com
Abstract
The background of this research is based on the growth of cultural event activities
which relate to Denpasar as a tourism destination in Bali. The purposes of this research
include (1) to identify cultural events in Denpasar, (2) to identify cultural events in Denpasar
as tourism attractions, (3) to study the implications of Denpasar tourism events to help
create the city become a tourism destination.
To fully achieve the research objectives resource persons or experts are needed to
give description of the Bali’s cultural events which are held in Denpasar area. The paper
reports on an empirical study that examines the extent to which industrial tourism events are
judges as a recognisable type of tourism event which can be isolated and identified. The
research applies a qualitative analysis focusing on cultural event in Denpasar to be
indicated as a tourism event. The implications of the findings are discussed in relation to the
tourism destination and other aspects of the management of tourism attraction and tourism
event.
A. Pendahuluan
dengan salah satu strategi pencapaiannya melalui pariwisata event. Dengan program 100
event yang dicanangkan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata di tahun 2008; maka
dianggap perlu untuk terus mengidentifikasi setiap event-event masyarakat maupun event
budaya untuk dapat menunjang event wisata yang dicanangkan (Depbudpar, 2008). Pada
tahun 2008 ini, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menargetkan kunjungan wisatawan
mancanegara sejumlah 7 juta, dengan pendapatan sebesar US$ 6,7 Milyard (TVOne, 27
Indonesia dan Bali khususnya, menjadi masalah bagi Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata Indonesia. Melalui Direktur MICE, pengembangan model pariwisata event bagi
daerah amatlah penting dilakukan. Penyusunan kegiatan event-event pariwisata yang tertuang
1
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
pada kalender event berbagai daerah di Indonesia, sampai saat ini belum maksimal
Bali terkenal dengan sebutan ”The Island of God dan Pulau Dewata” (TFS-
STPNB,2007) yang semua sebutan tersebut berdasar pada kebudayaan Bali dengan agama
Hindunya . Untuk menarik wisatawan berkunjung ke Bali, semestinya Bali tidak sulit untuk
bersaing dengan destinasi lain di seluruh dunia. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai
penghargaan dunia yang diberikan kepada Bali dengan sebutan Bali the Most Wanted
Destination in the World (2003). Penghargaan yang senada tiap tahun diperoleh Bali sampai
tahun 2008. Dan yang perlu mendapat catatan penting adalah pada tahun 2008 telah terjadi
kunjungan yang paling tinggi dalam sejarah perkembangan kepariwisataan Bali dan tanah air
Indonesia. Tabel berikut menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Bali
Tabel 1
Jumlah Kunjungan Langsung
Wisatawan Mancanegara Ke Bali
Periode 1998-2009
Kunjungan
Persen
Tahun Wisatawan
(%)
Mancanegara
1998 1.187.153 -3,51
1999 1.355.799 14,21
2000 1.412.839 4,21
2001 1.356.744 -3,97
2002 1.285.844 -5,23
2003 993.029 -22,77
2004 1.458.309 46,85
2005 1.386.449 -4,93
2006 1.260.317 9,10
2007 1.664.854 32,10
2008 1.968.892 18,26
2009 2.384.819 14,56
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2010)
Atraksi wisata Bali adalah bentuk event pariwisata yang menyangkut nilai-nilai
kebudayaan Bali. Bali terkenal dengan adat istidat dan budaya Hindu yang kental, dengan
2
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
pembangunan pariwisata. Untuk itulah konsep pariwisata yang berlandaskan budaya menjadi
Bali akibat pengaruh pariwisata. Untuk dapat dikemas dalam bentuk event pariwisata, ada
kendala yang sampai saat ini banyak menimbulkan pro dan kontra. Satu sisi, budaya Bali
dianggap ’terjual’ oleh pihak-pihak yang berkecimpung di pariwisata, satu sisi masyarakat
Bali tidak bisa mengelak bahwa Bali adalah daerah tujuan wisata dunia. Perkembangan
kebudayaan yang terjadi, dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk melakukan penelitian
pasar pariwisata dan alat untuk menentukan pertumbuhan wisatawan mancanegara akan
pandangan mereka terhadap event budaya dan festival. Atraksi budaya masyarakat yang rutin
dilakukan dapat diidentikkan sebagai potensi event pariwisata. Getz (1991:xi) menyebutkan
definisi pariwisata event bersifat relatif. Pariwisata event dapat didefinisikan sebagai
perencanaan yang sistematik, berkembang, dan ada indikator pemasaran yang dapat
berbentuk festival dan event-event special lainnya. Festival dan event special disebutnya
sebagai atraksi, sebagai katalis dan pembangun citra destinasi dimana kegiatan itu
berlangsung. Hal ini berarti pariwisata event akan selalu berkait erat dengan sistem
kebudayaan Hindu Bali yang masih kental melekat dalam kehidupan masyarakat.
