MAKALAH
Disusun Oleh
Dwi Nurhasanah
20201007P
Dosen Pengampuh
Bripka Jan Harianto, S.H.,M.H
Kata pengantar
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah Swt, Karena atas berkas dan
Dalam mempelajari makalah ini diharapkan banyak membaca dan berlatih berbagai
materi yang disajikan, baik secara mandiri maupun bersama teman- teman, untuk
mendapatkan gambaran dan penguasaan yang lebih mendalam dan luas. Sehingga,
dengan baik.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
privat, tetapi tindak pidana korupsi sudah menjadi suatu fenomena. Tindak
pidana ini tidak hanya merugikan keuangan Negara, tetapi juga merupakan
tidak saja melibatkan pejabat bersangkutan, tetapi juga oleh keluarga dan
dengan pihak lain seperti keluarga, kroni dan para pengusaha, sehingga
ordenary).
Korupsi?
1.3 Tujuan
Korupsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Undang – Undang No. 31 tahun 1999 Jo Undang – Undang No.20 tahun
2001
Pasal I
1. Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik
Kepegawaian;
Pidana;
c. orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah;
d. orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan
e. orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan
Pasal 2
(1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling
(2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
keperluan pribadi
8
Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau
denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
keperluan pribadi.
Pasal 5
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5
(lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya; atau
mengurangi hukumannya.
9
b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau
(2) Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau
janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf b, dipidana dengan
Pasal 6
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan
diadili.
(2) Bagi hakim yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf a atau advokat yang menerima pemberian atau janji sebagaimana
10
dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana
Contoh : Hakim yang menerima uang untuk mengurangi masa tahanan tersangka
Pasal 7
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7
(tujuh) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp 350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah):
a. Pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau penjual
perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau
a;
c. Setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara Nasional
curang yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang; atau
11
Contoh : Orang yang menerima uang untuk melakukan pengadaan barang keperluan
Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan sengaja
Contoh : Pengawas yang menerima uang yang membiarkan rekanan yang melakukan
pengadaan barang keperluan TNI atau POLRI tidak sesuai spesifikasi pada anggaran
(2) Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang yang
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf c, dipidana dengan pidana
membiarkan rekanan yang melakukan pengadaan barang keperluan TNI atau POLRI
Pasal 8
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah), pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu,
12
dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena
jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil atau
digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut.
barang
Pasal 9
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5
(lima) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu
jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja
Contoh : Seseorang yang menerima uang untuk memalsukan tanda tangan dalam
pembukuan keuangan.
Pasal 10
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7
(tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp 350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) pegawai
negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan
umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja:
13
barang, akta, surat, atau daftar yang digunakan untuk meyakinkan atau membuktikan
membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut; atau
Contoh : Seseorang yang menerima uang karena ikut serta memalsukan tanda tangan
Pasal 11
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5
(lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal
diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena
menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan
dengan jabatannya.
Contoh : Pegawai negeri yang menerima uang untuk memproses akte tanah
14
Pasal 12
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit
a. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji,
padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau
disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya
c. hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara
Contoh : hakim yang menerima uang untuk mengurangi masa tahanan tersangka
menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan, menerima hadiah atau janji,
15
padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut untuk
mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan, berhubung dengan perkara
Contoh : Advokat yang menerima uang untuk memenangkan tersangka yang bersalah
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
f. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas,
penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri
atau penyelenggara negara yang lain atau kas umum tersebut mempunyai utang
Contoh : pejabat yang meminta stafnya untuk mengeluarkan uang kas kantor untuk
keperluan pribadi.
g. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas,
utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;
Contoh : pegawai negeri yang menerima uang setelah penyerahan barang pembelian
h. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas,
telah menggunakan tanah negara yang di atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah
sesuai dengan
undangan; atau
i. pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung
dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang
pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk
Pasal 12 B
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
gratifikasi;
Contoh : Pegawai negeri yang menerima uang dari perusahaan karena pekerjaannnya
17
(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda
Pasal 12 C
(1)Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B ayat (1) tidak berlaku, jika
(2)Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilakukan oleh
penerima gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak
(3)Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak tanggal menerima laporan wajib menetapkan gratifikasi
dapat menjadi milik penerima atau milik negara.(1) Ketentuan mengenai tata cara
penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan penentuan status
Pasal 13
Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri dengan
mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya,
atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan
tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau denda
Contoh : Pegawai negeri yang menerima kado yang tak sepantasnya pada acara
Pasal 2
Pasal 3
b. Suap Menyuap
c. Perbuatan Curang
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10 huruf a
Pasal 10 huruf b
Pasal 10 huruf c
e. Pemerasan
Pasal 12 huruf e
Pasal 12 huruf f
Pasal 12 huruf g
Pasal 12 huruf i
g. Gratifikasi
Pasal 11
Pasal 12 huruf a
Pasal 12 huruf b
Pasal 12 huruf c
Pasal 12 huruf d
Pasal 12 B dan 12 C
20
Pasal 13
Faktor Internal
Pada sifat rakus tersebut artinya manusia tidak mudah puas dengan apa yang
dimilikinya saat ini. Mereka cenderung merasa kurang dengan apa yang mereka
miliki dan hal tersebut akan mendorong manusia tersebut untuk melakukan
korupsi
Gaya hidup yang konsumtif yaitu dalam segi kehidupan mereka sehari – hari
berlebihan, atau dapat disubut juga dengan gaya hidup yang boros. Gaya hidup
yang semacam ini akan mendorong mereka untuk melakukan korupsi karena
apabia dari penghasilan mereka tidak mencukupi untuk memenuhi gaya hidup
Faktor internal yang menyebabkan korupsi salah satunya yaitu aibat modal
manusia yang kurang kuat. Artinya moral yang mereka miliki sangat kurang dan
Faktor Eksternal
a. Politik
21
kekuasaan tersebut. Factor politik terbagi menjadi dua yaitu kekuasaan dan
stabilitas politik.
b. Hukum
Pada faktor hukum dapat dilihat dari sistem penegakan hukum yang hanya pro
pada pihak pihak tertentu saja yang memiliki kepentingan untuk dirinya sendiri.
Faktor hokum juga dibagi menjadi dua, yaitu konsistensi penegakan hukum dan
kepastian hukum
c. Ekonomi
Faktor ekonomi juga salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi. Hal
tersebut dapat dilihat dari apabila gaji atau pendapatan seseorang tersebut tidak
juga terbagi menjadi dua, yaitu gaji atau pendapatan dan sistem ekonomi.
d. Organisasi
Diantaranya yaitu
- Pimpinan
- Akuntabilitas
a. Ekonomi
- Turunnya produktofitas
g. Terhadap Lingkungan
h. Terhadap Kesehatan
nilai yang paling utama dalam anti korupsi, karena tanpa kejujuran
seseorang tidak akan mendapat kepercayaan dalam berbagai hal,
termasuk dalam kehidupan sosial. Bagi seorang mahasiswa kejujuran
sangat penting dan dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan
kecurangan akademik, misalnya tidak mencontek, tidak melakukan
plagiarisme dan tidak memalsukan nilai. Lebih luas, contoh kejujuran
secara umum dimasyarakat ialah dengan selalu berkata jujur, jujur dalam
menunaikan tugas dan kewajiban, misalnya sebagai seorang aparat
penegak hukum ataupun sebagai masyarakat umum dengan membaya
pajak.
2. Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan
sekitar dan berbagai hal yang berkembang didalamnya.Nilai kepedulian
sebagai mahasiswa dapat diwujudkan dengan berusaha memantau
jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber
daya dikampus serta memantau kondisi infrastruktur di kampus. Selain
itu, secara umum sebagai masyarakat dapat diwujudkan dengan peduli
terhadap sesama seperti dengan turut membantu jika terjadi bencana
alam, serta turut membantu meningkatkan lingkungan sekitar tempat
tinggal maupun di lingkungan tempat bekerja baik dari sisi lingkungan
alam maupun sosial terhadap individu dan kelompok lain.
3. Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri berarti
dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada
orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal
yang penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tampa
kemandirian seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain.
25
4. Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada
peraturan. Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan
hidup yang disiplin. Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencpai
tujuan dengan waktu yang lebih efisien. Kedisiplinan memiliki dampak
yang sama dngan nilai-nilai antikorupsi lainnya yaitu dapat
menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai hal.
Kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan
mengatur waktu dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan dan
ketentuan yang berlaku, mengerjakan segala sesuatu dengan tepat
waktu, dan fokus pada pekerjaan.
5. TanggungJawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan
diperkarakan). Seseorang yang memiliki tanggung jawab akan memiliki
kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Seseorang yang
dapat menunaikan tanggung jawabnya sekecil apa-pun itu dengan baik
akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Penerapan nilai
tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk belajar
dengan sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik,
mengerjakan tugas akademik dengan baik, menjaga amanah dan
kepercayaan yang diberikan.
b.Prinsip-Prinsipantikorupsi
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.
Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan
main baik dalam bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure),
baik pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada level
26
a. Pencegahan
b. Penindakan
c. Edukasi
27
Kusuma dan Harini Wijoso. Pada kasus suap Mualyana, anggota KPU ini
telah ditangkap di hotel ibis Slipi Jakarta Barat, pada tanggal 8 april 2005 oleh
tim penyidik KPK. Saat itu mulyana dating ke kamar 609 untuk menemui
Suap ini adalah yang kedua kalinya, setelah suap pertama sejumlah
Rp. 150 juta diberikan pada tanggal 3 april 2005, di kamar hotel yang sama.
50 juta. Suap yang dilakukan Mulyana menjadi entry point untuk mengusut
kasus korupsi di tubuh KPU, dan terbukti ketua KPU Nazarudin Samsudin
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dan juga politik, serta dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas,karena
Tidak hanya pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak
pidana korupsi, baik di sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi
sudah menjadi suatu fenomena. Tindak pidana ini tidak hanya merugikan keuangan
Negara, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi
penting dan sangat diperlukan untuk menghindari praktik-praktik korupsi yang tidak
saja melibatkan pejabat bersangkutan, tetapi juga oleh keluarga dan kroninya, yang
apabila dibiarkan, rakyat Indonesia akan berada dalam posisi yang sangat dirugikan.
29
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Mahasiswa
undang – undang tentang tindak pidana korupsi, sehingga dapat mencegah dan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA