal 12 huruf f UUPTPK : pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang pada
waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima atau memotong pembayaran kepada pegawai
negeri atau penyelenggara Negara yang lain atau kepada kas umum seolah-olah pegawai negeri
atau penyelenggara Negara lain atau kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, pada hal
diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang,dipidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun atau pidana denda paling sedkit Rp 200
jt dan paling banyak Rp 1 milyar.

5. Perbuatan curang
A. Pemborong berbuat curang
Pasal 7 ayat (1) huruf a UUPTPK : pemborong ahli bangunan yang pada waktu
membuat bangunan, atau menjual bahan bangunan yang ada pada waktu menyerahkan bahan
bangunan melakuakn perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang
atau keselamatan Negara dalam keadaan perang, dipidana penjara paling singkat 2 tahun dan
paling lama 7 tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt dan paling banyak Rp 350 jt.
B. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang
Pasal 7 ayat ( 1 ) huruf b UUPTPK : setiap orang yang bertugas mengawasi
pembangunan atau penyerahan bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang
sebagaimana yang dimaksud huruf a dipidana penjara paling singkat 2 tahun dan paling lama 7
tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt dan paling banyak Rp 350 jt.

C. Rekanan TNI / POLRI berbuat curang


Pasal 7 ayat ( 1 ) huruf c : setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan
tentara nasional Indonesia dan atau kepolisian Negara republic Indonesia melakukan perbuatan
curang yang dapat membahayakan keselamatan Negara dalam keadaan perang, dipidana penjara
paling singkat 2 tahun dan paling lama 7 tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt dan
paling banyak Rp 350 jt.

D. Pegawas rekanan TNI / POLRI berbuat curang


Pasal 7 ayat ( 1 ) huruf d UUPTPK : setiap orang bertugas menguasai barang keperluan
Tentara nasional Indonesia dan atau kepolisian Negara republic Indonesia dengan sengaja
membiarkan perbuatan curang sebagimana dimasud huruf c, dipidana penjara paling singkat 2
tahun dan paling lama 7 tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 100 jt dan paling banyak Rp
350 jt.

E. Penerima barang TNI/POLRI mebiarkan perbuatan curang


Pasal 2 ayat ( 2 ) UUPTPK : bagi orang menerima penyerahan bahan bangunan atau
orang yang menerima penyerahan barang keperluan TNI dan atau POLRI dan membiarkan
perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) huruf c, pidana dengan pidana yang
sama sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ).

F. Pegawai negeri atau penyelenggara Negara atau penyelenggara Negara menyerobot tanah
Negara sehingga merugikan orang lain.
Pasal 12 huruf a UUPTPK : pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang pada waktu
menjalankan tugas telah menggunakan tanah Negara yang diatasnya terdapat hak pakai,seolah-
olah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, telah merugikan orang yang berhak,pada hal
diketahuinya pada saat dilakukan perbuatan,untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk
mengurus atau mengawasinya. Dipidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun
atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt dan paling banyak Rp 1 milyar.

6. Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan


A. Pegawai negeri atau penyelenggara Negara turut serta dalam pengadaan yang diurusnya
Pasal 12 huruf i UUPTPK : pegawai negeri atau penyelenggara Negara baik langsung
maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan,pengadaan, atau
persewaan,yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruhnya atau sebagian ditugaskan untuk
mengurusi atau mengawasi, dipidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun
atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt dan paling banyak Rp 1 milyar
7. Gratifikasi

A. Pegawai negeri atau penyelenggara Negara menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK
Pasal 12 B UUPTPK : ( 1 ) setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara
Negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut :
 Yang nilainya Rp 10 jt atau lebih pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan
merupakan suap, yang dilakukan oleh penerima gratifikasi
 Yang nilainya kurang dari 10 jt pembuktian bahwa gratifikasi tersebut adalah suap,oleh
penutut umum.

( 2 ) pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud ayat ( 1 )
adalah pidana seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan lama 20 tahun
atau pidana denda paling sedikit Rp 200 jt dan paling banyak Rp 1 milyar

B. Faktor penyebab serta dampak negatif korupsi

Beberapa kondisi yang menjadi faktor-faktor terjadinya korupsi di Indonesia di antaranya :

 Konsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung


kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di renzim-renzim yang bukan demokratik.
 Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
 Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
 Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan
politik yang normal.
 Lingkungan yang tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan teman lama.’’
 Lemahnya ketertiban hukum
 Lemahnya profesi hukum
 Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa
 Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil

Sedangkan beberapa dampak yang di timbulkan oleh korupsi sendiri antara lain sebagai berikut :

1.Demokrasi

Korupsi menunjukkan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik,


korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik ( good governance ) dengan
cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemelihan umum dan dibadan legislatif
mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di system
pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan
ketidak-keseimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis
kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan
pejabat di angkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat bersamaan, korupsi
mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.
2. Ekonomi

Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan


pemerintahan. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan
ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena
kerugian dari pembayaran illegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan penjabat korup,
dan resiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupaun ada yang menyatakan
bahwa korupsi mengurangi ongkos ( niaga ) dengan mempermuda birokrasi, konsensus yang
baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat
aturan-aturan baru dan hambatan baru . dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga,
korupsi juga mengacaukan lapangan perniagaan, perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi
dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahan-perusahan yang tidak efisien.

Korupsi menimbulkan distorsi ( kekacauan ) di dalam sektor public dengan mengahlikan


investasi public ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah ditersedia lebih
banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan
praktik korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan.korupsi juga mengurangi
pemenuhan syarat-syarat keamanan pembangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain.
Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur, dan menambahkan
tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.

Para pakar ekonomi memberikan pendapat bahwa salah satu faktor keterlatarbelakangan
pembangunan ekonomi di afrika dan asia, terutama di afrika,adalah korupsi yang berbentuk
penagihan sewa yang menyebabkan perpindahan penanaman modal ( capital investment ) ke luar
negeri, bukannya diinvestasikan kedalam negeri ( maka adanya ejekan yang sering benar bahwa
ada dictator afrika yang memiliki rekening bank di swiss ). Berbeda sekali dengan dictator asia.
Seperti soeharto yang sering mengambil satu potongan dari semuanya ( meminta sogokan ,
namun lebih memberikan kondisi untuk pembangunan, melalui investasi infrastruktur, ketertiban
hukum, dan lain-lainnya.

3. Kesejahteraan umum Negara

Korupsi politisi ada di banyak Negara, dan memberikan ancaman besar bagi warga
Negara nya.korupsi politis berarti kebijaksanaan pemerintahan sering menguntungkan pemberi
sogokan, bukannya rakyat luas.salah satu contoh lagi adalah bagaimana politikus membuat
peraturan yang melindungi perusahaan besar, namun merugikan perusahaan-perusahaan kecil
( SME ). Politikus-politikus “pro bisnis ‘’ ini hanya mengembalikan pertolongan kepada
perusahaan besar yang memberikan sumbangan besar kepada kampanye pemilu mereka.
C.Nilai-nilai Dan Prinsip Anti Korupsi

Dalam berbagai buku dan pembahasan disebutkan bahwa nilai-nilai anti korupsi
berjumlah Sembilan buah, yaitu :

1. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat definisikan sebagai sebuah tindakan maupun
ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.dalam berbagai buku juga disebutkan
bahwa jujur memiliki makna satunya kata dan perbuatan.jujur merupakan salah satu nilai yang
paling utama dalam anti korupsi, karena tanpa kejujuran seseorang tidak akan dapat kepercayaan
dalam berbagai hal,termasuk dalam kehidupan sosial.bagi seorang mahasiswa kejujuran sangat
penting dan dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan kecurangan akademik, misalnya
tidak mencotek,tidak melakukan plagiarisme dan tidak memalsukan nilai. Lebih luas contoh
kejujuran secara umum dimasyarakat ialah dengan selalu berkata jujur ,jujur dalam menunaikan
tugas dan kewajiban,misalnya sebagai seorang aparat penegak hukum atau pun sebagai
masyarakat umum dengan membayar pajak.
2. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan,dan menghiraukan.rasa kepedulian dapat
dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai hal yang berkembang didalamnya. Nilai
kepedulian mahasiswa dapat diwujudkan dengan berusaha memantau jalannya proses
pembelajaran, memantau system pengelolaan sumber daya di kampus serta memantau kondisi
infrastuktur dikampus. Selain itu, secara umum sebagai masyarakat dapat diwujudkan dengan
peduli terhadap sesama seperti dengan turut membantu jika terjadi bencana alam, serta turut
membantu meningkatkan lingkungan sekitar tempat tinggal maupun di lingkungan tempat
bekerja baik dari sisi lingkungan alam maupun sosial terhadap individu dan kelompok lain.
3. Kemandirian
Dikatakan bahwa mandiri berarti dapat berdiri diatas kaki sendiri,artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang
penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tanpa kemandirian seseorang tidak akan
mampu memimpin orang lain.

4. Kedisiplinan
Definisikan dari kata disiplin ialah ketaatan dan kepatuhan kepada peraturan. Sebaliknya
untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan hidup yang disiplin.manfaat dari disiplin ialah
sesorang dapat mencapai tujuan dengan waktu yang lebih efisien.kedisiplinan memiliki dampak
yang sama dengan nilai-nilai anti korupsi lainya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari
orang lain dalam berbagai hal.

5. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya ( kalau terjadi
apa-apa boleh dituntu, dipersalahkan dan diperkarakan ). Seseorang yang memiliki tanggung
jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Seseorang yang
menunaikan tanggung jawabnya sekecil apapun itu dengan baik akan mendapatkan kepercayaan
dari orang lain.
6. Kerja keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan.didalam kemauan terkandung
ketekadan,ketekunan,daya tahan,daya kerja,pendirian keberanian,ketabahan,keteguhan,dan
pantang mundur.bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai
dengan target.akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa adanya
pengetahuan.
7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi dengan masyarakat
disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak
sesuai dengan kemampuannya.dengan gaya hidup yang sederhana, seseorang juga dibina untuk
memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya.

8. Keberanian

Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran,
berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan sebagainya. Keberanian sangat
diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan
keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga kuat.

9. Keadilan

Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Keadilan dari sudut pandangan bangsa Indonesia disebut juga keadilan sosial, secara jelas
dicantumkan dalam pancasila sila ke 2 dan ke 5, serta UUD 1945.

Sedangkan prinsip-prinsip anti korupsi yaitu :

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga
mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi (de facto)
maupun konstitusi ( de jure ), baik pada level budaya ( individu dengan individu ) maupun pada
level lembaga.

2. Transparansi
Prinsip transparansi penting karena pembenrantasan korupsi dimulai dari transparansi dan
mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk
penyimpangan dapat diketahui oleh public.

Dalam prosesnya transparansi dibagi menjadi lima yaitu :

1. Proses penganggaran
2. Proses penyusunan kegiatan
3. Proses pembahasan
4. Proses pengawasan
5. Proses evaluasi
3. Kewajaran

Prinsip kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya manipulasi dalam


penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya.sifat-
sifat prinsip ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal penting komperehensif dan disiplin,
fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informative.

4. Kebijakan

Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan
yang dapat merugikan Negara dan masyarakat.kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik
dengan undang-undang anti korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses
informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang
dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan
penggunaan anggaran Negara oleh para pejabat Negara.

5. Kontrol kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betil-betul efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi,evolusi,dan
reformasi.

D. Pendidikan Anti Korupsi Serta Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi

Salah satu upaya dikti dalam membentuk karakter bangsa yaitu dengan melaksanakan
pendidikan anti korupsi di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Sesuai dengan pp 71 th 2000;
peran serta masyarakat adalah peran aktif perorangan,ormas,atau LMS dalam pencegahan dan
pemberantasan tindakan pidana korupsi, maka dari itu lah mahasiswa harus turut adil dalam
upaya pencegahan serta pemberantasan tindakan pidana korupsi.

Program pendidikan anti korupsi mempunyai visi yaitu terwujudnya sarjana Indonesia
berkarakter berih korupsi.sedangkan misi dari pendidikan anti korupsi diantaranya :

 meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap bahaya korupsi


 meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap bahaya korupsi
 meningkatkan peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi
 melakukan pendidikan & pengajaran anti korupsi
tujuan diadakannya pendidikan anti korupsi di Indonesia adalah :
 membangun budaya anti korupsi dikalangan mahasiswa dengan :
1. memberikan pengetahuan tenyang korupsi dan pemberantasan
2. menanam kan nilai-nilai korupsi
 menyiapkan mahasiswa sebagai agent of change bagi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara yang bersih dan bebas dari korupsi
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk
luasa biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan, korupsi telah menghancurkan system
perekonomian, system demokrasi, system politik,system hukum,system pemerintahan,dan
tatanan sosial kemasyarakatan di negeri ini.dilain pihak upaya pemberantasan korupsi yang telah
dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil optimal.korupsi dalam berbagai tingkatan tetap
saja banyak terjadi seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan kita yang bahkan sudah
dianggap sebagai hal yang biasa. Jika kondisi ini tetap kita biarkanberlangsung maka cepat atau
lambat korupsi akan menghancurkan negeri ini.ini dapat menjadi indikator bahwa nilai-nilai dan
prinsip anti korupsi seperti yang telah diterangkan diatas penerapannya masih sangat jauh dari
harapan. Banyak nilai-nilai yang terabaikan dan tidak dengan sungguh-sungguh dijalani sehingga
penyimpangannya menjadi hal yang biasa.

Pendidikan memang menjadi hal pokok untuk merubah keadaan ini. Akan tetapi,semua
itu tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak didukung oleh lingkungan masyarakat serta
lingkungan keluarga. Oleh karena itulah tugas kita sebagai mahasiswa untuk membangkitkan
lagi nilai-nilai serta prinsip-prinsip anti korupsi tersebut dalam kehidupan sehari-hari demi
kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

B. SARAN

Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa ini sudah selayaknya lebih peka dan peduli
akan kondisi bangsa dan Negara. Pendidikan anti korupsi yang didapat dari bangku perkuliahan
harusnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.apabila sudah mengenali dan
memahami korupsi,alangkah baiknya kita dapat mencegahnya mulai dari diri kita sendiri
kemudian setelah itu baru mencegah orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen .tips/documents/materi-korupsi.html#

Anda mungkin juga menyukai