Anda di halaman 1dari 37

SOSIALISASI PENTINGNYA MINUM AIR PUTIH 8 GELAS SEHARI

UNTUK MENCEGAH DEHIDRASI

MUHAMMAD MAULANA ZIA ULHAQ


A14.2017.02584
A14.7502

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini banyak orang yang berlomba-lomba dalam memperbaiki


kehidupannya entah dalam bidang ekonomi, sosial dan pendidikan. Mulai anak
sekolah yang memperbaiki nilainya sampai orang dewasa yang bekerja terus
menerus untuk mendapat penghasilan yang tinggi, tapi dengan usaha yang kerasa
itu masih banyak masyarakat yang menyepelekan kesehatan, Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan, dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan, dan persalinan.
Walaupun tidak ada ada tanda-tanda bahwa tubuh mulai sakit, masayarakat harus
sebisa mungkin menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat dengan
makan-minuman yang cukup, namun kenyataanya walaupun tubuh terlihat sehat
masih banyak yang tidak menerapkan pola hidup sehat, seperti kurangnya minum
air putih sehingga tubuh kekurangan air dan terjadilah dehidrasi. Dehidrasi adalah
suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang disertai dengan output yang
melebihi intaks sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang (Drs. Syaifuddin,
1992).

Menurut laman www.ihwg.or.id atau Indonesia Hydration Working Group


menunjukkan 40% kelompok masyarakat Indonesia mengalami dehidrasi ringan.
setelah tahun-tahun sebelumnya diteliti oleh THIRST ada di angka 46%. Sisanya
tergolong cukup mengonsumsi air putih. Dehidrasi ringan sendiri merupakan
keadaan dimana seseorang kehilangan cairan 2-5% dari berat badan semula. Tanda
ciri dehidrasi yang masuk dalam kategori ini bisa kita kenali dengan gejala-gejala
semacam mulut dan bibir kering serta lengket, turgor kulit normal, denyut jantung
meningkat, tenggorokan kering, sakit kepala. Kandungan air di dalam tubuh
manusia yang sehat adalah lebih dari 60% total berat badan. Kandungan air yang
ideal di dalam tubuh berfungsi untuk membantu kerja sistem pencernaan,
mengeluarkan kotoran dan racun dari dalam tubuh, sebagai pelumas dan bantalan
untuk persendian, melembapkan jaringan-jaringan pada telinga, tenggorokan, dan
juga hidung, serta sebagai media transportasi nutrisi untuk sel-sel tubuh dan
menjaga kulit tetap sehat.

Masyarakat Indonesia masih sering melakukan suatu tindakan yang tidak


disadari yang dapat merugikan diri sendiri misalnya lebih memilih meminum
cairan selain air putih seperti teh dan kopi karena alasan sudah terbiasa, aktivitas
lain yang tidak disadari juga lebih suka di ruangan ber-AC dengan alasan ingin
ngadem atau berteduh, udara yang tinggi di ruangan ber-AC membuat seseorang
merasa tidak haus kendati tubuh tetap membutuhkan cairan untuk mendukung
kinerja organ tubuh. Dehidrasi terkadang dianggap sebagai permasalahan kondisi
tubuh yang tidak perlu ditangani secara serius, dan kebanyakan anak-anak dan
remaja menganggapnya sebagai haus biasa.

Dalam Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang merupakan panduan gizi


seimbang harian Indonesia), mencantumkan anjuran untuk minum sedikitnya 2000
ml yaitu setara dengan 8 gelas per hari. Hal ini belum sepenuhnya diaplikasikan
oleh anak remaja Indonesia.Kebanyakan remaja sekarang sudah jauh dari pola
hidup sehat, dalam hal ini mengenai kurangnya asupan air minum bagi
tubuhnya.Mereka sangat jelas kurang asupan air minum bagi tubuhnya setiap
harinya, karena kebiasaan mereka yaitu jarang minum air, kebanyakan alasan
remaja jarang minum air karena malas dan sering lupa (Devi, 2012).

Dari semua hal tersebut, penulis ingin membuat sosialisasi tentang


pentingnya minum air putih 8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi yang
ditujukan untuk semua kalangan masyarakat Indonesia khususnya di Kota
Semarang dengan tujuan untuk menjaga kesehatan cairan dalam tubuh melalu
sebuah sosialisasi, Jika minum air putih 8 gelas sehari diterapkan sejak dini maka
kesehatan dan cairan dalam tubuh akan selalu terjaga sehingga tidak terkena
dehidrasi dan hal itu akan menjadi sebuah kebiasaan aktifitas yang positif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah


sebagai Bagaimana mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya hidup
sehat dengan minum air putih 8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi ?

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini adalah untuk mensosialisasikan kepada


masyarakat akan pentingnya minum air putih 8 gelas sehari untuk mencegah
dehidrasi agar cairan dalam tubuh selalu selalu terpenuhi sehingga akan selalu
terjaga kesehatannya dan terhindar dari masalah dehidrasi.

1.4 Manfaat Perancangan

Perancangan ini diharapkan mampu untuk memberikan manfaat bagi :

1.4.1 Manfaat Bagi Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat khususnya orang dewasa bisa mengajarkan ke


orang yang lebih muda seperti anak, saudara, adik untuk menerapkan pola
hidup sehat dengan minum air putih 8 gelas sehari untuk mencegah
dehidrasi.

