i
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu daerah
yang memiliki potensi pariwisata yang sangat menjanjikan dan mengalami
peningkatan jumlah wisata dari tahun ke tahun. Menurut data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi NTB, jumlah kunjungan wisatawan mengalami
peningkatan yang signifikan pada tahun 2012 yaitu 1,6 juta wisatawan dan
pada tahun 2019 kunjungan wisatawan di Provinsi NTB tahun 2019 sebanyak
3,7 juta wisatawan. Keindahan pariwisata di Pulau Lombok telah mendapatkan
pengakuan dunia dengan memperoleh penghargaan seperti pada tahun 2015
dan pada tahun 2016 Pulau Lombok meraih penghargaan World’s Best Halal
Honeymoon Destination dan World’s Best Halal Tourism Destination dalam
ajang The World Halal Travel Summit & Exhibition (Ros, 2017). Pada tahun
2021 MotoGP akan digelar di Pulau Lombok, tentunya tidak kecil jumlah
orang yang akan datang ke NTB untuk menyaksikan para bintang lintasan
berlaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Kehadiran para
peserta dan penonton ini akan berdampak langsung pada permintaan berbagai
jenis kebutuhan, terutama pada kebutuhan makanan oleh-oleh khas lombok.
Selain memiliki potensi pariwisata, NTB juga memiliki potensi dari
segi pangan lokal, tepatnya di Pulau Lombok memiliki berbagai macam
jajanan tradisional yang harus dilestarikan keberadaannya. Jajanan tradisional
Lombok merupakan salah satu dari ciri khas dan harta kebudayaan yang
dimiliki oleh Indonesia, tidak hanya dari sisi rasa, bentuk yang bermacam–
macam dan menarik, tetapi dari warna–warnanya juga beranekaragam (Maladi,
2007). Salah satu makanan tradisional khas Lombok adalah jaje tujak. Jaje
tujak dalam bahasa Indonesia berarti jajan tumbuk yaitu jajan yang dibuat
dengan cara ditumbuk. Sukenti, dkk (2016) menyatakan bahwa jaje tujak
banyak disajikan pada waktu upacara keagamaan atau acara adat sehingga
produksi jaje tujak bisa saja sewaktu-waktu akan hilang. Untuk menghindari
hal ini, jaje tujak perlu dimodifikasi menggunakan teknologi tepat guna dalam
pengolahannya.
Potensi jajanan lokal Lombok ternyata belum dikembangkan secara
luas oleh masyarakat sekitar, mereka hanya membuat jajanan ini sebagai
jajanan basah yang disuguhkan jika ada acara-acara besar dan belum adanya
kreasi dan dan inovasi menjadi produk olahan yang berbeda. Jaje tujak
biasanya tidak bisa bertahan lama di suhu ruangan hanya mampu bertahan 1-3
hari. Hal ini menjadi sebuah kendala apabila produk akan dipasarkan secara
luas baik di dalam maupun di luar negeri. Kerusakan pada jaje tujak dapat
dihambat dengan cara melakukan teknologi tepat guna untuk mengolah jaje
tujak menjadi produk baru. Teknologi tepat guna yang bisa dilakukan adalah
2
pengeringan sehingga mengurangi kadar air dan merubah bentuk jaje tujak
menjadi chips.
Chips merupakan makanan camilan (snack) yang mempunyai daya
awet yang cukup tinggi, rasa yang enak dan variasi yang banyak sehingga
dapat memenuhi selera konsumen. Chips makanan yang sangat digemari oleh
semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, muda, dewasa bahkan sampai
orang tua ini merupakan produk olahan pangan yang menggunakan bahan baku
secara langsung tanpa ada pencampuran dengan bahan lain seperti tapioca atau
terigu sebagai bahan pengisi. Chips biasanya diproses dari bahan baku dalam
bentuk irisan (hasil perajangan bahan baku) melalui proses penjemuran atau
tanpa penjemuran, kemudian digoreng (Estiasih, 2010).
