Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“KREASI MAKANAN OREK – OREK TEMPE JAWA BARAT”

Guru Pengajar: Lianna Prastilia S.Pd

Disusun Oleh:
- Adinda Sarah Sasikirana (1)
- Alya Cantika Cahaya (4)
- Lucky Eldian Pratama ( 20 )
- Rahmadani Nur Syifa (30)
Kelas : XI MIPA 4

SMA NEGERI 10 KOTA BEKASI


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil
menyelesaikan. Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “TEMPE OREK”.
Makalah ini berisikan tentang informasi masakan khas bangsa Indonesia
tepatnya di jawa barat. Yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia di
seluruh kota. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang bagaimana Cara membuat kreasi orek tempe khas jawa barat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Bekasi, 15 Agustus 2022


Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3
2.1 Sejarah Tempe orek................................................................................... 3
2.2 Kandungan Yang Terdapat Pada Tempe Secara umum............................ 3
2.3 Manfaat Tempe Bagi Kesehatan Kandungan gizi..................................... 3
2.4 Bahan dan Alat Tempe Orek...................................................................... 4
2.5 Cara Pembuatan Tempe Orek.................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................. 5
3.1 Hasil dan Pembahasan............................................................................... 5
3.2 Analisis..................................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12
LAMPIRAN....................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tempe merupakan bahan makanan asli Indonesia, hasil fermentasi
kacang kedelai atau jenis kacang-kacangan lainnya yang menggunakan
jamur Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae. Tempe umumnya
dibuat secara tradisional dan sudah menjadi industri rakyat (Francis, 2000
dalam Suharyono dan Susilowati, 2006). Tempe telah menjadi menu
penting dalam pola konsumsi sebagian masyarakat Indonesia dan tidak
bisa terlepaskan penggunaannya, terutama sebagai sumber protein yang
relatif murah harganya di bandingkan protein hewani (Silitonga dan
Djanuwardi 1996).
Sekitar 50% rumah tangga di Indonesia mengkonsumsi tempe
setiap harinya baik sebagai lauk, sayur maupun makanan ringan.
Sebagian masyarakat lebih memilih mengkonsumsi tempe dengan cara
menggoreng karena lebih mudah dan meningkatkan rasa (FAOSTAT,
2005 dalam Ginting dkk, 2009). Dewasa ini tempe tidak hanya digunakan
sebagai sumber protein, tetapi juga sebagai pangan fungsional yang dapat
mencegah timbulnya penyakit degeneratif seperti penuaan dini, jantung
koroner, dan hipertensi.
Sedangkan kebutuhan kedelai nasional pada tahun 2012 tercukupi
dengan 70% impor (1,25 juta ton) kedelai (Kompas, 2012). Pada
beberapa tahun belakangan ini produksi kedelai lokal terus merosot.
Lemahnya produktivitas kedelai lokal tersebut tidak didukung oleh
industri pembenihan yang kuat, mekanisme usaha tani berskala besar
serta efisien dan juga lahan khusus kedelai yang luas. Hal tersebut di
karenakan Pemerintah tidak mau turun tangan membimbing petani
kedelai.
Sedangkan produksi kedelai impor tinggi, yang didukung dengan
tersedianya lahan khusus kedelai luas, hasil biji kedelai yang umumnya
besar, sehingga menyebabkan Indonesia melakukan impor kedelai dari
beberapa Negara. Akan tetapi ketersediaan kedelai impor tidak kontinyu
sehingga harga kedelai melonjak hingga di atas 100%, hal ini
memyebabkan produksi tempe berhenti (Kompas, 2012).
Untuk memenuhi kebutuhan industri pangan berbahan baku
kedelai, Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
mengeluarkan beberapa variates unggul kedelai dan melakukan upaya
peningkatan produksi dalam negeri melalui penggunaan variates unggul
yang berpotensi hasil tinggi dan sesuai mutu bijinya untuk produk olahan
tertentu (Balitkabi, 2008). Variates tersebut diantaranya Argomulyo,
Bromo, Burangrang, Wilis, Anjasmoro, dan Grobogan (Ginting,2010).
Kedelai lokal variates Grobogan memiliki keunggulan yaitu bobot
biji yang besar (18 g/ 100 biji). Bobot biji yang besar akan menghasilkan
rendemen tempe tinggi. Warna kulit biji kuning, mampu menghasilkan
warna tempe yang baik. Kadar protein lebih tinggi dibandingkan kedelai
impor (43,90% bk). Protein dalam kedelai akan mempengaruhi tekstur
dan aroma tempe.
Kadar lemak (18,40% bk), serta pengolahannya menjadi tempe
memilki kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan kedelai impor
(Widyanti, 2011). Menurut Antarlina (2002) kedelai impor memiliki
bobot 14,80-15,80 g/100 biji, warna kulit biji kuning, protein 35-36,80%
bk, lemak 21,40-21,70% bk. Nutrisi yang terdapat dalam kedelai lokal
maupun impor akan mempengaruhi pertumpuhan jamur atau rhizopus
(Sorenson dan Hesseltine, 1986). Bahan dasar pembuatan tempe akan
mempengaruhi daya terima sensoris (tekstur, rasa, aroma, warna,
kenampakan/penampilan). Tekstur tempe yang baik yaitu padat dan
kompak, sehingga ketika pemotongan atau pengolahan tempe tidak
mudah hancur, rasa dan aroma normal dan khas serta warna putih (SNI
3144 : 2009). Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan
penelitian tentang “Tingkat Kekerasan dan Daya Terima Tempe Goreng
dari Kedelai Lokal dan Impor”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kita dapat
merumuskan maslah dalam penelitian ini yaitu bagaimana cara
mengolah tempe mentah menjadi suatu hidangan yang digemari di
Indonesia yang dinamakan oreg-oreg kering tempe yang kaya akan
kandungan proteinnya.