1.4.2 Manfaat Bagi Klien

Rancangan Sosialisasi ini bisa diaplikasikan kedalam program kampanye


kepedulian terhadap kesehatan tubuh dengan memenuhi cairan tubuh untuk
mencegah dehidrasi, target audiense sosialisasi ini adalah semua kalangan
masyarakat.

1.4.3 Manfaat Bagi Dunia Akademis

Penelitian ini bisa bermanfaat bagi akademis khususnya sebagai bahan


referensi mahasiswa ataupun dosen dalam melakukan penelitian yang
sama dengan tema penelitian ini.

1.4.4 Manfaat Dunia Kesehatan

Penelitian ini bisa bermanfaat bagi akademis khususnya sebagai bahan


referensi dibidang kesehatan atau kedokteran dalam mencari informasi.

1.4.5 Manfaat Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis itu sendiri yaitu mampu melakukan penelitian


terhadap masalah yang ada disekitar kita dan bisa membuat sebuah
rancangan solusi terhadap masalah tersebut.

1.5 Batasan Masalah

Dalam perancangan sosialisasi ini permasalahan yang diangkat akan


dibatasi yaitu meliputi target audiens semua kalangan masyarakat dari masih bayi
sampai lanjut usia, dengan wilayah mencakup seluruh Indonesia, permasalahan
yang ada dalam sosialisasi itu berdasarkan perilaku masyarakat yang tidak
memperhatikan kebutuhan cairan dalam tubuh dan menganggap itu adalah sebuah
rasa haus belaka.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Teori Kesehatan

Kesehatan ialah keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan


dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Sedangkan dalam
Piagam Ottawa dikatakan bahwa kesehatan merupakan sumber daya bagi
kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan ialah konsep
positif yang menekankan pada sumber daya pribadi,sosial dan
kemampuan fisik. Kesahatan fisik tidak serta merta dibiarkan begitu saja
namun juga ditunjang dengan berolahraga, makan makanan yang sehat
dan memenuhi cairan dalam tubuh seperti minum. Cairan sangat penting
bagi tubuh manusia, terutama yang berasal dari air putih. Tanpa cairan,
tubuh akan dehidrasi, lemah, dan kesehatan pun akan terganggu.

Dehidrasi adalah gangguan dalam hal keseimbangan cairan atau


air pada tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan pengeluaran air lebih banyak
dibanding pemasukan (Seperti halnya minum). Gangguan kehilangan
cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit
dalam tubuh. Dehidrasi, yang berrti kekurangan cairan tubuh berfungsi
membantu kerja organ dalam tubuh (Arief, 2008).

Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, yang dibagi


menjadi: (a). Dehidrasi ringan, apabila terjadi kehilangan cairan < 5%
BB; (b). Dehidrasi sedang, apabila terjadi kehilangan cairan 5-10% BB;
(c). Dehidrasi Berat, apabila terjadi kehilangan cairan >10-15% BB
(Vivian, 2011).
Pada sekarang ini menunjukkan banyaknya 46,1 % kelompok
masyarakat Indonesia mengalami dehidrasi ringan. Sisanya tergolong
cukup mengonsumsi air putih. Dehidrasi ringan sendiri merupakan
keadaan dimana seseorang kehilangan cairan 2-5% dari berat badan
semula.

Diare dengan dehidrasi ringan mempunyai tanda-tanda sebagai


berikut:(a). Gelisah, rewel, atau mudah marah; (b). Mata cekung; (c).
Haus, minum dengan lahap; (d). Nadi cepat; (e). Ubun-ubun cekung; (f).
Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat (Maryunani A, 2010).

2.1.2 Teori ILM

Iklan Layanan Masyarakat atau yang dikenal juga dengan


singkatannya yaitu ILM adalah suatu jenis periklanan yang dilakukan
oleh suatu organisasi komersil dan non komersil (terkadaang juga
digunakan oleh media pemerintah) yang berguna untuk mencapai suatu
tujuan sosial terutama untuk kesejahteraan ataupun kebaikan masyarakat.

Iklan Layanan Masyarakat menurut Bittner ialah “ Iklan Layanan


Masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non profit, jadi iklan ini tidak
bertujuan untuk mencari keuntungan samata akibat pemasangannya
kepada khlayak” (Liliweri, 1992:31)

Umumnya Iklan Layanan Masyarakat bertujuan memberikan


informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam
rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi,
bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan.

Adapun Definisi Iklan Layanan Masyarakat menurut Cromton dan Lamb


ialah sebagai berikut:
“Iklan Layanan Masyarakat adalah suatu jenis iklan yang dibuat dengan
biaya yang tidak besar dan tidak komersial yang bertujuan untuk
mempromosikan suatu program ; kegiatan yang diadakan oleh
pemerintah atau digunakan oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan
yang non profit dan sebagai iklan yang berfungsi untuk kepentingan
masayarakat, tidak termasuk acara prakiraan cuaca dan iklan promosi
produk” (Kasali, 1995 : 201).

Iklan layanan masyarakat tidak terlalu terikat pada penatan yang


ketat, perancangan pesan yang rumit, pemilihan media yang sesuai,
sampai pada penentuan khalayak sasaran maupun pemilihan tempat dan
waktu yang pas.

Menurut Ad Council, terdapat dewan periklanan dari negara


Amerika Serikat yang memelopori Iklan Layanan Masyarakat, adapun
kriteria yang dipakai untuk menentukan kampanye pelayanan masyarakat
adalah :

a. non-komersial ( Tidak mencari keuntungan )

b. tidak bersifat keagamaan

c. non-politik

d. berwawasan nasional

e. diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat

f. diajukan oleh organisasi yang telah diakui atau diterima dapat


diiklankan dan mempunyai dampak dan kepentingan tinggi
sehingga patut memperoleh dukungan media lokal maupun
nasional (Kasali, 1995 : 202).
2.1.3 Teori Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep


komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam
berbagai media komuikasi visual dengan mengolah elemen desain.
(Sumbo, 2009).

