Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRODUK AGROMEDA KELOMPOK 7

“Pembuatan PELER (Pempek Lele Raos)”


Dosen Pembimbing :

Disusun oleh :
Gilang Azi Pratama (1501132)
Merinda Lounita Putri (1501277)
Nadya Bella Sondari (1501286)
Syarah Ulfaridha (1500963)
Ramdan Gantina (1501859)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................i

DAFTAR TABEL ....................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1


1.2 Tujuan .................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

2.1 Bahan Baku ..........................................................................................................3


2.1.1 Labu Kuning .....................................................................................................3
2.2 Produk ..................................................................................................................10
2.2.2 Peler (Pempek Lele Raos) .................................................................................12
BAB III METODELOGI .........................................................................................15

3.1 Waktu dan Tempat ..............................................................................................15


3.2 Bahan dan Alat ...................................................................................................15
3.2.2 Alat dan Bahan Pembuatan Peler (Pempek Lele Raos) ...................................
3.3 Prosedur ...............................................................................................................16
3.3.1 Pembuatan Peler (Pempek Lele Raos) ..............................................................16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................20

4.1 Hasil Pengamatan ................................................................................................19


4.2 Pembahasan .........................................................................................................19
4.2.1 Peler (Pempek Lele Raos) .................................................................................19
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .........................................................................23
5.1 Simpulan ..............................................................................................................24
5.2 Saran .....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................25

LAMPIRAN ..............................................................................................................26
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Labu Kuning per 100 gram...................................................10

Tabel 2. Komposisi Aneka Tepung Umbi-Umbian dan Buah-Buahan.................13

Tabel 4. Alat dan Bahan Pembuatan Peler (Pempek Lele


Raos)...........................16
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Pempek Kuning ..............................................17


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan lokal perlu dikembangkan di Indonesia karena dapat berperan


besar dalam kemajuan pangan dan perekonomian Indonesia. Pada zaman
sekarang, tidak sedikit masyarakat yang masih awam terhadap macam-macam
pangan lokal. Masyarakat Indonesia masih belum mengetahui kekayaan alam
Indonesia yang melimpah, seperti pada perikanan. Selain ikan mujair yang
sangat dikenal oleh masyarakat, sedikit masyarakat yang mengetahui lele yang
mempunyai manfaat lebih apabila diolah dengan baik,.

Dalam mengenalkan pangan lokal, semua elemen masyarakat harus


turut andil. Setiap masyarakat bisa menonjolkan ciri khas pangan lokal dari
daerahnya. Salah satu elemen masyatakat yang mampu menebarkan
pengetahuan dan kecintaan terhadap pangan lokal yaitu mahasiswa. Melalui
gerakan-gerakan nyata untuk mewujudkan ketahanan pangan berbasis kearifan
lokal dapat mengedukasi masyarakat atau orang yang tidak kenal lagi terhadap
pangan lokal.

Salah satu cara untuk mengenalkan pangan lokal yaitu membuat suatu
produk yang berbahan baku dari pangan lokal tersebut, seperti bahan bakunya
berasal dari ikan lele.

Lele yang biasa di kenal sebagai ikan yang hidup diair tawar tersebar
luas di setiap daerah di Indonesia. Untuk itu ikan lele dianggap sebagai
komoditi pangan yang mempunyai potensi besar dalam bidangnya. Sehingga
dalam pengembangannya ikan lele harus mampu diolah menjadi berbagai
macam produk makanan, baik makanan berat ataupun makanan ringan yang
berasal dari olahan ikan lele. Mengingat bahwa cara memeperoleh ikan lele dan
membudidaya lele sangatlah mudah. Sangat disayangkan apabila ikan lele tidak
dikembangkan dan tidak diolah secara maksimal oleh masyarakat. Hal ini
terjadi karena wawasan masyarakat yang kurang akan cara mengolah ikan lele.
Melihat hal seperti ini ikan lele dapat dikembangkan lagi menjadi suatu produk

1
makanan ringan (jajanan) yang terjangkau. Salah satunya adalah dengan
membuat ikan lele ini menjadi olahan pempek lele.

Melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa, masyarakat tidak


hanya mengenal jenis pangan lokal tetapi mengenal pula produk olahan dari
pangan lokal tersebut. Sehingga bisa meningkatkan nilai gizi, perekonomian
masyarakat dan tentu memajukan pangan lokal Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

1. Kurangnya pemanfaatan ikan lele oleh masyarakat

2. Pengemasan dan penyajian yang kreatif sehingga diharapkan dapat


menarik selera konsumen

1.3 Tujuan

1.3.1 Menambah keragaman pangan lokal Indonesia

1.3.2 Pemanfaatan ikan lele dalam pembuatan pempek

1.3.3 Menambah wawasan dan mencari pengalaman dalam berwirausaha

1.3.4 Memberikan jajanan yang sehat dan bergizi

1.4 Luaran

Produk yang dihasilkan adalah pempek yang terbuat dari ikan lele
dengan berbagai bentuk. Yang diharapkan dapat memberikan jajanan yang
sehat serta bergizi dengan harga terjangkau. Selain itu produk pempek lele ini
diharapkan dapat memberikan keuntungan bisnis bagi mahasiswa.

2
BAB II
GAMBARAAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Tentang Pempek
Pempek atau empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat
dari daging ikan yang digiling lembut dan tepung kanji (secara salah kaprah sering
disebut sebagai "tepung sagu"), serta beberapa komposisi lain seperti telur,
bawang putih yang dihaluskan, penyedap rasa dan garam. Sebenarnya sulit untuk
mengatakan bahwa penganan pempek pusatnya adalah di Palembang karena
hampir semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.
Pada awalnya pempek dibuat dari daging ikan belida. Namun, dengan
semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut lalu diganti dengan
ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih. Pada
perkembangan selanjutnya, beberapa jenis ikan sungai lainnya juga dapat
digunakan, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut
seperti tenggiri, kakap merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah.
Bahkan ada juga yang menggunakan ikan dencis, ikan lele serta ikan tuna putih.
Penyajian pempek ditemani oleh kuah saus berwarna hitam kecokelat-
cokelatan, yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air
yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, ebi (udang kering), cabai rawit
tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari
dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya
pendatang dari luar Pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan
rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Pelengkap yang lain untuk
menyantap penganan khas ini adalah mentimun segar yang diiris dadu dan mie
kuning.
2.2 Kapasitas Produk
Produk Peler (Pempek Lele Raos) ini kami produksi masih dalam skala
kecil terlebih dahulu, sambil melihat perkembangan dan respon dari konsumen.
Maka dari itu pada awal bulan dijual Rp.10.000 per kemasan (isi 5 biji).
2.3 Peluang Usaha
Produk Peler (Pempek Lele Raos) mempunyai prospek usaha yang menjamin,
karena dalam pasar belum tersedia pempek yang menggunakan daging lele, selain
itu pesaing dalam produk ini belum ada di pasar. Oleh karena itu, peluang pasar
untuk produk cukup tinggi.
a. Strength
1. Rasa dari pempek yang berbeda dari produk lain
2. Kemasan dengan desain yang menarik
3. Memiliki kandungan gizi yang tinggi

1
b. Weakness
1. Produk baru yang belum dikenal masyarakat luas
2. Pemasaran belum bisa mendukung
c. Opportinity
1. Belum ada produk yang sejenis di pasar
2. Masyarakat Indonesia yang sangat responsif terhadap produk baru
dan unik.
d. Threat
1. Modal usaha yang minim
2. Tindak plagiatisme yang marak karena hukum nya belum tegas
2.4 Strategi Pemasaran
a. Kebijakan Produk
Usaha ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis
produksi berupa barang jadi. Proses produksi berupa home industry.
Produk dapat dinikmati langsung kepada konsumen.
b. Kebijkan Harga
Harga yang diberikan kepada konsumen yaitu sebesar Rp. 10.000 per
porsi dan bervariatif ketika konsumen ingin membeli lebih dari porsi.
c. Kebijakan Promosi
Untuk memperkenalkan produk Peler (Pempek Lele Raos) kepada
konsumen diperlukan promosi, yaitu pembuatan iklan berupa pamflet,
poster, dan leaflet. Informasi digital dalam media sosial seperti
facebook, twitter, instagram dan website resmi. Promosi awal produk
seperti potongan harga, untuk menarik minat konsumen

2
BAB III
METODOLOGI
3.1 Pelaksanaan Kegiatan
Untuk membuat produk ini dari awal hingga produk jadi perlu adanya
tahapan yang harus dilaksanakan antara lain sebagai berikut:
a. Pra Produksi
Diisi dengan tahap survei tempat penjualan bahan baku dan
peralatan yang berkualitas tinggi namun dengan harga bersaing, dan survei
tempat pemasaran.
b. Produksi Pempek
Dalam pembuatan Pempek buku kami akan melakukan kerjasama
dengan penjual lele, dikarenakan kebutuhan untuk daging lele dalam
jumlah banyak sebagai bahan tambahan. Ke depannya setelah modal
bergulir usaha ini akan berjalan sendiri secara mandiri untuk semua aspek
produksi.
c. Pra Formulasi, Pembuatan, dan Pengujian
Dalam pembuatan formulasinya Tahapan Proses Pembuatan Peler
(Pempek Lele Raos) terigu dan garam dicampurkan dan disiram air
mendidih dan diaduk hingga menjadi kalis. Lalu ikan lele yang telah
digiling dimasukkan sambil terus diaduk hingga merata. Kemudian
masukkan bawang putih dan garam, diaduk kembali hingga merata dengan
penambahan tepung sagu secara bertahap. Terakhir adonan diuleni hingga
kalis, dibentuk sesuai selera dan digoreng.
d. Pengemasan Produk
Produk dikemas dalam kemasan primer plastik bening dan
kemasan sekunder kotak karton berukuran 22x30cm yang dedesain secara
menarik sesuai keinginan pasar.
e. Publikasi dan Pemasaran Produk
Publikasi dilakukan secara langsung melalui lisan maupun
secara tidak langsung melalui tulisan (pamflet), website dan media sosial
lainnya. Sedangkan pemasaran dilakukan secara langsung kepada
mahasiswa Universitas Padjadjaran, didistribusikan ke gerai-gerai
penjual buku dan menyediakan layanan melalui online shop.
f. Pasca Produksi (Analisis Data)
Tahap ini merupakan tahap pelaporan hasil data kegiatan mulai
dari pra produksi, produksi, hingga pemasaran dan pencapaian target
serta keuntungan penjualan.

3
3.2.1 Alat dan Bahan Pembuatan Peler (Pempek Lele Raos)
Tabel 4. Alat dan bahan pembuatan Peler (Pempek Lele Raos)
ALAT BAHAN

Timbangan Ikan Lele 4 ekor

Baskom Tepung Kanji 1,5 kg

Sendok Tepung Labu Kuning 117,39

Wajan Tepung Terigu 273 gram

Spatula Kaldu sapi 6 balok

Kompor Telur Bebek 4 butir

Pisau Minyak goreng ½ kg


Talenan Telur Ayam 6 butir

Chopper Bawangmerah secukupnya


Bawang Putih secukupnya
Gula Aren secukupnya
Asam jawa secukupnya
Cabai secukupnya

3.3 Prosedur Kerja


3. 3. 1. Pembuatan Peler (Pempek Lele Raos)

4
Tepung Terigu Tepung labu kuning
Ikan lele
150 gram 150 gram

Pencampuran

Pengadukan hingga
Garam,air dan bawang
adonan kalis
putih

Dibentuk

Tepung sagu 700


gram
Pengisian

Perebusan/penggorengan

Pempek

Gambar 3. Diagram alir pembuatan Peler (Pempek Lele Raos)

DAFTAR PUSTAKA

Ashary, Santi. 2010. “Studi Keragaman Ganyong (Canna edulis Ker.) Di Wilayah
Ekskaresidenan Surakarta Berdasarkan Ciri Morfologi dan pola Pita
Isozim”. Skripsi. Surakarta: Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret.
BKP Provinsi Jawa Timur dan FTP-UNEJ. (2001). Kajian TepungU Umbi-
Umbian Lokal Sebagai Pangan Lokal. Jember. UNEJ
Budi Sotomo. 2014. Jajanan Favorit (Pempek, Siomay, Otak-Otak, Batagor).
Jakarta: Kawan Pustaka.
Fermentasi Tempe Kacang Tolo”. Jurnal Penelitian Saintek. 1 (14). 97-128
Rukmana, R. (2000). Usaha Tani Jahe. Yogyakarta. Kanisius.
Slamet, Agus. 2010. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Pada Pembutaan Tepung
Ganyong (CANNA EDULIS) Terhadap Sifat Fisik dan Amilografi Tepung
yang Dihasilkan. Jurnal AGROINTEK. 4 (2). 100.
Hendrasty, H.K., 2003. Tepung Labu Kuning Pembuatan dan Pemanfaatannya.
Kanisius:Yogyakarta

5
Hustiany, R. 2006. Modifikasi Asilasi dan Suksinilasi Pati Tapioka sebagai Bahan
Enkapsulasi Komponen Flavor. Disertasi, Institut Pertanian Bogor.
Histifarina D, D. Musaddad, dan E. Murtiningsih. 2004. Teknik Pengeringan
dalam Oven untuk Irisan Wortel Kering Bermutu. Yogyakarta. Balai
Penelitian Tanaman Sayuran. Jurnal Hortikultura 14(2):107-112.
Igfar, A. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Labu Kuning (Cucurbita
Moschata)Dan Tepung Terigu Terhadap Pembuatan Biskuit. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin Makasar.
Lestari, P. 2008. Uji efek Antiulcer Perasan Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.)
Pada Tikus putih Jantan galur Wista. Skripsi. Fakultas farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Noriko, N. Dan Risa. 2013. Ganyong Dan Spirulina Sebagai Produk Pangan
Alternatif. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Matematika, Sains, dan
Teknologi. 4. D.121-D.127.
Mishra, A.K., Mishra, A., & Chattopadhyay, P., 2011, Herbal Cosmeceuticals for
Photoprotection from Ultraviolet B Radiation: A Review. Tropical Journal
of Pharmaceutical Research; 10 (3): 351-360.
Pangesti, L,T. (2009). Pemanfaatan Pati Ganyong Pada Pembuatan Mie Segar
Sebagai Upaya Penganekaragaman Non Beras. Media Pendidikan Gizi dan
Kuliner, 1,(1).
Purnamasari, I. W., & Putri, W. D. (2015). Pengaruh Penambahan Tepung Labu
Kuning dan Natrium Bikarbonat terhadap Karakteristik Flake Talas. Pangan
dan Agroinustri, Vol 3 No 4 p. 1375-1385.
Pongjanta, J., A. Naulbunrany., S. Kawngdang., T. Manon dan T. Thepjaikat.
2006. Uilization of Pompkin Powder In Bakery Prouducts. Songklanakarin.
J. Sci. Technol. 28 (supp.1): 71-79. Practise.2nd ed. Woodread.Pub.Lim.
Cambridge. England. Terjemahan Ristanto.W dan Agus Purnomo

Ratnaningsih, Nani. dkk. (2009). “Pengaruh Jenis Kacang Tolo, Proses


Pembuatan dan Jenis Inokulum terhadap Perubahan Zat-Zat Gizi Pada
Fermentasi Tempe Kacang Tolo”. Jurnal Penelitian Saintek. 1 (14). 97-128
Rukmana, R. (2000). Usaha Tani Jahe. Yogyakarta. Kanisius.
Slamet, Agus. 2010. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Pada Pembutaan Tepung
Ganyong (CANNA EDULIS) Terhadap Sifat Fisik dan Amilografi Tepung
yang Dihasilkan. Jurnal AGROINTEK. 4 (2). 100.
Suhartini, T. dan Hadiatmi. (2010). Keragaman Karakter Morfologi Tanaman
Ganyong. Buletin Plasma Nutfah 16 (2) : 118 – 125.
Widowati, S, N. Richana, Suarni, P. Raharto, IGP. Sarasutha. 2001. Studi
Potensidan Peningkatan Daya guna Sumber Pangan Lokal Untuk
Penganekaragaman Pangan di Sulawesi Selatan. Lap. Hasil Penelitian.
Puslitbangtan: Bogor
Hendrasty, H.K., 2003. Tepung Labu Kuning Pembuatan dan Pemanfaatannya.
Kanisius:Yogyakarta
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. NERACA MASSA

6
Peler (Pempek Lele Raos)

2160
F = 2143 gram FRYING
BOILING P = 2110
gram (PEREBUSAN) (PENGGORENGAN) gram

17 gram air
W = 50 gram

LAMPIRAN 2. ANALISIS BIAYA

PELER (PEMPEK LELE RAOS)

Biaya Tetap
Material Harga (Rp)
Timbangan 50.000
Plastik 10.000
Baskom 20.000
Kompor + tabung gas 200.000
Panci 75.000
Wajan 50.000

7
Spatula 50.000
Jumlah (Rp) 455.000

Biaya Tidak Tetap

Material Harga (Rp)


Labu Kuning 57.000
Tepung Kanji 7.000
Tepung Terigu 7.500
Minyak 6.500
Kaldu ayam 5.000
Cuka 4.000
Telur Ayam 6.000
Telur Bebek 7.500
ikan lele 20.000
gula aren 6.000
Cabai 10.000
bawang putih 10.000
asam jawa 5.000
Kemasan 12.500
Jumlah (Rp) 164.000

Total Biaya Produksi : Rp. 355.000 + 263.000 = Rp. 619.000

a. Harga Pokok Penjual, dengan 30 kemasan :


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑅𝑝 619.000
= = Rp. 20.633 ~ Rp. 20.600
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 30
b. Harga Jual (mengambil 30%)
30
( 𝑥 𝑅𝑝. 20.600) + 𝑅𝑝. 20.600 = 𝑅𝑝 26.780~ 𝑅𝑝. 26.800
100
c. Total Penjualan
Jumlah produk x harga jual = 30 x Rp 26.800 = Rp 804.000
d. Keuntungan
Total Penjualan – Total Biaya Produksi = Rp 804.000 – Rp 619.000 = Rp
185.000
e. BEP
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑅𝑝.455.000
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 = 𝑅𝑝 164.000 = 21,32
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙−( ) 𝑅𝑝 26.800−( )
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 30

8
LAMPIRAN 3. FOTO PRODUK DAN KELOMPOK

Anda mungkin juga menyukai