1.3 Tujuan Penelitian


mengetahui tujuan penelitiannya yaitu cara mengkreasikan tempe
menjadi suatu hidangan yang digemari masyarakat Indonesia.

1.4 Manfaat penelitian


menyumbangkan pemikiran dan perkembangan ilmu pengetahuan
yang ada juga memberikan wawasan terhadapat makanan khas
Indonesia yaitu orek-orek tempe kering.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Tempe
Sejarah Singkat Tentang Tempe Di Indonesia Sejarah tempe tak
lepas dari bahan bakunya, kedelai. Menurut pakar tempe dari Universitas
Gajah Mada, Mary Astuti dalam Bunga Rampai Tempe Indonesia, kata
kedelai yang ditulis kedelai dalam bahasa jawa ditemukan dalam serat
SriTanjung (abad ke- 12 atau 13).
Selain dalam serat legenda kota Banyuwangi itu, kata kedelai juga
dijumpaidalam Serat Centhini,yang ditulis oleh juru tulis keraton
Surakarta, R Ng Ronggo Sutrasno pada Pada jilid kedua Serat Centhini
digambarkan perjalanan Cebolang dari Purbalingga menuju Mataram,
kemudian singgah di rumah ki Amongtrustha, yang menjamu makan
malam dengan lauk bubuk dhele.
Menurut naturalis Jerman, Rhumpius, tanaman kedelai(de cadelie
plant) dalam bahasa latin disebut phaseolus niger, kadele( jawa), zwartee
boontjes ( Belanda), dan authau( Tiongkok). Hasil amatan Rhumpius,
orang Tionghoa tidak mengolah kedelai menjadi tempe. Tapi, mengolah
biji kedelai hitam tersebut menjadi tepung, sebagai bahan tahu, dan laxa
atau tautsjian (mie berbentuk pipih) karena kacang dalam bahasa
Tiongkok disebut duo( tao) / to, dan produk olahannya dinamai dengan
awalan tau: tauchu( tauco) tau-hu( tahu) touya( touge) tou-ciang( susu
kedelai).
Menurut sejarawan Ong Hok Ham dalam Tempe Sumbangan Jawa
untuk seni masak dunia Kompas, 1 januari 2000, namun sayangnya
seperti halnya banyak penemuan makanan sebelum zaman paten, maka
penemu tempe pun anonim. Ditilik dari muasal katanya, menurut Astuti,
tempe bukan berasal dari bahas Tiongkok, tetapi bahahasa jawa
kuno,yakni tumpi, makanan berwarna putih yang dibuat dari tepung sagu,
dan tempe berwarna putih. 4 Tempe berasal dari kata Nusantara tape,
yang mengandung arti fermentasi, dan wadah besar tempat produk
fermentasi disebut tempayan, tulis Denys Lombard dalam Nusa jawa
silang budaya: jaringan asia.
2.2 Kandungan Yang Terdapat Pada Tempe Secara umum
tempe mengandung berbagai senyawa aktif antara lain sejumlah