Menurut Danton Sihombing, bahwa desain grafis mempekerjakan


berbagai perangkat seperti marka, simbol, uraian verbal yang ditampilkan
lewat tipografi dan gambar. Visualisasi tersebut ditampilkan baik dengan
teknik fotografi ataupun ilustrasi. Dan juga, beberapa perangkat tersebut
diterapkan dalam dua fungsi, sebagai perangkat visual dan perangkat
komunikasi.

Desain grafis tidak hanya menyangkut unsur-unsur grafis lagi,


sehingga Supriyono (2010:9) berpendapat bahwa Istilah Desain
Komunikasi Visual dianggap lebih dapat menampung perkembangan
desain grafis yang semakin luas. Desain komunikasi (communication
design) merupakan subdisiplin dari desain yang menitikberatkan pada
penyampaian informasi kepada publik melalui media apapun, bukan
hanya media cetak.

DKV adalah saga dari desain grafis yang telah menempuh


perjalanan panjang dari sekitar tahun 1400-an, ketika seorang ilmuan
Jerman menemukan mesin cetak. Supriyono (2010) mengungkapkan
bahwa cikal bakal desain grafis tidak bisa dilepaskan dari peran Johannes
Guttenberg (1400-1468), seorang ilmuwan Jerman penemu mesin cetak.

Dalam perkembangannya selama beberapa abad, menurut Cenadi


(1999:4) desain komunikasi visual memiliki tiga fungsi dasar, yaitu
sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan intruksi serta
sebagai sarana presentasi dan promosi.
A. Teori Gestalt

Teori gestalt yang berisi sebuah teori psikologi mengatakan


bahwa seseorang dapat mempersepsikan apa yang telah dilihat dari
lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh. Di dalam buku
“mendesain logo” (Rustan, 2009:49) mengatakan bahwa prisnsip
Gestalt sering diterapkan dalam logo diantaranya yaitu :

a. Proximity: Kedekatan posisi pada objek yang saling berdekatan


posisinya sehingga dapat dikelompokkan sebagai suatu kesatuan
b. Closure: Penutupan bentuk pada suatu objek sehingga dapat
dianggap utuh walaupun bentuknya tidak tertutup sepenuhnya.
c. Similarity: Kesamaan bentuk yang dimiliki, yaitu objek yang
bentuk dan elemennya mirip akan dikelompokan menjadi sebuah
kesatuan.
d. Continuity: Kesinambungan pola pada objek yang akan
dipersepsika sebagai kelompok karena adanya kesinambungan pola
satu sama lainnya.
e. Figure ground: Suatu objek dengan permainan foreground dan
background. Sehingga masing-masing dapat diidentifikasi sebagai
objek tanpa harus membentuknya menjadi solid.
B. Teori Elemen Desain
1. Layout; adalah struktur pengaturan yang mengayomi suatu
tampilan informasi, seperti pada buku, majalah, website dan
media lainnya. Smith (1985) dalam Sutopo (2002: 174)
mengatakan bahwa proses membuat layout berarti merangkaikan
unsur rupa menjadi susunan yang baik, sehingga tujuan yang
diinginkan dapat tercapai.
a. Axial Layout: Tata letak yang memiliki tampilan visual yang
kuat di tengah halaman dengan tampilan element pendukung
di sekeliling gambar utama biasanya berupa gambar atau
tulisan yang berhubungan dengan tampilan di tengah halaman
sebagai titik pusatnya.
b. Mondrian Layout : jenis design yang mengacu kepada karya
Piet Modrian seorang pelukis asal Belanda, memiliki design
yang Asimetris, menggunakan warna dasar merah ,kuning
,biru serta garis hitam sebagai pemisah antar ruangn, unsur
gambar di tempatkan dalam bidang segi empat.
c. Picture Window Layout: Tampilan gambar yang besar
menjadi ciri utama tata letak ini, dan di ikuti dengan headline
,keterangan gambar hanya memiliki porsi yang kecil
d. Frame Layout : Menggunakan bingkai sebagai unsur utama
design ini, dimana pesan atau gambar utama diletakan di
dalam bingkai, atau bingkai tersebut menjadi tema dalam
design yang digunakan.
2. Tipografi; Frank Jefkins (1997: 248) Tipografi yang baik
mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, desain huruf
tertentu dapat menciptakan gaya dan karakteristik yang sesuai
untuk subjek iklan. Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang
sangat mempengaruhi keberhasilan :
a. Legibility
Kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat
terbaca.
b. Clarity
Kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya
desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang
dituju.
c. Visibility
Kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya
desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca
tertentu.
d. Readibility
Penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya
dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas.
3. Ilustrasi; Ilustrasi dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang
dihasilkan dengan tangan atau gambar, dan ilustrasi yang
dihasilkan oleh kamera atau fotografi (Wirya, 1999: 32).
Terkadang ahli lain memecah unsur ini menjadi: 1. Ilustrasi, 2.
Fotografi.
4. Poster; Menurut Sudjana dan Rivai Pengertian poster adalah
rancangan kombinasi visual yang kuat dan tersusun dari beberapa
warna dan pesan yang bertujuan untuk menarik perhatian banyak
orang, namun hanya sebatas untuk diingat. Jika orang yang
melihat sebuah poster lama dalam menangkap pesan dari poster,
maka akan semakin lama dia mengingatnya. Makna poster adalah
plakat yang dipasang pada tempat-tempat umum yang berisi
sebuah pengumunan atau iklan (KBBI)
5. Warna; adalah elemen penting yang berdampak besar pada suatu
desain. Pemilihan warna yang harmonis akan menghasilkan kesan
tertentu dan tampak indah. Francois d’Aguilon’s (1613)
mencetuskan teori percampuran warna. Dalam teorinya warna
putih dan hitam adalah warna primer, merah, kuning dan biru
adalah warna dengan kedudukan yang tinggi. Disini juga dapat
dicermati bahwa pendapatnya mengenai hitam dan putih adalah
warna masih terbelenggu oleh kebiasan gelap-terang dan warna.
Hitam dan putih bukanlah warna, melainkan varian dari gelap dan
terang (value).

2.2 Perancangan Relevan

Terdapat beberapa perancangan sebelumnya yang menjadi referensi untuk


perancangan ini, yaitu :

1. Merita, M., & Djayusmantoko, D. (2019). SADAR PURI UNTUK


MENCEGAH DEHIDRASI PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 KOTA
JAMBI. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 1(1), 1-5.
Menciptakan media/leaflet dan modul yang efektif dan inovatif dalam
menyampaikan pesan sadar PURI pada remaja di SMA N 5 Kota Jambi.
Media utama yang digunakan dalam sosialisasi sadar puri ini adalah event,
dengan menggunakan media pendukung berupa leaflet dan modul yang
menyesuaikan karakiteristik target audience. Kemudian, pemahaman diberikan
dengan cara mengambil sampel urine dari beberapa anak dan diberi
pengetahuan dengan melihat indikator dehidrasi,Dengan demikian, diharapkan
rancangan sisialisasi ini akan membantu para anak remaja untuk menjaga cairan
dalam tubuh agar tehindar dari dehidrasi.
Kesimpulan :
Dari perancangan relevan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang sangat jelas, perancangan diatas batasan masalah hanya mencakup suatu
tempat saja, dan keterbatasan media dalam menyampaikan informasi ,
sedangkan penelitian yang penulis buat tidak ada masalah pada batasan masalah
karena mencakup seluruh msayarakat Indonesia, lalu untuk medianya berupa
poster, karena saat ini teknologi juga berkembang jadi penyebaran poster juga
lebih mudah, selain di informasikan langsung secara nyata namun juga bisa
disebarkan melalui media sosial.
2.2 Kerangka Pemikiran

JUDUL
SOSIALISASI PENTINGNYA MINUM AIR PUTIH 8 GELAS SEHARI UNTUK
MENCEGAH DEHIDRASI

Latar Belakang
Pada saat ini setidaknya 40% kelompok masyarakat Indonesia mengalami dehidrasi
ringan. Sisanya tergolong cukup mengonsumsi air putih. Dehidrasi ringan sendiri
merupakan keadaan dimana seseorang kehilangan cairan 2-5% dari berat badan
semula

SOLUSI
Menghasilkan perancangan ILM mengenai menjaga kesehatan agar memenuhi
cairan dalam tubuh dengan cara minum air putih 8 gelas sehari untuk mencegah
dehidrasi

PENCARIAN DATA (KUALITATIF)

ANALISIS DATA (METODE FRAMING)

KONSEP KREATIF (KONSEP MEDIA & VISUAL)

PROSES DESAIN

FINAL DESAIN
BAB III

METODE PERANCANGAN DAN ANALISIS DATA

3.1 Metode Perancangan

Pendekatan adalah suatu aksi yang dilakukan untuk mengadakan penelitian,


sedangkan didalam perancangan terdapat metode perancangan. Metode
perancangan digunakan untuk memudahkan mengembangkan ide rancangan
sosialisasi pentingnya minum air putih 8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi di
Indonesian adalah Metode Kualitatif. Metode kualitatif adalah analisis dengan
mengumpulkan data berupa cerita rinci atau keadaan sebenarnya. Dengan kata
lain, dalam metode ini akan mengembangkan, menciptakan, menemukan dari
konsep teori yang sudah ada. Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata,
skema, dan gambar. Data kualitatif penelitian ini berupa nama dan alamat obyek
penelitian (Sugiyono, 2015)

3.1.1 Metode Pengumpulan Data

1. Data Sekunder

Pada data sekunder didalamnya terdapat data – data yang telah


tersedia sebelumnya dan data tersebut dapat diperoleh dengan cara tidak
langsung oleh peneliti / penulis. Cara memperoleh data tersebut yaitu
dengan membaca, mendengarkan atau melihat suatu data yang berkaitan
dengan perancangan ini.