Menanggapi hal tersebut kami menciptakan suatu produk yaitu JEJAK
(Chips Jaje Tujak) inovasi jajanan tradisional sebagai oleh-oleh halal dan
bergizi khas Lombok. Chips Jaje Tujak merupakan olahan berupa kripik yang
merupakan produk kembangan dari jajanan Jaje Tujak basah yang
dikombinasikan dengan varian rasa yaitu rasa original, gula manis, coklat, keju
dan balado. Produk ini cocok dipasarkan untuk mengembangkan pangan lokal
daerah sehingga memiliki daya jual maupun daya saing yang tinggi. Produk ini
selain memiliki keterbaruan dari segi bentuk dan rasa, juga memiliki
keterbaruan pada kemasan dan pelabelan sehingga dapat dijadikan sebagai
jajanan oleh-oleh khas Lombok.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana prospek pengembangan usaha Chips Jaje Ttujak (JEJAK)?
b. Bagaimana analisis kelayakan usaha dari Chips Jaje Tujak (JEJAK)?
c. Bagaimana cara membuat Chips Jaje Tujak (JEJAK)?
d. Bagaimana strategi pemasaran Chips Jaje Tujak (JEJAK)?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui prospek pengembangan usaha Chips Jaje Tujak
(JEJAK)
b. Untuk mengetahui analisis kelayakan usaha dari Chips Jaje Tujak (JEJAK)
c. Untuk mengetahui cara membuat Chips Jaje Tujak (JEJAK)
d. Untuk mengetahui strategi pemasaran Chips Jaje Tujak (JEJAK)
1.4 Manfaat
a. Memberikan inovasi produk terbaru dengan metode pengolahan yang
mudah sehingga dapat mendorong kreativitas dan daya inovasi mahasiswa
serta masyarakat luas.
b. Untuk mengembangkan Chips Jaje Tujak sebagai usaha yang berprospek
dan menjadi trend dikalangan masyarakat lokal maupun mancanegara.
c. Memberikan stimulasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan secara
berbasis potensi lokal yang belum dikembangkan secara maksimal.
d. Mengetahui strategi memperoleh keuntungan yang berkelanjutan dari
usaha jajanan Chips Jaje Tujak sebagai pengembangan potensi pangan
3
lokal dilombok yang dikemas dalam bentuk jajanan oleh oleh khas
Lombok.
1.5 Luaran Kegiatan
a. Meciptakan produk makanan khas Lombok yang mempunyai nilai
ekonomi, budaya dan kesehatan.
b. Menghasilkan laporan kemajuan PKM.
c. Menghasilkan laporan akhir PKM.
d. Publikasi hasil kegiatan dalam bentuk video.
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Deskripsi Produk
sehingga aman bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, target pasar kami
adalah semua kalangan baik usia tua maupun muda, pelajar, karyawan,
mahasiswa, dan lain sebagainya. Untuk merealisasikannya, maka kami
menentukan lokasi outlet kami nantinya haruslah berdekatan dengan tempat
keramaian dan sering dilalui atau menjadi akses bagi banyak orang.
Lokasi usaha juga merupakan suatu hal yang sangat penting dan sangat
menunjang bagi berkembang atau tidaknya suatu usaha nantinya. Dalam
menentukan lokasi usaha, berikut ini adalah beberapa hal yang kami
pertimbangkan:
1. Lokasi usaha strategis, berdekatan dengan keramaian dan merupakan pusat
usaha kuliner di Kota Mataram.
2. Lokasi dekat dengan sekolah dan kos-kosan mahasiswa maupun karyawan.
3. Kawasan rekreasi, perumahan, perkantoran, dan kampus.
4. Media online.
Untuk itu, kami telah memilih lokasi tempat usaha kami adalah di daerah
Kota Mataram, seperti di jalan Udayana, Majapahit, Sangkareang, dan media
online seperti Instagram, Facebook, Ttwitter, Tokopedia, Shopee dan aplikasi
jual beli online lainnya.
2.4 Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strenght)
a. Bahan baku mudah didapatkan di Lombok.
b. Mendapatkan apresiasi yang baik dari konsumen karena telah
melakukan produksi sebelumnya.
c. Produk JEJAK dikemas dengan kemasan yang praktis, desain yang
menarik dan sesuai dengan cara pengolahan pangan yang baik (CPPB)
sehingga mutu produk yang dihasilkan terjamin.
d. Harga produk JEJAK terjangkau bagi semua kalangan masyarakat.
e. Produk JEJAK merupakan produk baru yang memilki daya simpan
yang cukup lama.
f. Pada proses pengeringan dilakukan dengan pengeringan Green House
sehingga pengeringan berlangsung cepat.
g. Pengolahan dengan metode air frying yaitu metode penggorengan
menggunakan minyak dalam jumlah yang sedikit sehingga chips ini
dapat dikelompokkan dalam kategori makanan sehat.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Jumlah tenaga produksi terbatas.
b. Skala usaha JEJAK yang masih kecil.
c. Produk masih baru sehingga membutuhkan tenaga yang ekstra dalam
mempromosikan produk.
3. Peluang (Opportunity)
a. Jumlah bahan baku tersedia dengan kapasitas yang cukup banyak di
pasar sehingga mudah didapatkan dan harga bahan baku murah.
5
= Rp. 8.230/kemasan
Jadi harga satu kemasan chips jaje tujak sebesar Rp. 8.230,- merupakan
harga dimana biaya atau modal produksi kembali sehingga untuk
mendapatkan keuntungan harga perkemasan dijual diatas Rp. 8.230,-.
Dengan harga jual perkemasan Rp. 12.000,- akan memberikan keuntungan
sebesar Rp. 3.770,-.
Analisis Kelayakan Usaha (Chash Flow 1 Tahun)
Tabel 1.Chash Flow
Aktivitas Operasi
Kas diterima dari pelanggan Dikurangi 1.200.000
pembayaran kas untuk beban 823.000
Arus kas bersih 377.000
ARUS KAS PENDANAAN
Kas oleh pemilik Arus kas bersih 8.863.000
8.863.000
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Untuk mengembangkan rencana bisnis produk JEJAK ini, maka
diperlukan beberapa tahapan yang akan dilaksanakan yaitu tahapan produksi,
tahapan strategi bisnis serta tahapan penentuan pasar dan metode pemasaran
dalam rangka untuk mencapai tujuan perusahaan.
3.1 Tahapan Produksi
Produksi di lakukan di Lingkungan Kekalik, Kota Mataram dikarenakan
tempat strategis dan dekat dengan faktor produksi yaitu bahan baku.
Beberapa Proses dalam tahapan produksi ini:
a. Persiapan Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah kompor air fryer, nampan, cutter,
panci, lesung, talenan, sendok, anyaman penjemur, dan baskom.
Sedangkan bahan baku yang digunakan pada pembuatan jaje tujak yaitu
beras ketan, garam dan kelapa parut, minyak goreng dan bumbu-bumbu.
Semua peralatan yang digunakan harus dibersihkan dan dicuci terlebih
dahulu agar alat yang digunakan steril dan tidak menyebabkan
kontaminasi.
b. Proses Pra Pengolahan
Proses ini dimulai dari sortasi untuk memilih bahan baku yang
berkualitas. Kemudian dilakukan pencucian untuk menghilangkan
kotoran, setelah itu dilakukan perendaman selama 1,5 jam kemudian
ditiriskan 1-2 jam untuk mengurangi air pada beras ketan.
c. Proses Pengolahan Bahan
Tahap pengolahan merupakan tahap ketiga dalam pembuatan produk
JEJAK. Pada tahap ini dilakukan kegiatan diantaranya pengukusan I
selama 30 menit hingga didapatkan beras ketan yang setengah matang,
7
Status: wisatawan,
bukan wisatawan. Usia: usia produktif,
Market
usia non produktif.
Gaya hidup: Segmentation
sehat dan Pekerjaan: pelajar,
praktis, praktis mahasiswa, pengusaha,
Psikografi Demografi guru, dll.
tapi tidak
sehat.
Penghasilan:
rendah,
menengah, atas.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya yang diajukan untuk kegiatan Program Kreativitas
Mahasiswa dalam bidang Kewirausahaan ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Perlengkapan yang diperlukan 5.920.000
2. Bahan habis pakai 823.000
3. Perjalanan 520.000
4. Lain-lain 1.600.000
Jumlah 8.863.000
DAFTAR PUSTAKA
BPS.2016. Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam Angka 2016. Mataram. CV.
Maharani.
Estiasih, T. 2010. Problematika Industri Makanan Ringan (Industri Aneka
Makanan Kripik). Pelatihan Makanan Olahan di Kabupaten Mojokerto
tanggal 9 Desember 2010.
Maladi, Y., 2007. Gumi Sasak Dalam Sejarah. Lombok: Penerbit Yayasan
Budaya Sasak Lestari.
Ros. 2017. Lombok kembali raih tiga juara dalam ajang “World Halal Tourism
Awards2016”.[online].(http://www.suarantb.com/news/2016/12/08/166
67/lombok.kembali.raih.tiga.juara.dalam.ajang.world.halal.tourism.awa
rds.2016). diakses pada tanggal 12 November 2020.
Sukenti, K., L. Hakim, S. Indriyani, Y. Purwanto dan P.J. Matthews. 2016.
Ethnobotanical study on local cuisine of the Sasak tribe in Lombok
Island, Indonesia. Journal of Ethnic Foods 3( 2016) : 189-200.
11
12
13
14
15
16
17
18