Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

KEGIATAN PRAKARYA & KEWIRAUSAHAAN PENGOLAHAN


MAKANAN

TELA-TELA

Disusun Oleh :

1. RISKA SANTIKA

2. WAHYU RAMADHON PRATAMA

3. NAVIS KEBATI PRASETYO

4. XHENNA DZAKYALLAH H

5. BUNGA TIARA HATI

6. AL KHOLIF

SMA Negeri 1 Kepahiang

Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan

TP 2024-2025
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur selalu kita curahkan kepada Allah SWT. Karena nikmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan sebuah Proposal yang berjudul “LAPORAN
KEGIATAN PRAKARYA & KEWIRAUSAHAAN PENGOLAHAN MAKANAN TELA-TELA”
dengan tepat waktu.

Laporan ini kami susun sedemikian rupa dengan tujuan sebagai bahan pelaporan hasil
kegiatan kewirausahaan makanan internasional yang merupakan salah satu materi dalam mata
pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Kami juga merasa bahwasanya laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pemula dalam kegiatan kewirausahaan dalam mempertimbangkan
kegiatan kewirausahaan di bidang kuliner, terutama tentang makanan khas daerah yang
dimodifikasi.

Makanan khas daerah yang dimodifikasi bertujuan untuk mengenalkan makanan-


makanan khas dari suatu daerah kepada masyarakat luas serta tidak lupa untuk tetap
memunculkan sisi kreatif para peserta didik dalam melakukan pengolahan makanan
menggunakan bahan makanan alternatif sehingga dapat menciptakan makahan khas daerah
yang cukup berbeda dari asalnya.

Kegiatan kewirausahaan juga dirasa penting, dikarenakan pada masa sekarang seluruh
kegiatan dapat dilakukan secara cepat dan tepat, termasuk dengan perputaran perekonomian.
Hal ini tentu dapat berakibat buruk apabila peserta didik tidak dapat mengimbangi kemajuan
zaman ini. Kegiatan pembelajaran kewirausahaan ini dimaksudkan supaya peserta didik dapat
memahami dasar-dasar kegiatan wirausaha untuk menunjang perekonimiannya kelak.

Kami sangat menyadari akan kekurangan yang ada di dalam laporan kami ini. Untuk
itu kami rasa perlu adanya masukan-masukan yang membangun kepada kami supaya kami
dapat terus memperbaiki kekurangan-kekurangan yang kami miliki saat ini. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu
menyukseskan kegiatan kami. Akhir kata, terima kasih dan sampai jumpa lagi.

Kepahiang, 24 Januari 2023

pembimbing
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...…………………………………………………………………..…………1

Daftar Isi……………………..…………………………………………………………….…2

BAB I Pendahuluan………………………………..………………………………..……….3

A. Latar Belakang……………………………………………………………………….3
B. Tujuan………………………………………………………………………………...4
C. Manfaat……………………………………………………………………………….4

BAB II Landasan Teori……………………………………………..………………...……..5

A. TELA-TELA…………………………………………………………………………5
B. SINGKONG.........……………………………………………………………………5
C. Kewirausahaan……………………………………………………………………….7

BAB III Pembahasan………………………………………..…………………….…………9

A. Nama Makanan………………………………………………………………………9
B. Alat dan Bahan……………………………………………………………………….9
C. Komposisi……………………………………………………………………………10
D. Kandungan dan Manfaat…………………………………………………………..10
E. Tata Cara Pembuatan………………………………………………………………11

BAB IV Penutup………………………………………………………………………...…..14

Kesimpulan………………………………………………………………………………….14
Saran…………………………………………………………………………………………14
Daftar Pustaka………………………………………………………………………....……15
Lampiran……………………………………………………………………….……...…….16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman semakin bercorak sendi-sendikehidupan


manusia dalam melakukan bisnis dan usaha dalam memenuhikebutuhan hidupnya. Apalagi
dalam dunia kuliner tidak ada habisnya untuk mengembangkan produk kuliner demi
menciptakan kepuasan para konsumenagar menjadi sesuatu yang booming di mata para
konsumen.Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam memenuhikebutuhannya,
maka semakin meningkatnya pula keanekaragaman kebutuhanmereka terutama dalam hal
makanan. Setiap wilayah atau daerah memilikikarakteristik tersendiri, dilihat dari segi
budaya, geografis, maupun kebiasaandalam kehidupan sehari-hari. Semua itu dipengaruhi
oleh keadaan alam,lingkungan tempat tinggal bahkan penghasilan yang berbeda-beda.Dilihat
dari latar belakang yang ada, disini kami akan membuat jajanan yangtidak asing lagi didengar
atau dijumpai disetiap daerah yaitu “Tela-telaSingkong (Tesing)”. Selain rasa dan ukuran
yang bervariasi, jajanan ini sangat popular bagi kaum muda. Apalagi dimusim pandemic ini
banyak yangmemanaatkan waktunya untuk berjualan online. Sehingga menurut
kamijajanan ini akan menjadi daya tarik tersendiri. Makalah ini membahas tentangcara
membuat, baiaya produksi dan banyak hal tentang tela-tela singkongdimana selain
menguntungkan usaha ini juga mudah dilakukan bagi pemula
B. Tujuan

Tujuan diadakannya kegiatan ini antara lain :

1. Untuk menciptakan makanan khas daerah yang dimodifikasi supaya dapat berdaya
saing di pasaran.
2. Untuk menciptakan ketahanan pangan dengan penggunaan bahan makanan yang
mudah didapat.
3. Untuk melatih kemampuan kewirausahaan peserta didik serta menciptakan peserta
didik yang berbakat dalam wirausaha.

C. Manfaat

Manfaat diadakanya kegiatan ini antara lain :

1. Supaya dapat memperkenalkan makanan khas daerah/tradisional kepada masyarakat


luas.
2. Supaya dapat menghasilkan makanan dengan bahan makanan alternatif.
3. Supaya dapat menghasilkan peserta didik yang cakap dalam berwirausaha.
A. BAB II

LANDASAN TEORI

A. TELA-TELA
Tela tela merupakan salah satu camilan dari singkong yang menyuguhkan rasa
renyah, kering dan sangat lezat. Tela-tela singkong menjadi salah satu camilan yang
keberadaaannya telah ada sejak dulu. Camilan singkong ini cukup popular bagi
masyarakat Indonesia yang banyak menggemarinya, harganya yang terjangkau
membuat tela-tela singkong mudah dinikmati oleh siapapun. Tela-tela singkong
disukai mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bahan singokong dalam
pembuatan tela-tela memang menjadi bahan pangan yang mampu menyuguhkan rasa
yang lezat. Tela-tela singkong menjadi salah satu varian makanan singkong yang
disukai banyak orang. Makanan berbahan singkong ini mudah didapatkan, banyak
warung juga penajaja tela-tela singkong yang beterbaran di masyarakat. Mulai dari
harga 5 ribu, anda sudah dapat menikmati seporsi tela-tela singkong yang membuat
rasanya semakin nikmat.Selain itu kami menyediakan berbagai varian rasa seperti
rasa ayam, rasa keju dan rasa balado.

B. .SINGKONG
Singkong dikenal dengan ubi kayu atau ketela pohon (Cassava) sudah lama dikenal
orang dan ditanam oleh penduduk dunia. Meskipun sebenarnya singkong bukan tanaman
asli Indonesia, tetapi singkong banyak ditanam dan merupakan makanan pokok nomor
tiga setelah padi dan jagung. Singkong mempunyai banyak nama daerah diantaranya
adalah ketela pohon, ubi jendral, ubi Inggris, telo puhung, kasape, bodin, sampeu, huwi
dangdeur, kasbek dan ubi prancis.

Singkong memiliki batang yang berkayu, beruas dan berbuku. Panjang batangnya
bisa mencapai 3 meter, warna batangnya bermacammacam ditentukan oleh warna kulit
luar, kulit dalam dan adanya penyusunan selaput gabus pada batangnya. Warna batang
bervariasi tergantung warna kulit luar, tetapi batang yang masih muda pada umumnya
berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi keputih-putihan, kelabu, hijau kelabu,
atau coklat kelabu.

Singkong mempunyai nilai gizi yang berarti sebagai bahan pangan. Nilai gizi
singkong sebagai makanan tunggal memang rendah proteinnya ketimbang beras, tetapi
sebagai makanan pelengkap atau selingan seharihari, misalnya diolah jadi makanan
ringan berupa kue dan sebagainya. Masa panennya tidak diburu waktu sehingga bisa
dijadikan lumbung hidup, yakni dibiarkan di tempatnya untuk beberapa minggu. Daun
dan ubinya dapat diolah menjadi aneka makanan utama maupun selingan.

Tanaman singkong masuk ke wilayah Indonesia kurang lebih pada abad ke-18.
Tepatnya pada tahun 1852, didatangkan plasma nutfah singkong dari suriname untuk
dikoleksikan di Kebun Raya Bogor. Penyebaran singkong keseluruh wilayah nusantara
terjadi pada tahun 1914 – 1918. Waktu itu Indonesia kekurangan bahan pangan (beras),
sehingga sebagai alternatif pengganti makanan pokok diperkenalkanlah singkong. Di
Indonesia singkong dijadikan makanan pokok nomor tiga setelah padi dan jagung. Pada
tahun 1968 indonesia menjadi negara penghasil singkong nomor 5 didunia.

Waktu pemanenan yang tepat untuk singkong adalah saat kandungan pati umbi
sudah optimal, yaitu sebelum umbi menjadi sangat berserat dan berkayu. Waktu
pemanenan berbeda-beda tergantung dari kultivar singkong yang ditanam. Beberapa
kultivar seperti singkong manis waktu pemanenannya adalah pada saat tanaman berumur
sekitar 9 bulan, sedangkan untuk beberapa kultivar lain dibutuhkan waktu lebih dari 18
bulan. Kriteria panen untuk tanaman singkong adalah bila daun tanaman ini telah
berwarna kekuningan. Umbi yang didapat biasanya berukuran 30 cm – 45 cm dengan
diameter 5 cm – 15 cm dan berat 0,9 kg – 2,3 kg.
C. Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah pedanan dari kata entrepreneurship dalam bahasa inggris,


entrepreneur dalam bahasa jerman, ondernemen dalam bahasa belanda. Sedangkan di
Indonesia diberinama kewirausahaan. Kata entrepreneur atau wirausaha dalam bahasa
Indonesia merupakan gabungan dari wira (gagah, berani, perkasa) dan usaha (bisnis)
sehingga istilah entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa
dalam usaha bisnis. (Nasution, 2007).

Wirausaha dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang memiliki kemampuan


dalam menggunakan sumberdaya seperti finansial , bahan mentah dan tenaga kerja untuk
menghasilkan barang baru, usaha baru, serta proses usaha baru. Kata wirausaha
merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis
entreprendre yang berarti “bertanggung jawab”. Kata entrepreneur dan entrepreneurship
dalam bahasa Inggris, menurut Holt dalam Azzahra berasal dari bahasa Prancis.
Entrepreneur adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat danmenilai peluang
bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan
darinya dan bertindak tepat untuk memastikan sukses.

Wirausaha menghindari risiko rendah karena tidak ada tantangannya dan


menjauhi stuasi risiko tinggi, kerena mereka ingin berhasil. Parawirausaha adalah orang-
orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilaikesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan
mengambil tindakan yang tepatguna memastikan sukses. Harta terbesar untuk
mempertahankan kemampuan wirausaha adalah sikap positif.

Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya


sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi,
dan kemajuan perekonomian berasal dari para wirausaha, orang-orang yang memiliki
kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. (Irawan,
2007).

Menurut Zimmerer, Ciri-ciri kewirausahan Desire for responbility, yakni hasrat


bertanggung jawab terhadap usaha-usaha yang tengah dirintisnya yang diaktualisasikan
melalui sikap mawas diri. Preferense for moderate risk, yakni kecendrungan untuk
senantiasa mengambil resiko yang moderat yang direlaksasikan oleh pilihan
keputusannnya yang selalu menghindari tingkat resiko yang terlalu tinggi maupun yang
terlalu rendah. Confidence in their ability to success, yakni dimilikinya keyakinan atas
kemampuan dirinya untuk sukses yang direlaksasikan melalui moto bahwa kegagalan itu
tak lain adalah sukses yang tertunda. (Zimmerer, 2005)

Maka perilaku kewirausahaan dapat diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan dari
seorang wirausaha yang dibina oleh enam ciri utama yaitu percaya diri, berani mengambil
resiko, berorientasi tugas hasil, kepimpinan, serta berorientasi ke masa depan untuk
tercapainya tujuan. Menurut Suryana bahwa seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan
ditandai oleh pola-pola tingkah laku antara lain inovatif, keberanian menghadapi resiko,
ambisi mencari peluang. (Suryana, 2007).
BAB III

PEMBAHASAN

A. Nama Makanan

Nama makanan yang dibuat “Tela tela” merupakan salah satu camilan dari singkong
yang menyuguhkan rasa renyah, kering dan sangat lezat. Tela-tela singkong menjadi
salah satu camilan yang keberadaaannya telah ada sejak dulu

Alat & Bahan

1. Alat
Alat-alat yang diperlukan untuk membuat makanan ini antara lain :
- Panci
- Pisau
- Baskom
- Talenan
- Sendok
- Wajan
- Spatula
- Saringan
2. Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat makanan ini antara lain :
- singkong
- Minyak
- Garam
- Antaka
- Air

-
B. Komposisi

Komposisi daripada tela-tela antara lain singkong, garam, bumbu balado/keju,


dan air.

C. Kandungan & Manfaat


1. Kandungan

Tela-tela adalah makan yamg terbuat dari singkong,ingkong sendiri


memiliki kandungan sebagai berikut.

 38 - 40 gram Karbohidrat.
 1 - 1,2 gram protein.
 1 -2 gram Serat.
 300 miligram kalium
 20 miligram kalsium
 25 - 30 mikrogram folat
 20 - 30 miligram vitamin C

Singkong juga mengandung zinc, magnesium, selenium, fosfor,


vitamin A, vitamin B, dan beragam jenis antioksidan, seperti polifenol
dan flavonoid.
2. Manfaat

Sesuai dengan kandungan yang ada, singkong tentunya memiliki banyak


manfaat bagi manusia. Berikut adalah manfaat-manfaat yang dapat dirasakan dari
singkong :

- Menjaga kesehatan mata


- Menjaga kesehatan pencernaan
- Menurunkan tekanan darah
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Menjaga kesehatan tulang
- Menjaga kesehatan kulit
- Meningkatkan energi dan stamina
- Menjaga kesehatan jantung
- Menurunkan berat badan
- Mencegah anemia
- Meningkatkan fungsi otak
- Membantu menurunkan kadar kolesterol
D. Tata Cara Pembuatan

Tata cara dan teknik pembuatan ubi bal-balan antara lain :

- Kupas, potong memanjang dan cuci bersih singkong.


- Rebus singkong selama 10 menit, beri sedikit garam, masak sampai
setengah matang.
- Panaskan minyak goreng, goreng singkong rebus hingga matang.
- Angkat singkong, lalu taburi dengan bumbu tabur.
- Goncang hingga semua tercampur rata.
- Sajikan.
E. Keuangan

Sebagai laporan keuangan, maka dapat dihitung biaya-biaya dasar yang


dibutuhkan dalam pembuatan TELA-TELA antara lain :

Nama Bahan Harga


1 singkomg Rp. 10.000
2 antaka Rp. 5.000
3 garam Rp. 6.000
4 Minyak Rp. 17.000
5 Gas LPG Rp. 25.000

TOTAL: Rp.63.000

Terlihat dalam tabel bahwasanya biaya yang diperlukan dalam kegiatan


pembuatan ubi bal-balan adalah sebesar Rp. 63.000. Dalam pembuatan TELA-TELA,
didapat hasil produksinya mencukupi untuk sekitar 20 porsi. Untuk itu, dapat
diperhitungkan harga produk per porsi tanpa keuntungan adalah sebesar :

Harga Produk : Rp. 63.000/20 = Rp. 3.150

Setelah diketahui besaran harga produk tanpa keuntungan, maka dapat dicari harga
jual per kemasan jika diambil persentasi keuntungan sebesar 35% dari harga produk.