3.1.2 Metode Analisa

Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literature ilmu


komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan
aspek-aspek khusus sebuah berita oleh media. Dalam ranah studi
komunikasi, analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan
pendekatan untuk menganalisis fenomena atau aktivitas komunikasi.
Analisis framing digunakan unutk membedah cara-cara saat
mengkonstruksikan fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi,
penonjolan, dan tautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih
menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk mengiring interpretasi
khalayak sesuai perspektifnya

3.2 Identifikasi Data

3.2.1 Data Permasalahan

Bertambahnya jumlah angka masyarakat yang kekurangan cairan


dalam tubuh akan mengakibatkan permasalahan kesehatan seperti dehidrasi
yang diakibatkan oleh pola hidup yang tidak sehat karena tidak
mengkonsumsi air putih yang cukup. Akibat dari pola hidup yang tidak
sehat itu akan menimnulkan gejala-gejala semacam mulut dan bibir kering
serta lengket, turgor kulit normal, denyut jantung meningkat, tenggorokan
kering, sakit kepala dan diare. Masalah-masalah ini akan terus terjadi seiring
waktu jika tidak segera dilakukan sosialisasi tentang pentingnya minum air
putih 8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi. Pola hidup sehat harus
diterapkan sejak dini, agar terbiasa mengkonsumsi dengan minum air putih
yang cukup sehingga otak akan mengingat aktivitas tersebut sebagai
kewajiban sehari-sehari.

Penelitian oleh Hardiansyah bertajuk The Hydration Indonesian


Regional Study (THIRST) pada 2010 menunjukkannya. Dehidrasi ringan
dialami oleh 46,1 % orang di Indonesia.

Kebanyakan dehidrasi ringan dialami oleh para remaja, dengan data


29% remaja dan 17,1% orang dewasa, karena remaja yang kita kenal aktif
ternyata lupa dengan menjaga kesehatan tubuhnya, karena terlalu asik atau
serius melakukan suatu kegiatan, seringkali mereka lupa akan minum air dan
dianggap hal yang sepele, penyebab hal itu bisa terjadi karena kurangnya
pengetahuan dan wawasan akan bahaya dari dehidrasi, padahal dengan
memperbanyak membaca informasi akan bahaya dari dehidrasi, mereka bisa
menjaga diri dari bahaya dehidrasi dengan mengkonsumsi air putih 8 gelas
sehari.

Minimnya literasi informasi yang dibaca oleh masyarakat Indonesia


akan bahaya dari dehidrasi juga menimbulkan masalah baru lagi yang dirasa
itu sangat krusial yaitu banyaknya masyarakat Indonesia yang masih tidak
bisa membedakan antara rasa haus biasa dan dehidrasi ringan, padahal
keduanya mempunyai perbedaan yang jelas.

(Sumber : https://blog.danabijak.com/alasan-buku-fisik-dan-ebook/)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti ha-us a berasa


kering kerongkongan dan ingin minum; dapat disimpulkan bahwa haus
merupakan keinginan untuk menimu, karena kita merasa bahwa tenggorokan
kita kering, sedangan dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan
cairan yang disertai dengan output yang melebihi intaks sehingga jumlah air
dalam tubuh berkurang, untungya kebanyak dari masyarakat indonesia
hanya menderita dehidrasi ringan, dehidrasi ringan sendiri empunya gejala-
gejala yang ditimbulkan seperti kepala pusing, diare, bibir pucat, muntah
hingga pingsan.
( Sumber : http://www.sehat.id/dampak-teh-dan-kopi-bagi-tubuh/ )

Kebiasaan masyarakat Indonesia yang buruk dan sering dilakukan


setiap hari tanpa disadari telah menambah jumlah penderita dehidrasi yaitu
lebih memilih minum-minuman yang manis seperti teh atau kopi dibanding
dengan air putih.

Kita semua tau minuman yang manis memang menyegarkan apalagi


diminum dengan keadaan yang pas dengan cuaca, namun hal itu hanya bisa
mnghilangkan rasa haus sementara dan baiknya dikurangi karena hal itu bisa
memicu dehidrasi, yang dibutuhkan oleh tubuh adalah minum air putih yang
banyak 8 gelas sehari, murni air putih yang bersih.

Menurut buku Pedoman Gizi Seimbang 2014 oleh Kementrian


Kesehatan, kebutuhan cairan berbeda pada tiap umur individu. Disarankan
untuk menjaga cairan dalam tubuh yaitu dengan meminum air putih 8-11
gelas sehari. Atau jika dijabarkan sebagai berikut :

a. Pada usia 0-12 tahun diperlukan cairan sebanyak 1800 mL.


b. Jumlahnya meningkat menjadi 2000 mL pada umur 13-15 tahun.
c. Remaja umur 16-18 tahun membutuhkan 2100 mL
d. Sedangkan kelompok umur 19-50 tahun memerlukan cairan sebanyak
2300 mL.
e. Kebutuhan cairan akan menurun ketika manusia menginjak umur 65-80
tahun: cukup 1600 mL cairan.
f. Tambah menyusut lagi menjadi 1500 mL saat usia berada di atas 80
tahun.
g. Bagi wanita hamil trimester 1-3, kebutuhan bertambah—dari kebutuhan
sesuai usianya—sebanyak 300 mL.
h. Pada ibu menyusui 6 bulan pertama, asupan cairan perlu ditambah 800
mL
i. Sementara ibu menyusui 6 bulan berikutnya cukup menambah cairan
650 mL saja.

3.2.2 Data Lembaga

a. Pengertian :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi
urusan kesehatan. Kementerian Kesehatan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
b. Visi :
Visi misi Kementerian Kesehatan mengikuti visi misi Presiden
Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong.
c. Misi :
 Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
 Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan
demokratis berlandaskan negara hukum.
 Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta
memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
 Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi,
maju dan sejahtera.
 Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
 Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,
maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
 Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam
kebudayaan.
d. Tugas dan fungsi
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2016, pasal 3 dalam
melaksanakan tugas, Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan
fungsi :
 perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, dan kefarmasian dan alat kesehatan;
 koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organsisasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan;
 pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Kesehatan;
 Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan;
 Pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia di bidang kesehatan serta pengelolaan tenaga
kesehatan;
 Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan
urusan Kementerian Kesehatan di daerah;
 Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian
Kesehatan;
 Pelaksanaan dukungan substansif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan;
e. Struktur Organisasi

3.3 Analisis Data

3.3.1 Analisis Masalah

Pada perancangan iklan layanan masyarakat ini, analisa yang digunakan


adalah analisa framing. Analisa ini memaparkan data berdasarkan
perbandingan realita di lapangan atau keadaan sebenarnya, dengan kondisi
ideal atau situasi seharusnya, dengan dilengkapi penjelasan penyebab
terjadinya, sehingga dapat ditarik kesimpulan apa saja manfaat jika telah
melakukan menjaga kesehatan dengan memenuhi cairan dalam tubuh.
Berikut adalah analisa data yang dibuat dengan bentuk tabel mengenai
sosialisasi pentingnya minum air putih untuk mencegah dehidrasi di
Indonesia.
No Realita Ideal Penyebab Statement
1 Kurangnya Memenuhi Rasa malas dan Ayo hidup
kesadaran cairan tubuh air putih itu terasa sehat dengan
terhadap dengan minum hambar dan minum putih 8
bahaya dari air puith 8 membosankan. gelas sehari,
kekurangan gelas sehari. dengan
cairan tubuh. meminum air
putih akan
memenuhi
cairan dalam
tubuh dan akan
terhindar dari
dehidrasi.
2 Banyak Masyarakat Kurang Penuhi cairan
masyarakat bisa kesadaran diri dalam tubuh
yang tidak tau membedakan membaca karena 60
perbedaan haus antara haus informasi/berita persen dalam
dan dehidrasi biasa dan tentang kesehatan tubuh
ringan dehidrasi dan lebih tertarik merupakan air,
ringan, karena dengan bentuk kekurangan
sangat jelas visual. cairan tubuh
perbedaanya dapat
ditambah menimbulkan
dehidrasi akan gejala yang
ada timbul mengangu
gejala-gejala. aktivitas.

3. Masyarakat Lebih memilih Cuaca yang panas Meminum air


Indonesia lebih dengan minum dan mendorong putih lebih
banyak air putih yang pikiran untuk menyehatkan
mengkonsumsi banyak seperti minum-minuman bagi tubuh
minuman yang 8 gelas sehari yang manis dan karena tidak
manis. dibanding segar tercampur oleh
yang manis. pemanis.

3.3.4 Hasil Analisis

Rendahnya literasi di Indonesia membuat masyarakat tidak mempunyai


wawasan yang luas alih-alih pengetahuan kesehatan, berita informasi saja
masih banyak kurang tau. Padahal masalah kesehatan itu hal yang serius
untuk diketahui agar bisa mencegahnya, apalagi hal yang keliahatan sepele
tapi ternyata hal itu sangat mempengaruhi keseharian kita, seperti dehidrasi
misalnya, masyarakat tahunya bahwa dehidrasi itu adalah rasa haus yang
mengakibatkan tenggorakan kering. Padahal dehidrasi itu bisa menimbulkan
gejala-gejala serius bagi tubuh yang dapat menghambat pekerjaan
BAB IV

KONSEP PERANCANGAN & VISUALISASI

4.1 Konsep Kreatif

4.1.1 Logika dan Strategi Kreatif

a) Logika kreatif

Menggunakan pendekatan moral dengan memunculkan manfaat


akibat dari masalah yang dilakukan, dengan kata lain akan memunculkan
pola pikir positif dari pentingnya membaca informasi dan memperbanyak
wawasan mengenai kesehatan sehingga meinumbulkan rasa sadar bahwa
hal-hal kecil yang dianggap sepele ternyata dapat membahayakan tubuh
seperti dehidrasi karena tubuh tidak mendapat konsumsi air yang cukup
seperti mengkonsumsi air putih menimal 8 gelas sehari.

b) Segmentasi audience

 Geografis : Masyarakat di seluruh wilayah Indonesia


 Demografis : dari remaja sampai orang tua usia 12-80 tahun, laki-
laki maupun perempuan, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
 Psikografi : Orang yang tidak sadar akan bahaya dari dehidrasi,
kurangnya kepedulian kesehatan terhadap diri sendiri dan orang yang
malas minum air putih.
 Behavior : Orang yang merasa tidak harus banyak minum air putih
karena menganggap dengan hanya meminum air putih sedikit saja
telah bisa menghilangkan rasa haus dan telah memenuhi cairan
tubuh.
c) Strategi kreatif

Membuat produk Iklan Masyarakat dengan memvisualisasikan


keterangan positif yang harus dilakukan dari subjek ILM yang akan
diangkat. Dapat berupa karya seperti poster dengan bentuk fotografi
maupun realitas atau bisa menggabungkan kedua teknik tersebut.

