Anda di halaman 1dari 26

Tugas Mata Kuliah Manajemen Agribisnis Multinasional

Dosen: Prof. Dr. Azhar Bafadal, M.Si.

CIRI DAN FAKTOR PENDORONG


MULTINATIONAL CORPORATION

Disusun oleh:
Kelompok 1
Mastri Susilo (G3IP21018)
Muslan (G3IP22009)
Asmurti (G3IP22008)
Safrin Edy (G3IP22007)

SEKOLAH PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Penulisan 3
1.3. Manfaat Penulisan 3
II. PERUSAHAAN MULTINASIONAL 4
2.1. Definisi dan Model Perusahaan Multinasional 4
2.2. Sebaran MNC di Dunia 5
2.3. Beberapa Perusahaan Multinasional di Indonesia 7
2.3.1 Unilever Indonesia 7
2.3.2 PT. Indofood 9
III. FAKTOR PENDORONG DAN CIRI MNC 10
3.1 Faktor Pendorong Perusahaan Multinasional 10
3.2. Ciri Perusahaan Multinasional 13
3.3. Tipe perusahaan multinasional 20
3.4. Keunggulan Perusahaan Multinasional 20
IV. PENUTUP 22
4.1. Kesimpulan 22

DAFTAR PUSTAKA 23
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan multinasional awalnya muncul ketika jaman Yunani kuno, dimana


kegiatan perdagangan dan produksi barang ditentukan dari tempat operasionalnya. Saat
itu Yunani kuno telah menetapkan beberapa perbatasan antara negara dan kota,
membuat perdagangan dan berinteraksi lintas batas. Sehingga untuk memenuhi
produksi, beberapa perusahaan membuat sejumlah daerah atau negara sebagai
penyanggah. Hal inilah yang menjadikan awal terbentuknya perusahaan multinasional,
karena tidak perlu lagi mengandalkan satu daerah untuk memenuhi kebutuhan produksi
namun dapat mengandalkan beberapa negara penyangga tersebut. Semenjak
berakhirnya perang dunia kedua, perusahaan multinasional menjadi semakin penting
perannya dalam memenuhi kebutuhan - kebutuhan negara negara maju. Dimulai ketika
Amerika Serikat menjalankan perusahaannya ke berbagai negara di dunia seperti Eropa,
Jepang, dan Australia. Lalu semenjak tahun 1960-an, perusahaan di Eropa, Jepang,
Australia dan beberapa negara maju lainnya mulai mengikuti Amerika Serikat dengan
menjalankan perusahaannya ke berbagai negara berkembang seperti di negara-negara
Asia, Afrika, dan Amerika Latin

Dari sejarah inilah kemudian banyak bermunculan perusahaan multinasional


atau dikenal dengan multinational corporation (MNC). MNC adalah perusahaan dengan
fasilitas dan aset yang tidak hanya berada di satu negara, tapi berada di negara lain.
Biasanya perusahaan multinasional memiliki kantor atau pabrik cabang di berbagai
negara. Perusahaan multinasional akan terhubung langsung dengan kantor pusat
mereka. Kantor pusat tersebut disebut sebagai manajemen global yang mengawasi
perusahaan-perusahaannya yang tersebar di sejumlah negara. Beroperasi di satu
negara, perusahaan multinasional tidak hanya memenuhi kebutuhan di negara
tersebut, tapi juga memenuhi kebutuhan negara lain yang mana artinya perusahaan
tersebut melakukan ekspor perdagangan pula (Mansaray, 2020). Perusahaan
multinasional (MNC) didefinisikan sebagai perusahaan yang terlibat dalam berbagai
bentuk bisnis internasional (Madura, 2012).

1
Pada mulanya, perusahaan hanya mengekspor produknya ke negara tertentu
atau mengimpor barang dari produsen asing. Namun, seiring dengan berjalannya waktu,
beberapa perusahaan melihat peluang asing baru dan akhirnya membentuk anak
perusahaan di negara asing. Perusahaan MNC setidaknya memiliki paling sedikit satu
anak perusahaan di luar negaranya. Anak perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh
induk perusahaan dengan tujuannya untuk memaksimalkan nilai pada perusahaan MNC
secara keseluruhan dan bukan memaksimalkan nilai dari anak perusahaan asing
tertentu. Perusahaan Multinasional juga pada umumnya berasal dari perusahaan-
perusahaan nasional yang berkembang menjadi perusahaan transnasional dan
kemudian melakukan ekspansi keluar negeri atau membuka cabang atau perwakilan di
negara negara lainnya.
Berkembangnya kegiatan bisnis internasional dari sejumlah perusahaan
multinasional maupun domestic menunjukkan bahwa perusahaan mampu bersaing
dalam pasar asing. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya melakukan ekspor
impor tetapi lebih pada operasi produksi, pemodalan, status perusahaan dan lain-lain
yang berfokus pada lingkungan global. Degree of internationalization (DOI) merupakan
indikator masuknya perusahaan ke dalam bisnis internasional.
Perusahaan multinasional atau Multi National Corporation (MNC) adalah
perusahaan besar yang mengembangkan anak perusahaannya di berbagai negara lain.
Ciri khas dari perusahaan ini adalah di setiap negara perusahaan-perusahaan tersebut
memiliki bentuk sebagai Perseroan Terbatas, akan tetapi kepemilikan sahamnya hampir
seluruhnya dimiliki oleh perusahaan induk.
Selain itu saham dari perusahaan ini tidak dijual di pasar modal lokal sehingga
kebijakan operasi perusahaan ditentukan oleh perusahaan induk. Perusahaan
multinasional semakin besar peranannya dalam berbagai negara sejak perang dunia II.
Awalnya MNC berasal dari Amerika Serikat yang mengembangkan usahanya ke negara-
negara Eropa, Jepang dan Australia serta New Zealand. Sejak era 1960, MNC bukan saja
dimonopoli oleh AS, tetapi juga dari Jepang dan Eropa, serta mulai mengembangkan
usaha ke negara-negara berkembang di Asia dan Afrika. Perusahaan Multinasional atau
Multinational Corporation (MNC) merupakan aktor utama dalam bisnis internasional.
Jenis perusahaan ini pada saat sekarang memegang peranan yang penting untuk

2
transaksi internasional. Perdagangan internasional seperti impor dan ekspor merupakan
tahap awal dari operasi perusahaan internasional. Pola operasinya meliputi; usaha
patungan, penanaman modal asing dan sistem lisensi. Subjek dalam perdagangan
internasional secara tegas sangat memperhitungkan peran pemerintah yang besar dalam
hubungan dengan MNC serta perusahaan lainnya dalam bisnis internasional.
Keberadaan Multinational Corporation itu sendiri juga memberi keuntungan pada
berbagai pihak, termasuk dalam urusan pembukaan kesempatan kerja. Hal lain yang
perlu diketahui tentang perusahaan ini adalah mereka sering sekali memanfaatkan
subkontraktor untuk mengadakan produksi barang-barang tertentu sesuai dengan apa
yang mereka butuhkan dalam menjalankan bisnisnya. Pada era ekonomi global,
kontribusi yang diberikan perusahaan multinasional (multinational enterprises/MNE)
terhadap negara tujuan investasi cukup signifikan, khususnya dalam meningkatkan
investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI). Selain memberikan manfaat
finansial, FDI juga berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta membuka lapangan kerja di negara
tujuan investasi (Baiashvili dan Gattini, 2019).
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang akan dikaji dalam makalah ini terkait dengan topik
perusahaan multinasional adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan perusahaan Nasional, transnasional menjadi
Perusahaan Multinasional
2. Untuk mengetahui bagaimana Ciri Multinational Corporation (MNC)
3. Untuk mengetahui faktor pendorong munculnya Multinational Corporation (MNC)
1.3. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, makalah ini diharapkan bisa memberikan gambaran rinci terhadap
mengenai ciri dan faktor pendorong Multinational corporation
2. Bagi pembaca, makalah ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi mengenai ciri
dan faktor pendorong Multinational corporation

3
II. PERUSAHAAN MULTINASIONAL

2.1. Definisi dan Model Perusahaan Multinasional

Perusahaan multinasional (MNC) adalah perusahaan yang didirikan di satu


negara (disebut negara asal/home country); tetapi pelaksanaan operasional bisnisnya
melampaui negara asal dan atau dijalankan di negara lain (disebut negara tuan
rumah/host country). Dengan kata lain, MNC memiliki bisnis dan menjalankan usahanya
di dua negara atau lebih (Jacoby, 1970). UNDP mendefinisikan MNC sebagai perusahaan
yang bertujuan memperoleh keuntungan yang biasanya dimiliki oleh swasta dan
mempuyai kontrol atas kekayaannya yang berupa pabrik, tambang, penjualan dan
kantor, operasi di beberapa negara lain dan mempunyai organisasi sentral yang berpusat
di suatu negara di mana dia berasal. (UNDP 1975). Perusahaan disebut sebagai
perusahaan multinasional apabila memiliki proporsi penjualan, investasi, produksi dan
tenaga kerja di luar negeri sebesar 25% atau lebih (Rolfe 1969)
Pada umumnya, kantor pusat (Headquarter) perusahaan multinasional berlokasi
di negara asal. Berdasarkan letak geografis dimana kantor pusat (headquarter)
berlokasi, perusahaan multinasional dapat dibagi menjadi 3 model, antara lain:
1. Terpusat.
Dalam model terpusat, perusahaan mendirikan kantor pusat eksekutif di negara asal
(home country) dan kemudian membangun berbagai pabrik dan fasilitas produksi di
negara lain. Keuntungan terpenting dari model ini adalah MNC dapat menghindari
tarif dan kuota impor serta memanfaatkan biaya produksi yang lebih rendah.
2. Regional
Model regionalisasi menyatakan bahwa sebuah MNC mendirikan kantor pusat di
salah satu negara yang mengawasi beberapa kantor yang berlokasi di negara lain.
Berbeda dengan model terpusat, model regionalisasi mencakup anak perusahaan dan
afiliasi yang memberikan laporan ke kantor pusat.

4
3. Multinasional.
Dalam model multinasional, perusahaan induk beroperasi di negara asal dan
mendirikan anak perusahaan di berbagai negara. Adapun perbedaan yang dapat
dicirikan yaitu anak perusahaan dan afiliasinya lebih mandiri dalam operasionalnya.
2.2. Sebaran MNC di dunia

Menurut UNCTAD, terdapat sekitar 65.000 MNC ada pada tahun 2000, dimana
perusahaan induk berjumlah sekitar 50.000 berada di negara maju (UNCTAD 2002). Ini
merupakan peningkatan yang signifikan jumlah MNC dari tahun 1990, ketika hanya
terdapat 35.000. Pertumbuhan sangat dramatis di Dunia Ketiga. Walaupun jumlah MNC
di negara maju meningkat sebesar 63 persen antara 1990 dan 2002, namun jumlah MNC
di negara berkembang meningkat sebesar 258 persen pada periode yang sama.
Terlepas dari tren tersebut, distribusi geografis MNC lebih condong ke Eropa
Barat. Adapun negara yang menjadi tuan rumah (host country) perusahaan induk dari
sebagian besar MNC di dunia adalah Denmark (sekitar 14% dari semua MNC). Jejak
Denmark diikuti oleh Jerman (13%), Swedia (7%), dan Swiss (7%). Amerika Serikat
hanya menampung 5 persen dari seluruh dunia MNC. Dari lebih dari 13.000 MNC di
negara berkembang, lebih dari setengahnya berada di Korea Selatan. Negara
berkembang lainnya dengan jumlah MNC yang signifikan termasuk Afrika Selatan,
Brasil, dan Republik Ceko.

Sumber: FORTUNE 2020

5
Gambar 1. Peta Distribusi Perusahaan MNC

Jika hanya mempertimbangkan distribusi geografis bagi MNC yang berukuran


besar, maka MNC lebih terkonsentrasi di Amerika Serikat dan Jepang. Sekitar 64 persen
dari 250 perusahaan industri terbesar berkantor pusat di Amerika Serikat pada tahun
1960. Kecuali beberapa di Jepang, semua sisanya grup ini berlokasi di Eropa. Menjelang
tahun 2002, hanya terdapat sekitar 38 persen dari perusahaan Fortune Global 500 yang
berkantor pusat di Amerika Serikat; Jepang berada di urutan kedua dengan 18 persen,
kemudian Prancis dengan 8 persen, dan Inggris dan Jerman dengan masing-masing 7
persen. Beberapa dari atas 500 perusahaan sekarang berlokasi di negara berkembang,
termasuk Cina, Brasil, India, Malaysia, dan Meksiko.
Tabel 1. Top 10 Perusahaan Multinasional Dunia berdasarkan Revenue

Sumber: FORTUNE 2020

Tabel 2. Top 10 MNC terbesar berdasarkan revenue, nilai tambah, aset asing dan tenaga
kerja

6
MNC telah menjadi lebih "transnasional" dalam beberapa tahun terakhir. Ukuran
metrik yang digunakan untuk mengukur aktivitas MNC di pasar luar negeri adalah
investasi asing langsung (Foreign Direct Investment-FDI). FDI adalah investasi oleh suatu
entitas, seperti korporasi dalam kegiatan produktif yang terjadi di negara manapun
selain di negaranya sendiri (home country). Arus keluar FDI tumbuh perlahan dari
pertengahan 1970-an hingga pertengahan 1980-an. FDI kemudian hampir tiga kali lipat
antara tahun 1984 dan 1987 dan terus tumbuh terus pada tingkat sekitar 20 persen per
tahun selama paruh pertama tahun 1990-an. Ada lonjakan pertumbuhan yang dramatis
dalam FDI selama akhir 1990-an di a tingkat lebih dari 40 persen per tahun sebelum
mulai turun secara signifikan di 2001 sebagai akibat dari perlambatan ekonomi global.
Pertumbuhan arus keluar FDI harga berlaku selama periode 1982–2001, dimana terjadi
peningkatan lebih dari 2.100 persen atau jauh melampaui pertumbuhan ekspor (257%)
dan output dunia (195%).

2.3. Beberapa Perusahaan Multinasional di Indonesia

2.3.1. Unilever Indonesia


1. Sejarah Perusahaan Unilever
Perusahaan multinasional Unilever, merupakan perusahaan besar yang memiliki
kantor pusat yang berada di Rotterdam, Belanda bernama Unilever N.V. serta kantor di
London, Inggris bernama Unilever plc. Unilever menghasilkan produksi dalam bentuk
minuman, makanan, perawatan untuk tubuh, dan juga pembersih. Jika berdasarkan

7
besar pendapatan pada 2012, Unilever menjadi produsen barang rumah tangga yang
terbesar nomor tiga di dunia. Kategori produsen olesan makanan yang paling besar di
dunia pun juga dipegang oleh Unilever. Unilever juga merupakan salah satu dari
perusahaan besar paling tua yang saat ini tetap beroperasi, dan telah memasarkan
produknya kepada lebih dari 190 negara. Unilever mempunyai merek dagang yang
melebihi 400 nama, dengan adanya merek yang mempunyai total penjualan melebihi £1
miliar, 14 merek diantaranya : Axe, Omo, Dove, Heartbrand, Becel, Knorr, Hellmann’s,
Lux, Lipton, Rama, Magnum, Surf, Sunsilk, serta Rexona. Unilever N.V. serta Unilever plc,
terus beroperasi dengan nama yang sama dan dikepalai dewan direksi yang juga sama.
Perusahaan ini juga membuat beberapa divisi penting, yaitu Divisi Makanan, Divisi
Minuman dan Es Krim, serta Divisi Perawatan Tubuh. Unilever mempunyai research and
development center di Belanda, Inggris, India, Tiongkok, serta Amerika Serikat.
Perusahaan Unilever dibangun pada tahun 1930 selaku bentuk penyatuan dari
penghasil margarin yang berasal dari Belanda yang bernama Margarine Unie dengan
penghasil sabun yang berasal dari Inggris yang bernama Lever Brothers. Penggabungan
ini sangat masuk akal dan saling menguntungkan, dikarenakan sabun dan margarin
mempunyai bahan baku yang sama yaitu minyak dari kelapa sawit, sehingga dalam
proses pengimporan minyak kelapa sawit asal Afrika bisa berlangsung lebih efektif. Di
paruh kedua abad ke-20, Unilever dengan signifikan melakukan diversifikasi, memasuki
bermacam bidang bisnis, lalu berkembang ke banyak Negara Pada 1930-an, Unilever
mulai berkembang dalam hal bisnis. Unilever mulai melakukan akuisisi pada
perusahaan-perusahaan lain. Pada tahun 1943, mayoritas saham pada Frosted Foods
dan Batchelor Peas diakuisisi oleh Unilever. Pada saat tahun 1944, Pepsodent diakuisisi
Unilever. Tetapi beberapa bisnis milik Unilever menampilkan penurunan penjualan,
sehingga membuat Unilever melepas beberapa anak perusahaannya setelah tahun 1945.
Unilever menjadi sebuah perusahaan multinasional besar yang pertama kali
melakukan komitmen dalam metode yang lebih ramah lingkungan dalam memetik teh
pada Mei 2007, dengan mempekerjakan Rainforest Alliance, lembaga pemerhati
lingkungan demi memberikan sertifikat pada kebun teh mereka di Afrika Timur serta
penyuplai teh mereka seluruh dunia. Penjualan teh bersertifikat ini dimulai tahun 2010
di Eropa Barat lalu dimulai pada tahun 2015 akan dijual ke seluruh dunia. Sebelum itu

8
Unilever pada tahun 2009 sepakat untuk melakukan akuisisi divisi perawatan tubuh asal
Sara Lee Corporation, yang terlibat didalamnya merek Dushdas, Radox, dan Bededas.
Pengakuisisian divisi ini ikut menguatkan kedudukan Unilever dalam bisnis deodorant
dan pembersih kulit. Unilever memublikasikan pada Februari 2011 bahwasanya mereka
akan memanfaatkan telur yang bersumber dari ayam tak berkandang pada setiap
produk di dunia. Tanggal 27 Desember 2012, Unilever mengumumkan akan berhenti
menggunakan mikroplastik pada semua bahan produk perawatan tubuhnya dimulai
tahun 2015. Saat pertengahan 2015, produk kategori olesan makanan ‘I Can’t Believe It’s
Not Butter!’ dan ‘Flora’ dipisahkan dari perusahaan Unilever, meskipun tak sepenuhnya
dipisahkan menjadi sebuah perusahaan independen, hal ini disebabkan oleh terus
menurunnya penjualan olesan makanan. Departemen baru ini memiliki nama ‘Unilever
Baking, Cooking and Spreading Company’ dan dikendalikan oleh Sean Gogarty

2.3.2. PT. Indofood


PT. Indofood Sukses Makmur Tbk atau Indofood baru pertama kali dibangun
pada tahun 1990, dimana awalnya perusahaan ini dikenal dengan Nama PT.
Panganjaya Intikusuma. Nama ini kemudian diganti dengan resmi menjadi PT.
Indofood Sukses Makmur dan di saat yang sama didaftarkan di Indonesian Stock
Echange (IDX) pada tahun 1994. Setahun setelahnya, Indofood memutuskan untuk
menerapkan kebijakan integrasi melalui akuisisi Bogasari. Tidak hanya integrasi
dengan Bogasari, Indofood juga berkerjasama dengan beberapa perusahaan kecil di
bidang perkebunan, pertanian, serta distribusi produk lainnya di tahun 1997. Pada
tahun 2005, Indofood juga memulai memasuki bisnis pengiriman dengan
mengakuisisi PT. Pelayaran Tahta Bahtera (Indofood, 2019). Indofood merupakan
perusahaan yang fokus pada produksi makanan, bahan baku, dan pemrosesan. Indofood
juga memiliki visi, misi, dan nilai sebagai identitas. Visi Indofood adalah a total food
solutions company, artinya perusahaan ini secara totalitas mengembangkan produk
makanan. Adapun nilai yang dipercaya Indofood adalah “With discipline as the basis
of our way of life; we conduct our business with integrity; we treat our stakeholders with
respect; and together we unite to strive for excellence and continues innovation”. Melalui
visi dan nilai ini, Indofood mengembangkan 4 poin misi yaitu (Indofood, 2019):

9
1. Untuk memberikan solusi berkelanjutan untuk kebutuhan pangan
2. Untuk terus meningkatkan karyawan, prosesnya, dan teknologi
3. Untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara
berkelanjutan
4. Untuk meningkatkan nilai-nilai pemangku kepentingan

III FAKTOR PENDORONG DAN CIRI PERUSAHAAN MULTINASIONAL

3.1. Faktor Pendorong Perusahaan Multinasional


Setiap perusahaan memiliki motivasi yang beragam untuk berkembang menjadi
perusahaan MNC. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan, antara lain faktor
ketersediaan bahan baku, jarak terhadap target pasar, akses biaya produksi yang murah,
akses terhadap sumber daya manusia berkualitas, motif menghindar dari tarif impor dan
lain-lain.
1. Bahan baku/raw material:
Dalam sejarahnya, pendirian MNC paling awal didasarkan pada pencarian sumber
daya alam sebagai bahan baku produksi. Perusahaan multinasional ini tersebar di
berbagai belahan dunia untuk mencari bahan baku. MNC berupaya membeli bahan baku
berkualitas terbaik dari pasar lokal dengan harga termurah, memproses bahan mentah
secara lokal dan mengirimkannya ke negara asal (home country) untuk produksi produk
jadi.
Di era kolonial, perusahaan multinasional negara-negara Eropa Barat
mengeksploitasi bahan baku secara maksimal yang ditemukan di banyak luar negaranya.
VOC (Dutch East India Company) yang pernah menjajah Indonesia merupakan salah satu
contoh perusahaan MNC dalam kelompok ini.
Saat ini, perusahaan multinasional yang bergerak dalam pencarian bahan baku adalah
perusahaan minyak mentah, gas dan usaha pertambangan. Perusahaan ini membeli

10
bahan mentah dari pasar internasional dan mengirimkannya ke negara asal untuk
diproses.
2. Jarak terhadap target pasar internasional
Perusahaan multinasional yang berorientasi pada pangsa pasar merupakan jenis
MNC yang paling umum ditemukan saat ini. MNC memasuki pasar luar negeri untuk
memproduksi dan menjual produk mereka. Motif utama perusahaan multinasional
tersebut adalah dalam rangka pengembangan bisnis di tingkat internasional.
Langkah mendirikan bisnis di negara-negara dimana target pasar konsumen
perusahaan berada merupakan strategi yang sangat bermanfaat, sebagai contoh adalah
di Tiongkok (Zhang, 2001). Hal ini dilakukan guna mengurangi biaya transportasi dan
memberi akses lebih mudah bagi perusahaan multinasional terhadap umpan balik dan
informasi konsumen, serta intelijen pemasaran.
Pengenalan merek internasional membuat transisi dari berbagai negara dan pasar
masing-masing menjadi lebih mudah dan mengurangi biaya pemasaran per kapita
karena visi merek yang sama dapat diterapkan di seluruh dunia.
Kebijakan pembatasan impor beberapa negara juga mendorong MNC untuk
melakukan kegiatan produksi dan penjualan di negara tersebut. Saat ini banyak
perusahaan multinasional yang berasal dari Amerika Serikat, Jepang dan negara maju
lainnya mulai berinvestasi di India dan Tiongkok dengan mempertimbangkan faktor
pangsa pasar yang sangat besar.
3. Akses ke biaya produksi lebih rendah
Sebagaimana umumnya suatu perusahaan yang memaksimalkan
profit/keuntungan, MNC berinvestasi di negara-negara dimana biaya produksinya
rendah. Motif utama perusahaan tersebut adalah untuk meminimalkan biaya produksi
dan layanan. Oleh karena itu, MNS mendirikan pabrik di negara-negara dengan biaya
tenaga kerja dan energi rendah. Hal ini dapat membantu memenuhi daya beli pelanggan
negara tuan rumah (host country).
Penyiapan faktor produksi terutama di negara berkembang dilakukan dalam
rangka upaya menekan biaya pengeluaran produksi sehingga menjadi jauh lebih sedikit.
Meskipun outsourcing adalah cara untuk mencapai tujuan, akan tetapi mendirikan pabrik
di negara lain akan lebih hemat dari sisi biaya operasional. Sebagai contoh, banyak

11
perusahaan Jepang seperti Sony, Toyota, Panasonic Nasional, Honda, Suzuki dan lainnya
telah mendirikan pabrik produksi mereka di Tiongkok, India, Malaysia, Singapura,
Taiwan, Thailand dan lain-lain. Hal ini membantu dalam meminimalkan biaya produk
bermerek Jepang karena secara komparatif negara-negara ini memiliki biaya tenaga
kerja dan energi yang rendah.
Sebagai perbandingan upah tenaga kerja yang dikerjakan di negara berkembang
dengan negara maju, karena ukurannya yang besar, MNC dapat memanfaatkan skala
ekonomi dan menumbuhkan merek global mereka. Pertumbuhan dilakukan melalui
penempatan manufaktur/layanan yang strategis, rantai pasokan yang lebih efisien dan
murah, serta kapasitas teknologi yang canggih.
4. Akses ke sumber daya manusia yang terbaik.
Perusahaan multinasional juga dikenal hanya mempekerjakan sumber daya
manusia berkualitas terbaik dari seluruh dunia, yang memungkinkan manajemen untuk
memberikan pengetahuan teknis terbaik dan pemikiran inovatif untuk produk atau
layanan mereka.
5. Menghindari tarif atau pajak.
Ketika sebuah perusahaan memproduksi produk/jasa dan menjualnya di negara
lain, maka perusahaan tersebut akan dibebaskan/minimal dari kuota, pajak dan tarif
impor. Dengan demikian keberadaan MNC di negara host juga akan menikmati fasilitas
bebas tarif impor sehingga barang menjadi lebih murah.

12
Sumber: Global Investment Report 2020
Gambar 2. Faktor pendorong investasi MNC di negara tuan rumah (host country).

Pada tahun 2019, Global Investment Competitiveness (GIC) melakukan survey


(Gambar 2) terkait faktor yang paling menentukan bagi sebuah MNC untuk berinvestasi
di 10 negara yaitu Brazil, India, Indonesia, Malaysia, Meksiko, Nigeria, Thailand,
Tiongkok, Turki dan Vietnam (World Bank 2020). Survey tersebut mengindikasikan
paling tidak terdapat 15 faktor pendorong investasi MNC di negara host, antara lain
(dimulai dari yang paling berpengaruh penting): stabilitas politik (49.4%), stabilitas
makroekonomi (49%), kepastian hukum dan peraturan perundang-undangan (42%),
kapasitas atau keterampilan sumber daya manusia (41.5%), pajak yang rendah (41.3%),
ukuran pasar (39.3%), ketersediaan infrastruktur (38.6%), kemampuan ekspor (38.4%),
perlindungan kekayaan intelektual (35.4%), perlindungan investor (34.5%), upah
pekerja dan biaya input (33.2%), koordinasi supply chain (30.1%), bahan baku lokal
(26.6%), sumber daya alam (18.5%), dan target akuisisi lokal (14.4%).

3.2. Ciri Perusahaan Multinasional

13
1. Operasi skala besar dan global
Perusahaan akan disebut sebagai perusahaan multinasional apabila menjalankan
operasinya dalam skala besar dan luas. MNC melakukan operasi bisnisnya dengan cara
menginvestasikan modal dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu, MNC melakukan
kegiatan seperti produksi, distribusi, organisasi, tenaga kerja dan kegiatan promosi
dalam skala besar. Produksi dalam skala besar dapat meminimalkan biaya produksi per
unit (efisien) sehingga harga jual produk bisa lebih kompetitif yang membantu
menghadapi persaingan di pasar.

2. Inovasi, teknologi canggih dan modern


Perusahaan Multinasional selalu fokus pada kualitas produknya dan berusaha
memenuhi semua standar internasional. Oleh karena itu penerapan kecanggihan
teknologi modern dalam praktik perusahaan multinasional merupakan suatu hal yang
tidak dapat dipisahkan. Secara umum, MNC memiliki teknologi yang canggih dan modern
dengan mengimplementasikan teknologi padat modal di bidang manufaktur dan
pemasaran. Penggunaan teknologi terkini, merek dagang sendiri, serta sistem distribusi
dan jaringan promosi yang lebih baik merupakan komponen utama perusahaan
multinasional.
Perusahaan multinasional membawa investasi dan teknologi ke negara asing.
Vernon (1966) berhipotesis bahwa inovasi dimulai di negara-negara kaya. Ketika pasar
jenuh dan persaingan oligopolistik meningkat, perusahaan multinasional didorong
keluar dari pasar dalam negeri untuk berekspansi ke luar negeri di pasar baru untuk
menemukan tempat yang lebih murah. Dengan demikian, MNC memberkan nilai alih
teknologi tetapi juga menekankan sifat oligopolistik dari investasi multinasional.
MNC membentuk departemen penelitian dan pengembangan (litbang) dalam
rangka mencari dan mengadopsi teknologi terbaru guna mendukung pencapaian proses
produksi, distribusi dan promosi kegiatan bisnis yang paling efisien. Tugas utama dari
departemen litbang ini adalah untuk mengembangkan dan merancang produk baru
sesuai permintaan pasar. Departemen ini juga mendesain ulang produk yang ada
menjadi desain baru untuk memberikan tampilan baru. Semua produk ini dirancang
sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan memberikan kepuasan yang lebih baik.

14
Monopoli merupakan salah satu strategi pengembangan beberapa perusahaan
multinasional. Spesialisasi produk dan sistem manajemen yang efisien dari perusahaan
multinasional mampu mengembangkan kekuatan monopoli MNC bahkan di pasar yang
kompetitif. Dengan demikian, perusahaan multinasional dapat dengan mudah masuk ke
negara-negara berkembang. MNC juga mentransfer teknologi baru ke negara-negara
berkembang melalui cabang dan anak perusahaan yang berguna untuk industrialisasi.

3. Kesatuan kontrol dalam operasi internasional melalui jaringan cabang


Ciri mendasar perusahaan multinasional lainnya adalah jangkauan wilayah
operasinya yang sangat luas, di dua negara atau lebih. Hal ini dilakukan dengan strategi
kegiatan produksi dan distribusi di tingkat global melalui perusahaan cabang, anak
perusahaan dan afiliasi lain di negara tuan rumah (host country). Contoh perusahaan
yang melakukan hal ini adalah Coca Cola, IBM, National Panasonic, Toyota, Pepsi Cola
dan lain-lain.
Status kepemilikan perusahaan multinasional tetap berada pada perusahaan
induk dan anak perusahaan. Namun, sebagian besar saham anak perusahaan yang
didirikan di berbagai negara berasal oleh perusahaan induk. Oleh karena itu, perusahaan
induk memegang peranan utama dalam pengelolaan dan pengendalian anak perusahaan.
Walaupun memiliki banyak jaringan di berbagai negara, akan tetapi MNC tetap
dalam satu kesatuan kontrol. Perusahaan multinasional mengontrol semua cabang
mereka yang tersedia di berbagai negara di seluruh dunia membentuk kantor pusat
pusat mereka yang terletak di negara asal MNC. Terdapat koordinasi penuh antara
semua perusahaan cabang dengan kantor pusat. Dengan demikian, manajemen cabang di
negara tuan rumah (host country) harus beroperasi dalam kerangka arahan kinerja dan
kebijakan dari perusahaan pusat. Namun demikian, adakalanya produk yang dihasilkan
oleh MNC akan mengikuti aturan dan budaya negara setempat agar lebih mudah
diterima pasar. Misalnya produk KFC atau Mc Donald yang menyertakan paket nasi
dalam produk yang ditawarkan kepada pelanggan.

4. Tenaga kerja terampil, manajemen yang efisien dan profesional


Manajemen yang efisien adalah salah satu faktor keberhasilan operasi
perusahaan multinasional. MNC mempekerjakan tenaga kerja terampil dan efisien

15
dengan kualifikasi/kapasitas profesional yang mampu menangani dana dalam jumlah
besar, teknologi modern yang canggih serta operasi bisnis internasional. Untuk
mewujudkan hal tersebut, MNC berani memberikan remunerasi atau gaji yang tinggi
kepada para pekerjanya yang profesional. Strategi ini berupaya memadukan antara
teknologi dan tenaga kerja agar menghasilkan manajemen yang lebih baik dan
keberhasilan operasional perusahaan.

5. Sumber keuangan, aset dan perputaran (turn over) yang besar


Perusahaan Multinasional memiliki sejumlah besar modal yang diinvestasikan
dalam bisnisnya. Hal ini karena MNC memiliki ketersediaan sumber daya keuangan yang
besar. Jumlah omset dan aset perusahaan multinasional, baik itu dalam bentuk fisik
maupun finansial digunakan menjalankan bisnisnya di berbagai belahan dunia. MNC
pada umumnya memiliki citra yang baik dan kredibilitas tinggi di pasar. Perusahaan ini
dapat dengan mudah menerbitkan saham ekuitas, obligasi dan surat utang di pasar.
Bahkan, terdapat sejumlah besar investor yang selalu bersedia untuk berinvestasi dalam
bisnis perusahaan MNC. Selain itu, lembaga keuangan dan bank internasional juga
dengan mudah memberikan dana kepada perusahaan-perusahaan ini.
MNC mematok target keuntungan yang sangat tinggi sehingga mampu membayar
jumlah gaji yang baik kepada tenaga kerjanya. Bahkan, dalam hal nilai aset dan omset,
beberapa perusahaan multinasional memiliki nilai yang lebih besar dari perekonomian
nasional beberapa negara. Selain itu, MNC mampu memberikan kontribusi yang cukup
besar dalam kegiatan CSR yang bertujuan untuk pembangunan negara secara
keseluruhan.

6. Strategi periklanan dan pemasaran yang agresif


MNC menginvestasikan anggaran dalam jumlah yang sangat besar untuk kegiatan
iklan dan pemasaran (advertising dan marketing) guna mendukung keberhasilan
bisnisnya. MNC melakukan kegiatan iklan di seluruh dunia sesuai dengan jumlah cabang
yang dimiliki untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang produk dan
penawaran terbaru. Dengan strategi tersebut, diharapkan dapat mendongkrak penjualan
produk/jasa yang ditawarkan.

7. Kualitas produk yang lebih baik

16
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan multinasional berkualitas tinggi karena
diproduksi dengan menggunakan teknologi modern dan terbaik yang tersedia di pasar.
Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan MNC mampu bersaing di tingkat dunia.
Oleh karena itu, MNC harus memberikan perhatian khusus pada kualitas produknya.
Selain memproduksi barang berkualitas tinggi, MNC juga berupaya untuk memproduksi
barang dengan harga lebih murah melalui produksi massal. Walaupun hal ini tidak
berlaku untuk semua produk, misalnya produk teknologi besutan Apple yang tetap
menjaga kisaran harga premium dibandingkan produk sejenis dari brand lain dengan
spesifikasi serupa.

8. Kekuatan ekonomi dan selalu tumbuh


Perusahaan multinasional adalah suatu entitas ekonomi yang kuat. MNC selalu
bertujuan untuk mengadopsi teknik terbaru dan modern yang tersedia di pasar.
Perusahaan ini memiliki misi untuk terus berkembang dengan kecepatan tinggi dan
selalu meningkatkan diri. Perusahaan multinasional juga melakukan berbagai akuisisi
dan merger dari waktu ke waktu di negara tuan rumah (host country) untuk
memperbesar ukuran untuk menambah kekuatan ekonomi perusahaan.

9. Mengadopsi visi dan misi global


MNC memiliki cabang atau anak perusahaan di banyak negara lain, oleh karena
itu harus memiliki visi dan misi yang mendunia. Bahkan strategi yang digunakan
perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasarannya harus bersifat global. Akibatnya,
apapun yang dilakukan bisnis mempengaruhi kondisi global.

10. Desain

Ada lima bentuk yang paling umum dari desain perusahaan multinasional adalah
produk, area, fungsional, pelanggan, dan matriks, yaitu :
a. Desain Produk Global.
Yaitu menyediakan beberapa potensi keuntungan kompetitif. (1) karena divisi
berfokus pada satu produk atau kelompok produk, maka manajer divisi mendapatkan
keahlian di semua aspek produk atau produk yang memungkinkan mereka untuk
bersaing lebih baik secara global. (2) desain produk global memfasilitasi efisiensi

17
BISNIS INTERNASIONAL

dalam produksi karena manajer bebas untuk memproduksi produk dimanapun biaya
produksi adalah yang terendah. Hal ini juga memungkinkan manajer untuk
mengkoordinasikan produksi di berbagai fasilitas, pergeseran output dari pabrik ke
pabrik sebagai permintaan global atau kondisi biaya berfluktuasi. Lebih lanjut, karena
manajer memiliki pengetahuan luas produk, mereka akan lebih dapat menggabungkan
teknologi baru ke produk-produk mereka dan merespon dengan cepat dan fleksibel
terhadap perubahan-perubahan teknologi yang mempengaruhi pasar mereka. Desain
produk global juga memfasilitasi pemasaran global produk. Keuntungan perusahaan
yang fleksibel dalam memperkenalkan, mempromosikan, dan mendistribusikan setiap
produk atau kelompok produk. Desain produk global memiliki kekuatan bagi manajer
untuk berpikir secara global. Namun, desain produk global juga memiliki kelemahan
yang mendorong terjadinya biaya duplikasi yang mahal karena setiap kelompok
produk memiliki kebutuhan desain organisasi sendiri seperti pemasaran, keuangan
dan manajemen informasi, dan kadang-kadang bahkan fasilitas fisik sendiri untuk
produksi, distribusi, dan penelitian dan pengembangan (R&D). Setiap kelompok
produk harus mengembangkan sendiri pengetahuan tentang lingkungan budaya,
hukum dan politik nasional dan regional berbagai pasar di mana organisasi beroperasi.
Koordinasi dan belajar perusahaan di seluruh kelompok produk juga menjadi lebih
sulit.

b. Desain area global


Pendekatan ini berguna untuk perusahaan dengan filosofi perusahaan polisentris
atau multidomestik. Desain area global ini sangat berguna untuk sebuah perusahaan
dimana strategi pemasarannya didasarkan pada efisiensi manufaktur atau inovasi
teknologi atau kekuatan kompetitif yang terletak pada reputasi nama merek produk.
Manajer area dapat bebas beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan lokal terhdap
produk perusahaan dan dapat dengan cepat menanggapi perubahan pasar lokal.
Mereka juga dapat menyesuaikan bauran produk yang mereka tawarkan dalam
area tertentu. Dengan berfokus pada kebutuhan pasar di suatu wilayah, perusahaan
mungkin mengorbankan efisiensi biaya yang mungkin diperoleh melalui produksi

18
global. Difusi teknologi juga melambat karena inovasi yang dihasilkan dalam satu area
divisi tidak akan diadopsi oleh yang lain.
c. Desain fungsional global
Ini digunakan oleh perusahaan multinasional yang memiliki lini produk relatif
sempit atau serupa. Hasilnya apa yang sering disebut bentuk organisasi U, mana U
adalah singkatan dari Unity. Perusahaan ini pada dasarnya adalah perusahaan bisnis
tunggal dan memiliki operasi fungsional seluruh perusahaan yang didedikasikan untuk
pemasaran dan operasi, urusan publik, rekayasa, keuangan, sumber daya manusia dan
fungsi-fungsi dasar lainnya. Contonya adalah perusahaan penerbangan. Desain
fungsional global menawarkan beberapa keuntungan. Perusahaan dapat dengan mudah
mentransfer keahlian dalam area fungsional masing-masing. Manajer dapat
mengendalikan operasi fungsional secara terpusat. Desain fungsional global
memfokuskan perhatian pada fungsi utama dari perusahaan. Meskipun kelebihan-
kelebihan, desain ini tidak tepat untuk multi bisnis. Desain fungsional global ini praktis
hanya ketika perusahaan memiliki relatif sedikit produk atau pelanggan. Koordinasi
antar divisi dapat menjadi masalah besar. Mungkin juga ada duplikasi daya antara
manajer. Karena masalah ini, desain fungsional global memiliki keterbatasan penerapan.
Hal ini digunakan oleh banyak perusahaan yang terlibat dalam penggalian dan
pengolahan sumber daya alam, seperti industri pertambangan dan energi, karena dalam
kasus mereka, kemampuan untuk mentransfer keahlian teknis penting. Perusahaan yang
perlu memaksakan standar seragam pada semua operasi mereka juga mungkin
mengadopsi pendekatan ini.
d. Desain pelanggan global
Berguna ketika berbagai kelompok pelanggan yang ditargetkan oleh sebuah
perusahaan sangat beragam seperti memerlukan pendekatan pemasaran yang benar-
benar berbeda. Pendekatan desain pelanggan global memungkinkan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing segmen pelanggan dan melacak
seberapa baik perusahaan memberikan produk atau layanan antar segmen. Di sisi lain,
desain pelanggan global dapat menyebabkan duplikasi sumber daya yang signifikan jika
setiap kelompok pelanggan memiliki kebutuhan dan fungsional spesialis sendiri.

19
BISNIS INTERNASIONAL

Koordinasi antara divisi yang berbeda juga sulit karena masing-masing yang
bersangkutan dengan pasar fundamental berbeda.
e. Desain matriks global
Sebuah perusahaan dapat membentuk kelompok- kelompok produk tertentu
yang terdiri dari anggota dari Departemen fungsional yang sudah ada. Kelompok-
kelompok produk ini dapat kemudian merencanakan, merancang, mengembangkan,
memproduksi, dan memasarkan produk-produk baru sesuai dengan masukan dari area
fungsionalnya masing-masing. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengarahkan pada
fungsional dan keahlian produk setiap karyawannya. Setelah produk pengembangan
produk yang ditugaskan selesai, maka kelompok produk bisa dibubarkan; anggotanya
akan kemudian pindah tugas baru. Pengaturan matriks lainnya juga memungkinkan.
Keuntungan dari desain matriks global adalah membantu menyatukan keahlian
fungsional, area, dan produk perusahaan menjadi tim mengembangkan produk baru
atau menanggapi tantangan baru dalam pasar global. Desain global matriks mendorong
fleksibilitas organisasi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil
keuntungan dari fungsional, desain organisasi, pelanggan dan produk yang
diperlukan meminimalkan kerugian dari masing-masing secara bersamaan. Anggota tim
pengembangan produk dapat ditambahkan sesuai dengan perubahan kebutuhan
perusahaan. Desain matriks global juga mendorong koordinasi dan komunikasi antara
manajer dari divisi-divisi yang berbeda. Namun desain matriks global memiliki
keterbatasan yaitu tidak cocok untuk sebuah perusahaan yang memiliki beberapa
produk dan yang beroperasi di pasar yang relatif stabil. Seringnya menempatkan
karyawan dalam posisi yang bertanggung jawab untuk lebih dari satu manajer.
Akibatnya, individu mungkin memiliki loyalitas yang terbagi antara tuntutan bersaing
dan tekanan sebagai pengelola. Desain matriks global menciptakan sebuah paradoks
mengenai otoritas. Desain matriks global cenderung untuk mengedepankan kompromi,
atau keputusan berdasarkan pengaruh politik relatif dari manajer yang terlibat.
Selanjutnya ada tiga pendekatan yang digunakan dalam desain organisasi
internasional yaitu: pendekatan etnosentris, pendekatan polycentris, dan pendekatan
geosentris.

20
3.3. Tipe perusahaan multinasional

Ada perbedaan yang mencolok antara perusahaan multinasional dengan


perusahaan lokal. Ini terlihat dari skala transaksinya. Misalnya, perusahaan internasional
memproduksi sebuah barang atau jasa di dua negara, sedangkan perusahaan lokal hanya
memproduksi barang untuk target pasar di dalam negeri saja. Tipe dari perusahaan
multinasional, antara lain:
1. Perusahaan terdesentralisasi dengan kehadiran yang kuat di negara asalnya.
2. Perusahaan global dan tersentralisasi yang mendapatkan keuntungan biaya di mana
sumber daya murah tersedia.
3. Perusahaan global yang dibangun berdasarkan R&D perusahaan induk.
4. Perusahaan transnasional yang menggunakan ketiga kategori tersebut.

3.4. Keunggulan Perusahaan Multinasional


Sebagai perusahaan yang operasionalnya tersebar di banyak negara, tidak semua
perusahaan multinasional adalah perusahaan terbuka atau go public. Banyak juga
perusahaan multinasional yang memilih untuk tidak menjadi perusahaan go public. Saat
melakukan investasi baru di negara baru, perusahaan multinasional akan mengandalkan
pusat untuk mendanai kegiatan investasi mereka. Lain halnya apabila perusahaan
tersebut sahamnya diperdagangkan di bursa efek, pendanaan untuk investasi berasal
dari penawaran saham atau menerbitkan surat utang. Berikut sejumlah fitur yang
dimiliki perusahaan multinasional yang tidak dimiliki perusahaan local :

1. Perputaran bisnis yang cepat dengan aset besar


Perusahaan multinasional berada di sejumlah negara, maka perputaran bisnisnya
terbilang cepat dan padat. Maka, bisa dikatakan omzet perusahaan terbilang besar.
Begitu juga aset perusahaan yang dimiliki terbilang besar.
2. Kontrol 
Perusahaan multinasional dikomandani satu kontrol yang berasal dari kantor
pusat. Operasionalnya pasti dilaporkan ke kantor pusat untuk mengetahui bisnis yang
dilakukan di negara tersebut. Fungsi pengendalian/kontrol dalam perusahaan

21
multinasional merupakan proses pemantauan kinerja yang sedang berlangsung dan
membuat perubahan yang diperlukan untuk mempertahankan organisasi bergerak
menuju tujuan kinerja (Kartawinata et ald,2014). Terdapat tiga tingkat dalam
pengendalian tersebut yaitu yaitu: stratagis, organisasional, dan operasional. Sistem
pengendalian dibangun melalui empat langkah dasar: (1) Menetapkan standar
pengendalian kinerja, (2) menetapkan ukuran kinerja aktual, (3) membandingkan
kinerja terhadap standar, dan (4) menanggapi penyimpangan.
3. Teknologi terbaru 
Perusahaan multinasional yang memiliki keuangan dan bujet investasi yang kuat,
tidak sulit melakukan investasi dalam hal teknologi. Teknologi akan menjadi salah satu
fokus perusahaan multinasional dalam upaya menunjang efisiensi produksi barang atau
jasa.
4. Manajemen profesional 
Perusahaan akan dijalankan oleh SDM yang kuat dan profesional. Manajemen
yang profesional akan dipilih untuk membangun tim kerja yang mumpuni.
5. Pemasaran agresif
Perusahaan multinasional akan menawarkan produk dan jasa mereka secara
agresif. Penawaran mereka mencakup pemasaran yang dilakukan secara lokal dan
internasional.

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpukan :
1. Perusahaan multinasional (MNC) adalah perusahaan yang didirikan di satu
negara (disebut negara asal/home country); tetapi pelaksanaan operasional
bisnisnya melampaui negara asal dan atau dijalankan di negara lain (disebut
negara tuan rumah/host country).

22
2. Karakteristik MNC modern adalah mobilitas transnasional dalam mencari tenaga
kerja murah dan input modal. Ciri lain, antar lain: operasi skala besar dan global,
Inovasi teknologi canggih dan modern, Kesatuan kontrol dalam operasi
internasional melalui jaringan cabang, Tenaga kerja terampil, manajemen yang
efisien dan profesional, Sumber keuangan, aset dan perputaran (turn over) yang
besar, Strategi periklanan dan Pemasaran yang Agresif, Kualitas Produk yang
Lebih Baik, Kekuatan ekonomi dan selalu tumbuh, Mengadopsi visi dan misi
global.
3. Yang menjadi faktor pendorong munculnya Perusahaan multinasional (MNC)
adalah Stabilitas politik, stabilitas makroekonomi, kepastian hukum, faktor
ketersediaan bahan baku, jarak terhadap target pasar, akses biaya produksi yang
murah, akses terhadap sumber daya manusia berkualitas, motif menghindar dari
tarif impor.
4. Beberapa perusahaan di Indonesia yang saat ini sudah menjadi Perusahaan
Multinasional dan memulai usahanya dari perusahaan nasional yaitu : Unilever
Indonesia dan PT. Indofood

DAFTAR PUSTAKA

Conde, J., & Gattini, L. (2019). Financing in Georgia: Small and medium enterprises and the
private sector. Economics: Regional Studies.
https://www.yourarticlelibrary.com/india-2/multinational-corporations/multinational-
corporations-mncs-meaning-features-and-advantages-business/69418
https://fortune.com/fortune500

23
Madura, J., & Murdock, M. (2012). How and why corporate divestitures affect
risk. Applied financial economics, 22(22), 1919-1929.
Mansaray, H. E. (2020). Corporate Social Responsibility and Sustainable Development: A
Case Study of Multinational Mining Companies in Sierra Leone. Budapest
International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal), 3(1), 2020.
Rolfe, E. Sidney, The International Corporation, Transnational Interest and National
Sovereignty, Columbia of World Business, Vol. 4, March 1969, p. 2.
UNDP. "Changing Factors in World Development,". Global 1, Development Issue Paper
No. 3, New York. 197.5, p. 2.
Vernon, R. (1966). The Economic and Political, consequences of multinational enterprise:
on. Houston, TX, Estados Unidos.
World Bank. (2020). Global Investment Competitiveness Report 2019/2020: Rebuilding
Investor Confidence in Times of Uncertainty.
Zhang, K. H. (2001). What attracts foreign multinational corporations to China?
Contemporary Economic Policy, 19(3), 336-346.
Perusahaan Multinasional: Pengertian, dan Contoh Perusahaan Multinasional - Accurate
Online
PT Unilever Indonesia Tbk. (2020). Retrieved from Yahoo! finance:
https://finance.yahoo.com/quote/UNVR.JK/history?period1=1364860800
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (2020). Retrieved from Yahoo! finance:
https://finance.yahoo.com/quote/INDF.JK/history?period1=136477440

Kartawinata Budi Rustandi, Aditya Wardhana Syahputra. 2014. Bisnis Internasional. PT.
KARYA MANUNGGAL LITHOMAS – Bandung

24

Anda mungkin juga menyukai