Anda di halaman 1dari 28

1

DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

Executive Summary .............................................................................................. 1

I. GAMBARAN BISNIS ................................................................................... 2

1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................ 2

1.2. Visi dan Misi serta Tujuan .................................................................... 3

1.3. Analisis SWOT ....................................................................................... 4

1.4. Potensi Sumber Daya ............................................................................. 5

II. STRUKTUR PERUSAHAAN ...................................................................... 5

III. OPERASIONAL ........................................................................................ 6

3.1. Proses Produksi ...................................................................................... 6

3.2. Proses Pemasaran ................................................................................. 10

IV. STRATEGI PEMASARAN DAN METODE PROMOSI .................... 10

4.1. Analisis Potensi Pasar .......................................................................... 10

4.2. Strategi Pemasaran .............................................................................. 11

4.2.1. STP (Segmentation, Targeting, Position) .................................... 11

4.2.2. Analisis 4P ...................................................................................... 12

V. KEUANGAN ................................................................................................ 13

5.1. Rincian biaya ........................................................................................ 13

5.2. Analisis Rencana Keuangan ................................................................ 17

VI. PELUANG KEBERLANJUTAN USAHA ............................................ 19

VII. PENUTUP ................................................................................................. 20

Kesimpulan ...................................................................................................... 20

Saran ................................................................................................................. 20

LAMPIRAN ......................................................................................................... 21

i
Executive Summary

Ada sebuah Penelitian yang meneliti mengenai Perilaku Generasi Milenial


terhadap Minat pada Makanan Tradisional di Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba
Samosir. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku generasi milenial
terhadap minat pada makanan tradisional cenderung kurang diminati, karena
generasi milenial ini perilakunya cenderung sangat berhubungan dengan gadget, di
mana kurangnya informasi yang mereka temui dalam sosial media sehingga
pengetahuan dan minat terhadap makanan tradisional sangat kurang populer, untuk
itu diharapkan pada generasi milenial sebagai agar mau membuka laman (blog)
budaya, sehingga sebagai generasi penerus tetap memiliki rasa cinta terhadap
budaya dan paham akan makna filosofi dari budaya dan kuliner (makanan
tradisional).

Makanan tradisional adalah makanan yang dikonsumsi sejak generasi


terdahulu yang menjadi khas suatu daerah dan telah disesuaikan dengan cita rasa
serta selera masyarakat setempat. Lontong kupang adalah salah satu makanan
tradisional di Pulau Jawa, tepatnya di Kabupaten Sidoarjo, yang terbuat dari bahan
dasar kupang, lontong, diberi kuah dengan petis dan juga bumbu-bumbu yang khas,
lalu ditambah dengan toping lentho. Saat ini minat masyarakat terhadap makanan
tradisional mulai menurun. Oleh karena itu, perlu modifikasi pada makanan
tradisional untuk mengembalikan eksistensi makanan tradisional. Untuk semakin
menarik minat dari generasi muda maka perlu inovasi untuk membuat lontong
kupang ini menjadi makanan yang sesuai selera generasi muda. Modifikasi
makanan lontong kupang yang dilakukan yaitu, dengan memasukkan kupang
dengan bumbu yang khas ini ke dalam onigiri lalu dilapisi rumput laut dan dibakar
yang dinamai dengan 'Yakigiriku'. Generasi muda lebih mengenal onigiri daripada
makanan tradisional seperti lontong kupang, oleh karena itu tentunya harus
mengikuti tren yang sedang marak digemari.

Dengan adanya modifikasi yang dilakukan pada makanan lontong kupang


ini diharapkan dapat membuat semua masyarakat khususnya generasi muda untuk
dapat menikmati makanan tradisional dengan rasa yang berbeda namun tetap

1
hampir sama seperti lontong kupang. Dan agar makanan tradisional lebih diingat,
dikenal, bahkan lebih dilestarikan lagi oleh semua masyarakat.

I. GAMBARAN BISNIS
1.1. Latar Belakang Masalah
Kupang merupakan hewan sejenis kerang kecil yang banyak hidup di
perairan lumpur asin Jawa Timur. Olahan kupang menjadi salah satu sumber
potensi daerah desa Balongdowo. Salah satu olahan tersebut ialah kupang
lontong. Sajian kupang lontong terdiri dari lontong yang memiliki cita rasa
lembut di lidah, kupang yang relatif kenyang, sate kerang, dan lentho yang
terbuat dari parutan singkong dan kacang tolo menambah sensasi renyah dengan
campuran petis udang yang khas. Menjadikan sajian tidak hanya nikmat
disantap, melainkan juga bergizi dan sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.
Kupang segar mengandung protein yang tinggi juga rendah kolesterol.
Komponen gizi yang terkandung dalam daging kupang meliputi kadar air
75,70%, kadar abu 3,09%, kadar protein 10,85%, kadar lemak 2,68%, dan kadar
karbohidrat 1,02%. Kupang juga memiliki sumber asam amino esensial yang
baik.
Mengingat perkembangan zaman saat ini, masyarakat sangat jarang
mengetahui tentang makanan khas daerah sendiri. Banyaknya makanan dengan
konsep luar negeri dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko masyarakat
milenial meninggalkan budaya kuliner daerah. Masyarakat cenderung memilih
kuliner modern karena menawarkan konsep makanan yang sebelumnya belum
pernah ada. Selain itu, dengan mengkonsumsi makanan konsep luar negeri
membuat mereka merasa lebih modern. Oleh karena itu, perlu adanya upaya
terutama dari generasi milenial untuk menyebarkan dan melestarikan kembali
kuliner khas daerah.
Onigiri merupakan makanan khas negara Jepang yang berupa nasi kepal
dengan isian di dalamnya. Onigiri sendiri terbuat dari beras khusus dari Jepang
yang memiliki kadar kanji lebih tinggi dibandingkan dari beras lain, sehingga
nasi yang dihasilkan memiliki tekstur lebih lengket dan lebih mudah dibentuk.

2
Di Jepang, onigiri biasanya memiliki isian yang bermacam-macam berupa ikan
salmon dan asinan plum. Onigiri biasanya dibungkus menggunakan lembaran
nori (rumput laut) dengan tujuan untuk menjaga bentuk agar tidak hancur dan
untuk memudahkan dalam menyantapnya karena tangan tidak akan lengket
dengan nasi.
Saat ini onigiri bukan hanya menjadi makanan khas dari Jepang. Onigiri
sudah tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Tak jarang masyarakat
Indonesia yang menyukai makanan Jepang, hingga masyarakat yang baru akan
onigiri tidak sulit menjumpai makanan ini. Makanan ini sudah tersedia di
berbagai daerah di Indonesia terutama supermarket terdekat sudah banyak yang
menjual dengan beragam aneka yang disesuaikan oleh masyarakat Indonesia.
Dengan keunikan dan eksistensi yang dimiliki onigiri, kami
mencetuskan sebuah ide inovasi pengembangan produk yang memadukan
budaya lokal dan interlokal. Kandungan karbohidrat pada nasi sebagai bahan
utama onigiri dipadukan dengan kupang yang mengandung protein tinggi baik
untuk pemenuhan gizi tubuh. Produk olahan onigiri kupang ini dikemas dengan
konsep bakar khas Indonesia menggunakan daun pisang yang dilengkapi
dengan isian kupang dan bumbu-bumbu lontong kupang, yang kemudian
melalui proses bakar sehingga menghasilkan aroma dan rasa daun pisang yang
harum dan khas.

1.2. Visi dan Misi serta Tujuan


Visi:
Menghadirkan olahan onigiri dengan cita rasa lokal khas daerah untuk
melestarikan kuliner khas daerah dengan konsep berbeda dan lebih modern.

Misi:
1) Mengembangkan potensi usaha olahan kupang dengan sebuah produk yang
kekinian juga praktis.
2) Membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar dan menjadikan produk
sebagai alternatif tepat untuk kreasi olahan pangan milenial yang profitable.

3
Tujuan:
1) Memberikan solusi kreatif bagi konsumen yang ingin menikmati sajian
kupang lontong dengan praktis
2) Menciptakan peluang usaha berkelanjutan bagi masyarakat dan mahasiswa.
3) Mewujudkan perkembangan industri kuliner kreatif dan inovatif menjadi
bagian dari prospek bisnis yang menguntungkan.

