Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR PENGERTIAN KORUPSI

Mata kuliah:Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi


Dosen pengampu: WINDY MAKMUR, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH: KELEMPOK 5


NUR FAT-HIYYAH PRATIWI/A50121014
WARODATUL ZANNAH/A50121010
SWEETLY NABILA LENGKONG/A50121084
JIHAN AZZAHRA/A50121066

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………
1. LATAR BELAKANG
MASALAH………………………………………………………………...

2. RUMUSAN
MASALAH………………………………………………………………...

3. TUJUAN
MASALAH…………………………………………………………….......
BAB II
PEMBAHASAN …………………………………………………………………
1. Pengertian
korupsi…………………………………………………………………...
2. Mengapa
korupsi?......................................................................................................
3. Tindak pidana
korupsi……………………………………………………………………
4. Penyebab orang melakukan
korupsi………………………………………………...............................
5. Upaya dan strategi pemberantasan korupsi di
indonesia……………………………………………..................................
6. Peran pemerintahan dalam memberantas korupsi.......................................
7. Upaya yang Dapat Ditempuh dalam Pemberantasan Korupsi.....................
8. Upaya Pencegahan (Preventif)....................................................................
9. Upaya Penanggulangan Kejahatan (Korupsi) dengan Hukum Pidana........
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………....
1.Kesimpulan…………………………………………………………………...
2.Saran.................……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT.yang sudah melimpahkan
rahmat,taufik,dan hidayahnya sehingga kami Menyusun makalah tugas
‘’konsep dasar pengertian korupsi’’ ini dengan sangat baik,serta tepat waktu.
Seperti yang sudah kita ketahui Bersama bahwa korupsi adalah Tindakan
memperkaya diri sendiri dan merugikan banyak pihat terutama masyarakat.
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang konsep dasar
pengertian korupsi .mudah mudahan makalah yang kami buat bisa membantu
menaikan pengetahuan kita menjadi lebih luas lagi.
Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan Dalam pembuatan makalah
ini, Oleh sebab itu,kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini
Kami juga berterimakasi kepada bpk windi Makmur dosen pengampu mk pen
karakter dan anti korupsi karna sudah mempercayakan kami untuk mengangkat
materi ini, atas perhatian dan waktunya,kami mengucapkan terima kasih.

PENULIS

Kelompok 5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Korupsi adalah salah satu Tindakan yang merugikan banyak pihak terutama
masyarakat ,Korupsi Dalam Indonesia sendiri sudah Dalam posisi yang parah
dan begitu mengakar Dalam sendi kehidupan,korupsi dari tahun ke tahun
semangkin meningkat baik dari kuantitas atau kerugian keuangan negara dan
kualitas yang semangkin sistematis,meningkatnya tindak pidana korupsi yang
tidak terkendali akan membawa bencana kehidupan perekonomian nasional dan
kehidupan berbangsa dan negara pada umumnya . Maraknya kasus korupsi di
indonesis tidak mengenal siapa,mengapa,dan bagaimana. Tindak pidana korupsi
merupakan perbuatan perbuatan yang sangat tercela,terkutuk dansangat di benci
oleh Sebagian masyarakat,tidak hanya masyarakat Indonesia tetapi Sebagian
masyarakat dunia,Oleh karena itu Tindakan korupsi tidak dapat lagi
digolongkan sebagai kejahatan biasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. apa penyebab kasus korupsi di Indonesia mengalami peningkatan?
2. Mengapa korupsi bisa merugikan masyarakat dan negara?
3. bagaimana kasus korupsi di Indonesia?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. mengetahui pengertian tentang korupsi
2. mengetahui mengapa korupsi sangat merugikan bagi masyarakat
Dan negara
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian korupsi
Korupsi berasal dari kata corruptus yang berati perubahan tingkah laku dari
baik menjadi buruk atau (to change from good to bad in morals,manners or
actions),secara hukum korupsi adalah ‘’sebuah perbuatan yang dilakukan
dengan tujuan memberikan keuntungan bagi dirisendiri yang tidak sesuai
dengan tugas resmi dan hak orang lain (an act done with an intent to give some
advantage inconsistent with official duty and the right of others)
Sesuai pasal 2 ayat (1) No.21 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi,menyebutkan bahwa ‘’setiap orang yang melawan hukum melakukan
Tindakan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara’’
Menurut Pius Abdullah dan Anwar Syarifudin Dalam kamus Bahasa Indonesia
korupsi adalah perbuatan mencelah seperti mengelapkan uang,menerima uang
sogok,dan sebaginya yang merugikan orang lain,jadi secara etimologis kata
korupsi berate kemerosotan dari keadaan yang semula baik,sehat,benar menjadi
menjadi penyelewengan busuk
Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dapat di temui dimana mana,sejarah
membuktikan setiap negara dihadapkan dengan masalah korupsi,jadi tidak
heran kasus korupsi berkembang berubah sesuai dengan tuntutan zaman

Mengapa korupsi?
Membahas korupsi selalu menarik untuk dibahas karna berbagai hal yang
pertama, korupsi merupakan Tindakan yang merugikan uang rakyat atau harta
negara yang sebenarnya harus digunakan sesuai kehendak rakyat atau peraturan
perundang undangan yang dibuat negara,kehajatan korupsi adalah kejahatan
yang luar biasa yang harus ditangani secara luar biasa melalui pengadilan
khusus,dan dengan hakim yang dilatih khusus,serta hukuman yang lebih berat.
sesuai UU No.20 Tahun 2001 tentang perubahan UU No.31 tahun
1999 tentang pemberantasan korupsi bahwa ‘’tindak pidana korupsi perlu
digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara
luar biasa’’.
Kedua, korupsi adalah penyakit masyarakat yang harus diberantas karna akan
menghancurkan sebuah negara bila tidak di basmi,sebagai penyakit,mka
penyelesaian nya tidak hanya dengan menghukum para pelakunya,tetapi seekali
adalah dengan menyembuhkan penyakit masyarakat yang menyebabkan tingkah
laku korupsi. Setelah kejahatan korupsi ditumpas melalui penegakan hukum
yang benar,maka tugas pemerintah dan masyarakat selanjutnya adalah membina
masyarakat melalui Pendidikan formal,Pendidikan masyarakat,
Ketiga,korupsi melibatkan orang orang yang seharusnya menjadi panutan
masyarakat dan dipercaya karena mereka adalah tokoh yang dipilih dan terpilih
dari kalangan terpelajar dan berpengetahuan,di sumpah menurut agama dan
kepercayaannya sebelum memangkuh jabatan,membiarkan korupsi merajalelah
akan melahirkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah atau
tokoh,sikap putus asa,kehilangan kepemimpinan publik,dan lain lain, sehingga
menyebabkan negara akan mati secara perlahan lahan.
Korupsi terjadi jika 3 (tiga) hal terpenuhi, yaitu:
1.seseorang memiliki kekuasaan termasuk untuk menentukan kebijakan publik
dan melakukan administrasi kebijakan tersebut
2.adanya economic rents, yaitu manfaat ekonomi yang ada sebagai akibat
kebijakan publik tersebut
3.system yang ada membuka peluang terjadinya pelanggaran oleh pejabat publik
yang bersangkutan. Kalau melihat parameter tersebut tindakan korupsi sebagian
besar terjadi di sektor publik dan dilakukan oleh pejabat publik.
Hal ini tentunya berkorelasi dengan dampak yang ditimbulkanya tentunya akan
dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu menurut Ian Mc Walters, SC5 dalam
bukunya yang berjudul Memerangi Korupsi; Sebuah Peta Jalan Untuk Indonesia
keseriusan dan keinginan suatu Negara untuk memberantas korupsi dapat dinilai
dari undang-undang yang ditetapkanya dan tindakan-tindakan pemerintahanya
dalam menerapkan undang-undang itu. Akan tetapi di Indonesia masih sangat
jauh untuk memerangi yang namanya korupsi, jangankan untuk memeranginya
untuk menjahuinya saja sangat jauh dari sebuah harapan bangsa untuk
membersihkan Negara Indonesia ini dari sebuah tindakan korupsi yang sangat
merugikan segala elemen maupun lapisan masyarakat yang ada di Indonesia
utamanya.
Tindak pidana korupsi

Menurut Undang-undang nomor 31 tahun 1999 Undang-undang Nomor 20 tahun


2001,maka tindak Pidana Korupsi itu dapat dilihat dari dua segi yaitu korupsi
Aktif dan Korupsi Pasif, Adapun yang dimaksud dengan Korupsi Aktif adalah
sebagai berikut :

 melawan hukum dan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
Korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
Negara (Pasal 2 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999)
 tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau Korporasi yang
menyalahgunakan kewenangan,kesempatan atau dapat merugikan
keuangan Negara,atau perekonomian Negara (Pasal 3 Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999)
 Memberi hadiah Kepada Pegawai Negeri dengan mengingat kekuasaan
atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya,atau oleh
pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan
tersebut (Pasal 4 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999)
Sendangkan korupsi pasif sebagai berikut:
 Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima pemberian atau
janji karena melakukan jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya (pasal 5 ayat (2) UU nomor 20,tahun 2001)
 Hakim atau advokat yang menerima pemberian atau janji yang
memengaruhi keputusan terkait dengan perkara yang diserahkan kepada
penggadilan untuk diadili (Pasal 6 ayat(2) UU no 20 tahun 2001)
Penyebab orang melakukan korupsi

Banyak penyebab terjadinya kasus korupsi di Indonesia antara lain:

 Pertama,minimnya gaji pejabat negara dan pegawai negeri secara umum


di bandingkan dengan kebutuhan hidupnya sehingga mendorong pihak
pihak yang kurang iman untuk menyalahgunakan kekuasaan
 Kedua,jiwa komunisme yang semangkin meningkat Dalam masyarakat
Indonesia sejak orde baru,terutama periklanan masal seperti kosmetik,dan
dunia hiburan membuat Sebagian orang tertarik kepada barang barang
yang tidak mungkin mereka beli dari pendapatan rutin
 Ketiga,lemahnya pengawasan masyarakat melalui Lembaga resmi
masyarakat maupun media penyaluran pendapat umum,seperti surat
kabar,tv,yt,majalah khutbah,rapat umum dan lain lain
 Keempat, rekuitmen pejabat negara yang kurang memperhatikan
intregritas pribadi dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa
 Kelima,lemanya penegakkan hukum secara umum, dimana orang
bersalah tidak mendapat hukuman yang wajar dan pencari keadilan sulit
mendapatkan keadilan yang tidak memihak

Upaya dan strategi pemberantasan korupsi

Di indonesia

Sebagai extraordinary crime, pemberantasan tindak pidana korupsi harus


dilaksanakan secara tegas, konsisten, dan tidak diskriminatif. Selain itu,
diperlukan keterpaduan dan kebersamaan antar penegak hukum dalam rangka
pemberantasan tindak pidana korupsi. Pemberantasan tindak pidana korupsi
secara tegas dapat dilakukan antara lain melalui penjatuhan pidana mati,
penjatuhan pidana tambahan berupa pencabutan hak politik, dan penjatuhan
pidana bagi pelaku korporasi. Singkat kata pemberantasan tindak pidana korupsi
harus dilaksanakan secara komprehensif, masif, integral, dan holistik. Dengan
demikian diharapkan dapat meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat,
investor, martabat bangsa, serta menimbulkan efek jera dan mengoptimalkan
pengembalian keuangan negara.

Upaya Taktis dan Langkah Strategis Pemberantasan Korupsi Pemberantasan


korupsi merupakan prioritas utama guna meningkatkan kesejahteraan rakyat
dalam rangka ketahanan nasional. Oleh karena itu kebijakan pemerintah dalam
pemberantasan korupsi harus ditindak lanjuti dengan strategi yang
komprehensif agar benar-benar dapat tercapai hasil yang diharapkan. Secara
garis besar, upaya taktik dan strategi yang komprehensif dalam pemberantasan
korupsi tersebut meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

 Perubahan Mental Model atau Perilaku Aparatur


 Penyempurnaan dan Peningkatan Kualitas
 Mental Model

Pemberantasan korupsi merupakan salah satu agenda penting


pemerintah dalam rangka membersihkan diri dari korupsi, kolusi dan
nepotisme. Korupsi merupakan kejahatan luar biasa dan sistematis
sehingga diperlukan upaya yang luar biasa pula dalam memberantasnya.
Selain menjadi agenda nasional, pemberantasan korupsi juga merupakan
agenda internasional. Keberadaan lembaga anti korupsi memiliki nilai
yang sangat strategis dan politis bagi pemerintahan suatu negara. Saat ini
persoalan korupsi bukan hanya menjadi isu lokal, melainkan menjadi isu
internasional. Bagi negara-negara sedang berkembang, keberhasilan
menekan angka korupsi merupakan sebuah prestasi tersendiri. Hal ini
akan berdampak pada arus investasi asing yang masuk ke negara tersebut.
Negara-negara dengan tingkat korupsi tinggi tentunya akan kehilangan
daya saing untuk merebut modal asing yang sangat dibutuhkan oleh
negara yang sedang berkembang. Negara-negara maju dan lembaga donor
internasional sangat menaruh perhatian terhadap peringkat korupsi yang
dikeluarkan oleh lembaga survei internasional seperti Transparancy
International dan PERC. Oleh karena itu Pemerintah Indonesia sangat
memberi perhatian serius dalam upaya pemberantasan korupsi. Salah satu
upayanya adalah membentuk lembaga anti korupsi yang diberi nama KPK.

Peraturan-peraturan tentang pemberantasan korupsi silih berganti, selalu


orang yang nbelakangan yang memperbaiki dan menambahkan, namun korupsi
dalam segala bentuknya dirasakan masih tetap merajalela. Istilah korupsi
sebagai istilah hukum pengertian korupsi adalah perbuatan-perbuatan yang
merugikan keuangan dan perekonomian Negara atau daerah atau badan hukum
lain yang mempergunakan modal atau kelonggaran yang lain dari masyarakat,
sebagai bentuk khusus daripada perbuatan korupsi. Oleh karena itu, Negara
memandang bahwa perbuatan atau tindak pidana korupsi telah masuk dan
menjadi suatu perbuatan pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas,
tidak hanya merugikan keuangan Negara dan daerah, tetapi juga telah
merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat
secara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan
yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa
Peran Pemerintah dalam Memberantas Korupsi

Partisipasi dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam


mengawali upaya-upaya pemerintah melalui KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) dan aparat hukum lain. KPK yang ditetapkan
melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk mengatasi, menanggulangi,
dan memberantas korupsi, merupakan komisi independen yang
diharapkan mampu menjadi “martir” bagi para pelaku tindak KKN.
Adapun agenda KPK adalah sebagai berikut :
a.Membangun kultur yang mendukung pemberantasan korupsi
b.Mendorong pemerintah melakukan reformasi public sector dengan
mewujudkan good governance.
c.Membangun kepercayaan masyarakat
d.Mewujudkan keberhasilan penindakan terhadap pelaku
korupsi besar
e.Memacu aparat hukum lain untuk memberantas korupsi

Upaya yang Dapat Ditempuh dalam Pemberantasan Korupsi

Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak


korupsi di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
a.Upaya pencegahan (preventif)
b.Upaya penindakan (kuratif)
c.Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa
d.Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Upaya Pencegahan (Preventif)

a.Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan


pengabdian pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan
agama.

b.Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.

c.Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki
tanggung jawab yang tinggi.

d.Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua.

e.Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.

f.Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab
etis tinggi dan dibarengi sistem control yang efisien.

g.Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.

Upaya Penanggulangan Kejahatan (Korupsi) dengan Hukum Pidana

Kebijakan penanggulangan kejahatan atau yang biasa dikenal dengan istilah


politik kriminal atau criminal policy oleh G. Peter Hoefnagels dibedakan
sebagai berikut (Nawawi Arief : 2008) :

1. kebijakan penerapan hukum pidana (criminal law application);


2. kebijakan pencegahan tanpa hukum pidana (prevention without punishment);
3. kebijakan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan
dan pemidanaan lewat mass media (influencing views of society on crime and
punishment / mass media) (atau media lainnya seperti penyuluhan, pendidikan
dll : tambahan dari penulis).
Melihat pembedaan tersebut, secara garis besar upaya penanggulangan
kejahatan dapat dibagi menjadi 2 (dua) yakni melalui jalur penal (dengan
menggunakan hukum pidana) dan jalur non-penal (diselesaikan di luar hukum
pidana dengan sarana-sarana non-penal). Secara kasar menurut Barda Nawawi
Arief, upaya penanggulangan kejahatan melalui jalur penal lebih
menitikberatkan pada sifat repressive (penumpasan/penindasan/pemberantasan)
sesudah kejahatan terjadi, sedangkan jalur non-penal lebih menitikberatkan
pada sifat preventif (pencegahan). Dikatakan secara kasar, karena tindakan
represif juga dapat dilihat sebagai tindakan preventif dalam arti luas (Nawawi
Arief : 2008).
Sifat preventif memang bukan menjadi fokus kerja aparat penegak hukum.
Namun untuk pencegahan korupsi sifat ini dapat ditemui dalam salah satu tugas
dari Komisi Pemberantasan Korupsi yang memiliki Deputi Bidang Pencegahan
yang di dalamnya terdapat Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat.

Dalam melakukan analisis atas perbuatan korupsi dapat didasarkan pada 3


(tiga) pendekatan berdasarkan alur proses korupsi yaitu :
- Pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi (Preventif)
- Pendekatan pada posisi perbuatan korupsi terjadi (Deduktif)
- Pendekatan pada posisi setelah perbuatan korupsi terjadi (Represif)

Dalam tulisan Marx, German Ideology,beliau merumuskan suatu premis


dasar bahwa bidang ekonomi menentukan pemikiran manusia, Mengapa
ekonomi? Karena Marx hendak konsisten dengan dalilnya mengenau dialektika
materi. Baginya materi ini dapat diidentikan sebagai ekonomi. Kondisi ekonomi
seseorang yang kemudian membentuk kesadaran seseorang tersebut. Sehingga
pandangan seseorang mengenai dunia ditentukan oleh posisi ekonominya (Marx:
posisi kelasnya). Seseorang yang berada pada kelas yang terhormat tentu
memiliki pandangan dan wawasan yan berbeda dengan orang yang berada pada
kelas bawah. Perbedaan inilah yang kemudian menimbulkan konflik seperti
halnya tindak Korupsi yag dilakukan oleh kalangan yang berada pada kelas atas
sehingga menimbulkan perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan
yang mengenai status,kekuasaan, dan sumber-sumber kekayaan yang
persediaannya tidak mencukupi sehingga tindak korupsipun akan terjadi, karena
kepentingan dari pihak yang berkuasa pasti berbeda dengan kepentingan dari
pihak lemah sehingga ada celah-celah kesempatan untuk bisa melakukan tindak
korupsi tanpa memikirkan kaum yang berada di bawah (kaum lemah).
Hal penting dalam Teori Konflik yang pertama adalah Kekuasaan, di mana
setiap kemampuan untuk memenangkan kemauan sendiri, juga kalau kemauan
itu sendiri harus bertentangan dengan kemauan orang lain, seperti halnya
korupsi yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa itu muncul berawal dari konsep
dan minusnya kekuasaan yang selalu hadir dalam suatu relasi. Yang kedua
adalah Kepentingan, masyarakat terdiri dari kelas-kelas. Kelas yang tentu
mempunyai perbedaan
Kepentingan dengan kelas yang lain. Pihak penguasa memiliki kepentingan
untuk mempertahankan apa yang dimilikinya, sedangkan pihak bawah akan
cenderung mengadakan suatu perubahan. Bisa saja orang yang melakukan
tindak korupsi yang berada pada kelas atas mempertahankan jabatan dan
wewenang yang dimilikinya sedangkan pihak yang berada pada kelas bawah
ingin melakukan perubahan atas tindakan pihak kelas atas yang dianggap
menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang untuk kepentingan pribadi,
sehingga pihak bawah merasa keadilan Negara terhadap rakyat kelas bawah
kurang, serta tindakan tersebut dianggap merugikan mereka karena hak keungan
Negara yang harusnya digunakan untuk mensejahterakan mereka digelapkan
oleh pihak kelas atas ang tidak bertanggung jawab.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam
perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan
menggunakan kekuasaannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk
kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan
pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya
pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan
lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia,
serta struktur ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu
bentuk, sifat,dan tujuan. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang
diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara.

Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan
pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Ada 3 hal menurut saya
yang harus dilakukan guna mengurangi sifat dan perilaku masyarakat untuk
korupsi, anatara lain;
• menaikkan gaji pegawai rendah dan menengah,
• menaikkan moral pegawai tinggi, serta
• legislasi pungutan liar menjadi pendapat resmi atau legal.
DAFTAR PUSTAKA

Journal Bisnis dan Ekonomi 18 (1), 2011

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.


Dewantara, A. (2017). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong
(Indonesia dalam Kacamata Soekarno).

FF Busroh - LEX PUBLICA, 2017 - academia.edu

Ka'ba Rifyal jurnal hukum dan pembangunan,2007 korupsi di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai