menyediakan dan mengusahakan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan
usaha lain yang terkait dibidang pariwisata. Pariwisata adalah salah satu mesin
dengan baik, mestinya akan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pada
sebuah destinasi.
dapat terwujud jika wisatawan yang telah berkunjung puas terhadap destinasi
dan kerabatnya untuk berlibur ke tempat yang sama. Fenomena yang terjadi pada
trend pariwisata, khususnya di dunia saat ini adalah pesatnya pertumbuhan wisata
1
dunia, dan memperoleh sambutan yang sangat serius. Ecotourism dikembangkan
masyarakat lokal.
wisata untuk liburan di desa. Atraksi dari agritourism adalah pengalaman bertani
Objek agrowisata telah berkembang dan tercatat dalam basis data Direktorat
2
Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, NTB,
dikelola secara modern barat dengan orientasi objek keindahan alam yang belum
agrowisata tersebut adalah, Kebun Raya Bogor, Taman Aggrek Indonesia Permai
Jakarta, Taman Bunga Cipanas Jawa Barat, Taman Buah Mekarsari Jawa Barat,
Oceanarium Sea World Taman Impian Jaya Ancol Jakarta dan Taman
pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat
pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin
meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah
3
TABEL 1. : DESTINASI WISATA KOTA PEKANBARU
NO OBJEK WISATA KATEGORI
1. Kampung Bandar Senapelan Pekanbaru Wisata Budaya, Wisata
Sejarah
2. Mesjid Raya dan Makam Marhum Bukit Wisata Religi,
serta Makam Marhum Pekan Wisata Sejarah
3. Taman Agrowisata Tenayan Raya Wisata Agro, Wisata Minat
Khusus
4. Balai Adat Riau Wisata Budaya
5. Danau Bandar Khayangan Wisata Tirta
6. Kolam Pancing Alam Mayang Wisata Rekreasi
7. Museum Sang Nila Utama Wisata Budaya, Wisata
Sejarah
8. Mesjid Agung An Nur Wisata Religi
9. Komplek Bandar Seni Raja Ali Haji Wisata Budaya
10. Perpustakaan Soeman HS Wisata Edukatif
11. Anjungan Seni Idrus Tintin Wisata Budaya
12. Pasar Bawah Wisata Belanja
13. Plaza Senapelan Wisata Belanja
14. Plaza Citra Wisata Belanja
15. Plaza Sukaramai Wisata Belanja
16. Mall Pekanbaru Wisata Belanja
17. Mall SKA Wisata Belanja
Sumber: bilikdestinasi.pariwisata.riau.go.id Tahun 2017
Tenayan Raya, objek wisata ini berdiri pada bulan Oktober tahun 2014, awalnya
hanya sebuah lahan perkebunan milik pribadi dengan luas kurang lebih 6 hektare
yang ditanam berbagai macam sayuran dan buah-buahan seperti jagung, jambu
madu, melon, kelengkeng, bawang dan aneka sayuran lainnya. Selain itu objek
wisata ini dilengkapi juga dengan lahan sawah, kolam pemancingan, arena flying
4
Tenayan Raya ini mulai direalisasikan sebagai sebuah tempat wisata yang
Kota Pekanbaru terkhusus objek wisata yang berkonsep alam dan agro-edukasi.
berkonsep agro yang mulai berkembang saat ini. Dimulai dengan penambahan
fasilitas ATV (All Terain Vehicle) agar pengunjung dapat menikmati keindahan
lokasi dengan menggendarai ATV tersebut. Dibalik kemajuan tersebut masih ada
beberapa hal yang perlu untuk dikembangan dan dikelola dengan baik. Seperti
areal perkebunan yang perlu dikelola dengan baik dan perlu penataan, fasilitas
yang belum memadai serta belum ditemukannya daya tarik spesifik dari Taman
proyek yang baru dibentuk atau apabila terjadi pengembangan usaha yang
mengambil suatu keputusan usaha, baik menolak atau menerima rencana usaha,
Oleh karena itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan
5
Agrowisata Di Kota Pekanbaru (Studi Kasus Pada Taman Agrowisata Tenayan
Raya)”
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka terdapat beberapa
Agrowisata Tenayan Raya bila dilihat dari aspek finansial, aspek teknis dan aspek
pasar?
dan aspek pasar pada objek wisata Taman Agrowisata Tenayan Raya.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka hasil penelitian ini diharapkan
memberikan manfaat:
6
3. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan tambahan dan rujukan untuk
sama.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
a. BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
Bab ini terdiri dari pengertian secara umum tentang topic masasalah,
meliputi lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan hipotesis yang diajukan
7
f. BAB VI Penutup
Bab ini terdiri dari kesimpulan hasil pengujian dan analisis yang
analisis.
F. TELAAH PUSTAKA
1. Pengembangan Agrowisata
dan keterampilan menjual produk wisata seringkali tidak hanya sebatas kepada
produk dari objek wisata yang dijual tetapi juga pengetahuan umum terutama hal-
8
b. Promosi
Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti
melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, mass media (dalam bentuk iklan
atau media audiovisual), serta penyediaan informasi pada tempat publik (hotel,
kondisi sumber daya alam dan lingkungan. Sumber daya alam dan lingkungan
tersebut mencakup sumber daya objek wisata yang dijual serta lingkungan sekitar
sumber daya alam dan lingkungan yang dijual sangat menetukan keberlanjutan
usaha agrowisata. Antara usaha agrowisata dengan pelestarian sumber daya alam
lingkungan yang lestari, sebaliknya dari usaha bisnis yang dihasilkannya dapat
kemudahan yang diciptakan, mulai dari pelayanan yang baik, akomodasi dan
menghilangkan hal-hal yang bersifat formal, kaku dan menciptakan suasana santai
serta kesan bersih dan aman merupakan aspek penting yang perlu diciptakan.
9
e. Kelembagaan
4. Agrowisata dapat menjadi media promosi untuk produk lokal, dan membantu
10
1. Menjalin hubungan kekeluargaan dengan petani atau masyarakat lokal.
6. Biaya yang murah karena agrowisata relatif lebih murah dari wisata yang
lainnya.
kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitar.
petani nelayan dan masyarakat sekitar, disamping untuk meningktkan jenis dan
Daya tarik wisata sejatinya merupakan kata lain dari objek wisata namun
sesuai dengan peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata objek wisata sudah
daerah tujuan wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan,
kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan
11
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
daerah tujuan wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan
dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang kesuatu daerah
tertentu.
berikut:
1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berupa alam, flora dan fauna.
2. Hasil karya manusia, contoh: museum, seni dan budaya, peninggalan sejarah,
3. Minat khusus, contoh: mendaki gunung, berburu, tempat belanja, goa, rafting,
motivasi wisatawan itu sendiri. Apa yang dikehendaki seseorang mungkin tidak
oleh lainnya, tetapi mungkin pula ada orang-orang yang sama seleranya. Para ahli
yang turut merencanakan objek-objek wisata tentulah memahami hal ini sehingga
12
menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu objek wisata harus dirancang
sedemikian rupa berdasarkan criteria tertentu. Umumnya daya tarik suatu objek
1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan
bersih.
hadir.
5. Objek wisata alam yang mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam
6. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai
yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
(Gromang, 2003:21)
daerah wisata dalam kaitannya dengan atraksi yang ditawarkan objek wisata,
berikut:
2. Kealamiahan.
13
Kealamiahan atraksi agrowisata, juga akan menentukan keberlanjutan dari
agrowisata yang dikembangkan. Jika objek wisata tersebut telah tercemar atau
penuh dengan kepalsuan, maka wisatawan akan merasa tertipu dan tidak
berkunjung kembali.
3. Keunikan.
Keunikan dalam hal ini adalah sesuatu yang benar-benar berbeda dengan objek
wisata yang ada. Keunikan dapat berupa budaya, tradisi dan teknologi lokal
optimal, jika objek agrowisata ini dapat berfungsi dengan baik. Tidak
7. Penataan Kawasan.
14
Agrowisata pada hakekatnya meruapakan suatu kegiatan yang
3. Pengertian Agrowisata
yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam
dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau
15
Menurut Yoeti (2000:143) dalam bukunya yang berjudul “Ekowisata,
agrowisata juga merupakan suatu jenis pariwisata yang khusus menjadikan hasil
objek pertanian. Secara umum, ruang lingkup dan potensi agrowisata yang dapat
yang intensif antar petani dengan wisatawan. Harapannya petani bisa lebih kreatif
hati wisatawan.
