Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan Industri
Pariwisata di Sulawesi Utara”. Makalah ini ditujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah
Geografi Pariwisata di Univeritas Negeri Jakarta tahun 2019.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada bapak Suhardjo selaku dosen mata
kuliah Geografi Pariwisata serta semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini
hingga selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun serta harap memaklumi apabila ada segala kekurangan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis selaku
penyusun dan bagi semua pihak yang akan mendapatkan informasi serta memperluas
wawasan setelah membaca makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 3
Pengertian Industri Pariwisata 3
Konsep Industri Pariwisata 4
Produk-produk Industri Pariwisata 4
Peran Industri Pariwisata dalam Pembangunan Indonesia 5
Perkembangan Pariwisata di Sulawesi Utara 6
Dampak Pariwisata dalam Perekonomian Indonesia 9
BAB III PENUTUP 11
Kesimpulan 11
Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
LAMPIRAN 13
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang letaknya
berada di ujung Pulau Sulawesi, daerah ini memiliki 15 kabupaten/kota yang terdiri dari 11
kabupaten dan 4 kota. Provinsi ini berbatasan dengan provinsi Gorontalo di sebelah selatan
yang merupakan hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Utara. Pemerintah Sulawesi Utara
bertekad menjadi salah satu pintu masuk pariwisata dan kekayaan budaya atau tradisi
termasuk perkembangan investasi di Indonesia, pascadisahkannya Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Tanjung Pulisan, Likupang.
Sulawesi Utara kaya akan daerah wisata, dengan luas wilayah sekitar 15.376 km
persegi, tempat wisata di Sulawesi Utara sangat beragam terlihat tiap kabupaten kota miliki
andalannya masing-masing, seperti di Manado ada Taman Laut Bunaken, di Minahasa ada
Bukit Kasih Kanonang Pantai Lakban, Pulau Lihaga dan masih banyak lgi. Bahkan saat ini
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) menetapkan Likupang masuk
dalam 5 destinasi wisata super prioritas di Indonesia. Itu membuat Likupang sejajar dengan 4
daerah wisata lainnya yang telah lebih dulu ditetapkan yaitu Danau Toba di Provinsi
Sumatera Utara (Sumut), Borobudur di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Mandalika di Provinsi
Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dilihat dari potensi yang sangat besar yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Utara
terutama destinasi wisata. Dengan adanya potensi-potensi alam yang dipandang baik maka
potensi itu pula harus dikelola secara perlahan tetapi juga pasti oleh pemerintah negara Laos
1
serta pengelolaan yang terus-menerus akan memberikan dampak positif bagi pendapatan
masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara.
B. Rumusan Masalah
3. Apa saja dampak yang timbul dari sektor pariwisata dalam meningkatkan
perekonomian di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
3. Untuk mengetahui apa saja dampak yang timbul dari sektor pariwisata dalam
meningkatkan perekonomian di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Industri Pariwisata
Industri pariwisata adalah semua kegiatan usaha baik berupa barang dan jasa yang
diperuntukkan untuk para wisatawan. Pengertian kata industri di sini bukanlah suatu
tempat untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Namun pengertian kata
industri di sini lebih cenderung memberikan pengertian industri pariwisata yang artinya
kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan
barang dan jasa (Goods and Service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan
travel pada umumnya.
Menurut pandangan para ahli pengertian industri pariwisata adalah sebagai berikut
: Menurut W. Hunzieker (Yoeti,1994), pengertian Industri Pariwisata adalah “ Tourism
enterprises are all business entities wich, by combining various means of production,
provide goods and services of a specially tourist nature ”. Maksudnya industri pariwisata
adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari bermacam-macam kegiatan produksi
barang dan jasa yang diperlukan para wisatawan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa industri pariwisata merupakan suatu industri dari
serangkaian perusahan yang menghasilkan barang dan jasa yang diperuntukkan pada para
wisatawan agar terpenuhi kesenangannya dalam berwisata.
3
Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta
menghidupkan berbagai bidang usaha. Adapun konsep industri pariwisata adalah sebagai
berikut:
a. Sumberdaya alam, maksud sumberdaya alam bisa dikatakan konsep dalam industri
pariwisata disini adalah fasilitas alam atau sumberdaya alam yang diciptakan maha
kuasa untuk dijaga dan dilestarikan yang dapat menarik para wisatawan untuk datang
ke tempat wisata tersebut.
b. Sumberdaya Manusia, sumberdaya manusia disini merupakan kualitas manusia dalam
memanfaatkan sumberdaya alam tadi agar dikenal oleh banyak orang serta
mengembangkan wisatanya dan pengelolaannya yang baik.
c. Sumberdaya ciptaan manusia , sumberdaya ciptaan manusia merupakan wujud dari
kualitas manusia dan kepandaian manusia dalam membuat atau menciptakan tempat
wisata buatan yang mempunyai daya tarik sendiri dari hasil karya manusia yang dapat
menarik para wisatawan.
4
membentuk suatu paket pariwisata terpadu yang diuraikan berdasarkan kebutuhan wisatwan,
antara lain:
1) Objek dan Daya Tarik Wisata
2) Jasa Travel Agent & Tour Operator
3) Jasa Perusahaan Angkutan
4) Jasa Pelayanan Akomodasi, Restoran, Rekreasi dan Hiburan
5) jasa Souvenir (Cinderamata)
6) Jasa Perusahaan Pendukung.
Menurut Suswantoro (2007:75) pada hakekatnya pengertian produk wisata “adalah
keseluruhan palayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia
meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai
kembali kerumah dimana ia berangkat semula”
Produk wisata sebagai salah satu obyek penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki
unsur-unsur utama yang terdiri 3 bagian (Oka A. Yoeti, 2002:211) :
1) Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang dibayangkan oleh
wisatawan.
2) Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan
makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain-lain.
3) Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut.
5
Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI
No. 9 tahun 1969, di mana dalam Bab II pasal 3 disebutkan : Usaha-usaha pengembangan
pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan
bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan
negara. Sesuai dengan instruksi Presiden tersebut dikatakan bahwa tujuan pengembangan
pariwisata di Indonesia adalah:
1) Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada
umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-
kegiatan industri sampingan lainnya.
2) Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.
3) Meningkatkan persaudaraan atau persahabatan nasional dan internasional.
Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan
kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat Comercial. Hal tersebut dapat dilihat dari
betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata
semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang
diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian
pelayanannya.
Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata, yaitu :
1) Travel Agent.
2) Perusahaan Angkutan (Transportasi).
3) Akomodasi perhotelan.
4) Bar dan Restoran.
5) Souvenir dan Handicraf.
6
Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang letaknya berada di
ujung Pulau Sulawesi, daerah ini memiliki 15 kabupaten/kota yang terdiri dari 11
kabupaten dan 4 kota. Provinsi ini berbatasan dengan provinsi Gorontalo di sebelah
selatan yang merupakan hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Utara. Pemerintah
Sulawesi Utara bertekad menjadi salah satu pintu masuk pariwisata dan kekayaan budaya
atau tradisi termasuk perkembangan investasi di Indonesia, pascadisahkannya Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Pulisan, Likupang.
Sulawesi Utara kaya akan daerah wisata, dengan luas wilayah sekitar 15.376 km
persegi, tempat wisata di Sulawesi Utara sangat beragam terlihat tiap kabupaten kota
miliki andalannya masing-masing, seperti di Manado ada Taman Laut Bunaken, di
Minahasa ada Bukit Kasih Kanonang Pantai Lakban, Pulau Lihaga dan masih banyak lgi.
Bahkan saat ini Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) menetapkan
Likupang masuk dalam 5 destinasi wisata super prioritas di Indonesia. Itu membuat
Likupang sejajar dengan 4 daerah wisata lainnya yang telah lebih dulu ditetapkan yaitu
Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Borobudur di Provinsi Jawa Tengah
(Jateng), Mandalika di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Labuan Bajo di Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal ini tentu meyebabkan pembangunan akan fasilitas sarana dan prasaranan daerah
wisata sangat diperlukan untuk menunjang kawasan wisata tersebut, namun untuk itu
perlu juga pengelolaan kawasan yang baik, hingga hasilnya optimal. Diakui,
pembangunan pariwisata Sulawesi Utara di usia ke-55 pada tahun 2019, menunjukkan
trend positif. Kerja keras pemerintah provinsi di backup sinergitas bersama pemerintah
kabupaten dan kota, menjadi pemicu perkembangan tersebut. Titik awalnya dimulai
dengan pengembangan industri pariwisata di Sulawesi Utara serta sederet program
kemudahan bagi wisatawan asing untuk datang di wilayah berjulukan Bibir Pacific ini.