4.1.2 Program Kreatif

a) Tema Pesan

Pemahaman dalam menyadarakan masyarakat akan bahaya dari


dehdirasi, dan menyarankan kepada masyarkat untuk memenuhi cairan
dalam tubuh dengan memperbanyak mengkonsumsi air putih dengan
aturan minum 8 gelas sehari.
b) Pendekatan isi Pesan
Emosional serta ancaman karena cara ini efisien untuk
mempengaruhi emosional audience agar dapat merubah perilaku
audience untuk selalu mengkonsumsi 8 gelas air putih sehari.
c) Bentuk Pesan

What to say? menyampaikan himbauan kepada masyarakat akan


bahaya yang mengintai dari dehidrasi.
How to say? menampilkan gambaran terhadap kesadaran
masyarakat untuk menjaga kesehatan diri agar terhindar dari dehidrasi
dan selalu memenuhi cairan dalam tubuh dengan mengkonsumsi air putih
8 gelas sehari.
d) Daya tarik pesan

Daya tarik pada ILM ini adalah menggunakan daya tarik yang
bersifat persuasif atau mengajak. Bertujuan meningkatkan kesadaran
akan bahaya yang mengintai dari dehidrasi dan kedisiplinan diri untuk
selalu mengkonsusmi air putih dengan aturan minum 8 gelas sehari untuk
menunjang produktivitas serta agar terhindar dari dehidrasi.

e) Pendekatan gaya iklan

Pendekatan gaya iklan dengan cara (life stle) sehingga audiens


mengetahui situasi yang sebenarnya saat ini secara nyata.

f) Tone & Manner

Pesan yang disampaikan adalah pesan yang bersifat persuasif atau


mengajak, menggunakan bahasa yang simple dan update sehingga mudah
diingat dan dimengerti oleh audience.

g) Pendekatan persepsi visual (retorika)

Personifikasi yaitu membuat suatu benda seolah olah memiliki


perilaku seperti manusia

h) Copywriting

- Headline : Dehidrasi Mengintaimu !!!

- Subline : Sadari bahaya yang mengintai dari dehidrasi

- Tagline : Cegah dehidrasi dengan mengkonsumsi air putih 8 gelas sehari.

- Bodycopy : 46% kelompok masyarakat Indonesia mengalami dehidrasi


ringan

- Closing : #Jagakesehatanmu
4.2 Konsep Media

4.2.1 Strategi Media

a) Media Utama : Menggunakan media Banner sosial media

b) Media Pendukung : Poster, sticker, kalender, kaos, pin, mug dan media
sosial seperti instagram, facebook, twitter.

4.2.1 Program Media

Periode Januari Februari Maret


Media 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Banner/Baliho
Poster
Sticker
Media Sosial

4.2.3 Budgetting

Jenis Media Jasa Biaya Produksi Biaya Sewa


57.500.000
Utama Baliho 125.000 480.000 (4x8) m
(Perbulan)
Poster 200.000 5.000 / A3 -
Sticker 100.000 50.000/100 pcs -
Pendukung Instagram
60.000 / kuota
Facebook 200.000 -
per bulan
Twitter
Total 6 media 625.000 535.000 57.560.000
Total
58.720.000
biaya
4.3 Konsep Visual

4.3.1 Tema Visual

Tema visual yang digunakan adalah Ilustrasi ini menggambarkan suatu


ancaman dengan memiliki ciri khas warna gelap, konten tetesan air yang
memiliki ukuran cukup besar dan dipotong setengah dibagian pinggir , Pada
background terdapat gambar tengkorak yang memiliki arti ancaman dan
merujuk pada ancaman kesehatan. Dan headline diatas terdapat tulisan
“Dehidrasi Mengintaimu !!!” yang merupakan suatu kalimat ancaman bahwa
dehidrasi sedang mengintai tubuh seseorang yang kekurangan cairan.

4.4 Visualisasi

4.4.1 Penjaringan Ide Visual

Konsep 1

Ilustrasi ini menggambarkan suatu


ancaman dengan konten tetesan air yang
memiliki 3 warna. Pada background terdapat
gambar tengkorak yang memiliki arti ancaman
dan merujuk pada ancaman kesehatan. Dan
headline diatas terdapat tulisan “Dehidrasi
Mengintaimu !!!” yang merupakan suatu
kalimat ancaman bahwa dehidrasi sedang
mengintai tubuh seseorang yang kekurangan
cairan.
Konsep 2

Ilustrasi ini menggambarkan orang


yang di dalamnya terdapat cairan tubuh yang
kurang dengan warna biru, lalu disamping
orang terdapat data yang ditampilkan. Dan
headline diatas terdapat tulisan “Dehidrasi
Mengintaimu !!!” yang merupakan suatu
kalimat ancaman bahwa dehidrasi sedang
mengintai tubuh seseorang yang kekurangan
cairan.

4.4.2 Proses Pengembangan Ide Visual

Dari penjaringan ide visual yang ada, maka konsep yang akan dipilih
adalah konsep 1. Pada konsep 1 masih dalam bentuk Ilustrasi yang
menggambarkan suatu ancaman dengan memiliki ciri khas warna gelap,
konten tetesan air yang memiliki ukuran cukup besar dan dipotong setengah
dibagian pinggir , Pada background terdapat gambar tengkorak yang
memiliki arti ancaman dan merujuk pada ancaman kesehatan. Dan headline
diatas terdapat tulisan “Dehidrasi Mengintaimu !!!” yang merupakan suatu
kalimat ancaman bahwa dehidrasi sedang mengintai tubuh seseorang yang
kekurangan cairan. Bentuk itu lalu dikembangkan dengan mimilih tema
warna gelap dan terang seperti hitam dan merah. Lalu pada air memiliki 3
lapis warna yang melambangkan dari kurang ciran sampai terpenuhi cairan.
Lalu pada data ditampilkan seperti bar yang berguna sebagai indikator data
dalam persen.
4.4.3 Pengarahan Visual

a. Font

 Headline jenis font yang digunakan adalah: Futura Md BT (bold)


ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ,0123456789,!@#
$%() “DEHIDRASI MENGINTAIMU” Jenis font ini digunakan
pada headline karena font ini memiliki bentuk yang tegas dan kuat
sehingga sangat cocok untuk headline yang berisi tentang penjelasan
sekaligus menegaskan. Selain itu bentuk font simpel dan mudah
dingat.
 Subline jenis font yang digunakan adalah: Futura Md BT (bold)
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ,0123456789,!@#
$%() “Sadari bahaya yang mengintai dari dehidrasi”
Jenis font ini digunakan pada subline dengan ukuran yang sedikit
kecil dari pada headline bertujuan untuk mebedakan antara headline
dan subline, font ini memiliki bentuk yang tegas dan kuat sehingga
sangat cocok untuk subline yang berisi tentang penjelasan sekaligus
menegaskan. Selain itu bentuk font simpel dan mudah dingat.
 Bodycopy jenis font yang digunakan adalah: Futura Md BT
(bold)
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ,0123456789,!@#
$%() “46% kelompok masyarakat Indonesia
mengalami dehidrasi ringan” Jenis font ini digunakan pada
bodycopy dengan ukuran yang sedikit kecil dari pada headline
bertujuan untuk mebedakan antara headline dan bodycopy, font ini
memiliki bentuk yang tegas dan kuat sehingga sangat cocok untuk
subline yang berisi tentang penjelasan sekaligus menegaskan. Selain
itu bentuk font simpel dan mudah dingat.
 Tagline jenis font yang digunakan adalah: Futura Md BT (bold)
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ,0123456789,!@#
$%() “Cegah dehodrasi dengan minum air putih 8
gelas sehari” Jenis font ini digunakan pada tagline karena font ini
memiliki bentuk yang tegas dan kuat sehingga sangat cocok untuk
tagline yang berisi tentang menegaskan. Selain itu bentuk font mudah
dingat
 Closing jenis font yang digunakan adalah: Futura Md BT (bold)
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ,0123456789,!@#
$%() “#JAGAKESEHATANMU” Jenis font ini digunakan pada
tagline karena font ini memiliki bentuk yang tegas dan kuat sehingga
sangat cocok untuk tagline yang berisi tentang menegaskan. Selain
itu bentuk font mudah dingat

b. Warna

 Warna biru : biru mewakili warna untuk langit dan laut. Warna ini
sering dikaitkan dengan ruang terbuka, kebebasan, intuisi, imajinasi,
luas, inspirasi, dan kepekaan.
 Warna merah : merah mewakili ancaman, bahaya, ketegasan, berani,
tekun, energik, kuat, antusias, impulsif, menarik, dan agresif. Merah
mewakili energi fisik, nafsu, gairah, dan keinginan.
 Warna Hitam : hitam mewakili kegelapan, suram, menyeramkan,
ketegasan, elegan, mewah dan maskulin.

c. Illustrasi

 Tetesan air mewakili keseluruhan cairan dalam tubuh


 Tengkorak pada backround mengartikan suatu ancaman, bahaya
yang mengintai, kematian.
 Gelas sebagai konten imbuhan untuk penjelasan agar selalu minum
8x sehari
 Penggunan bar vertikal mewakili data dalam persen

4.4.4 Final Design


4.4.5 Aplikasi Media
a. Banner
b. Poster
c. Instagram
DAFTAR PUSTAKA

Merita, M., & Djayusmantoko, D. (2019). SADAR PURI UNTUK MENCEGAH


DEHIDRASI PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI. Jurnal Abdimas
Kesehatan (JAK), 1(1), 1-5.

Briawan, D., Sedayu, T. R., & Ekayanti, I. (2011). Kebiasaan minum dan asupan cairan
remaja di perkotaan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 8(1), 36-41.

Leksana, E. (2015). Strategi terapi cairan pada dehidrasi. CDK-224, 42(1), 70-73.

Ihwg.or.id. (2019, 23 Mei). Pentingnya Asupan Air Dalam Menjaga Konsentrasi


Belajar Anak. Diakses pada 7 Oktober 2019, dari https://ihwg.or.id/pentingnya-
asupan-air-dalam-menjaga-konsentrasi-belajar-anak/

Leksana, E. (2015). Strategi terapi cairan pada dehidrasi. CDK-224, 42(1), 70-73.

Winataputra, U. S., Delfi, R., Pannen, P., & Mustafa, D. (2014). Teori belajar dan
pembelajaran.

Cenadi, C. S. (1999). Elemen-elemen dalam desain komunikasi visual. Nirmana, 1(1).

Wijaya, P. Y. (2004). Tipografi Dalam Desain Komunikasi Visual. Nirmana, 1(1).

Kusrianto, (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset

Carita, Y. E., & Udjianto, A. N. (2016). KAJIAN VISUAL POSTER PROFAUNA


INDONESIA SERI MENCINTAI MESTINYA TIDAK DIKURUNG. Jurnal Dimensi
DKV Seni Rupa dan Desain, 1(2), 87-100.

Nugroho, E. (2008). Pengenalan teori warna. Yogyakarta: Andi.

Tanudjaja, B. B. (2006). Aplikasi Prinsip Gestalt Pada Media Desain Komunikasi


Visual. Nirmana, 7(1).

danPurmaningrum Maeni, M. A. F., & Ds, M. (2017). PERANCANGAN MEDIA


INFORMASI DEHIDRASI PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI KOTA BANDUNG
Mugi Ahmad Fauji 126010042 (Doctoral dissertation, Desain Komunikasi Visual).

Anda mungkin juga menyukai