4. Kelayakan Usaha
Kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat (benefit) yang dapat diperoleh
bisnis. Dengan demikian studi kelayakan yang juga sering disebut dengan
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang
dalamarti financial benefit maupun dalam arti social benefit. (Saleh, 2006)
dari segi penilaian yang dilakukan. Proyek-proyek yang dinilai dari segi ini pada
16
umumnya adalah proyek-proyek yang manfaatnya dihitung dari segi manfaat yang
keseluruhan.
Kegiatan usaha yang dinilai dari segi financial benefit adalah usaha-usaha
Menurut Djamin (2003) proyek-proyek yang dinilai dari segi social benefit
didalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Sasaran yang
ingin dicapai dalam analisis finansial adalah hasil dari modal saham (equity
capital) yang ditanam dalam usaha yang lebih mengutamakan penilaian social
benefit daripada financial benefit sering disebut dengan analisis evaluasi proyek
dan kegiatan usaha yang mengutamakan financial benefit daripada social benefit
1. Aspek Pasar.
3. Aspek Produksi.
17
4. Aspek Manajemen.
kedalam dua kelompok yaitu aspek finansial dan aspek non finansial. Aspek non
finansial terdiri aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen-hukum, aspek sosial-
Present Value (NVP), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio
(Net B/C Ratio), untuk mengetahui suatu usaha layak atau tidaknya.
5. Penelitian Terdahulu
Highland). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah usaha
yang diharapkan juga dapat dijadikan acuan bagi investor yang ingin berinvestasi
pada usaha bidang pertanian. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik
sensitivitas dengan alat analisis NPV, IRR, B/C Ratio serta Payback Periode.
18
Hasil penelitian mengenai kelayakan finansial yang telah dilakukan terdiri dari
NPV, IRR, Net B/C Ratio, dan Payback Period. Nilai perhitungan NPV
bahwa usaha ini tidak layak untuk dijalankan karena biaya investasi lebih tinggi
dari NPV. Hasil perhitungan IRR diperoleh sebesar 28% yang mengindikasikan
bunga yang berlaku yaitu 13,5%. Hasil perhitungan B/C Ratio diperoleh sebesar
1,18 yang mengindikasikan bahwa dijelaskan bahwa setiap Rp.1 biaya yang
dikeluarkan akan memberikan pendapatan sebesar Rp. 1,18, dan pada perhitungan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk budidaya kakao
dari kriteria investasi, dan prospek pasar komoditas kakao produksi Desa Pangsan.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kriteria investasi
termasuk NPV, IRR, dan Net B/C untuk analisis kelayakan finansial, sedangkan
kesesuaian lahan dan prospek pasar dianalisis secara deskriptif dan kualitatif.
Temuan dari Penelitian menunjukkan bahwa: lahan di Desa Pangsan sesuai (S2)
19
produktivitas kakao di Bali dan Indonesia, pertanian kakao di desa Pangsan yang
ditumpangsarikan dengan pohon kelapa dan pisang secara finansial layak untuk
Benefit Cost Ratio (Net B / C) sebesar 7,68, dan prospek pasar produk kakao di
Desa Pangsan tidak prospektif untuk bahan pangan, karena produk kakao yang
dan total sampling. Data penelitian yang digunakan adalah data primer dan data
sebesar 12,48, Gross B/C sebesar 3,01, IRR sebesar 56,38%, PR sebesar 13,64,
20
6.178.661,22, Net B/C sebesar 5,59, Gross B/C sebesar 2,72, IRR sebesar
20,53%, PR sebesar 5,59, dan PP selama 10 tahun 4 bulan 27 hari. (3) Agribisnis
layak diusahakan secara finansial atau tidak peka apabila terjadi kenaikan harga
pupuk 30%, kenaikan upah tenaga kerja 10%, dan perubahan harga jual cengkeh
wisata. Model analisa kelayakan yang digunakan yaitu aspek pasar, aspek teknik
dan manajemen serta finansial. Hasil dari aspek pasar yaitu sebagai pengguna
tahun, metode yang dipakai dalam analisis aspek finansial yaitu dengan metode
NPV, IRR, Payback Period, hasil analisis bahwa analisa kelayakan pengembangan
pengembangan wisata.
21
Bestari et al. (2016) dengan judul “Analisis Kelayakan Finansial Usahatani
serta kriteria investasi dengan perhitungan NPV, IRR, PI, dan PP. Hasil penelitian
sebesar 65,27%. Hal ini menunjukkan usahatani bunga krisan Daun Hijau Nursery
menguntungkan. Hasil analisis finansial untuk 9 periode yang akan datang adalah
19,38, dan PPselama 0,4 periode. Hal ini berarti bahwa usahatani Daun Hijau
terhadap perubahan produksi kuantitas, harga jual produk, dan biaya produksi.
22
penelitian ini adalah manajer taman, petugas lapangan, lapangan pekerja di Kebun
suku bunga Bank Rakyat Indonesia, biaya investasi (pembibitan stek, pendaki,
ban bekas, tali, dan peralatan), biaya operasional (pupuk dan tenaga kerja),
kuantitas produksi, dan harga jual produk. Analisis data menggunakan analisis
49,63%> 18%, tingkat pengembalian selama lima tahun adalah delapan bulan.
Upaya ini sangat sensitif terhadap penurunan 50% dalam harga penjualan.
2,21 Net Present Value memiliki nilai positif sebesar Rp 268.482.779, Internal
Rate of Return sebesar 35,87% dan Payback period adalah 3,7 tahun. Kendala
yaitu masalah hama dan penyakit yang menyerang pada musim hujan, dari aspek
ekonomi adalah kurangnya dana untuk proses produksi, dan kendala aspek sosial.
23
yaitu asparagus nabati cenderung hanya dikonsumsi oleh masyarakat kelas
kelayakan buah naga dalam hal aspek keuangan dan kontribusi pendapatan rumah
Net B / C (1,90) lebih besar dari satu, IRR (59,03%) lebih besar dari faktor
diskon, dan payback period (2 tahun 3 bulan). Hasil ini menunjukkan suku bunga
yang berlaku 18% setiap tahun, pengelolaan buah naga dapat dilakukan. Dari
sensitif untuk meningkatkan biaya. Tapi, pertanian manajemen buah naga sensitif
menggunakan analisis investasi melalui analisis NPV, BCR, IRR, dan Payback
24
Period. Analisis NPC, BCR, dan IRR yang mengacu pada kelayakan keuangan
Kebun Mangunan layak untuk di manfaatkan. Dari analisis keuangan pada tingkat
bunga 12%, mendapat NPV dalam jumlah Rp. 50.707.576.366 yang menunjukkan
laba dalam jumlah Rp. 50.707.576.366 selama masa proyek. Analisis BCR
memperoleh nilai 3,68 yang menunjukkan bahwa untuk setiap Rp. 1 biaya yang
dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar 3,68. Selain itu, analisis IRR
memperoleh nilai dalam jumlah 18,92% yang menunjukkan bahwa akan ada
periode pengembalian sekitar 14 tahun dan 9 bulan, yang berarti dalam periode
sebesar 30,52% yang melebihi nilai tingkat suku bunga atau discount factor yaitu
25
G. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Berikut akan penulis sajikan kerangka pemikiran dari penelitian yang dilakukan:
Analisis Sensitifitas
Layak Layak
Rekomendasi
26
H. METODE PENELITIAN
1. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada kawasan Taman Agrowisata Tenayan Raya
lokasi tersebut merupakan salah satu objek wisata berkonsep agro dan satu-
satunya terdaftar pada Dinas Pariswisata Provinsi Riau dan perlu untuk
dikembangkan.
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak kedua atau
data yang diperoleh dari hasil publikasi pihak lain dan kepustakaan
27
1. Questioner, yaitu pengumpulan data dengan cara membuat daftar
memudahkan interview.
layak atau tidaknya suatu proyek atau usaha dapat dijalankan secara
Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), dan
28
5. METODE ANALISIS
Metode yang dilakukan dalam menganalisis data pada penelitian ini
1. Analisis Deskriptif
bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Data yang telah
Untuk aspek finansial analisis yang digunakan yaitu Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C
dalam bentuk tabulasi dengan memasukkan data primer kedalam bentuk yang
mudah dibaca dan dipahami. Data kualitatif disajikan dalam bentuk uraian
investasi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) dan Payback Period
(PP).
29
mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu
kegiatan usaha. Selain itu, setiap kriteria kelayakan dapat dipakai untuk
Net Present Value atau nilai kini manfaat bersih merupakan manfaat
bersih yang diterima selama umur usaha pada tingkat diskonto tertentu. Suatu
usaha dinyatakan layak jika jumlah seluruh manfaat biaya yang diterima
melebihi biaya yang dikeluarkan, atau dengan kata lain Net Present Value
lebih besar dari nol, berarti manfaat yang diperoleh lebih besar dari pada
1. NPV < 0 (negatif), hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak
2. NPV = 0, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak
30
keputusan untuk meneruskan usaha ini atau tidak berada di tangan pemillik
usaha sendiri.
3. NPV > 0 (positif), hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut layak
NPV sama dengan nol, tetapi tidak ada hubungannya sama sekali dengan
discount rate yang dihitung berdasarkan data di luar proyek sebagai social
𝑁𝑃𝑉1
IRR = i1 + (i2 +i1)
𝑁𝑃𝑉2 +𝑁𝑃𝑉1
31
dimasa-masa mendatang. IRR memiliki tiga nilai yang masing-masing
1. IRR < SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak
2. IRR = SOCC, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut
3. IRR > SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut layak
secara finansial.
Net B/C merupakan nilai manfaat yang bisa didapatkan dari proyek atau
usaha setiap kita mengeluarkan biaya sebesar satu rupiah untuk proyek atau
usaha tersebut. Net B/C merupakan perbandingan antara NPV positif dengan
𝑛
Ct−Bt
∑ (1+𝑖)𝑡
𝑡=𝑜
Bt-Ct = Untuk Benefit lebih besar dari Cost pada tahun ke-t
Ct-Bt = Untuk Cost lebih besar dari Benefit pada tahun ke-t
32
4. Payback Period (PP)
Pay Back Period (PP) merupakan salah satu kriteria investasi yang berupa
bisa diartikan juga sebagai teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode)
pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Pay Back Period dapat
dicari dengan mengakumulatifkan arus manfaat dan biaya mulai dari yang
bernilai negatif hingga positif yang pertama. Payback Period dapat dihitung
Investasi
PP = 𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥 12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
33
I. DAFTAR PUSTAKA
Syamsu. Yoharman. 2001. Penerapan Etika Perencanaan Pada Kawasan Wisata.
Jakarta: LP3M STP Trisaksi.
Rai Utama SE., MMA., MA, Dr. I Gusti Bagus. Dan Junaedi S.E., MA, Dr. I
Wayan Ruspendi. 2018. Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia.
Yogyakarta: Deepublish.
Tirtawinata MS, Ir. Moh Reza. Dan Fachruddin, Ir. Lisdiana. 1999. “Daya Tarik
dan Pengelolaan Agrowisata”. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Puspita, Lisa., dan Dwiastuti, Rini. 2018. Analisis Kelayakan Finansial Kebun
Wisata Strawberry (Kasus Di Kebun Wisata Strawberry Highland, Jurnal
Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA). 2 (3):187-193.
Dewi, Ida Ayu Listia., dan Ustriyana I Nyoman Gede. 2016. Kelayakan Finansial
Usahatani Buah Naga Di Daerah Perkotaan Sebagai Alternatif Tambahan
Pendapatan Petani, E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. 7 (1):172-181.
34
Ramdan, Rifki Muhammad., dan Ikhwana, Andri. 2016. Analisa Kelayakan
Pengembangan Wisata Di Desa Cimareme Kecamatan Banyuresmi Garut,
Jurnal Kalibrasi. 14 (1):101-110.
Tiyas, Ayuning.; Putra, I Gede Setiawan Adi.; dan Dewi, Ida Ayu Listia. 2015.
Analisis Finansial Usahatani Buah Naga Super Merah (Hulocereus
Costaricensis) Studi Kasus Di Kelompok Tani Berkah Sambirejo
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi, E-Jurnal Agribisnis dan
Agrowisata. 4 (5):402-411.
Sofiana, Tri Anisa.; Sudrajat, Ign Suprih.; dan Widiatmi, Susi. 2015. Analisis
Kelayakan Finansial Agrowisata Kebun Buah (Studi Kasus Di Agrowisata
Kebun Buah Mangunan Bantul Yogyakarta. Fakultas Pertanian, Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa.
Rahayu, Ni Wayan Nita.; Sudarma, I Made.; dan Yudhari I Dewa Ayu Sri. 2015.
Aspek Kelayakan Finansial Pengembangan Komoditas Asparagus Di Desa
Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung, E-Jurnal Agribisnis dan
Agrowisata. 4 (4):221-229.
Pustaka Online
http://www.bilikdestinasi.pariwisata.riau.go.id diakses pada tanggal 4 Desember
2018 pukul 16.23 WIB
35