lemak, berbagai mineral baik itu makro maupun mikro, protein nabati,
serat pangan alami, karbohidrat, isoflavon, beragam vitamin mulai yang
larut dalam air sampai yang larut dalam minyak dan masih banyak lagi
lainnya.
Asam lemak pada tempe digolongkan ke dalam kelompok
Polyunsaturated Fatty Acids atau PUFA. Asam jenis ini merupakan asam
lematk tidak jenuh majemuk yang sangat baik bagi kesehatan tubuh.
Asam lemak tak jenuh ini diperoleh dari proses fermentasi tempe. Asam
tersebut adalah oleat dan linolenat. Kedua asam ini bekerja efektif dalam
menurunkan kolesterol serum dalam darah sehingga dampak negatif
sterol bisa ditangkal.
Sementara itu kandungan gizi tempe juga diperkaya dengan
vitamin B kompleks yang terdiri dari B12 atau sianokobalamin, B1 atau
tiamin, B2 atau riboflavin, B6 atau piridoksin dan lain-lain. Yang unik,
kadnungan vitamin B12 tempe sangat tinggi dan mampu mencukupi
kebutuhan vitamin tubuh. Selain vitamin B kompleks, pada dasarnya
tempe juga kaya akan vitamin A, D, E dan juga K.
Selain vitamin dan asam lemak, tempe juga diperkaya dengan
mineral antara lain kalsium, Fe atau zat besi, mangan, zink, fosfor,
inositol, magnesium dan lain-lain. Hal lain yang penting dari tempe
adalah keberadaan zat anti-oksidan yang populer disebut isoflavon. Zat
ini sangat ajaib sebab mampu melawan pengaruh radikal bebas yang
merusak sel-sel tubuh.

2.3 Manfaat Tempe Bagi Kesehatan Kandungan gizi


Dapat kita simpulkan memakan tempe tidak akan merugikan bagi tubuh
kita, selain itu tempe juga sangat murah dan terjangkau untuk
mendapatkannya di bawah ini adalah beberapa manfaat tempe bagi
kesehatan:
1. mampu menyembuhkan diare.
2. menurunkan tekanan darah.
3. menurunkan kadar kolesterol yang ada di dalam tubuh kita.
4. merupakan salah satu makanan antikanker.
5. mampu mencegah osteoporosis.
6. mencegah anemia.
7. kaya antioksidan alami yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh.
8. kaya akan serat yang mampu melancarkan pencernaan.
9. mampu mencegah timbulnya hipertensi.
10. mencegah penyakit jantung.

2.4 Bahan dan Alat Tempe Orek


1. 300 g tempe, potong dadu 2cm, goreng hingga setengah matang
2. 3 siung bawang putih, iris halus
3. 3 sdm Bango Kecap Manis Pedas
4. 2 lembar daun salam
5. 2 cm lengkuas
6. 2 sdt Royco Kaldu Ayam
7. ½ sdt gula pasir
8. ½ sdt garam
9. 200 ml air
10.3 sdm minyak, untuk menumis

2.5 Cara Pembuatan


1. Panaskan minyak, tumis bawang putih, lengkuas, dan daun
salam hingga harum.
2. Masukkan tempe, Royco Kaldu Ayam, Bango Kecap Manis
Pedas, dan air. Aduk rata.
3. Masak hingga bumbu meresap dan air mengering.
4. Angkat dan sajikan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil dan Pembahasan
Cara Membuat Orek-Orek Kering Tempe Setelah kita mengetahui
sejarah singkat tentang tempe dan kandungan yang terdapat dalam tempe
saya akan memberikan resep cara membuat orek-orek kering tempe yang
sangat khas di Indonesia

a. Bahan-bahan:
2 bungkus tempe segar, 4 siung bawang merah, 4 siung bawang
putih, 4 buah cabe merah, 4 buah cabe hijau, 2 lembar daun salam, 3
lembar daun jeruk 2 cm lengkuas 1batang serai Minyak goreng
secukupnya Garam, penyedap rasa, gula pasir, (secukupnya sesuai selera)
2 bumbu kering( royco/ masako) Kecap manis sesuai selera Air putih
100ml.
Cara membuat: Cara pertama:
1. Tempe diiris persegi memanjang seperti ukuran setengah jari
kelingking ( usahakan jangan terlalu kecil supaya tidak hancur
bila digoreng) kemudian goreng tempe sampai kering anhgkat dan
tiriskan.
2. Cabe merah,cabe hijau, bawang merah, bawang putih, diiris tipis -
tipislengkuas digeprek dan sisihkan 4. Serai di ikat kemudian
geprek dan sisihkan.
Cara kedua:
Siapkan penggorengan dan minyak secukupnya ( 2sendok makan)
tumis bumbu- bumbu yang sudah diiris (cabe merah,cabe hijau, bawang
merah, bawang putih) tumis hingga harum, masukan daun salam, daun
jeruk, lengkuas, serai, tumis hingga semuanya harum masukan garam,
gula pasir, penyedap rasa( sesuai selera), kemudian masukan kecap manis
tumis sebentar dan masukan air putih aduk hingga merata setelah itu
masukan tempe yang sudah di goreng kering aduk hingga merata tumis
tempe dengan api yang kecil jangan lupa sering diaduk-aduk supaya
kadar air yang ada menghilang dengan benar, usahakan tempe benar-
benar kering supaya orek-orek tempe kering tahan lama, setelah dirasa
maatang angkat dan sajikan bisa dihidangkan bersama nasi putih atau
pelengkap nasi lengko atau nasi uduk. (Orek- orek tempe ini bisa tahan
lama hingga 1minggu bahkan lebih dengan syarat air yang terkandung
pada saat menumisnya benar-benar sudah hilang).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sejarah tempe tak lepas dari bahan bakunya, kedelai. Menurut pakar
tempe dari Universitas Gajah Mada, Mary Astuti dalam Bunga Rampai
Tempe Indonesia, kata kedelai yang ditulis kedelai dalam bahasa jawa
ditemukan dalam serat SriTanjung (abad ke- 12 atau 13).
Secara umum, tempe mengandung berbagai senyawa aktif antara
lain sejumlah lemak, berbagai mineral baik itu makro maupun mikro,
protein nabati, serat pangan alami, karbohidrat, isoflavon, beragam
vitamin mulai yang larut dalam air sampai yang larut dalam minyak dan
masih banyak lagi lainnya.
Untuk mengolah makanan yang terbuat dari tempe sebenarnya
sangat mudah karena bahan tempe mudah di kombinasi dengan bumbu-
bumbu yang ada didapur, bahkan orang-orang kreatif di bidang kuliner
yang menginginkan inovasi ada yang membuat olahan tempe menjadi
makanan manis seperti brownis, bolu tempe, kue kering manis tempe dan
masih banyak lagi.
Untuk menciptakan suatu karya yang baru diperlukan pemikiran
yang kreatif, maka hargailah makanan yang tersaji di meja makan kita,
seorang koki akan merasa bahagia apabila masakan yang dia buat
dimakan dengan habis.
DAFTAR PUSTAKA

https://cookpad.com/id/resep/3444468-orek-tempe-pedas-manis
https://www.tribunnewswiki.com/2022/02/04/tempe-orek
https://travel.kompas.com/read/2018/10/26/070000427/mengenal-tempe-orek-
makanan-khas-warteg-yang-paling-banyak-dicari
http://ppkiunwir.blogspot.com/2016/02/jurnal-kreasi-makanan-indonesia-
orek_8.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai