Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL BISNIS PEMBUATAN KERUPUK KEMPLANG

Mata Kuliah
STUDI KELAYAKAN BISNIS (SKB)

Disusun Oleh:

Nama : Jupri
NPM : 125404140384
PROG. STUDI : MANAJEMEN INFORMATIKA
SEMESTER : IV (EMPAT)

POLITEKNIK SAINS & TEKNOLOGI WIRATAMA


MALUKU UTARA

2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar luas wilayahnya
merupkan perairan, ikan merupakan salah satu hasil perikanan yang banyak dihasilkan di
Indonesia dan merupakan sumber mata pencarian sebagian besar penduduk indonesia.
Ikan merupakan produk yang banyak dihasilkan oleh alam dengan jumlah melimpah
sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkanya sebagai bahan olahan makanan
diantaranya kamplang dan kerupuk ikan. Makanan sering digunakan sebagai pelengkap
ketika bersantap ataupun sebagai makanan ringan. Bahkan untuk jenis makanan khas tertentu
selalau dilengkapi dengan kerupuk, makanan ini ,emjadi kegemaran masyarakat karena
rasnya yang enak gurih dan ringan, selain rasa yang enak kerupuk ikan juga memiliki
kandungan zat-zat kimia yang yang diperlukan oleh tubuh manusia. Hal ini menunjukan
bahwa kandungan protein pada ikan tidak banyak yang hilang setelah mengalami pengolahan.
Jika dibandingkan dengan kerupuk udang kandungan dan mineral pada kerupuk ikan lebih
rendah.
Usaha kemplang dan kerupuk ian banyak tersebar di wilayah indonesia diantaranya
Kepulauan belitung, jawa timur dan kalimantan. Di lihat dari aspek ekonomis usaha
kemplang merupakan bisnis yang sangat menguntungkan. Peluang pasar dalam negeri
maupun ekspor untuk komoditi ini sangat terbuka. Hal ini dikarenakan kerupuk ikan
merupakan konsumsi sehari-hari masyarakat sehingga permintaan untuk kerupuk ikan relatif
stabil bahkan cenderung mengali kenaikan. Selain mampu meningkatkan pendapatan bagi
pengusaha usaha ini juga mampu membantu meningkatkan pendapatan penduduk sekitar
yang akhirnya berpengaruh pada perekonomian daerah.

1.2 VISI
 Menjadi salah satu usaha kuliner tersukses di ternate
 Memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya

1.3 MISI
 Menyediakan kualitas terbaik dalam upaya menarik konsumen.

1.4 TUJUAN USAHA


Menjadi salah satu usaha kuliner sukses di Ternate, dengan menciptakan pekerjaan yang baru
dalam kuliner.
1.5 OBJEK PENELITIAN
Nama Produk : Kemplang
Jenis Produk : makanan/cemilan
Karakteristik Produk : Bentuknya Bulat Tipis
Tempat Penelitian : Kec. Selat Nasik. Kab. Belitung Barat Prov. Kep. Bangka Belitung
(Babel)

1.6 ANGGOTA TIM PENELITI


Nama : Jupri
NIM : 1234567890
Semester : IV (Empat)
Program Studi : Manajemen Informatika
Perguruan Tinggi : Politeknik Sains & Teknologi Wiratama
BAB II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Aspek pasar menyangkut hal permintaan dan penawaran kemplang dan kerupuk ikan
sedangkan aspek pemasaran meliputi masalah harga, rantai pemasaran, peluang pasar dan
hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemasaran kerupuk ikan.

2.1 Bentuk Pasar


Untuk memasarkan produk kamplang dan kerupuk ikan ini, maka saya telah
menentukan target pasar seperti pasar reseller, karena produk ini selain dibeli dikonsumsi
juga dapat untuk dijual kembali.

2.2 Mengukur dan Meramal Permintaan dan Penawaran Pasar


Permintaan kemplang, secara kuantitatif belum ada data yang mengambarkan jumlah
konsumsi kerupuk ikan meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah konsumsi
kerupuk kemplang relatif tinggi, karena makanan olahan ini banyak digemari oleh
masyarakat luas. Menurut Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), penduduk wilayah perkotaan
(urban) lebih banyak mengkonsumsi kerupuk dibanding penduduk wilayah pedesaan (rural).
Jumlah konsumsi kerupuk di wilayah pedesaan dikarenakan pendapat penduduk di
kota yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pedesaan. Mobilitas penduduk yang sehari-
harinya bekerja di kota telah menumbuhkan usaha penjualan makanan.
Perkiraan jumlah pembeli perharinya adalah sekitar 10 orang, harga per kilo nya Rp
40.000 dan jumlah produk yang dibeli perharinya adalah 25kg. Dapat diasumsikan dengan
persamaan sebagai berikut :
Q = N x P x Q dimana :
N = 10 orang P = Rp 40.000 Q = 24kg
Q = 10 x 40.000 x 25
Q = Rp 10.000.000

2.3 Segmentasi-Target-Posisi di Pasar


a. Segmentasi
Dalam pemasaran produk kemplang ditujukan untuk warga maluku Utara dan khususnya
warga ternate.

b. Target
Yang akan dijadikan target pasar pda produk ini yaitu :
Masyarakat menengah ke atas untuk Produk Kamplang (khususnya orang yang melakukan
hajatan) dengan sasaran distribusinya adalah Super Market, Mini Market.
1.4 Situasi Persaingan di Lingkungan Industri
Berdasarkan survei yang saya lakukan belum terlalu banyak bahkan hampir tidak ada
persaingan bisnis untuk produk yang saya buat, baik kemplang. Khususnya di kota ternate.

1.5 Sikap, Perilaku dan Kepuasan Konsumen


Tanggapan konsumen sangat positif dengan adanya kedua Produk ini, karena seiring
kurang stabilnya harga ikan di pasar mereka masih bisa menggukan produk ini sebagai
pengganti lauk pauk makanan sehari-hari.

1.6 Manajemen Pemasaran


1. Analis Persaingan
a. Strength (keunggulan)
Selain mem
iliki cita rasa yang khas, produk ini memiliki ketahanan yang kuat atau tidak mudah rusak.
b. Weakness (kelemahan)
Untuk Kamplang yang teksturnya terlalu keras akan mudah pecah hingga bentuknya menjadi
tidak sempurna ketika masuk ke proses penggorengan.
c. Treath (ancaman)
Ancaman dalam produk ini adalah adanya pesaing yang menjual dengan harga yang lebih
murah dengan kualitas yang lebih baik.
d. Opportunity (peluang)
Selain produk inovasi baru peluang pasar untuk produk ini adalah segmen pasar yang sangat
luas. Diperkirakan jumlah konsumsi kemplang seiring dengan gaya hidup masyarakat
perkotaan yang menjadikan kemplang ini sebagai makanan pelengkap sehari-hari.

2. Anilisis Pemasaran
Anailis pemasaran adalah penyelengaraan untuk mempelajari bebagai masalah pasar. Analisis
pemasaran akan menyangkut lokasi pasar, luasnya pasar, sifat pasar dan karakteristik pasar
agar terciptanya strategi pemasaran demi mencapai tujuan bisnis.

Produk
Agar produk ini lebih dikenal sehingga memiliki jangkauan pasar yang luas dan tinggkat
loyalitas konsumen semangkin meningkat, maka produk harus memilki brand name tersendiri
supaya tidak ada ke keliruan dari konsumen dalam membeli produk. Adapun brand name
yang saya gunakan adalah “ASOY GEBOY”
a. Harga
kemplang dapat dibeli perbungkus sesuai dengan yang telah ditetapkan yaitu dengan harga
Rp 40.000 /kg yang telah dikemas dalam bungkusan dan berisi kurang lebih 200 keping/bks
dan kemasan sedang dengan ukuran 5 ons dengan harga Rp. 20.000/bks serta ukuran mini
dengan berat 2,5 Ons/bks yang bisa didapatkan dengan harga Rp. 10.000/bks
b. Tempat
Tempat pemasaran produk ini berbeda-beda sesuai dengan target pasar yang telah
direncanakan diantaranya adalah super market, mini market, restoran, warung makan,
pengusaha kerupuk ikan serta kios warga.
c. Promosi
Untuk menawarkan produk ini kepada masyarakat Maluku Utara dan khususnya Kota
Ternate adalah dengan cara memsang no Hp pemilik industri di tiap kemasan produk.
BAB III
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

Dalam bab ini akan dibahas mengenai teknis dan teknologi pembuatan kemplang.
Secara teknis pembuatan kerupuk ikan relatif mudah dilakukan karena bahan-bahan yang
mudah didapat dan secara teknologi alat-alat yang digunakan cukup sederhana.

3.1 Pemilihan Strategi Produksi


Berdasarkan tekstur kemplang yang kuat dan tahan lama, maka kami memproduksi
secara massal agar bisa memenuhi kebutahan konsumen dan stock barang yang ada tetap
terjaga sehingga tidak jalannya bisnis ini apabila bahan baku dalam pembuatan kemplang ini
susah didapatkan.

3.2 pemilihan dan Perencanaan produk yang akan di produksi


dalam perencanaan produksi ini kami memilih atau memprioritaskan produk
kemplang yang dibungkus dalam kemasan 2,5 Ons/bks karena harga nya yang relatif murah
dibandingkan yang lainya maka produk kemplang yang dikemas dalam kemasan 2.5 Ons ini
akan lebih capat terjual.
Pemilihan dan prencanaan produk yang akan di produksi, maka sangat diperlukan
bahan baku yang berkualitas agar dapat menghasilkan cita rasa yang tinggi demi kepuasan
konsumen. Untuk proses pembuatan 1 kg kamplang dan kerupuk ikan ini proses
pembuatanya sama yaitu :
 Daging ikan 4 ons, tepung tapioka 4 ons, pnyedap rasa miwon dan garam
 Campur daging ikan dengan miwon dan garam setelah itu aduk hingga merata sampai
miwon dan garam menyatu pada gumpalan daging ikan
 Masukan tepung tapioka sedikit demi sekidit dan aduk hingga menjadi adonan yang bisa
bentuk seperti bulatan panjang.
 Masukan adonan yang telah dibentuk ke dalam air mendidih dan di kukus (-+) 1 jam
 Di dinginkan selama 30 menit setelah itu diiris atau di potong dengan ketebalan 2mm
 Kemudian irisan kamplang di masukan ke loyang dan setelah itu dikreingkan dengan cara di
jemur kurang lebih 1 hari.
 Masukan kamplang ke dalam kemasan produk.
Alat Produksi
PERALATAN SATUAN HARGA

Rp
Wajan 2 buah Rp. 100.000/buah
200.000

Rp
Kompor 26 sumbu 2 buah Rp. 250.000/buah
500.000

Rp
Dandang 50cm 2 buah Rp. 400.000/buah
800.000

Rp
loyang 10 buah Rp. 75.000/buah
750.000

Klep 2 buah Rp. 500.000/buah Rp 1.000.000

Rp
Pisau Dapur 6 buah Rp. 30.000/buah
180.000

Rp
Penggiling Daging 2 buah Rp. 350.00
700.000

Plastik Kemasan 1.500


Rp. 1.000/lbr Rp 1.500.000
lbr

Total Rp 5.630.000

Bahan Baku (satu kali produksi)


BAHAN BAKU SATUAN HARGA

Tepung Tapioka Gunung Agung 1 bal 25 kg 1 Karung Rp200.000

Mi-WON 50 g (25bks) Rp 2000/bks Rp50.000

Garam Beryodium Cap Kapal 250 g (17bks) Rp 2.000/bks Rp34.000

Ikan (25 kg) Rp 30.000/1 Kg Rp750.000

Jumlah Rp1.340.000

a. Desain Kemasaan
Untuk desain kemasan produk ini saya telah berlangganan khusus pada jasa pembuat
kemasan produk dengan harga Rp 1000/lbr yang setiap minggu menghabiskan 750 lembar
kemasan dan dalam satu hari saya menghabiskan kemasan kurang lebih 125 lembar
kemasan/hari.
Contoh Gambar kemasan :
b. Biaya Produksi
Biaya produksi yang dikeluarkan setiap harinya adalah, sebagai berikut :
 Bahan Baku : Rp 1.034.000
 Kemasan : Rp 125.000
 Gaji Karyawan 3 org : Rp 360.000 +
 Jumlah Biaya : Rp. 1.519.000
3.3 Rencana Kualitas
Untuk menjaga kualitas agar tetap baik dan sehat di konsumsi, produk yang saya
pasarkan ini tidak menggunakan bahan pengawet.
3.4 Pemilihan Teknologi
Teknologi yang digunakan sangat sederhana dan tidak ada teknologi modern yang
digunakan dalam bisnis ini karena tujuan utama dari usaha ini adalah untuk mendapatkan
laba dari hasil penjualan produk ini.

3.5 Rencana Kapasitas Produksi


Rencana kapasitas produksi perharinya adalah 50 kg kemplang yang akan dibungkus
dalam 3 yaitu:
 Kemasan 1 kg
 Kemasan 5 Ons
 Kemasan 2,5 Ons
3.6 Perencanaan Letak Pabrik
3.7 Perencanaan Tata Letak (layout)

3.8 Perencanaan Jumlah Produksi


Jumlah produksi yang direncanakan setiap harinya adalah 125 bungkus dengan
rincian 80 bungkus kemasan 2,5 Ons, 30 bungkus kemasan 5 Ons dan 15 bungkus kemasan
1kg. dalam satu minggu jumlah produksi mencapai 750 bungkus. Namun semua itu masih
bisa berubah tergantung dari minat konsumen di pasaran dan jumlah pasokan bahan baku
produksi.
3.9 Manajemen Persediaan
Untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang meningkat secara tajam ataupun
untuk menghadapi kemungkinan berkurangnya suplai bahan baku. Maka dalam memenejen
persediaan, tergantung dari berapa banyak jumlah produksi yang dihasilkan dalam satu hari.
Misalkan dalam satu hari kami bisa memproduksi 125 bungkus, maka 25 bungkus masuk ke
persediaan dan 100 ke pasaran.

3.10 Pengawasan Kualitas


Untuk menjaga kualitas produk ada beberapa hala yang harus diperhatikan terutama
adalah bahan baku yang paling berperan penting dalam hal menjaga kualitas agar dapat
menghasilkan hasil Produk yang baik.
BAB IV
ASPEK MANAJEMEN

4.1 Pengorganisasian
A. Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi dalam bisnis ini tidak formal karena ini hanya bisnis rumahan atau
bisa di katakan UKM pengawasan menjadi tanggung jawab bersama (keluarga).
B. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan roda organisasi bisnis ini tentunya dibutuhkan tenaga kerja yang
berpengalaman untuk mempermudah proses pembuatan hingga pengemasan produk demi
tercapainya target yang telah ditentukan.
Namun dalam usaha ini kami menggunakan organisasi garis, karena dalam organisasi ini
paling sederhana dalam menjalankan tugasnya dengan jumlah karyawan yang sedikit dan
organisasi yang kecil.
Adapun struktur organisasinya adalah sebagai berikut :

PEMILIK

BAGIAN

PRODUKSI

BAGIAN

PEMASARAN

BAGIAN

PENGEMASAN

4.2 Pengendalian
 Nama : Jupri
Jabatan : Manager
Tugas : Mengontrol dan Mengawasi seluruh kegiatan usaha
 Nama : Angelina
Jabatan : Bagian Produksi
Tugas : Menjaga kualitas dan cita rasa produksi
 Nama : Maimuna
Jabatan : Bagian Pengemaasan
Tugas : Melihat Kerapaian pada kemasan
 Nama : Steven
Jabatan : Bagian Pemasaran
Tugas : Dsitributor

BAB V
ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

5.1 Perencanaan SDM


Sumber Daya Manusia adalah salah satu asset usaha yang berharga, sebelum memilih
pegawai perhatikan masalah kepribadian, kesetiaan dan kemampuanya. Kalau usaha kita
masih kecil pilihlah pegawai yang serba bisa atau multitasking job desk, sehingga kita bisa
menghemat anggaran.
5.2 Analisis Pekerjaan
Dalam setiap pelaksanaan bisnis, kita pasti memerlukan adanya aspek sumber daya
yang akan menjalankan usaha. Dalam beberapa perencanaan sumber daya manusia, perlu
menganalisis hal-hal berikutn :
1. Desain pekrjaan
Desain pekerjaan bertujuan untuk menentukan perkerjaan apa saja yang diperlukan untuk
menjalankan organisasi bisnis ini.
2. Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi pekerjaan wajib dilakukan mengingat fungsi setiap departemen harus jelas, agar
tidak terjadi tumpang tindih dalam kegiatan pekerjaan dan menghindari adanya pengulangan
pekerjaan yang sama oleh bagian yang berbeda.
5.3 Pekrutment, Seleksi dan Orientasi
Pencarian sumber daya manusia menjadi penting karena disinilah dimulainya tahapan
pertama pengenalan usaha kita. Sumber daya yang tepat akan tumbuh diposisi yang tepat
dalam organisasi bisnis yang tetap.
Dalam rekrutmen perusahaan harus menganut beberapa hal yang harus diperhatikan seperti :
1. Pemberian kesempatan yang sama untuk semua golongan dan ras.
2. Pemberian kesempatan pada kelompok wanita.
3. Memperhatikan himbauan pemerintah setempat untuk memperkerjakan karyawan setempat.
5.4 Produktivitas
Setelah seseorang bergabung dalam usaha ini, maka produktivitas menjadi perhatian
kita, karena kontribusi positif dari setiap orang akan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
kelansungan usaha.
5.5 Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan bisa diberikan dalam bentuk soft skil dan hard skil. Soft skil adalah
pelatihan untuk memperkaya pengetahuan karyawan akan hal-hal yang berhubungan dengan
personal karyawan seperti motivasi. Sedangkan hard skil lebih ke pelatihan yang
berhubungan lansung dengan pekerjaan agar bisa bekerja lebih lagi dari waktu ke waktu.
5.6 Keselamatan dan Kesehatan
Pepatah mengatakan mencegah lebih baik daripada mengobati. Agar usaha ini dapat
berjalan dengan baik, maka kesehatan dan keselamatan pegawai juga harus di perhatikan,
dengan cara :
 Tanamkan dalam diri kariawan keyakinan bahwa mereka adalah pihak yang paling
menentukan dalam pencegahan kecelakaan.
 Tegakkan standar keselamatan kerja secara tegas.
5.7 Pemberhentian
Menejer akan melakukan pemberhentian apabila karyawan yang bersangkutan :
1. Mengundurkan diri
2. Indispliner
3. Kontrak kerja telah berakhir

BAB VI
ASPEK FINANSIAL

6.1 Kebutuhan Dana dan Sumbernya


Untuk memulai suatu kegiatan bisnis biasanya diperlukan dana yang relative cukup
besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada seperti modal sendiri
dan modal pinjaman, namun untuk bisnis kemplang ini sumber dana yang dibutuhkan berasal
dari uang sendiri Rp 15.000.000 dan Secara garis besar biaya yang dibutuhkan untuk
memulai bisnis ini adalah Rp 14.723.000, yang meliputi :
1. Biaya alat produksi antara lain :
 Wajan 2 buah = Rp. 200.000
 Kompor 26 sumbu 2 buah = Rp. 500.000
 Dandang 50cm 2 buah = Rp. 800.000
 Loyang 10 buah = Rp. 750.000
 Klep 2 buah = Rp. 1.000.000
 Pisau dapur 6 buah = Rp. 180.000
 Penggiling daging 2 buah = Rp. 700.000
 Plastik kemasan 1.500 lembar = Rp. 1.500.000 +
Total = Rp 5.630.000

2. Bahan Baku dan Gaji Karyawan/minggu (6 hari kerja)


 Tepung tapioka 1 bal 25kg (6 bal) = Rp. 1.200.000
 Ikan (150kg x 30.000) = Rp. 4.500.000
 Garam beryidium Cap Kapal 250g (102bks) = Rp. 204.000
 Mi-WON 50g (150 bks) = Rp. 300.000
 Upah gaji karyawan 3 org = Rp. 2.160.000 +
Total = Rp. 8.364.000
3. Biaya lain-lain :
 Biaya Listrik = Rp. 175.000/mggu
 Biaya Air PAM = Rp. 300.000/mggu
 Air Minum = Rp. 24.000/mggu
 Minyak Tanah = Rp. 100.000/mggu
 Minyak Tanah = Rp. 100.000/mggu
 P3K = Rp. 30.000/mggu +
jumlah = Rp. 729.000
6 hari kerja dihitung 1 minggu

6.2 Aliran Kas (Cash Flow)


Penyusutan = 15.000.000 – 14.523.000
6 hari

= 477.000
6
= 79.500

a. Tabel Cash Flow


Tabel cahs flow selama umur ekonomis
discoun
Kas Bersih PV Kas
No Tahun EAT Penyusutan Factor DF
(proced) Bersih
(20%)

1 2016 2.453.833 79.000 2.532.833 0,6 486.566

2 2017 2.453.833 79.000 2.532.833 0,6 486.566

3 2018 2.453.833 79.000 2.532.833 0,6 486.566

4 2019 2.453.833 79.000 2.532.833 0,6 486.566

5 2020 2.453.833 79.000 2.532.833 0,6 486.566

6 2021 2.453.833 79.000 2.532.833 0,6 486.566

Jumlah PV Kas Bersih 2.919.396

b. Payback Period
Waktu pengembalian modal dalam bisnis ini adalah 6 tahun. Berikut rumus
PP = Rp. 15.000.000 x 12 bulan
Rp. 2.500.000
= 72 bulan
= 6 tahun

c. Average Rate of Return (ARR)


ARR= Rata-rata EAT
Rata-rata Investasi
Rata-rata EAT = total EAT = Rp 2.453.833U = Rp 408.972
Umur Ekonomis 6

Rata-rata Investasi = Investasi = Rp. 15.000.000 = Rp. 2.500.000


6 6
ARR = 408.972
2.500.000
= 0,163
= 0,17
= 17%

6.3 Biaya Modal


Modal investasi yang dijadikan modal awal dalam memulai bisnis adalah Rp
15.000.000 yang di pakai untuk membeli alat produksi dan bahan baku produk serta gaji
karyawan dalam 1 minggu.
a. Biaya Utang
Pemilik usaha tidak menggunakan biaya utang karena dalam merintis ini sumber dana berasal
dari dana pribadi.
b. Biaya Modal Sendiri
Berdasarkan penjelasan diatas modal

BAB VII
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN POLITIK

7.1 Dampak Ekonomi Sosial dan Politik


Bisnis memang tidak bisa di pisahkan dari aspek ekonomi, sosial dan politik, seakan-
akan tiga aspek tersebut saling melengkapi satu sama lain.
a. Aspek Ekonomi
Cukup banyak data makro ekonomi yang tersebar di barbagai media secara langsung maupun
tidak lansung dapat di manfaatkan oleh pelaku bisnis. Data makro ekonomi tersebut banyak
yang dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting,
misalnya :
1. Sisi rencana pembangunan nasional, Contoh :
 Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat
 Menggunakan sumber daya lokal
 Menghasilkan dan menghemat devisa
 Menumbuhkan industri lain
 Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negeri sesuai dengan kemampuan
 Menambah pendapatan nasional
2. Sisi distribusi nilai tambah, maksudnya adalah :
 Agar proyek yang akan dibangun memiliki nilai tambah
3. Sisi nilai investasi pertenaga kerja, maksudnya :
 Proyek mampu meningkatkan kesempatan kerja. Salah satu cara mengukur proyek padat
modal dengan bernagai investasi (modal tetap+modal kerja)

b. Aspek Sosial
Tujuan utama dalam perusahaan adalah menjadi keuntungan sebesar-besar nya, namun
perusahaan tidak dapat hidup sendirian, perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen
lain, salah satu komponen lain yang dimaksud adalah lembaga sosial sehingga dalam rangka
keseimbangan tadi, hendaknya perusahaan memilki tanggung jawab sosial. Berkaitan dengan
yang di atas, hendaknya bisnis memiliki manfaat-manfaat sosial yang hendaknya di terima
oleh masyarakat, seperti :
 Membuka lapangan kerja baru, maksudnya di bukakan proyek bisnis akan menggairahkan
masyarakat sekitar untuk turut serta membuka lapangan kerja baru.
 Meningkkatkan mutu hidup. Sudah tentu, adanya proyek bisnis turut serta menurangi angka
pengangguran.
c. Aspek Politik
Adanya isu, rumor, spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang diciptakan pemerintah
akan mempengaruhi permintaan dan penawaran produk. Dalam menganalisis kelakayakan
bisnis hendaknya aspek politik perlu pula dikaji untuk memperkirakan bahwa situasi politik
saat bisnis di bangun dan di implementasikan tidak akan sangat mengganggu sehingga kajian
menjadi layak situasi politik dapat diketahui melalui berita di media masa.

BAB VIII
ASPEK YURIDIS

Penilaian atas aspek hukum sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut
dijalankan, segala prosedur yang berkaitan dengan izin atau berbagai persyaratan lain harus
terlebih dahulu dipenuhi. Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang
semula di nyatakan layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal tersebut terjadi
karena kurangnya ketelitian di bidang hukum sebelum usaha tersebut dijalankan.
8.1 Siapa Pelaku Bisnis
1. Bentuk Badan Usaha
Jenis dari perusahaan ini adalah Persorangan karena dalam sebagaimana telah dijelaskan pada
aspek finansial diatas, sumber dana dalam pembentukan bisnis ini dari satu orang.
2. Identitas Pelaksana Bisnis
a. Bukti Diri
Bukti diri mengenai identitas pemilik usaha merupakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
b. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
NPWP merupakan no yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana administrasi yang
digunakan sebagai tanda pengenal dari usaha ini, berikut No NPWP dari usaha ini 1254-
0514-2015.
8.2 Bisnis Apa yang Dilaksankan
Jenis bisnis yang dilakukan bergerak dibidang usaha makanan ringan yaitu Kemplang.
8.3 Dimana bisnis akan dilaksanakan
Lokasi pelaksanaan bisnis akan dibangun ditempat yang memiliki potensi pasar yang bagus
dalam memasarkan produk ini yang bertempat di Jl. Makam Pahlawan

8.4 waktu Pelaksanaan Bisnis


Waktu pelaksanaan bisnis di mulai pada pada bulan juni tanggal 27 2016.
8.5 Bagaimana cara Pelaksanaan Bisnis
Untuk mengatasi kesulitan yang akan terjadi dalam pelaksanaan bisnis ini maka ada beberapa
point yang harus diperhatikan.
 Keamanan dan kualitas Produk
Bertujuan untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang saya jual aman dikonsumsi.
 Hukum
memiliki badan hukum yang jelas dan sah agar usaha ini tidak ada kasus pelanggaran hukum
sehingga tidak ada kendala dalam proses pemasaran.

BAB IX
PENUTUP

10.1 Kesimpulan
Usaha yang pembuatan kemplang ini merupakan usaha dengan skala kecil, yang
proses pembuatanya dilakukan menggunakan perlatan sederhana namun tidak mengurangi
kualitas rasa daripada produk ini sehingga produk kemplang ini digemari oleh berbagai
macam kalangan masyarakat dari kalangan kecil, menengah dan atas.
Usaha kemplang ini mempunyai peluang yang besar dalam pertarungan bisnis saat ini
karena menjanjikan dalam menopang ekonomi keluarga. Juga proses pembuatanya sangat
mudah diadopsi oleh masyarakat .

10.2 Saran
Untuk menjaga kelangsungan produksi dengan biaya yang relatif rendah pengusaha kerupuk
ikan perlu menjalin kerjasama dengan pemasok bahan baku terutama untuk ikan. dan untuk
meningkatkan jumlah penjualan, perlu dijaga hubungan personal antara produsen dan
konsumen yang nantinya bisa menjadi kunci dalam melebarkan jaringan pemasaran produk
ini.

Anda mungkin juga menyukai