Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

KEGIATAN PRAKARYA & KEWIRAUSAHAAN MAKANAN KHAS D


AERAH YANG DIMODIFIKASI

UBI BAL-BALAN

Disusun Oleh :

Aditya Wahyu Winarno / XII-A2/ 02

Alifaghi Pahlevi Ervianto Putra / XII-A2 / 06

Ayu Khusnul Khotimah / XII-A2 / 09

Firdausi Putri Cahyani / XII-A2 / 17

Muhammad Abdul Muniem Zam Zami / XII-A2 / 24

Nabila Ifa Khasanah / XII-A2 /27

SMA Negeri 1 Cerme

Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan

Jalan Raya Pasar Cerme Lor No. 176, Ngabetan, Cerme, Gresik

2021-2022
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur selalu kita curahkan kepada Allah SWT. Karena nikmat d
an karunianya kami dapat menyelesaikan sebuah laporan yang berjudul “LAPORAN KEGIAT
AN PRAKARYA & KEWIRAUSAHAAN MAKANAN KHAS DAERAH YANG DIMODIFIKASI
UBI BAL-BALAN” dengan tepat waktu.

Laporan ini kami susun sedemikian rupa dengan tujuan sebagai bahan pelaporan hasil
kegiatan kewirausahaan makanan internasional yang merupakan salah satu materi dalam mata
pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Kami juga merasa bahwasanya laporan ini dapat berm
anfaat bagi para pemula dalam kegiatan kewirausahaan dalam mempertimbangkan kegiatan k
ewirausahaan di bidang kuliner, terutama tentang makanan khas daerah yang dimodifikasi.

Makanan khas daerah yang dimodifikasi bertujuan untuk mengenalkan makanan-mak


anan khas dari suatu daerah kepada masyarakat luas serta tidak lupa untuk tetap memunculka
n sisi kreatif para peserta didik dalam melakukan pengolahan makanan menggunakan bahan
makanan alternatif sehingga dapat menciptakan makahan khas daerah yang cukup berbeda da
ri asalnya.

Kegiatan kewirausahaan juga dirasa penting, dikarenakan pada masa sekarang seluruh
kegiatan dapat dilakukan secara cepat dan tepat, termasuk dengan perputaran perekonomian.
Hal ini tentu dapat berakibat buruk apabila peserta didik tidak dapat mengimbangi kemajuan
zaman ini. Kegiatan pembelajaran kewirausahaan ini dimaksudkan supaya peserta didik dapat
memahami dasar-dasar kegiatan wirausaha untuk menunjang perekonimiannya kelak.

Kami sangat menyadari akan kekurangan yang ada di dalam laporan kami ini. Untuk i
tu kami rasa perlu adanya masukan-masukan yang membangun kepada kami supaya kami da
pat terus memperbaiki kekurangan-kekurangan yang kami miliki saat ini. Kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu menyukseska
n kegiatan kami. Akhir kata, terima kasih dan sampai jumpa lagi.

Gresik, 24 Januari 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...…………………………………………………………………..…………1

Daftar Isi……………………..…………………………………………………………….…2

BAB I Pendahuluan………………………………..………………………………..……….3

BAB II Landasan Teori……………………………………………..………………...……..5

BAB III Pembahasan………………………………………..…………………….…………9

BAB IV Penutup………………………………………………………………………...…..14

Daftar Pustaka………………………………………………………………………....……15

Lampiran……………………………………………………………………….……...…….16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa. Hal ini tidak terlepas dari k
enyataan bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki penduduk terbanyak keem
pat di dunia. Menurut data hasil sensus BPS pada 2010, Indonesia memiliki sekitar 1.340 suk
u bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini tentu menyebabkan banyaknya perbedaa
n-perbedaan yang beredar di masyarakat, belum lagi dengan perbedaan kondisi geografis dan
lain sebagainya yang menyebabkan Indonesia semakin banyak memiliki keragaman budaya.

Keragaman budaya yang tersebar di Indonesia tentu dipengaruhi oleh kondisi sehari-h
ari masyarakat setempat. Kondisi-kondisi tersebutlah yang menghasilkan serta menyebabkan
perbedaan budaya masyarakat di satu tempat dengan tempat yang lain, tidak terkecuali denga
n makanan.

Makanan-makanan yang telah berkembang di daerah-daerah tentu berbeda antara daer


ah satu dengan daerah yang lain. Sayangnya banyak makanan-makanan khas daerah yang tida
k dapat bersaing di pasaran. Hal ini seringkali terjadi karena ketidakmenariknya rasa dan pen
ampilan makanan tersebut.

Disisi lain, semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia tentu sebanding denga
n kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Berkurangnya lahan pertanian menyebabkan sem
akin berkurangnya pasokan bahan makanan di masyarakat. Maka dirasa perlu untuk membuat
makanan dengan bahan baku alternatif untuk menciptakan ketahanan pangan bagi Indonesia.

Untuk itu, dipilihlah kue jemblem yang dimodifikasi sebagai objek makanan tradision
al untuk kegiatan kewirausahaan. Penggunaan ubi sebagai bahan baku utama merupakan dasa
r dari modifikasi makanan itu sendiri. Kue jemblem yang dimodifikasi menggunakan ubi ini
diharapkan dapat menarik minat pasar terhadap makanan tradisional, dan dapat digunakan se
bagai dasar-dasar pelatihan kewirausahaan terhadap hasil karya makanan tradisional yang di
modifikasi.

3
B. Tujuan

Tujuan diadakannya kegiatan ini antara lain :

1. Untuk menciptakan makanan khas daerah yang dimodifikasi supaya dapat berdaya sai
ng di pasaran.
2. Untuk menciptakan ketahanan pangan dengan penggunaan bahan makanan yang mud
ah didapat.
3. Untuk melatih kemampuan kewirausahaan peserta didik serta menciptakan peserta did
ik yang berbakat dalam wirausaha.

C. Manfaat

Manfaat diadakanya kegiatan ini antara lain :

1. Supaya dapat memperkenalkan makanan khas daerah kepada masyarakat luas.


2. Supaya dapat menghasilkan makanan dengan bahan makanan alternatif.
3. Supaya dapat menghasilkan peserta didik yang cakap dalam berwirausaha.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Jemblem

Jemblem adalah nama sebuah makanan gorengan berwarna kecoklatan yang terbu
at dari singkong berbentuk bulat sebesar telur ayam dan di dalamnya berisi gula merah. Je
mblem merupakan salah satu dari kue jajan pasar yang banyak ditemui di pasar maupun d
i warung-warung di daerah Jawa. Jemblem merupakan makanan yang murah meriah, nam
un enak rasanya dan membuat perut cepat kenyang karena kandungan karbohidrat yang ti
nggi dari singkong serta kadar glukosa yang tinggi dari gula merah. Seorang dewasa bisa
kenyang dari makan dua butir jemblem dan cukup untuk mengusir lapar hingga tengah ha
ri.

Jemblem dibuat dari adonan singkong basah yang diparut atau digiling halus lalu
dibentuk bundar seperti telur ayam dan di dalamnya diisi gula merah, lalu digoreng denga
n minyak yang banyak. Setelah berwarna kecoklatan lalu diangkat dan siap untuk dihidan
gkan. Tidak sedikit orang jawa masih menggunakan kebiasaan makan seperti orang jawa
kuno, yaitu makan nasi duakali sehari. Jemblem ditemani secangkir kopi mendapat tugas
mengganjal perut mulai pagi hari hingga menjelang tengah hari waktu makan siang.

B. Ubi Jalar/Ubi Cilembu

Di Indonesia terdapat sekitar 1000 jenis ubi jalar, 200 jenis diantaranya di Kawasa
n Lembah Baliem, Irian Jaya. Salah satu jenis ubi jalar yang paling populer adalah ubi jal
ar asal Desa Cilembu di Kecamatan Tanjungsari, antara Bandung dan Sumedang. Nama l
ain ubi jalar dalam bahasa sunda adalah huwi. Ubi jalar yang tenar ini sebenarnya berasal
dari Desa Cilembu, Kecamatan Pemuliha, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Lahannya y
ang gembur dan subur sangat cocok dengan tanaman yang menjalar ini. Selain itu lahan i
ni berada di daerah pegunungan yang berhawa dingin dan menyejukkan (Suriawiria, 200
1).

Budidaya ubi Cilembu ini sangat mudah dan sederhana. Penyiapan tanah berupa g
undukan, kemudian di bagian atasnya ditanamkan batang atau bagian ujung batang. Dala

5
m waktu beberapa minggu, tunas akan terbentuk, serta pada umur 1 bulan batangnya akan
menjalar, dan di bagian bawah permukaan tanah, ubi akan terbentuk (Suriawiria, 2001).

Ubi jalar berkulit semu putih dan semu kuning mulai ditanam di Desa Cilembu sej
ak tahun 1975. Semula nama ubi ini adalah ubi nirkum, kemudian tahun 1980 nama ubi C
ilembu ini mulai terkenal di Jawa Barat dan menyebar ke Jabotabek dan puncaknya pada t
ahun 1985. Saat ini ubi Cilembu memiliki pangsa pasar yang luas bukan saja di sekitar Ba
ndung, Sumedang, Cianjur, Bogor, dan bahkan Jakarta, juga mulai merambah ke beberap
a kota lainnya (Suriawiria, 2001).

Ubi Cilembu bisa juga ditanam di daerah lain, namun rasanya bisa berbeda karena
unsur hara dalam tanah dan udara sangat mempengaruhi karakteristik ubi tersebut. Seperti
yang dijelaskan oleh Mayastuti (2002), akhir – akhir ini telah dicoba untuk membudidaya
kan ubi Cilembu di daerah Garut dan Padalarang, tapi ternyata hasilnya memang ubi yang
dihasilkan memiliki perbedaan dengan ubi Cilembu yang asli ditanam di Desa Cilembu. T
erutama dalam rasa dan kadar madu yang terkandung. Jika ubi Cilembu palsu itu dipangg
ang dalam oven, rasanya biasa – biasa saja walaupun cukup manis. Jika ubi Cilembu dipa
nggang dalam oven, maka akan keluar zat gulanya, rasanya manis dan empuk. Jika ubi Ci
lembu dikukus atau direbus maka rasanya akan tidak terlalu manis. Ubi Cilembu yang tel
ah dipanggang biasa tahan hingga satu minggu bila disimpan dalam suhu 60°C(Mayastuti,
2002).

Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L). Lam) cv. Cilembu yang ditemukan di Desa Cilem
bu dapat ditanam di sawah maupun di lahan kering (Arifin, 2002), mempunyai rasa yang
sangat manis dengan tekstur yang liat setelah dipanggang selama 2 – 3 jam dalam oven. K
eunggulan rasa ubi tersebut menyebabkan nama “Cilembu” dipakai sebagai brand ubi jala
r yang mempunyai rasa manis, walaupun dihasilkan dari luar desa Cilembu. Nama Ubi Ci
lembu kini dikenal luas di seluruh Indonesia, bahkan ubi ini juga diekspor ke manca nega
ra (Solihat, 2005).

Seperti sifat ubi pada umumnya, karbohidrat dalam ubi jalar berpotensi mengalam
i perubahan selama penyimpanan, perubahan pati menjadi gula selama penyimpanan dan
komposisi karbohidrat tersebut menentukan rasa ubi (eating quality) dan sifat kecernaann
ya. Studi mengenai aktivitas enzim amilase yang mengubah pati menjadi gula pada ubi se

6
gar dan ubi yang disimpan, telah banyak dilakukan dan umumnya menunjukkan bahwa ak
tivitas tersebut berbeda pada galur ubi jalar yang berbeda maupun pada kultivar yang berb
eda. Glukosa, sukrosa dan fruktosa merupakan gula-gula utama dari hasil perombakan pat
i, komposisi dari gula-gula tersebut berpengaruh terhadap rasa. Fruktosa umumnya memb
erikan rasa lebih manis dibanding glukosa maupun sukrosa (Zhang et al., 2002).

Menurut Mayastuti (2002), Ubi jalar Ipomoea batatas (L).Lam) cv. Cilembu memi
liki kandungan vitamin A dalam bentuk β – karoten sebesar 8.509 mg. Suatu jumlah yang
cukup tinggi untuk perbaikan gizi bagi mereka yang kekurangan vitamin A. Padahal, ubi-
ubian jenis lain, kandungan vitamin A-nya hanya berada pada 60 – 7.700 mg per 100 gra
m. Selain vitamin A yang tinggi, ubi Cilembu juga mengandung kalsium hingga 30 mg pe
r 100 gram, vitamin B-1 0,1 mg, vitamin B-2 0,1 mg dan niacin 0,61 mg, serta vitamin C
2,4 mg. Selain itu, ubi cilembu juga mengandung karbohidrat sebesar 20,1 g, protein 1,6 g,
dan lemak 0,1 g.

C. Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah pedanan dari kata entrepreneurship dalam bahasa inggris, e


ntrepreneur dalam bahasa jerman, ondernemen dalam bahasa belanda. Sedangkan di Indo
nesia diberinama kewirausahaan. Kata entrepreneur atau wirausaha dalam bahasa Indones
ia merupakan gabungan dari wira (gagah, berani, perkasa) dan usaha (bisnis) sehingga isti
lah entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa dalam usaha bisni
s. (Nasution, 2007).

Wirausaha dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang memiliki kemampuan dal
am menggunakan sumberdaya seperti finansial , bahan mentah dan tenaga kerja untuk me
nghasilkan barang baru, usaha baru, serta proses usaha baru. Kata wirausaha merupakan t
erjemahan dari kata entrepreneur. Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis entreprendre
yang berarti “bertanggung jawab”. Kata entrepreneur dan entrepreneurship dalam bahasa
Inggris, menurut Holt dalam Azzahra berasal dari bahasa Prancis. Entrepreneur adalah or
ang yang mempunyai kemampuan melihat danmenilai peluang bisnis, mengumpulkan su
mber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan bertindak tepat unt
uk memastikan sukses.

Wirausaha menghindari risiko rendah karena tidak ada tantangannya dan menjauh
i stuasi risiko tinggi, kerena mereka ingin berhasil. Parawirausaha adalah orang-orang yan

7
g mempunyai kemampuan melihat dan menilaikesempatan-kesempatan bisnis, mengump
ulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil
tindakan yang tepatguna memastikan sukses. Harta terbesar untuk mempertahankan kema
mpuan wirausaha adalah sikap positif.

Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya siste


m ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi, dan ke
majuan perekonomian berasal dari para wirausaha, orang-orang yang memiliki kemampu
an untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. (Irawan, 2007).

Menurut Zimmerer, Ciri-ciri kewirausahan Desire for responbility, yakni hasrat be


rtanggung jawab terhadap usaha-usaha yang tengah dirintisnya yang diaktualisasikan mel
alui sikap mawas diri. Preferense for moderate risk, yakni kecendrungan untuk senantiasa
mengambil resiko yang moderat yang direlaksasikan oleh pilihan keputusannnya yang sel
alu menghindari tingkat resiko yang terlalu tinggi maupun yang terlalu rendah. Confidenc
e in their ability to success, yakni dimilikinya keyakinan atas kemampuan dirinya untuk s
ukses yang direlaksasikan melalui moto bahwa kegagalan itu tak lain adalah sukses yang t
ertunda. (Zimmerer, 2005)

Maka perilaku kewirausahaan dapat diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan dari s
eorang wirausaha yang dibina oleh enam ciri utama yaitu percaya diri, berani mengambil
resiko, berorientasi tugas hasil, kepimpinan, serta berorientasi ke masa depan untuk tercap
ainya tujuan. Menurut Suryana bahwa seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditan
dai oleh pola-pola tingkah laku antara lain inovatif, keberanian menghadapi resiko, ambis
i mencari peluang. (Suryana, 2007).

BAB III

PEMBAHASAN

A. Nama Makanan

8
Nama makanan yang dibuat adalah “UBI BAL-BALAN”. Meskipun dasar ide dari ma
kanan kami ini adalah kue jemblem, namun proses modifikasi makanan yang berupa mod
ifikasi bahan baku dan rasa, mengubah tampilan kue jemblem yang sebelumnya berbahan
dasar singkong dengan isian gula merah, menjadi berbahan dasar ubi jalar dengan tanpa is
ian namun memiliki toping. Nama ubi bal-balan sendiri berasal dari bentuk fisik makanan
yang berbahan dasar ubi dan berbentuk seperti bola-bola lingkaran.

B. Alat & Bahan


1. Alat
Alat-alat yang diperlukan untuk membuat makanan ini antara lain :
- Panci
- Pisau
- Baskon
- Talenan
- Penumbuk
- Sendok
- Wajan
- Spatula
- Saringan
2. Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat makanan ini antara lain :
- Ubi jalar
- Tepung terigu
- Telur
- Gula
- Tepung panir/tepung roti
- Air
- Glaze Tiramisu
- Glaze Cokelat
- Oreo
- Kacang
- Minyak
- Kertas minyak
- Sterofoam

9
C. Komposisi

Komposisi daripada ubi bal-balan antara lain ubi jalar, tepung terigu, telur, gula da
n air. Sedangkan jika ditambahi toping dan glaze, makan akan bertambah oleh gula, cokel
at dan kacang.

D. Kandungan & Manfaat


1. Kandungan

Sesuai namanya, ubi bal-balan berbahan dasar ubi jalar. Ubi jalar memiliki
banyak kandungan yang dapat menyehatkan tubuh. Menurut Mayastuti (2002), Ub
i jalar Ipomea Batatas (L).Lam cv. Cilembu memiliki kandungan vitamin A dalam
bentuk β – karoten sebesar 8.509 mg. Suatu jumlah yang cukup tinggi untuk perba
ikan gizi bagi mereka yang kekurangan vitamin A. Padahal, ubi-ubian jenis lain ka
ndungan vitamin A-nya hanya berada pada 60 – 7.700 mg per 100 gram. Selain vit
amin A yang tinggi, ubi Cilembu juga mengandung kalsium hingga 30 mg per 100
gram , vitamin B-1 0,1 mg, vitamin B-2 0,1 mg dan niacin 0,61 mg , serta vitamin
C 2,4 mg. Selain itu, ubi Cilembu juga mengandung karbohidrat sebesar 20,1 g, pr
otein 1,6 g, dan lemak 0,1 g.

Menurut Aini (2004), terdapat beberapa jenis ubi jalar yang dikenal, paling
umum ialah ubi jalar putih, selain ubi jalar merah atau ungu. Warna merah yang m
akin pekat menandakan paling tinggi betakaroten. Betakaroten merupakan bahan p
embentuk vitamin A di dalam tubuh. Warna jingga pada ubi jalar juga kaya akan s
enyawa lutein dan zeaxanthin, pasangan antioksidan karatenoid. Keduanya merup
akan pigmen warna sejenis klorofil, yang merupakan bahan pembentuk vitamin A.
Lutein dan zeaxanthin sendiri merupakan senyawa aktif yang memiliki peran penti
ng menghalangi proses pengrusakan sel. Ubi jalar juga mempunyai keunngulan pa
da kandungan vitamin.

2. Manfaat

Sesuai dengan kandungan yang ada, ubi jalar tentunya memiliki banyak m
anfaat bagi manusia. Berikut adalah manfaat-manfaat yang dapat dirasakan dari u
bi bal-balan :

- Menjaga kesehatan mata

10
- Meningkatkan imun tubuh
- Menurunkan berat badan
- Melindungi sistem pencernaan
- Meningkatkan kinerja otak
- Mencegah kanker
- Menurunkan resiko diabetes
- Mencegah hipertensi
- Mencegah peradangan
E. Tata Cara Pembuatan

Tata cara dan teknik pembuatan ubi bal-balan antara lain :

- Kupas kulit ketela madu hingga bersih dan potong menjadi ukuran
yang lebih kecil untuk memudahkan proses perebusan.
- Cuci Ubi yang telah dipotong menggunakan air bersih.
- Rebus potong ubi hingga tekstur ubi menjadi lebih lembek.
- Jika sudah lembek, tiriskan ubi lalu haluskan ubi yang telah di rebus
menggunakan penghalus.
- Jika sudah halus tambahkan dua butir telur, 2 sendok makan besar
gula pasir, dan 7 sendok makan besar tepung terigu lalu uleni hingga
kalis.
- Jika adonan sudah Kalis bentuk bulat bulat sampai semua adonan
habis
- Lapisi bola bola yang telah dibentuk menggunakan tepung roti.
- Setelah semua bola bola ubi telah di lapisi tepung roti ,kemudian
goreng hingga warna menjadi kuning ke emasan.
- Ubi bal Balan siap dihidangkan, jangan lupa tambahkan toping
coklat atau tiramisu lalu taburi Oreo dan kacang.
Adapun teknik pengolahan ubi bal-balan adalah dengan teknik basah atau tekn
ik memasak dengan cairan. Dalam penghalusan ubi jalar, digunakan teknik merebus
(boiling) yaitu teknik memanaskan bahan makanan dengan air mendidih serta teknik
menggoreng (frying). Mengingat minyak yang digunakan dalam menggoreng ubi bal
balan dalam jumlah yang banyak maka dapat dikategorikan sebagai teknik deep fryin
g.
F. Keuangan

11
Sebagai laporan keuangan, maka dapat dihitung biaya-biaya dasar yang dibutuhka
n dalam pembuatan ubi bal-balan antara lain :

No Nama Bahan Harga


1 Ubi Jalar Rp. 10.000
2 Glaze Tiramisu + Cokelat Rp. 22.000
3 Gula Rp. 2.000
4 Minyak Rp. 5.000
5 Gas LPG Rp. 5.000
6 Telur Rp.3.000
7 Tepung Terigu Rp. 3.000
8 Tepung Roti Rp. 4.000
9 Toping Oreo + Kacang Rp. 4.000
10 Kemasan Rp. 10.000
11 Label Rp. 6.000
Total Rp. 74.000

Terlihat dalam tabel bahwasanya biaya yang diperlukan dalam kegiatan pemb
uatan ubi bal-balan adalah sebesar Rp. 74.000. Dalam pembuatan ubi bal-balan, didap
at hasil produksinya mencukupi untuk sebesar 20 porsi. Untuk itu, dapat diperhitungk
an harga produk per porsi tanpa keuntungan adalah sebesar :

Harga Produk : Rp. 74.000/20 = Rp. 3.700

Setelah diketahui besaran harga produk tanpa keuntungan, maka dapat dicari harga ju
al per kemasan jika diambil persentasi keuntungan sebesar 35% dari harga produk.

Keuntungan per Porsi : 35% × Rp. 3.700 = Rp. 1.300

Harga Jual = Rp. 3.700 + Rp. 1.300 = Rp. 5.000

Dengan sebanyak 20 porsi berhasil dijual tanpa sisa, maka didapat laba sebagai beriku
t:

Laba = (20 × Rp. 5.000) – Rp. 74.000

= Rp. 100.000 – Rp. 74.000

12
= Rp. 26.000

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman budaya. Keberagaman bu


daya tersebut tentu juga berdampak pada banyaknya makanan khas daerah di Indonesia.
Disisi lain banyak makanan khas daerah yang mulai ditinggalkan karena kurangnya inova
si dalam penyajiannya. Untuk itu diperlukan modifikasi pada makanan khas daerah untuk
menciptakan inovasi-inovasi terhadap makanan khas daerah. Kegiatan kewirausahaan yan
g dilakukan untuk memasarkan makanan khas daerah yang dimodifikasi dilakukan untuk
melatih kemampuan peserta didik untuk berwirausaha.

B. Saran

Diharapkan kegiatan modifikasi makanan khas daerah dapat mengangkat nama m


akanan khas daerah tersebut sehingga dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas. Sebag
ai saran dalam kegiatan kewirausahaan diharapkan dalam kedepanya, kegencaran kegiata
n pemasaran dan produksi yang lebih masif dapat menghasilkan pendapatan yang lebih ti
nggi lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lidiawati, Indri (2014) JEMBLEM ADALAH. http://juragancipir.com/jemblem-adalah/. Dia


kses pada 23 Januari 2022.

Arief, Melita Diana (2012) PEMANFAATAN TEPUNG UBI JALAR ( Ipomoea batatas (L).
Lam) cv. Cilembu SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DALAM P
EMBUATAN BISKUIT. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogya
karta.

Suriawiria, U. 2001. Ubi Jalar. http://www.pikiranrakyatonline.com. Diakses pada 19 Januari


2022.

Mayastuti, A. 2002. Pengaruh Penyimpanan dan Pemanggangan Terhadap Kandungan Zat Gi


zi dan Daya Terima Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L). Lam) Cilembu. Skripsi. Jurusan
Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bo
gor. Bogor.

Arifin M. 2002. Karakterisasi Pedon Areal Pertanaman Ubi Jalar Nirkum di Desa Cilembu, K
ecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. Jurnal Agrikultur.
13 (2) : 110 –116.

Zhang, Z.,Wheatley, C.C.,Corke, H. 2002. Biochemical changes during storage ofsweet potat
o roots differing in dry matter content. Postharvest Biology and Technology. 24: 317
– 325.

Solihat, K. (2005). Hati-hati dalam Memilih Komoditas Ubi Cilembu. http://www.pikiranrak


yatonline.com. Diakses pada 19 Januari 2022.

Nasution, Arman Hakim, Arifin, Bustanul, & Suef, Mokh. (2007). Entrepreneurship : memba
ngun spirit teknopreneurship. ANDI. Daerah Istimewa Yogyakarta.

Irawan, Andi. (2007). Kewirausahaan UKM Pemikiran dan Pengalaman. Graha Ilmu. Jawa Ti
mur.

Zimmerer, Thomas W & Norman M. Scarborough. 2005. Kewirausahaan dan Manajemen Bi


snis Kecil. Jakarta: Penerbit Indeks.

Suryana. (2003). Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat.

Tanjung, Khoiria Rizky (2018) Pengaruh perilaku kewirausahaan dan pemasaran terhadap pe
ndapatan usaha fotocopy palano jaya medan helvetia. Universitas Islam Negeri Sumat
era Utara. Sumatera Utara.

15
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-Foto Kegiatan

16
Lampiran 2 : Sarana Promosi

17

Anda mungkin juga menyukai