1.3.Analisis SWOT
1.3.1. Strength (Kekuatan)
a. Kualitas
YAKIGIRIKU memiliki kualitas yang sangat baik karena
dibuat dengan bahan-bahan yang berkualitas tinggi, tanpa
menggunakan pengawet ataupun bahan-bahan yang dapat
membahayakan pembeli, dan dibuat dengan cara yang higienis.
b. Ukuran
YAKIGIRIKU memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan dengan onigiri lainnya, sehingga lebih
mengenyangkan.
c. Desain Kemasan
YAKIGIRIKU dikemas dengan menggunakan daun pisang
dan kantong makanan kertas yang diberi desain menarik.
Penggunaan daun pisang dan kantong kertas bertujuan untuk
mengurangi samlah plastik yang digunakan.
1.3.2. Weakness (Kelemahan)
a. Tidak tahan lama karena tidak menggunakan bahan pengawet
b. Adanya permintaan konsumen yang fluktuatif
c. Harga dari bahan baku yang fluktuatif
1.3.3. Opportunities (Peluang)
a. Adanya dukungan dari pemerintah terhadap usaha yang kreatif dan
tetap melestarikan makanan tradisional khas daerah.
b. Terdapat kecenderungan dari selera masyarakat yang semakin
menyukai YAKIGIRIKU.

4
1.3.4. Threats (Ancaman)
a. Adanya pesaing, yaitu penjual makanan ala Jepang, namun
YAKIGIRIKU memiliki isian yang berbeda sehingga hal tersebut
menjadi pembeda antara produk yang kami buat dengan onigiri lain.
b. Adanya pesaing yang meniru konsep produk yang kami buat.

1.4. Potensi Sumber Daya

a. Sumber daya manusia yang tersedia, yaitu pelaku kegiatan bisnis


sebagai owner dan pelaksana, serta para penjual makanan di sekolah
dan universitas maupun para penjual makanan di outlet dan
angkringan yang bekerjasama dengan kami.
b. Ketersediaan bahan baku utama yang dapat dipenuhi secara
kontinyu karena terbuat dari komoditas yang selalu tersedia di pasar
dan salah satu bahan utama, yaitu kupang menjadi komoditas yang
banyak dibudidayakan di Sidoarjo sehingga sangat mudah
ditemukan.

II. STRUKTUR PERUSAHAAN

CEO
Roudlotul Auwalina

Manajer Manajer Produksi


Pemasaran dan Keuangan
Mahilda Rahmania Childa Nafisah Rahmah

Dengan uraian tugas pada struktur manajemen tim sebagai berikut:


• CEO: bertanggung jawab untuk memimpin, mengatur, dan mengelola
kegiatan usaha, merancang visi, mis, dan tujuan bisnis, merencanakan,
menganalisis keuangan, segala aktivitas bisnis fungsional, mencari relasi

5
dengan perusahaan terkait, memeriksa, mengkoordinasikan administrasi,
mengangkat/memberhentikan jabatan anggota.
• Manajer Pemasaran: bertanggung jawab atas perencanaan, desain produk,
membantu CEO menemukan media promosi/partner dan relasi, menyimpan
dan mendistribusikan produk kepada konsumen, menghubungkan relasi,
memperkenalkan produk kepada masyarakat baik secara online atau offline,
mencari informasi mengenai kebutuhan/target permintaan dan penawaran
untuk pengembang produk.
• Manajer Produksi: bertanggung jawab atas proses produksi dan peralatan,
memeriksa ketersediaan bahan, memantau kualitas dan standar hasil
produksi, merencanakan kapasitas produksi.
• Manajer Keuangan: mengelola keuangan produksi perusahaan,
memfasilitasi kebutuhan pembiayaan, membuat laporan keuangan,
merencanakan anggaran, memonitoring dan evaluasi keuangan usaha.
Diharapkan dengan ilmu dan pengetahuan akan perencanaan, perancangan,
pengembangan, produk, kemampuan analisis di bidang pemasaran, uji kelayakan
usaha dan evaluasi hasil, yang diperoleh dari pembelajaran kampus maupun
pelatihan di luar kampus, kemampuan entrepreneurship, dan mengolah
YAKIGIRIKU pada masing-masing anggota dapat dijadikan dasar kuat untuk
mendukung berjalannya bisnis produk YAKIGIRIKU.

III. OPERASIONAL
3.1. Proses Produksi

3.1.1. Bahan Baku


Dalam pembuatan olahan onigiri kupang bakar YAKIGIRIKU
bahan utama yaitu beras putih, beras ketan. Perbandingan antara beras
putih biasa dengan beras ketan adalah 1:4. Sehingga hasil akhir nasi
diharapkan mampu menyerupai nasi Jepang. Tujuan dari pencampuran
kedua jenis beras ini dikarenakan harga beras Jepang di pasaran mahal.
Bahan baku selanjutnya yakni isian berupa kupang. Kupang yang
digunakan berasal dari pemasok kupang daerah Balongdowo, Sidoarjo
yang juga dikenal dengan kampung kupang. Kupang dipilih karena

6
memiliki kandungan protein cukup tinggi dan manfaat lain yang baik
untuk tubuh. Selain itu, pasokan kupang yang cukup melimpah menjadi
salah satu faktor untuk penambahan isian produk onigiri.
Bahan isian berupa kupang ini diolah dengan menggunakan bumbu
pembuatan rasa lontong kupang. Cita rasa kaya khas Sidoarjo berpadu
dengan petis yang kuat dengan aroma udang, membuat lontong kupang
memiliki rasa unik manis, asam, pedas, dan gurih menjadi satu dalam
olahan. Ditambah dengan lentho yang terbuat dari parutan singkong
dan kacang tolo menambah sensasi renyah pada sajian lontong kupang.
Sajian ini tidak hanya menjadi makanan yang nikmat disantap, tetapi
juga mengandung gizi yang sangat berguna bagi tubuh manusia.
Kemudian pengemasan yang digunakan untuk melindungi produk
yaitu daun pisang sebagai kemasan utama dan kantong dari kertas
dengan ditambahkan desain yang menunjukkan identitas produk.

3.1.2. Proses Produksi


Proses produksi YAKIGIRIKU dilakukan lima kali dalam satu
minggu, yaitu pada pukul 03.00 – 06.00 WIB. Proses utama produksi
terbagi menjadi dua yaitu proses pembuatan onigiri dan proses
pembuatan isian.
a. Pembuatan isian
Pembuatan isian dilakukan dengan memasak kupang yang
telah diberikan bumbu untuk membuat lontong kupang.
Pembuatan bumbu terdiri dari bumbu ulekan dan bumbu kuah.
Bumbu ulekan terdiri dari bawang putih, petis, gula pasir, bawang
goreng, air perasan jeruk nipis, dan cabe yang dapat disesuaikan
tingkat kepedasannya. Lalu, untuk bumbu kuah yang perlu
disiapkan terdiri dari bawang merah, bawang putih, lada bubuk,
garam, gula, kaldu bubuk, air, dan minyak goreng. Kedua jenis
bahan bumbu dihaluskan masing-masing, kemudian ditumis

7
hingga harum dan dimasak hingga matang dan bumbu mengental
terserap ke dalam kupang.

Gambar 1: Diagram Aliran Pembuatan Isian

b. Pembuatan Onigiri
Bahan utama pembuatan YAKIGIRIKU adalah campuran
beras putih biasa dengan beras ketan dengan perbandingan 1:4.
Langkah pertama, dilakukan penimbangan kedua jenis beras.
Kemudian beras dicampur dan dicuci agar terjamin keamanannya,
lalu direndam dalam air selama 30 menit. Proses perendaman
dilakukan untuk melunakkan beras agar mempermudah dalam
proses pengukusan yang berlangsung selama 60 menit.
Setelah beras dikukus, nasi setengah matang akan disiram
dengan air mendidih dan diberi penambahan bumbu bawang
merah dan bawang putih cincang, garam, kaldu bubuk, dan gula
secukupnya. Kemudian nasi setengah matang tersebut diaduk agar
semua bahan yang telah dimasukkan tercampur rata. Setelah
dipastikan semua bahan telah tercampur rata, maka proses
pengukusan dilanjutkan kembali hingga nasi benar-benar matang

8
dan diperoleh nasi yang siap dicetak menjadi onigiri selama 30
menit.
Setelah matang, nasi kemudian dicetak berbentuk segitiga.
Selama proses pencetakan dilakukan proses pengisian berupa
kupang yang sudah dimasak dengan variasi pedas dan original.
Kemudian nasi yang telah dicetak diberi penambahan nori atau
rumput laut kering dan lentho sebagai taburan pada lontong
kupang pada bagian luar. Selanjutnya, nasi yang telah dicetak dan
diberi nori akan dibakar dengan dibungkus daun pisang selama

Gambar 2: Diagram Aliran Pembuatan Nasi

kurang lebih satu menit untuk mengeluarkan aroma khas dari daun
pisang.
3.1.3. Pengemasan
Kemasan pada produk terdiri dari kemasan utama dan kemasan
sekunder. Kemasan utama digunakan daun pisang yang berfungsi
sebagai pemberi aroma khas pada produk. Lalu, kemasan sekunder
adalah kemasan kantong kertas berwarna coklat tebal yang berfungsi
untuk melindungi kemasan utama, mempermudah distribusi, dan juga
pengkonsumsian produk. Selain itu, pemilihan kemasan kertas
bertujuan untuk meminimalisir penggunaan plastik yang kurang ramah
lingkungan. Pada kemasan sekunder didesain dengan gambar yang

9
menarik dengan menampilkan edukasi budaya kuliner lontong kupang.
Sehingga hal ini dapat menambah wawasan konsumen mengenai
makanan lokal khas daerah dan menjadi daya tarik tersendiri dari
produk.
3.2. Proses Pemasaran
3.2.1. Tahap promosi dan penjualan
Kegiatan penjualan produk dilakukan baik secara online dan offline
meliputi penjualan secara langsung, titip jual, sistem agen, dan
membuka outlet.
Penjualan awal akan dilakukan sistem titip jual di beberapa kantin
sekolah SMA dan SMK di kecamatan Sidoarjo, kampus I dan II
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Harga yang ditetapkan untuk
kantin-kantin adalah Rp7.000 dengan harga awal Rp6.000. Lalu, setelah
beberapa minggu titip jual akan dilakukan bertahap pada kantin pabrik.
Sehingga, secara keseluruhan terdapat 45 titik penjualan di Sidoarjo.
Selain penjualan dengan sistem konsinyasi, produk juga secara
langsung dijual pada platform online untuk menjangkau pelanggan
secara luas dan outlet yang berada di daerah Sidowayah, Sidoarjo.
Penjualan secara langsung ditujukan karena dapat dengan langsung
mengetahui keinginan dan perilaku konsumen untuk dapat dilakukan
penyesuaian, meningkatkan omzet pendapatan, memperluas jangkauan
produk dan sebagai sarana promosi.
Jika penjualan awal telah berhasil dengan antusiasme pelanggan
yang tinggi, maka akan diperluas lagi dengan mengikuti kegiatan
pameran dan bazar, terutama yang bertemakan ala Jepang agar dapat
menjangkau para pecinta masakan Jepang secara khusus.

IV. STRATEGI PEMASARAN DAN METODE PROMOSI


4.1. Analisis Potensi Pasar
a. Potensi Pasar
Saat ini masih belum ada UMKM hingga pabrik yang
memproduksi onigiri bakar dengan isian kupang, sehingga akan

10
membuat produk ini banyak diminati oleh masyarakat sehingga
permintaan akan penjualan onigiri semakin meningkat.
b. Analisis Pesaing
Pesaing dari produk kami adalah makanan-makanan ala
Jepang. Sedangkan kekuatan kami dibanding para pesaing, yaitu:
1) Mampu menyediakan produk serupa dengan harga lebih
murah.
2) Dijual di area sekitar konsumen sasaran sehingga mudah
diperoleh.
3) Memiliki pilihan rasa khas Nusantara sehingga lebih sesuai
dengan lidah orang Indonesia.
4) Produk makanan ala Jepang yang unik, menarik, dan
memuat nilai edukasi budaya Nusantara.

4.2. Strategi Pemasaran


4.2.1. STP (Segmentation, Targeting, Position)

1. Segmentation
a. Demografis
Segmentasi dilakukan dengan cara membagi pasar ke dalam
kelompok berdasarkan variabel demografis antara lain: usia dan
gender. Produk YAKIGIRIKU dapat dinikmati jenis kelamin laki-
laki dan perempuan, usia pelajar dan pekerja (13-46 tahun).
b. Psikografis
Segmentasi juga dilakukan dengan membagi pasar ke dalam
kelompok yang memiliki ketertarikan akan makanan Jepang
(pecinta onigiri) dan variabel dengan orientasi gaya hidup modern.
2. Targeting
Setelah memetakan pasar, tahap targeting merupakan tahap
yang berfokus pada penentuan beberapa segmen yang layak karena
dianggap paling potensial. Dalam hal ini, usaha produk
YAKIGIRIKU menargetkan laki-laki dan perempuan sebagai

11
pelajar, mahasiswa, juga pekerja kantoran. Selain itu, segmen juga
ditujukan pada pecinta onigiri (makanan jepang).
3. Positioning
YAKIGIRIKU berinovasi dengan mengembangkan olahan
makanan lokal daerah menjadi tampilan internasional. Onigiri yang
dibuat memiliki isian yang berbeda dan lebih menonjolkan ciri khas
cita rasa daerah yang kaya rasa.

4.2.2. Analisis 4P

1) Product (Produk)
Jenis produk yang ditawarkan oleh YAKIGIRIKU adalah onigiri
dengan isian kupang yang dimasak dengan bumbu khas dari lontong
kupang. Di samping itu, makanan ini berbeda dengan onigiri yang lain,
karena onigiri yang dibuat melalui proses pembakaran dengan bungkus
daun pisang, sehingga menimbulkan aroma khas tersendiri. Untuk
menarik minat konsumen, produk onigiri YAKIGIRIKU dikemas dalam
dua jenis kemasan utama dan sekunder. Kemasan utama yakni daun
pisang dan kemasan sekunder berupa kemasan kertas berwarna coklat
dengan desain gambar yang menampilkan edukasi budaya kuliner
lontong kupang. Sehingga hal ini dapat menambah wawasan konsumen
mengenai makanan lokal khas daerah dan menjadi daya tarik tersendiri
dari produk.
2) Place (Tempat)
Adapun lokasi yang digunakan untuk proses produksi adalah tempat
tinggal pemilik yang berlokasi cukup strategis dekat dengan lokasi
distribusi dekat dengan kampus, sekolah, dan pabrik. Tempat penjualan
produk YAKIGIRIKU berada di tempat strategis dengan jumlah
penduduk yang ada di sekitar penjualan. Hal ini yang cukup mendukung
dalam kegiatan perdagangan tersebut.
3) Price

12
YAKIGIRIKU ditawarkan dengan harga yang bersaing dan dapat
diterima oleh pasar yang relative terjangkau dengan prosuk sejienis
yakni Rp6.000.
4) Promotion (Promosi)
Strategi YAKIGIRIKU agar dapat dikenal oleh konsumen melalui:
Periklanan: kami akan mempromosikan produk secara meluas dengan
diskon dan penawaran menarik. Sales Promotion: melakukan promosi
agar YAKIGIRIKU dapat dikenal luas juga diikutkan dalam pameran,
bazar, dan dititipkan di kantin terdekat di Sidoarjo. Hubungan
Masyarakat: Mengenalkan YAKIGIRIKU kepada orang terdekat agar
dapat dikenal dengan baik. Consumer Vote: YAKIGIRIKU
memperhatikan pendapat pelanggan berupa kritik maupun saran
terhadap produk.

V. KEUANGAN
5.1. Rincian biaya

a. Bahan baku untuk produksi (1 kali produksi)

No Bahan Jumla Total Total Total


h harga harga harga
per per per
produks bulan tahun
i (20 (10
hari) bulan)

1. Beras 40 kg Rp440.000 Rp8.800.000 Rp88.000.000

2. Beras 10 kg Rp150.000 Rp3.000.000 Rp30.000.000


ketan

3. Kupang 14 kg Rp392.000 Rp7.840.000 Rp78.400.000

13
4. Nori 167 Rp323.000 Rp6.460.000 Rp64.600.000
(rumput lembar
laut
kering)

5. Petis 1 kg Rp62.000 Rp1.240.000 Rp12.400.000


udang
matang

6. Bawang 1,5 kg Rp60.000 Rp1.200.000 Rp12.000.000


Putih

7. Bawang 1,5 kg Rp45.000 Rp900.000 Rp9.000.000


merah

8. Garam 2 kg Rp16.000 Rp320.000 Rp3.200.000

9. Minyak 1 liter Rp15.000 Rp300.000 Rp3.000.000

10. Gula 3 kg Rp39.000 Rp780.000 Rp7.800.000

11. Air 66 liter Rp24.000 Rp480.000 Rp4.800.000

12. Lada 85 gr Rp21.400 Rp428.000 Rp4.280.000


bubuk

13. Kaldu 250 gr Rp9.200 Rp184.000 Rp1.840.000


bubuk

14. Jeruk 0,5 kg Rp8.000 Rp160.000 Rp1.600.000


nipis

15. Cabai 0,5 kg Rp50.000 Rp1.000.000 Rp10.000.000


rawit

16. Lentho 100 biji Rp50.000 Rp1.000.000 Rp10.000.000

14
17. Daun 100 Rp100.000 Rp2.000.000 Rp20.000.000
pisang lembar

18. Arang 2 kg Rp30.000 Rp600.000 Rp6.000.000

19. Stiker 1000 Rp300.000 Rp6.000.000 Rp60.000.000


lembar

20. Kertas 1000 Rp255.000 Rp5.100.000 Rp51.000.000


kantong lembar
packagin
g

Jumlah Rp2.389.600 Rp47.792.00 Rp477.920.00


0 0

Nb: - Jumlah hari kerja adalah 5 hari dalam seminggu, 20 hari dalam sebulan,
sehingga total hari kerja dalam setahun adalah 200 hari (1 tahun dianggap 10 bulan)

b. Biaya investasi alat

N Komponen Jumla Harga/unit Total biaya Umur Penyusuta


o h ekonomi n/ tahun
s
(tahun)

1. Kompor 2 2 unit Rp305.000 Rp610.000 5 tahun Rp122.000


tungku

2. Tabung gas 2 unit Rp285.000 Rp570.000 10 tahun Rp57.000


12 kg

3. Wajan 2 unit Rp900.000 Rp1.800.00 5 tahun Rp360.000


besar 95 cm 0

15
4. Dandang 2 unit Rp350.000 Rp700.000 5 tahun Rp140.000
nasi 20 kg

5. Sendok 2 unit Rp47.500 Rp95.000 3 tahun Rp31.700


sayur

6. Termos 1 unit Rp247.700 Rp247.700 5 tahun Rp49.600


nasi 20 liter

7. Baskom 4 unit Rp10.000 Rp40.000 2 tahun Rp20.000


besar

8. Pemanggan 2 unit Rp215.000 Rp430.000 5 tahun Rp86.000


g

9. Blender 2 unit Rp750.000 Rp1.500.00 3 tahun Rp500.000


0

10 Booth 1 unit Rp1.000.00 Rp1.000.00 5 tahun Rp200.000


. makanan 0 0

11 Cetakan 5 unit Rp20.000 Rp100.000 3 tahun Rp33.400


. onigiri

12 Selang 2 unit Rp161.000 Rp322.000 3 tahun Rp107.400


. kompor

13 Pisau 2 unit Rp35.000 Rp70.000 1 tahun Rp70.000


.

Jumlah Rp7.484.70 Rp1.777.10


0 0

c. Biaya operasional

No Komponen Biaya/bulan Biaya/tahun

16
1. Gas 12 kg @2 Rp1.760.000 Rp17.600.000

2. Listrik Rp100.000 Rp1.000.000

3. Biaya transportasi Rp. 400.000 Rp4.000.000

4. Biaya pemasaran Rp100.000 Rp1.000.000

5. Tenaga kerja @3 Rp4.500.000 Rp45.000.000

6. Pemeliharaan alat Rp200.000 Rp2.000.000

Jumlah Rp7.060.000 Rp70.600.000

5.2. Analisis Rencana Keuangan

Harga Pokok Produksi (HPP)

Dalam satu hari produksi diasumsikan dihasilkan sebanyak 1000


buah onigiri, sehingga jika dalam satu bulan ada 20 hari kerja maka total
produksi yang dihasilkan sebanyak 20.000 buah onigiri

HPP= 47.792.000 ÷ 20.000 = Rp2.389 atau dibulatkan menjadi Rp2.500

Harga penjualan = HPP + Laba yang diinginkan= 2.500 + 3.500=


Rp6.000/ produk

Harga tersebut disesuaikan dengan harga onigiri di pasaran pada


umumnya yang biasanya berkisar antara Rp8.000- Rp10.000 tergantung
daging isian di dalamnya.

Biaya Tetap/ FC = Rp72.377.100

Proyeksi rugi/laba

PENDAPATAN TOTAL

17
1. Rp1.200.000.000
Penjualan (Rp6.000 × 1000 × 200
hari)

Total pendapatan Rp1.200.000.000

BIAYA PRODUKSI TOTAL

1. Biaya variabel

Biaya bahan baku dan bahan pendukung Rp477.920.000

Biaya tetap

Total biaya tetap


Rp72.377.100

Total biaya produksi Rp550.297.100

Laba (pendapatan – biaya produksi) Rp649.702.900

Proyeksi BEP

PENJUALAN TOTAL

1. Rp1.200.000.000
Penjualan (Rp6.000 × 1000 × 200
hari)

Rp1.200.000.000
TOTAL PENJUALAN

TOTAL
BIAYA VARIABEL

18
1. Rp477.920.000
Biaya bahan baku dan bahan
pendukung

Rp477.920.000
TOTAL BIAYA VARIABEL

TOTAL
BIAYA TETAP

TOTAL BIAYA TETAP Rp72.377.100

Rp44.150.031
BEP = FC ÷ 1 – (VC ÷ pendapatan)

Artinya BEP akan terpenuhi apabila penghasilan sudah mencapai


Rp44.150.031, dengan diasumsikan penjualan perhari sebanyak 1000 buah Onigiri
maka BEP akan tercapai pada hari ke 8 pelaksanaan usaha ini. (Rp44.150.031÷
6.000= 7.359 buah onigiri).

Analisis R/C Ratio

R/C= Rp1.200.000.000 ÷ Rp550.297.10 = Rp2,18

Karena Rationya > 1 maka usaha ini menguntungkan dan layak untuk
dijalankan

Jangka waktu pengembalian modal (Payback Period)

= total investasi/tahun ÷ keuntungan/tahun × 1 tahun

= Rp550.297.100 ÷ Rp649.702.90 = 0,85 tahun atau sama dengan 10,2


bulan.

VI. PELUANG KEBERLANJUTAN USAHA


Berikut rencana pengembangan bisnis YAKIGIRIKU:

19
2022 2023 2024
Bulan 11-12
• Penjualan 1000 • Penjualan 3000 • Penjualan
pcs/hari pcs/hari 5000pcs/hari
• Menjual melalui • Menjual melalui • Membuka outlet
social media gofood, grabfood sendiri
• Promosi melalui dan shopee food • Membuka
media sosial dan • Bekerja sama cabang
sebar pamphlet dengan kantin
• Mengikuti sekolah dan
kegiatan kampus
bazar/festival
tentang Jepang

VII. PENUTUP

Kesimpulan
Yakigiriku merupakan sebuah produk inovasi yang memanfaatkan potensi
kuliner khas daerah sebagai produk yang lebih modern dan praktis untuk kalangan
remaja. Dengan hadirnya Yakigiriku diharapkan para generasi muda dapat
menikmati sekaligus melestarikan budaya konsumsi kuliner khas daerah yang dapat
dijadikan sebagai peluang usaha di segala jangkauan. Dalam pelaksanaannya yang
menggunakan keahlian dan kreativitas, mengedepankan kualitas, keunggulan, dan
inovasi produk yang ditawarkan. Sehingga nantinya Yakigiriku dapat menjadi
peluang usaha yang menguntungkan untuk pengembangan kuliner.

Saran
Yakigiriku masih memerlukan pengembangan yang lebih baik. Oleh karena
itu keterampilan dan keahlian khusus sangat penting dalam menjalankan usaha.

20
LAMPIRAN
PRODUKSI YAKIGIRIKU
KEMASAN dan DESAIN STICKER

Tampak Belakang Tampak Depan


Mockup Kemasan Sekunder Tampak Depan

Mockup Kemasan Sekunder Tampak Belakang


BROSUR

Brosur Yakgiriku
LOKASI PEMASOK KUPANG

Desa Balongdowo, Sidoarjo

Anda mungkin juga menyukai