Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki banyak wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil
yang mana kaya akan sumber daya alamya. Khusus untuk perikanan potensi
Indonesia sangat melimpah sehingga dapat diharapkan menjadi sektor
unggulan perekonomian nasional. Untuk itu potensi tersebut harus
dimanfaatkan secara optimal dan lestari, tugas ini merupakan tanggung jawab
bersama pemerintah, masyarakat, dan pengusaha guna meningkatkan
pendapatan masyarakat dan penerimaan negara yang mengarah pada
kesejahteraan rakyat. Peluang pengembangan usaha perikanan Indonesia
memiliki prospek yang sangat tinggi (Utomo, 2005).
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki hamparan rawa yang luas, serta
sungai-sungai membelah berbagai wilayah ini sehingga terdapat aneka ikan
lokal berkembang biak dan terdapat puluhan bahkan ratusan spesies ikan
lokal di wilayah ini. Ikan lokal yang paling populer di wilayah Kalimantan
Selatan adalah seperti ikan haruan (gabus), nila, papuyu (betok) bakut
(betutu), lais, sapat siam, sapat biasa, biawan, patung, pentet (lele), tauman,
kihung, mihau, karandang, kapar, kalatau, tutumbuk banir, timah-timah,
bangkinangan, julung – julung, marangan, dan ikan walut. Semua ikan yang
disebut di atas umumnya hidup dan berkembang di rawa-rawa kawasan lahan
berambut, atau lahan lebak yang mana dapat ditemukan pada hamparan luas
wilayah ini. Beberapa ikan yang sudah disebutkan diatas pada umumnya
dapat dimanfaatkan sebagai olahan makanan yang dapat bernilai jual di
masyarakat (Ondara,1982). Berdasarkan hal diatas kami membuat sebuah
inovasi baru yang mana menyesuaikan pada perkembangan era zaman
sekarang yaitu membuat suatu olahan makanan yang disebut dengan
dumpling, namun ini berbeda dengan dumpling pada umumnya yang mana
pada bagian isiannya berisi ikan ikan khas Kalimantan Selatan.

1.2 Jenis dan Spesifikasi Teknis Komoditas


Dumpling merupakan salah satu jenis dim sum yang banyak digemari
di masyarakat. Makanan ini biasanya umum disajikan ketika bersantap di
resto yang menyajikan dim sum food. Dim sum sendiri adalah istilah dalam
bahasa Kanton yang artinya makanan kecil. Dumpling terdiri atas daging
cincang ditambah dengan sayur-sayuran yang dibungkus dengan selembar
kulit yang terbuat dari adonan tepung dan dimasak dengan cara direbus.
Dumpling yang kami buat berasal dari daging ikan khas Kalimantan dengan
menghaluskan daging tersebut dan dicampurkan beberapa bumbu dapur
2

kemudian dibungkus dengan kulit pangsit barulah digoreng. Tentunya


modifikasi dumpling ini memiliki beberapa tujuan. Melihat belum adanya
variasi dumpling yang berisi ikan khas lokal sehingga penggantian isian ini
dapat menekan harga dumpling yang umumnya mahal sehingga dapat
dijangkau oleh masyarakat umum secara luas. Penggunaan ikan khas lokas
pun dapat melestarikan pemanfaatan potensi ikan khas lokal sebagai olahan
makanan, yang mana selain mendapatkan profit dari usaha juga dapat
mengenalkan jenis-jenis ikan khas Kalimantan ke masyarakat luas, yang
mana penggunaannya juga dapat bersaing di dunia usaha. Selain itu juga kami
berharap kedepannya olahan makanan ini dapat menjadi produk khas
Kalimantan Selatan.
3

BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Umum Lingkungan


Indonesia mempunyai beraneka ragam jenis ikan yang terdapat di
wilayah perairannya khususnya pada daerah Kalimantan Selatan terdapat
berbagai jenis ikan seperti ikan papuyu, ikan nila, dan ikan haruan yang
pada umummnya ikan ikan ini digunakan masyarakat untuk konsumsi lauk
sehari – hari maupun diolah menjadi berbagi olahan makanan. Berdasarkan
ketersediannya di alam kami mengembangkan olahan jenis ikan ikan diatas
yang disebut dengan dumpling goreng BEKANTAN. Dumpling pada
umumnya dibuat dengan cara direbus daging cincang. Selain itu dumpling
banyak digemari oleh masyarakat umum baik kalangan remaja maupun orang
tua. Kami membuat sebuah inovasi terbaru yaitu dengan memodifikasi
dumpling dari segi pembuatannya. Dibuat dengan cara digoreng dan dari segi
isiannya yaitu dengan isian ikan ikan khas Kalimantan Selatan. Tentunya hal
ini kami buat agar menyesuaikan keadaan lingkungan, dimana dumpling yang
umumnya dijual dengan harga yang mahal, dengan adanya modifikasi ini
dumpling dapat dijual dengan harga yang terjangkau tanpa menghilangkan
ciri khas dari dumpling itu sendiri. Selain itu tujuan modifikasi ini juga untuk
melestarikan pemanfaatan potensi olahan makanan dari produk lokal.

2.2 Potensi Sumber Daya


Dumpling goreng BEKANTAN ini mempunyai prospek usaha yang
dibilang menjanjikan, karena di Kalimantan Selatan bahkan di Indonesia
belum adanya terdapat variasi dumpling goreng yang berisis ikan khas lokal,
melihat hal tersebut peluang pasar masih cukup tinggi karena tingkat
persaingan di pasar masih rendah. Didukung dengan minat di masyarakat
yang tinggi dimana dumpling sendiri olahan makanan yang disukai oleh
semua kalangan masyarakat.

2.3 Analisis Ekonomi


Dalam menjalankan usaha ini dilakukan sistem perencanaan
manajemen, dan pembukuan yang matang dan akurat. Perencanaan dilakukan
untuk memberikan gambaran usaha terkait bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan produk agar mendapatkan laba yang sesuai dengan yang
diharapkan, oleh karna itu dalam satu bulan diperkirakan penjualan sebanyak
300 porsi, dengan analisis sebagai berikut :
4

300 porsi X harga jual 15.000/porsi = 4.500.000


Modal awal 10.000 X 300 porsi = 3.000.000

Laba yang diperoleh = 1.500.000 /bulan

2.4 Kelayakan Usaha


Proses pemasaran produk kami lakukan dengan beberapa cara,
sehingga produk kami dapat diketahui dan dikenal oleh masyarakat luas dan
dapat dinikmakti sebagai produk olahan makanan yang berkualitas. Produk
dibuat secara higienis dengan kemasan yang tentunya mudah dibawa dan
aman dalam penyimpanannya. Produk sendiri dipromosikan melalui media
sosial seperti instagram, facebook, twitter, forum jual beli atau pemasangan
iklan seperti Olx, Bukalapak, dan Tokopedia. Untuk meningkatkan hasil
penjualan kami melakukan promosi untuk pembelian tertentu seperti diskon,
buy one get one dan bentuk promosi lainnya. Di sisi lain kepuasan pelanggan
menjadi yang utama karena jika pelanggan puas dengan produk yang di
belinya maka akan menjadi media promosi dan menceritakanya pada orang
lain tentang produk kami.
5

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Rencana Produk


3.1.1 Produk
Produk yang akan direncanakan oleh kami adalah dumpling
goreng BEKANTAN (Berisi Ikan Khas Kalimantan). Produk ini
menggunakan alat dan bahan yang sederhana yaitu jenis ikan-ikan khas
Kalimantan, seperti ikan haruan dan papuyu. Selain itu digunakan
berupa kulit pangsit, ikan yang sudah dicincang, bawang merah bawang
putih dan wortel yang sudah dihaluskan. Peralatan yang digunakan
dalam pembuatan Dumpling Goreng Bekantan adalah blender, pisau,
dan wajan. Produk yang telah direncanakna tersebut akan dipasarkan ke
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehaatan Borneo Lestari Banjarbaru dan
sekitarnya.

3.1.2 Tempat/Lokasi
Program ini akan dilakukan di kos yang berada di area STIKES
Borneo Lestari Banjarbaru. Adapun sasaran pasar produk kami yaitu
mahasiswa, anak sekolah, dan masyarakat di sekitar kampus atau yang
kami temui.

3.1.3 Harga
Untuk mementukan harga perporsi Dumpling Goreng Bekantan,
kami telah memperhitungkan dari segi biaya produksi dan biaya lain-
lainnya. Dan didapat harga untuk rencana pemasaran dumpling goreng
BEKANTAN kami adalah Rp.15.000.

3.1.4 Promosi
Promosi ini dilakukan untuk lebih memikat para konsumen
untuk membeli rencana produk kami tersebut. Dan pastinya untuk
memperkenalkan produk Dumpling Goreng Bekantan kami. Untuk
membuat lancarnya promosi adapun berbagai rencana yang kami
persiapkan yaitu dengan cara mempromosikan lewat media social atau
pada salah satu iklan promosi yang ada di Banjarbaru, Kalimantan
Selatan maupun membuka stand pada acara-acara yang tertentu dan
meminta izin untuk membuka stand pada acara car free day.

3.1.5 Pemasaran
6

Pemasaran untuk menjual produk yang telah kami rencanakan


akan dilakukan dengan cara membawa produk kekampus dan
memasarkannya pada mahasiswa maupun masyarakat Kampus STIKES
Borneo Lestari Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dan saat setelah
mendapatkan izin membuka stand kami juga akan memasarkannya
melalui stand tersebut sehingga lebih banyak konsumen yang membeli
produk yang telah kami rencanakan tersebut.

3.2 Alur Pelaksaan

Pengumpulan Bahan-bahan
yang akan digunakan

Persiapan pembuatan
Dumpling Goreng Bekantan

Pembuatan Dumpling Goreng


Bekantan

Promosi produk yang telah


direncakan

Produksi hasil Dumpling


Goreng Bekantan

Pemasaran produk Dumpling


Goreng Bekantan
7

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 1. Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang Rp. 1.754.000
2 Bahan habis pakai Rp. 8.561.000
3 Perjalanan Rp.400.000
4 Lain-lain Rp.480.000
Jumlah Rp.11.155.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 2. Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5
1 Persiapan Pelaksanaan Kegiatan: Pembelian Alat
dan Bahan, Pembuatan brosur dan akun promosi,
2 Pembuatan produk
3 Penjualan produk dan promosi
4 Evaluasi pelaksanaan kegiatan
5 Penyusunan laporan kegiatan
8

DAFTAR PUSTAKA

Ondara. 1982. Beberapa Catatan Tentang Perairan Tawar dan Fauna Ikannya di
Indonesia. Prosiding Seminar Perikanan Perairan Umum. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan.

Utomo, A.D., M. T. D. Sunarno, & S. Adjie. 2005. Teknik Peningkatan Produksi


Perikanan Perairan Umum di Rawa Banjiran Melalui Penyediaan
Suaka Perikanan. Prosiding Forum Perairan Umum Indonesia Ke-1.
Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jakarta : Departemen Kelautan
dan Perikanan

Anda mungkin juga menyukai