Fakta baru pun tersaji. Di tahun 2015, wisatawan mancanegara (wisman) yang
berkunjung ke Sulut tercatat sebanyak 20.000 jiwa. Tahun 2016 meningkat menjadi
40.000 atau dua kali lipat. Selanjutnya, pada tahun 2017 sebanyak 80.000 dan tahun 2018
meningkat menjadi 120.000. Begitu juga pergerakan wisatawan nusantara (wisnus). Dari
sekitar 2 juta menjadi 4 juta atau dua kali lipat. Oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief
Yahya, Sulut dicap sebagai provinsi yang memiliki performa pariwisata terbaik di
Indonesia. Sebab, kunjungan wisman kurun waktu 2015 hingga 2018 naik enam kali lipat.
7
Kebangkitan pembangunan pariwisata Sulut ini langsung mendapat atensi khusus
pemerintah pusat atau Presiden Joko Widodo (Jokowi). Orang nomor satu di Tanah Air
ini langsung mengunjungi Sulut. ‘Kebijakan’ pembenahan dibawa Jokowi guna
melengkapi kekurangan yang masih nampak. Kementerian Pekerjaan Umum &
Perumahan Rakyat (PUPR) mengeluarkan dana sebesar Rp.211 miliar untuk
pengembangan jalan nasional bukan tol di lintas Manado-Bitung-Likupang.
Pengembangan jalan di wilayah itu digarap sejak 2016 untuk mendukung sektor
pariwisata. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pada 2016 pihaknya telah
meningkatkan jalan nasional di Likupang sepanjang 7,7 kilometer dengan anggaran Rp41
miliar. Penanganan jalan berlanjut pada 2019 dengan meningkatkan jalan di bilangan
Girian Bitung sepanjang 7,9 kilometer dengan anggaran Rp57 miliar. Selain itu,
Kementerian PUPR juga membangun jalan akses menuju kawasan pariwisata di Likupang
sepanjang 6 kilometer dengan anggaran Rp.48 milar. Rencananya tahun 2020 akan
dilanjutkan peningkatan Jalan Girian (Bitung)-Likupang dengan anggaran 40 miliar dan
Jalan Akses Pariwisata Likupang dengan anggaran Rp 25 miliar.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan para pemangku kepentingan terkaitpun telah
memulai pembangunan transportasi baik sektor darat, laut, dan udara melalui realisasi
sejumlah sarana dan prasarana sepanjang 2016—2019. Kepala Bidang Pengembangan
Sistem Transportasi Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Utara Jeffry Worang
mengungkapkan serangkaian pembangunan transportasi telah dilakukan di Sulawesi
Utara (Sulut) sepanjang 2016—2019. Langkah itu ditempuh dengan berkolaborasi
bersama Kementerian Perhubungan melalui unit pelaksana teknis (UPT) yang ada di
wilayah tersebut.
Pada sektor transportasi darat, berbagai pembangunan sarana dan prasarana telah
dilakukan. Fasilitas keselamatan jalan seperti rambu lalu lintas, marka jalan, paku jalan,
dan rambu jalan telah dipasang di ruas jalan nasional serta ruas jalan Provinsi Sulut.
Selain itu, lanjutnya, telah dilakukan pembangunan terminal antarkota antarprovinsi
(AKAP) Liwas Kota Manado dan terminal Lolak di Bolaang Mongondow. Selanjutnya,
dilakukan pengoperasian terminal Baru Boroko di Bolaang Mongondow Utara. Juga
pembangunan dermaga penyeberangan telah dilakukan yaitu Dermaga Penyeberangan
Kawaluso di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Dermaga Penyeberangan Miangas di
Kabupatan Kepulauan Talaud.
8
Di sektor transportasi laut, terdapat beberapa pembangunan yang telah direalisasikan,
salah satunya pengembangan Pelabuhan Hub Internasional Bitung. Pembangunan
pelabuhan laut juga dilakukan di Biaro, Tagulandang, Makalehi, Pehe, Sawang, dan Ulu
Siau di Kabupaten Kepulauan Sitaro serta pelabuhan laut di Lirung Kabupaten Kepulauan
Talaud. Begitu juga dengan pengadaan fasilitas-fasilitas di pelabuhan laut yang semakin
ditingkatkan.
Sementara itu, pengembangan juga dilakukan untuk sektor transportasi udara. Sejak
2016, tercatat sejumlah penerbangan langsung dari Manado menuju beberapa kota di
China telah dibuka. Adapun, rute penerbangan langsung yang dibuka dalam 3 tahun
terakhir yakni menuju Chongqing, Zengzhou, Macau, Changsa, Tianjin, Wuhan,
Nanning, Shenzhen, Chengdu, Guangzhou, dan Shanghai.