oleh sumber daya manusia yang bekerja di sektor pariwisata, adalah salah satu pemicu
MICE. (Mahadewi,2004). Untuk itu dianggap perlu untuk menjembatani fenomena upaya
pengembangan pariwisata event yang berlandaskan budaya Bali, tanpa menghilangkan nilai-
nilai kultural yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali sendiri. Upaya mengemas paket
event wisata saja tidak cukup untuk memberikan warna event pariwisata masing-masing
daerah. Untuk Bali khususnya, ada ratusan aktivitas masyarakat Bali yang dapat menjadi
3
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
kegiatan event. Perlu diperhatikan, bahwa tidak semua kegiatan event mampu menarik
kunjungan wisatawan (Getz, 1991:1). Memilah aktivitas masyarakat Bali yang dapat menjadi
event wisata diperlukan untuk lebih memastikan produk wisata ini dapat menjadi harapan
sangat riskan karena harus ditempatkan dalam posisi sulit antara konservasi dan/atau
memerlukan wahana atau pelembagaan untuk menjamin keberlanjutannya. Salah satu strategi
institusionalisasi yang sesuai dengan karakter Indonesia sebagai negara yang memiliki
keragamaman budaya adalah pariwisata event (event tourism). Tentu saja, pariwisata event
‘berspektrum luas’ tidak hanya menekankan sisi budayanya saja. Menempatkan pariwisata
event sebagai salah satu strategi implementasi pariwisata budaya di Indonesia dihadapkan
pada kenyataan belum tersedianya bentuk pariwisata event yang mampu menjadi alat daya
sebagai sebuah contoh pengembangan wisata event mengacu pada banyaknya kegiatan
B. Atraksi Wisata
Setiap orang bisa membuat susunan atraksi wisata, beberapa yang terkenal di dunia
maupun pada kota-kota kecil seperti: Angkor Wat, Disneyland, the Eiffel Tower, Kuta Beach,
Kakadu National Park, Sydney Opera House, the Big Banana, Whales at Byron Bay,
4
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
yang menarik untuk dibahas dalam mengungkap pentingnya atraksi wisata (Leiper,
2004:305).
dalam industri pariwisata. Menurutnya ada beberapa buku yang khususnya membahas
tentang atraksi ada beberapa definisi yang tidak semua dapat diterima secara umum. Berikut
Atraksi adalah sesuatu yang permanen dalam daerah tujuan wisata. Atraksi ditujukan
kepada pengunjung, yang tujuan utamanya untuk memberikan hiburan, bersenang-senang,
pendidikan, menyaksikan sesuatu yang menarik . Hal ini terbuka untuk umum tanpa harus
ada pemesanan, harus di publikasikan setiap tahun dan dapat menarik wisatawan maupun
masyarakat lokal setiap hari. (Scottish Touris Board, 1991)
Atraksi juga merupakan sumber daya yang bersifat alami, dikontrol dan diatur untuk
kegiatan bersenang-senang, hiburan, musik dan pendidikan, serta dikunjungi oleh publik
(Middleton, 1988)
beserta hal-hal yang terkait didalamnya oleh Ritchie dan Zinns (1978) serta Ferrario (1979),
pengklasifikasian atraksi dapat dilihat seperti keindahan alam, iklim, situs, dan budaya.
Menurut Stear (Leiper, 2004:305) kebanyakan penulis tidak jelas dalam memaparkan fungsi
sebuah atraksi karena menggunakan kalimat khiasan. Istilah-istilah seperti “atraksi, gambar,
laku wisatawan, yang merupakan kekuatan dari sebuah atraksi di seluruh dunia. Tempat-
tempat, bangunan-bangunan, objek dan peristiwa-peristiwa yang biasa dikenal sebagai atraksi
wisata yang populer (Bondi Beach, Disneyland, Gracelands, the Empire State Building,
whales, Pandas) menurut Stear tidaklah sepenuhnya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
tingkah laku wisatawan. Terkait dengan Bali, ketertarikan pada atraksi adalah faktor yang
5
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
Definisi atraksi wisata yang lain adalah ‘segala hal yang membuat wisatawan tertarik’
(Lundberg,1985: 33); ‘atraksi bisa berupa situs atraksi atau peristiwa-peristiwa, dimana
44); ‘atraksi adalah merupakan daya pikat’, jika tidak demikian, tidak bisa dikatakan sebagai
sebuah atraksi’ (Gunn,1972: 37), ‘terkadang alam dan sejarah mempunyai daya tarik
intrinsik’ (Gunn,1979: 71) dan, yang paling nyata, ‘saya yakin bahwa objek wisata memiliki
kesatupaduan, keunggulan unik yang mampu menarik wisatawan’ (Schmidt, 1989: 447). Dari
berbagai peristilahan dan definisi berbagai ahli pariwisata, dapat dikatakan bahwa kata
‘atraksi’, ‘daya pikat’ merupakan kata yang menarik dalam penjabaran atraksi wisata. Namun
hal ini pun masih ditentang kembali oleh Pigram (1983:193), bahwa atraksi sebagai daya
pendorong, kesatupaduan memiliki arti yang biasa. Makna yang lebih berarti, akan terungkap
ketika terjadinya suatu ‘proses’. Melalui contoh Bumi menjaga keseimbangan dengan daya
tarik gravitasi, dan magnet menarik besi dengan gaya tarik magnet. Proses tersebut
melibatkan sebuah kesatupaduan sifat didalam menarik suatu benda yang mampu membuat
suatu perubahan fisik dan menggerakkan benda lain didalam suatu area.
keistimewaan pada suatu wilayah sebagai suatu tempat untuk berlibur dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Sesuatu yang menarik wisatawan yang berbeda dari tempat asalnya dimana
wisatawan dapat melakukan aktivitas yang sesuai dengan keinginannya.
2. Memberikan kesenangan dan pengalaman yang menarik, kepuasan
pengunjung/wisatawan untuk menghabiskan waktu berliburnya.
3. Mengembangkan potensi pengetahuan/pendidikan
4. Menyajikan atraksi wisata, memberikan kesenangan kepada wisatawan.
5. Kemungkinan membayar dalam kunjungannya (Walsh-Heron and Stevens, 1990 ed.
Swarbrooke, 1995:4)
6
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
C. Produk Wisata
yaitu: (1) pelayanan kepada wisatawan; (2) kualitas produk , (3) harga produk, (4) kondisi
tempat penyelenggaraan produk, (5) transportasi, (6) akomodasi, (7) entertainment, (8) jasa
sebuah produk terdiri dari (1) harga, (2) Atraksi wisata, (3) Fasilitas wisata,(4) pelayanan
wisata, (5) aksessibilitas, (6) pelayanan awal perjalanan, (7) informasi wisata, (8), image, (9)
asosiasi wisata.
Sebagai sebuah produk jasa (Sasser, 1978 ed Swarbrooke), maka (1) atraksi wisata yang
ditawarkan didalamnya termasuk pelayanan yang diberikan oleh tenaga kerja yang bekerja
disektor tersebut. (2) ada konsumen yang menikmati produk atraksi wisata yang ditawarkan,
(3) atraksi wisata tidak bisa diukur (not standardize), yang artinya produk wisata sangat
tergantung dari proses terjadinya penawaran produk yang melibatkan pengelola, pelayanan
dan konsumen. (4) produk wisata dapat rusak dan bersifat tidak bisa disimpan (perishable
and cannot be stored), yang artinya proses produksi dan konsumsi terjadi secara bersamaan.
(5) produk wisata tidak bisa dibawa pulang, dan harus dinikmati di destinasi penghasil
7
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
produk tersebut. Yang bisa dibawa pulang hanyalah pengalaman selama menikmati produk
D. Event Wisata
(Torkildson,1986:456). Pengertian event dalam kamus secara umum dapat berarti sesuatu
yang terjadi, kejadian, sebagai suatu hasil atau bagian dari kegiatan olahraga (Getz, 1991:43).
A special event is a onetime or infrequently occurring event outside the normal program or
activities of the sponsoring or organizing body.To the customer, a special event is an
opportunity for a leisure, social, or cultural experience outside the normal range of choices
or beyond everyday experience.
Menurut Getz (1991:45), dalam bukunya “Festivals, Special Event and Tourism”,
memberikan gambaran Pariwisata event dilihat dari sisi penawaran. Terdapat 7 (tujuh)
elemen yang ada dalam sebuah daerah tujuan wisata untuk kategori event. Adapun ketujuh
elemen tersebut (1) infrastruktur (2) akomodasi (3)transportasi (4) atraksi (5) katering (6)
8
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
Event muncul sebagai sektor yang signifikan dan berkembang serta dipandang
sebagai memiliki dampak ekonomi, sosial budaya dan politik yang signifikan. Secara
bersamaan, menurut Arcodia dan Whitfield (2006), Buch (2006), Chalip (2006), Hughes
(2007) pada Tassiopoulus (2009), telah terjadi peningkatan minat merancang cara-cara untuk
mengidentifikasi berbagai biaya dan manfaat yang terkait dengan penyelenggaraan event.
Special event memainkan peranan penting dalam kebudayaan modern. Dalam budaya
barat, special event sering digunakan untuk mengembangkan citra positif dari daerah tujuan
wisata, dan digunakan untuk menarik wisatawan. Pada intinya, special event memberikan
kesempatan kepada manusia untuk meluangkan diri mereka dari rutinitas kehidupan sehari-
hari (Getz, 1997; Jago, 1997). As a “onetime or infrequently occuring event of limited
duration,” special events can, therefore, play an important role for attendees by providing
them with an opportunity for leisure, social and cultural experiences, beyond everyday
experiences. Dalam waktu yang terbatas, special event memainkan peranan penting bagi
peserta yang telah diberikan kesempatan untuk pengalaman rekreasi, sosial dan budaya, di
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Denpasar yang merupakan ibukota Provinsi Bali
yang mempunyai program kerja penegmbangan pariwisata budaya. Pengumpulan data secara
kepariwisataan yang meliputi (a) jenis kegiatan-kegiatan atraksi budaya kota Denpasar, (b)
penyelenggaraan atraksi budaya, (d) narasumber yang memahami dan memiliki peran penting
9
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
Penelitian ini difokuskan untuk menentukan atraksi budaya yang dapat dikemas
sebagai produk event wisata. Dengan metode penggunaan data primer, informasi diperoleh
melalui studi pustaka yang relevan. Buku-buku tentang Bali terutama yang menyangkut kota
ini. Dengan menggunakan pedoman wawancara dan Daftar Periksa Atraksi-Event Wisata,
dapat diketahui atraksi budaya Kota Denpasar yang dikemas menjadi bentuk event budaya
adalah seperti tabel 1 berikut. Terdapat lebih dari puluhan atraksi budaya di Kota Denpasar.
Dari studi kepustakaan, Denpasar sebagai bagian dari Bali dalam kurun waktu setahun atau
dalam 365 hari, Bali mempunyai hari raya suci umat Hindu (rerahinan) sebanyak 139 hari.
Dalam kurun waktu setahun itu juga terdapat sekitar 4.560 hari baik untuk melakukan
kegiatan ritual, baik yang menyangkut hari baik upacara Panca Yadnya, pertanian-pengairan,
Untuk kegiatan ritual tersebut diperkirakan pelaksanaan ritual dilakukan di sekitar 1.200 pura
diseluruh Bali (Kalender Bangbang Gde Rawi dan putra-putranya, 2009). Dari ketentuan ini,
Denpasar yang telah dianalisis, dinyatakan sebagai bentuk event budaya yang mempunyai
kriteria sebagai bentuk event wisata. Berdasrkan pada konsep dan teori Event, Special Event
and Tourism; atraksi budaya Kota Denpasar yang dapat dikategorikan sebagai produk event
wisata adalah pawai Ogoh-ogoh, Med-medan, Pesta Kesenian Bali, Sanur Village Festival,
10
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
Tabel 1
Events Budaya Kota Denpasar
No. Name of Events Type of Event Schedule
1. Ogoh-ogoh paper-mache parade Community & Cultural March/April*)
Event
2. Nyepi (Silence Day) Hallmark Event March/April*)
3 Med-medan Community & Cultural March/April*)
(Tug of kissing war) Event
4 Bali Art Festival/BAF Community and Cultural June – July
Event (Festival)
5 Kite Festival Community Event July
6 National Children Day ( Painting Community Event July
Competition, Culinary show, Parade
and show)
7 Tumpek Kandang Community Event July *)
“Cow competition”
8 Sanur Village Festival (SVF) Community & Cultural August
Event (Festival)
9 17Agustus /Independent Day, ( Community Event August
Pillow Fight, Fishing Competition,
Duck catching Competition ,Pole
Climbing Competition, Badung River
music competition )
10 Saraswati Science Day (Denpasar Community Event September *)
Book Fair)
11 Endek Garment Design competition Community Event September
Fashion Show, Children Competition
12 Maha Bhandana Prasada religious Community & Cultural September
ceremony Event
13 Tumpek Landep/Religious Community Event October *)
celebration for metal related
equipment, (Kris show, Culinary
show, Seminar, Musical show)
14 Gema Perdamaian Community and Spiritual October
(Love and Peace celebration) Event
15 Puputan Badung commemoration Community & Cultural
“Maha Bhandana Pershada” Event November
16 Serangan Island Festival Festival 19-21
November
17 Denpasar Great Sale Community Event 15-25
December
18 Denpasar Festival Festival 28-31
(Parade, Agro-Industry show, Endek December
Germent Fashion show, Culinary
show, Traditional food recipe
competition, Suckling Pig
Competition, Betutu Chicken Recipe
competition.
19 Year End Sun Festival Community Event 31 December
11
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
Tabel 2
Event Wisata Kota Denpasar
bagi destinasi wisata. Dampak dari penyelenggaraan event budaya dan event wisata di Kota
Secara statistik belum ditemukan data wisatawan yang bertujuan untuk melihat event
yang digelar. Namun dari hasil observasi, penyelenggara event menyebutkan bahwa
2. Pertumbuhan Infrastruktur
penunjang event yang tumbuh secara tidak langsung; dan (3) terciptanya rumah
12
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
menjadi tuan rumahnya. Masyarakat penting diperhatikan sebagai bagian dari target
tampaknya akan menjadi lebih positif apabila mereka bisa mendapatkan beberapa
ada pengaruh keuntungan bagi masyarakat. Akan tetapi, pengaruh bagi masyarakat
Bali secara keseluruhan belum dapat diperoleh. Setiap Event yang diselenggrakan
Kota Denpasar belum diketahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari
dilangsungkannya event, dan hal ini nampaknya belum secara maksimal diperguanakn
event-besar yang positif bagi masyarakat yang akan menghasilkan suatu citra yang
lebih kuat dan mampu meningkatkan kepedulian terhadap tempat tujuan wisata
(destinasi) tersebut.
13
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
event Kota Denpasar, termasuk publisitas dan periklanannya, perlu lebih ditingkatkan.
G. Penutup
Kegiatan event kota Denpasar, secara keseluruhan dapat disimpulkan sebagai berikut,
bahwa :
1. Atraksi budaya Kota Denpasar merupakan awal dari terselenggaranya event wisata.
2. Bentuk atraksi budaya yang ada di Kota Denpasar, dapat dikategorikan ke bentuk
3. Event Wisata Kota Denpasar, dapat digunakan untuk menunjang kepariwisataan Bali
4. Berbagai bentuk event wisata, mampu memberikan dampak positif bagi Denpasar
5. Perlu dilakukan pendataan kegiatan event yang dilakukan kota Denpasar, baik dari
DAFTAR PUSTAKA
Allen, J., O’Toole, et al, 2002, Festival and Special Event Management, John Willey &
Sons Inc. Hoboken, New Jersey
Ardika, IW, dalam Pustaka Bali Post, 2004, Pariwisata Bali: Membangun Pariwisata-Budaya
dan Mengendalikan Budaya-Pariwisata, BP, Denpasar
Berridge, G., 2007, Event Management Series; Events Design and Experiences, Butterworth
Heinemann, Linacre Jordan, Oxford
14
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusadua Bali - eka.mahadewi@gmail.com
Getz, D, 1991, Festivals, Special Events, and Tourism, Van Nostrand Reinhold, New York
Mahadewi, NME, 2007, Pesta Kesenian Bali XXIX, Persepektif Pariwisata Event, Materi
Lomba Artikel Ilmiah, Pemerintah Provinsi Bali, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali
Mahadewi, NME, 2009, Pengembangan Atraksi Budaya Kota Denpasar sebagai Event
Wisata, Penelitian STP Nusadua Bali, Puslitabmas
Sonder, M., 2004, Event Entertainment and Production, John Willey & Sons Inc. Hoboken,
New Jersey
Sorin,D,. 2003, The Special Event Advisor, A Business and Legal Guide for Event
Profesionals, John Willey & Sons Inc. Hoboken, New Jersey
Tribe, J, 1999, The Economic of Leisure and Tourism, Second Edition, Butterworth-
Heinemann Ltd, Linacre House, Jordan Hill, Oxford OX2 8DP, 225 Wildwood Avenue,
Woburn, MA 01801-2041, a Devision of Reed Educational and Professional Publishing
Ltd
Tusthi Eddy, N, 2000, Mengidamkan PKB yang Komplit, Majalah Sarad Edisi Juni 2000
No.6 Tahun I, hal. 47
Yoeti, Oka,A, 1990, Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata, Penerbit Angkasa
Bandung
15