Disusun Oleh :
1. Azizah Ayu R. 202221118
2. Rahmad Anisa 202221121
3. Siti Maisaroh 202221123
4. Artine Aledyunita 202221124
5. Wulan Indah Sari 202221126
Penyusun
Daftar isi
Prakata........................................................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................7
A. Pengertian Korupsi dan Integritas.......................................................................................7
B. Faktor Penyebab Korupsi dan Integritas.............................................................................8
C. Nilai dan Prinsip Anti Korupsi.........................................................................................10
D. Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.............................................................................................15
E. Dampak dan Cara Penangangan Korupsi.........................................................................18
F. Upaya atau Cara Penanganan Korupsi..............................................................................19
BAB III.....................................................................................................................................21
A. Kesimpulan.......................................................................................................................21
B. Saran.................................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak lama korupsi sudah menyengsarakan masyarakat. Dahulu mungkin tidak terlalu
terdengar kata korupsi, tapi tidak berarti korupsi tidak ada.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian korupsi?
2. Apa saja bentuk – bentuk perilaku korupsi?
3. Apa saja dampak korupsi?
4. Upaya apa saja yang bisa memberantas korupsi?
5. Apa saja lembaga pengawasan korupsi?
6. Apa saja peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dalam
pemberantasan tindak pidana korupsi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui apa itu korupsi
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk – bentuk perilaku korupsi
3. Untuk mengetahui dampak dari adanya korupsi
4. Untuk mengetahui upaya pemberantasan korupsi
5. Untuk mengetahui apa saja lembaga yang menjadi pengawasan korupsi
6. Untuk mengetahui perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dalam
pemberantasan tindak pidana korupsi
7.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Prof. DR. H. Andi Hamza, SH menyatakan bahwa korupsi berasal dari bahasa latin
“corruption” atau “corruptus”, yang kemudian muncul dalam banyak bahasa Eropa,
Inggris, Perancis “corruption”, bahasa Belanda “Corruptie” yang kemudian muncul pula
dalam bahasa Indonesia “Korupsi”, jika kita merujuk pada kamus-kamus Indonesia-
Inggris maupun yang Inggris-Indonesia akan didapati bahwa arti kata korupsi itu ialah
busuk, buruk, bejat, dapat disogok, suka disuap. Jadi pada mulanya pengertian dalam arti
delik terbatas pada arti penyuapan saja.
Menurut Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang Nomor 24 Tahun 1960 tentang
Pengusutan, Penuntutan dan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi yang dimaksud dengan
korupsi adalah :
1. Tindakan seseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau
pelanggaran memperkaya diri sendiri atas orang lain atau suatu badan yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan atau perekonomian negara atau daerah atau
badan hukum lain yang mempergunakan modal dan kelonggaran-kelonggaran dari
negara atau masyarakat.
2. Perbuatan seseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau
pelanggaran, memperkaya diri sendiri atau orang lain atau badan yang dilakukan
dengan menyalahgunakan jabatan atau kedudukan.
Undang-undang nomor 3 tahun 1971 tentang tindak pidana korupsi, dihukum karena
tindak pidana korupsi adalah: a. barang siapa dengan melanggar hukum, melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara tau perekonomian negara. b.
barang siapa dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukannya, yang secara langsung atau tidak langsung dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.
Undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi:
1. Pasal 2(1), setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah)
2. Pasal 3, setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana seumur hidup atau penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling
sedikit Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak 1.000.000.000
(satu milyar rupiah)
3. Undang-undang nomor 20 tahun 2001, perubahan atas undang-undang nomor 31
tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi, bahwa pengertian pada pasal 2(1) dan
pasal 3 undang-undang nomor 31 tahun 1999, tidak mengalami perubahan kecuali
pasal 2(2), pasal 5, pasal 6, pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal 10, pasal 11 dan pasal 12,
rumusnya diubah dengan tidak mengacu dalam kitab undang-undang hukum pidana
tetapi langsung menyebutkan unsur-unsur yang terdapat dalam masing-masing kitab
undang-undang hukum pidana.
B. Bentuk Korupsi
Berkhianat, subversi, transaksi luar negeri ilegal, penyelundupan
1. Menggelapkan barang miliklembaga, swastanisasi anggaran pemerintah, menipu dan
mencuri
2. menggunakan uang yang tidak tepat, memalsukan dokumen dan menggelapkan uang,
mengalirkan uang lembaga ke rekening pribadi, menggelapkan pajak,
menyalahgunakan dana,
3. Menggunakan wewenangdan intimidasi, menyiksa, penganiayaan, memberi ampun
dan grasi tidak pada tempatnya.
4. Menipu dan mengecoh, mem beri kesan yang salah, mencurangi, memperdaya dan
memeras.
5. Mengabaikan keadilan, melanggar hukum, memberikan kesaksian palsu, menahan
secara tidak sah, menjebak
6. Tidak menjalankan tugas, desersi, hidup menempel pada orang lain seperti benalu.
7. Penyuapan dan penyogokan, pungutan, meminta komisi.
8. Menjegal pemilihan umum, memalsukan kartu suara, membagi-bagi wilayah
pemilihan umum agar bisa unggul.
9. Menggunakan informasi internal dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi,
membuat laporan palsu.
10. Menjual tanpa izin jabatan pemerintah, barang milik pemerintah dan surat izin
pemerintah.
11. Memanipulasi peraturan, pembelian barang persediaan, kontrak dan pinjaman uang.
12. Menghindari pajak, meraih laba berlebih-lebihan,
13. Menerima hadiah, uang jasa, uang pelicin dan hiburan, jalanan yang tidak pada
tempatnya.
14. Berhubungan dengan organisasi kejahatan, operasi pasargelap.
15. Perkoncoan, melindungi kejahatan.
16. Memata-matai secara tidak sah, menyalahgunakan komunikasi dan pos.
17. Menyalahgunakan stempel dan kertas surat kantor = rumah jabatan dan hak istimewa
jabatan.
Pemberantasan korupsi tidak akan dapat diatasi oleh para penegak hukum saja, tetapi
harus didukung oleh berbagai pihak yaitu mulai dari penegak hukum sendiri seperti
KPK, Kejaksaan Agung, Kepolisian, Advokat dan yang paling penting adalah dukungan
masyarakat agar dapat melaporkan korupsi yang terjadi, dengan catatan laporan tersebut
tidak didasarkan atas dendam pribadi, iri dan dengki terhadap seseorang, tetapi laporan
itu benar-benar harus kongkrit dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Berbagai elemen masyarakat di tanah air harus dapat memahami bersama menyangkut
pemberantasan korupsi dengan pemahaman tersebut maka negara yang kita cintai ini
akan berkembang lebih cepat karena pengelolaan keuangan negara dapat dilakukan
dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan dukungan dalam melaksanakan
pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemberantasan korupsi diperlukan pengawasan ketat terhadap penyelenggaraan negara
dan komponen masyarakat yang meng gunakan keuangan negara, seperti suatu badan
usaha yang bertindak sebagai pemborong dan lain sebagainya, sepanjang mereka me
lakukan kegiatan usaha dengan menggunakan keuangan negara. Kasus-kasus yang terjadi
misalnya menyangkut pengadaan barang, hal ini bila terjadi penunjukan langsung dan
mark up, maka yang akan diperiksa oleh badan-badan pengawasan adalah pihak instansi
dan pihak badan usaha tersebut.
Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan kewenangan dari pemerintah, maka
perlunya peran pengawasan dalam pemberantasan korupsi. Dr. Taufik Fffendi, (2006 -
14) dalam Jurnal Hukum dan HAM bidang pendidikan yang berjudul " Menjalin Sinergi
antara Lembaga Pengawasan Dalam Upaya Pemberantasan Korupsi" menyatakan bahwa
pengawasan dapat berperan sebagai berikut :
1. Memperkecil kesempatan (opportunities) terjadinya korupsi, upaya ini lebih bersifat
mencegah (preventive).
2. Membantu pengungkapan (expo sure) kasus korupsi me lalui audit yang diikuti tindak
lanjut, upaya ini lebih mengarah pada penindakan (repressive).
A. Kesimpulan
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” atau “corruptus”, yang kemudian
muncul dalam banyak bahasa Eropa, Inggris, Perancis “corruption”, bahasa Belanda
“Corruptie” yang kemudian muncul pula dalam bahasa Indonesia “Korupsi”, jika kita
merujuk pada kamus-kamus Indonesia-Inggris maupun yang Inggris-Indonesia akan
didapati bahwa arti kata korupsi itu ialah busuk, buruk, bejat, dapat disogok, suka disuap.
Macam-macam bentuk korupsi seperti berkhianat, subversi, transaksi luar negeri
ilegal, dan penyelundupan. Korupsi menimbulkan adanya biaya tinggi, tingkat
kemiskinan di tanah air makin membengkak, harga menjadi mahal, kepercayaan
masyarakat terhadap penguasa negara makin menurun, menggoyahkan sendisendi
kehidupan bangsa dan bernegara.
B. Saran
Saat ini persoalan korupsi bukan hanya menjadi isu lokal, melainkan menjadi isu
internasional. Bagi negara-negara sedang berkembang, keberhasilan menekan angka
korupsi merupakan sebuah prestasi tersendiri.Tindak pidana korupsi yang terjadi baik di
pusat maupun daerah akan memberikan andil bagi Indeks Persepsi Korupsi secara
nasional dan mempunyai dampak bagi negara Indonesia dimata internasional, oleh
karena itu mari kita berantas korupsi mulai dari diri sendiri, dari hal-hal yang kecil dan
mulai hari ini shingga negara kita menjadi bebas korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Badjuri. 2011. Peranan Komisi Pemberantasan Korupsi (Kpk) Sebagai Lembaga Ant
i Korupsi Di Indonesia. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (Jbe),, 84 – 96.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Ri. 2011. Pendidikan Anti Korupsi Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemendikbud.
Risnawati, Nita.2016.Upaya Pemberantasan Korupsi (Studi Komparatif tentang Kinerja
Lembaga Anti Korupsi di Indonesia dan Malaysia Tahun 2013 dan
2014).Jakarta.Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ruslin.2019. Dampak Dan Upaya Pemberantasan Serta Pengawasan Korupsi Di Indonesia. F
akultas Hukum Universitas Yos Soedarso Surabaya.
Tampubolon, Samuel Mangapul. 2014.Peran Pemerintah Dalam Upaya Pemberantasan Koru
psi Kaitannya Dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Lex Et Societatis, Vol. II.