9
suatu Daerah Tujuan Wisata, terutama wisatawan mancanegara, maka diharapkan akan
mendatangkan devisa bagi DTW tersebut.
Seperti kita ketahui, penerimaan devisa negara dari sektor minyak bumi dan gas
akhir-akhir ini terus menurun, bahkan diperkirakan tahun 2012, karena keterbatasan
teknologi, komoditi migas secara ekonomis dianggap tidak akan efisien lagi sebagai
penghasil devisa negara. Di sisi lain, ketahanan daya saing ekspor non-migas juga tidak
dapat diandalkan karena cara berproduksi masih didominasi oleh teknologi rendah,
sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing di pasar global. Investor
asing tidak berminat menanamkan modalnya di Indonesia, selain karena keamanan yang
labil, terlalu banyak pungli (pungutan liar) untuk memulai suatu bisnis di Indonesia.
Kenaikan upah buruh yang terus meningkat mengakibatkan harga produk tidak kuat
bersaing di pasar internasional.
Berdasarkan hal di atas, maka pemerintah harus mencari alternatif sektor ekonomi
yang dianggap pas untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu sektor ekonomi yang
dianggap cukup perspektif adalah sektor pariwisata. sektor ini diyakini tidak hanya
sekadar mampu menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa
untuk pembangunan, tetapi juga mampu mengentaskan kemiskinan. Dilihat dari kacamata
ekonomi makro, jelas pariwisata memberikan dampak positif, antara lain :
a) Dapat menciptakan kesempatan berusaha. Dengan datangnya wisatawan, perlu
pelayanan untuk menyediakan kebutuhan (need), keinginan (want), dan harapan
(expectation) wisatawan.
b) Dapat meningkatkan kesempatan kerja. Dengan dibangunnya hotel atau restoran,
akan diperlukan tenaga kerja/ karyawan yang cukup banyak.
c) Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus memercepat pemerataan pendapatan
masyarakat. Sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan
yang relatif cukup besar.
d) Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah. Setiap
wisatawan berbelanja selalu dikenakan pajak sebesar 10% sesuai Peraturan
pemerintah yang berlaku.
e) Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB).
f) Dapat mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan
sektor ekonomi lainnya.
g) Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila Neraca Pariwisata mengalami
surplus, dengan sendirinya akan memperkuat neraca pembayaran.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sulawesi Utara telah siap mendobrak kemajuan dalam sektor pariwisata. Dalam
mengembangkan industri pariwisata di Sulawesi Utara pemerintah bekerja sama dengan para
pemangku yang terkait hingga elemen masyarakat bekerja sama dalam meningkatkan
berbagai sarana dan prasarana di berbagai kawasan wisata di Sulawesi Utara.
Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah
dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan
pengembangan fisik. Kedua hal tersebut hendaknya saling terkait sehingga pengembangan
tersebut menjadi realistis dan proporsional.
Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang
menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana
obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung
dari pengembangan obyek wisata. Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata
(1985, p.181), mengatakan : “Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang
memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat
memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”.
Prasarana tersebut antara lain :
1. Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.
2. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos
4. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
5. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi
untuk menjaga keamanan di sekitar obyek wisata
6. Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
7. Pom bensin
8. Dan lain-lain. (Yoeti, 1984, p.183)
3.2 Saran
Sebagai industri perdagangan jasa, kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran serta
pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah bertanggung
jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan (planning) daerah atau kawasan pariwisata,
pembangunan (development) fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran
kebijakan (policy) pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan (regulation). Dan
peraturan itu telah di atur dalam peraturan pemerintah republik indonesia nomor 50 tahun
2011 tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional tahun 2010 – 2025.
Jika telah mengetahui kebijakan-kebijakan peerintah tersebut, ada baiknya kita mematuhi
segala peraturan yang ada.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190706/45/1120869/jembatan-selat-lembeh-
sulawesi-utara-dibangun-tahun-2020. s
12
LAMPIRAN
Danau Tondano
Danau yang memiliki luas 4.000 hektar ini diapit oleh Gunung Tampusu, Gunung
Kaweng, dan Gunung Masarang.
Pulau Bunaken
13
Bukit kasih kanonang berada di Kecamatan Kawangkoan kab. Minahasa.
Pulau Siladen
14
Pulau Lihaga
Pulau Lihaga adalah sebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni, pulau ini berada di
Likupang Kab. Minahasa Utara. Pulau Lihaga.
Pantai Lakban
15
Gunung api ini berada di perairan Mahangetang Kecamatan Tatoareng, Kab. Sangihe.
16