Keuntungan per Porsi : 35% × Rp. 3.150 = Rp. 1.102

Harga Jual = Rp. 3.150 + Rp. 1.102 = sekitar Rp. 5.000

Dengan sebanyak 20 porsi berhasil dijual tanpa sisa, maka didapat laba sebagai
berikut :

Laba = (20 × Rp. 5.000) – Rp. 74.000

= Rp. 100.000 – Rp. 74.000

= Rp. 26.000
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman budaya. Keberagaman


budaya tersebut tentu juga berdampak pada banyaknya makanan khas daerah di
Indonesia. Disisi lain banyak makanan khas daerah yang mulai ditinggalkan karena
kurangnya inovasi dalam penyajiannya. Untuk itu diperlukan modifikasi pada makanan
khas daerah untuk menciptakan inovasi-inovasi terhadap makanan khas daerah. Kegiatan
kewirausahaan yang dilakukan untuk memasarkan makanan khas daerah yang
dimodifikasi dilakukan untuk melatih kemampuan peserta didik untuk berwirausaha.

B. Saran

Diharapkan kegiatan modifikasi makanan khas daerah dapat mengangkat nama


makanan khas daerah tersebut sehingga dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Sebagai saran dalam kegiatan kewirausahaan diharapkan dalam kedepanya, kegencaran
kegiatan pemasaran dan produksi yang lebih masif dapat menghasilkan pendapatan yang
lebih tinggi lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Lidiawati, Indri (2014) JEMBLEM ADALAH. http://juragancipir.com/jemblem-adalah/.


Diakses pada 23 Januari 2022.

Arief, Melita Diana (2012) PEMANFAATAN TEPUNG UBI JALAR ( Ipomoea batatas (L).
Lam) cv. Cilembu SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DALAM
PEMBUATAN BISKUIT. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Daerah Istimewa
Yogyakarta.

Suriawiria, U. 2001. Ubi Jalar. http://www.pikiranrakyatonline.com. Diakses pada 19 Januari


2022.

Mayastuti, A. 2002. Pengaruh Penyimpanan dan Pemanggangan Terhadap Kandungan Zat


Gizi dan Daya Terima Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L). Lam) Cilembu. Skripsi.
Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Arifin M. 2002. Karakterisasi Pedon Areal Pertanaman Ubi Jalar Nirkum di Desa Cilembu,
Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. Jurnal
Agrikultur. 13 (2) : 110 –116.

Zhang, Z.,Wheatley, C.C.,Corke, H. 2002. Biochemical changes during storage ofsweet


potato roots differing in dry matter content. Postharvest Biology and Technology. 24:
317 – 325.

Solihat, K. (2005). Hati-hati dalam Memilih Komoditas Ubi Cilembu.


http://www.pikiranrakyatonline.com. Diakses pada 19 Januari 2022.

Nasution, Arman Hakim, Arifin, Bustanul, & Suef, Mokh. (2007). Entrepreneurship :
membangun spirit teknopreneurship. ANDI. Daerah Istimewa Yogyakarta.

Irawan, Andi. (2007). Kewirausahaan UKM Pemikiran dan Pengalaman. Graha Ilmu. Jawa
Timur.

Zimmerer, Thomas W & Norman M. Scarborough. 2005. Kewirausahaan dan Manajemen


Bisnis Kecil. Jakarta: Penerbit Indeks.

Suryana. (2003). Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat.

Tanjung, Khoiria Rizky (2018) Pengaruh perilaku kewirausahaan dan pemasaran terhadap
pendapatan usaha fotocopy palano jaya medan helvetia. Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara. Sumatera Utara.
LAMPIRAN

Lampiran : Foto-Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai