Anda di halaman 1dari 11

USULAN PROGRAM USAHA PENGOLAHAN

HASIL PERIKANAN

Spicy Fish Popcorn

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA PERIKANAN DAN KELAUTAN
SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH (SUPM) KUPANG
2019
A JUDUL PROGRAM

Spicy Fish Popcorn, Camilan Seru yang Bikin Nagih!

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Indonesia terkenal dengan budayanya yang khas dan aneka ragam sumber
daya alam yang melimpah ruah, baik dari segi pertanian, kelautan, kehutanan dan
dari segi yang lainnya. Dengan adanya kekayaan yang demikian melimpah,
pemanfaatan bahan-bahan alami yang bersumber dari alam menjadi dasar dalam
pembuatan produk-produk yang nantinya dapat dipasarkan. Pemanfaatan bahan-
bahan alami membuat Indonesia terkenal akan produk-produk makanan yang
enak, alami dan sehat tentunya. Produk-produk Indonesia dapat terkenal diluar
negeri juga karena kualitasnya dan berbahan-bahan alami.
Progam ketahanan pangan (food security) diharapkan mampu menyediakan
pangan yang memadahi dari segi jumlah maupun mutunya bagi masyarakat,
khususnya bahan pangan pokok local sumber karbohidrat atau kalori. Saat ini
Indonesia masih jauh dari harapan untuk menuju swasembada pangan, dalam arti
tidak seluruh wilayah dapat memenuhi sendiri kebutuhan pangan yang beraneka
ragam, sehingga pada saat tertentu terjadi ketimpangan antara permintaan pangan
yang selalu meningkat dengan persediaan pangan, yang pada gilirannya harus
dilakukan impor berbagai ragam pangan dari Negara lain yang berarti mangurangi
devisa Negara.
Umumnya produk makanan kita berasal dari daging ayam atau daging sapi,
dimana akhir-akhir ini semakin banyak terdapat berita adanya penyakit-penyakit
dan virus-virus berbahaya pada kedua daging tersebut sehingga menunutut
masyarakatnya untuk lebih berhati-hati dalam memilih dan membeli daging sapi
dan daging ayam. Akibatnya banyak konsumen mulai ragu untuk membeli daging-
daging tersebut. Namun kebutuhan akan protein dan lemak harus tetap terpenuhi.
Untuk itu diperlukan adanya alternative pengganti atau inovasi baru agar tetap
mampu memenuhi kebutuhan tubuh manusia akan kandungan daging.
Peluang usaha untuk pengembangan olahan ikan khususnya ikan tuna masih
cukup besar. Karena budidayanya yang lebih mudah dan juga bisa menjadi
alternative bagi konsumen untuk tetap memenuhi kebutuhan protein dan lemak
mereka. Nugget merupakan salah satu bentuk olahan yang dapat dikembangkan
bentuk olahan ini banyak disukai anak-anak maupun orang dewasa karena rasanya
yang mengundang selera. Respon konsumen terhadap nugget cukup bagus
mengingat sekarang ini orang juga memperhatikan kepraktisan sebuah produk.
Dalam penyimpanannya nugget dapat disimpan dalam bentuk beku. Selain itu,
pengolahan nugget juga dapat memperpanjang daya simpan daging ikan lele.
Untuk rasa, nugget lele memang sedikit unik namun tetap lezat sebagai hidangan
pelengkap. Nugget ikan lele berpotensi untuk dikembangkan dan merupakan
peluang yang bagus untuk berwirausaha.
Produk yang kami tawarkan saat ini yaitu “Nugget Lele”. Dimana makanan ini
biasanya tersaji dengan daging ayam atau daging sapi di dalamnya namun kami
melakukan inovasi yaitu dengan mengganti daging sapi dan daging ayam tersebut.
dengan daging lele yang lebih murah dan lebih terjamin mutu dan kesehatannya.
Pada prinsipnya, nugget lele ini sama dengan nugget-nugget yang lain hanya saja
kami menggunakan daging lele yang lebih murah dan mudah didapat. Sehingga
mampu diterima oleh semua kalangan dengan harga yang terjangkau.
Produk ini kami ciptakan sebagai alternative baru dalam membuat olahan
berbahan daging karena banyaknya daging ayam dan daging sapi yang terinfeksi
virus berbahaya bagi tubuh manusia dan semakin mahalnya harga daging ayam
dan daging sapi. Oleh karena alasan itulah kami menciptakan suatu produk jajanan
yang berkualitas, bergizi dan dengan harga yang terjangkau.

C. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara pembuatan fish popcorn?
2. Apa keunggulan dari fish popcorn?
3. Bagaimana prospek kedepan produk fish popcorn?
D. TUJUAN PROGRAM
1. Untuk mengetahui cara pemanfaatan ikan tuna yang tepat menjadi produk
olahan makanan yang sehat, bergizi tinggi dan memiliki nilai ekonomis yang
prospektif dengan penerapan sistem agribisnis.
2. Untuk membuka lapangan pekerjaan bagi Siswa dan masyarakat.
3. Untuk menumbuhkan motivasi berwirausaha dikalangan Siswa dan masyarakat

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran yang diharapkan dari program kreatifitas ini adalah adanya
pemanfaatan ikan lele dalam bentuk olahan makanan yang baru. Selain itu, juga
mengenalkan fish popcorn yang memiliki keunggulan-keunggulan dan manfaat-
manfaat bagi kesehatan dan pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Olahan
makanan nanti yang akan didapatkan akan dipasarkan dikompleks sekolah.

F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Meningkatkan inovasi siswa dalam menemukan hasil karya yang dengan
memanfaatkan program tersebut sebagai peluang usaha.
2. Meningkatkan kreatifitas dan penalaran pada pengembangan ilmu teknologi
pangan.
3. Memperkenalkan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan hasil
perikanan yang melimpah, seperti ikan lele sebagai produk olahan popcorn
ikan yang bisa menjadi peluang usaha.

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


Deskripsi Umum
Ikan lele merupakan salah satu hasil perikanan yang kaya akan gizi. Ikan lele
(Clarias spp.) merupakan ikan air tawar yang dapat hidup di tempat-tempat kritis,
seperti rawa, sungai, sawah, kolam ikan yang subur, kolam ikan yang keruh, dan
tempat berlumpur yang kekurangan oksigen. Hal ini dikarenakan ikan lele
mempunyai alat pernapasan tambahan, yakni arborecent. Ikan lele dapat pula
dipelihara di tambak air payau asal kadar garamnya tidak terlalu tinggi. Ikan lele
termasuk dalam famili Claridae dan sering juga disebut mud fish atau catfish. Di
Indonesia, ikan lele dikenal dengan beberapa nama daerah, seperti ikan maut
(Sumatera Utara dan Aceh), keling (Sulawesi Selatan), dan cepi (Bugis).
Penyebaran lele di Indonesia meliputi Jawa, Sumatera, Bangka, Belitung,
Kalimantan, Singkep, dan Sulawesi. Di Indonesia, terdapat lima jenis ikan lele
lokal yang sangat terkenal, yakni Clarias batrachus L (lele, kalang, maut, cepa),
Clarias leiacanthus Blkr (keli, penang), Clarias nieuhofi CV (lindim, lembat,
kaleh), Clarias melanoderma Blkr (duri, wais, wiru), dan Clarias teysmani Blkr
(lele kembang, kalang putih). Di antara kelima jenis ini, hanya Clarias batrachus
L. yang paling sering dijumpai dan dipelihara karena dagingnya yang lezat.
Nugget adalah salah satu pangan hasil pengolahan daging yang memiliki cita
rasa tertentu, biasanya berwarna kuning oranye. Biasanya daging-daging sisa
ayam dan atau kulitnya diolah menjadi satu dan digoreng memakai tepung roti.
Dalam penyimpanannya, makanan ini memerlukan perlakuan khusus, yaitu selalu
di simpan dalam kondisi beku (frozen). Hal ini karena Nugget merupakan hasil
produk olahan hewani yang masuk dalam kategori mudah rusak oleh mikro
organisme.
H. Pemasaran Produk

 Produk (Product)
Produk yang dipilih adalah Lelebay Nugget. Nugget ini merupakan makanan
yang sangat praktis dan mudah didapatkan. Mayoritas nugget dibuat dengan bahan
dasar daging ayam. Namun kita dapat memberikan varian baru dengan mengganti
bahan dasar daging ayam dengan daging lele. Penggunaan daging lele sebagai
nugget lebih murah dan kandungan gizi dari lele juga setara dengan daging ayam
dan cocok untuk masyarakat yang memiliki penyakit alergi daging ayam (gatal-
gatal).

 Tempat (Place)
Lokasi usaha di areal tempat pendidikan yakni Sekolah Usaha Perikanan
Menengah (SUPM) Kupang. Keunggulan lokasi ini adalah sangat strategis karena
berada dilingkungan instansi pendidikan antara lain, Sekolah Usaha Perikanan
Menengah dan Politeknik Perikanan dan rumah penduduk. Area tersebut terdapat
banyak siswa yang mayoritas menyukai makanan praktis, ringan, dan sehat.
 Promosi (Promotion)
Proses promosi dimulai dengan menjajakan produk secara langsung. Promosi
juga dilakukan melalui jejaring sosial seperti facebook, Whatsapp, untuk
pemesanan dan mengetahui tentang nugget lele lebih lanjut. Selain itu, nama dari
produk kami diberi inovasi agar menarik perhatian pembeli dengan memberikan
nama “Lelebay Nugget” yang artinya nugget lele zaman sekarang.
 Harga (Price)
Harga merupakan salah satu unsur dalam bauran pemasaran yang mempunyai
peranan penting yang menetukan keberhasilan suatu kegiatan. Harga dapat
memproyeksikan beberapa tingkat penjualan yang akan dicapai dan beberapa
keuntungan yang telah diperoleh. Harga dari nugget lele yang kami produksi
adalah Rp 5.000,00 per porsi.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM


Metode pelaksanaan program dilaksanakan melalui proses persiapan, proses
pelaksanaan, proses pemasaran, proses evaluasi dan pembuatan laporan. Metode
pelaksanaan program bertujuan untuk mengarahkan pelaksanaan program usaha
yang dilakukan agar lebih efektif dan efisien dalam penggunaan bahan, biaya,
tenaga kerja, serta peralatan yang digunakn untuk menunjang pelaksanaan
program usaha yang dilakukan.
1. Persiapan
Perencanaan adalah langkah awal dalam suatu proses usaha agribisnis.
Perencanaan program merupakan penentu suatu usaha. Perencanaan ini
diwujudkan dalam proses persiapan. Persiapan merupakan proses penyediaaan
bahan baku, tempat, biaya, tenaga kerja serta alat-alat produksi penunjang usaha
yang akan dilakukan. Tujuan diadakannya persiapan adalah mencegah adanya
kegagalan dan lebih mengarahkan usaha pada tujuan yanga akan dicapai.
a. Survey Lokasi Produksi
Survey lokasi produksi merupakan suatu kegiatan meninjau dan mengamati
lokasi produksi yang akan digunakan sebagai tempat produksi usaha. Survey
lokasi produksi dapat memberikaan gambaran mengenai bagaimana hasil yang
akan didapatkan apabila usaha produksi yang dilakukan pada lokasi tersebut.
Tujuan diadakannya survey terhadap lokasi produksi adalah untuk menghindari
kesalahan pemilihan lokasi tempat produksi yang dilaksanakan.
b. Survey dan Pengumpulan Bahan Baku
Survey dan pengumpulan bahan baku adalah kegiatan peninjauan terhadap
bahan baku yang akan digunakan. Kegiatan survey dan pengumpulan bahan baku
dapat dijadikan sebagai acuan bahan baku mana yang baik dan dapat memberikan
keuntungan yang maksimal bagi produsen maupun konsumen. Survey dan
pengumpulan bahan baku juga dapat memberikan gambaran seberapa besar biaya
yang dibutuhkan dalam penyediaan dana untuk usaha tersebut, sehingga produsen
dapat menyediakan anggaran yang cukup dan sesuai dengan usaha yang akan
dilakukan.
c. Survey Peralatan dan Perlengkapan yang Menunjang Kegiatan
Suatu kegiatan usaha dalam prosesnya membutuhkan input teknologi sebagai
penunjang kegiatan usaha. Teknologi penunjang berupa peralatan dan
perlengkapan produksi yang akan digunkan perlu dilakukan peninjauan terlebih
dahulu. Survey peralatan dan perlengkapan yang menunjang kegiatan memang
harus dilakukan apabila ingin memperoleh output yang maksimal. Proses
pemilihan peralatan dan perlengkapan yang menunjang kegiatan harus selektif,
sehingga peralatan yang dipilih adalah peralatan ynag memiliki tingkat keefektifan
dan keefisienan yang tinggi. Tujuan dilakukannya survey peralatan dan
perlengkapan agar output yang dihasilkan bisa maksimal dengan adanya input
teknologi tersebut.
d. Membuat Tester
Membuat tester merupakan suatu langkah dalam serangkaian pembuatan
produk dimana pada langkah tersebut diadakan percobaan dan pengamatan
mengenai rasa, tekstur maupun warna kematangan. Tujuan pembuatan tester ini
dilakukan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat sudah sesuai dengan apa
yang kita harapkan, sehingga melalui tahapan ini kita dapat mengetahui
kekurangan dari produk olahan yang dihasilkan. Usaha “Lelebay Nugget”
merupakan jenis produk usaha yang masih sedikit beredar dipasaran, maka
pengujian produk sebelum pemasaran harus dilakukan untuk mengetahui tingkat
kelayakan produk. Pengujian dilakukan dengan mengolah bahan sesuai dengan
prosedur dan takaran yang telah ditetapkan, setelah bahan diolah menjadi produk
jadi dilanjutkan untuk melakukan evaluasi dari keseluruhan proses produksi
dengna meminta kritik dan saran dari penguji.
e. Membuat Logo
Suatu produk harus memiliki identitas berupa logo yang menjadi ciri khas
dari suatu produk. Logo yang digunakan pada suatu produk harus sesuai dengan
bahan yang diguakan pada produk yang dihasilkan. Disamping itu juga dibuat
logo yang menarik konsumen tanpa keluar dari produk umum.
2. Pelaksanaan Pembuatan Produk
Pelaksanaan merupakan kelanjutan dari kegiatan perencanaan maupun
persiapan. Kegiatan pelaksanaan program meliputi kegiatan pengorganisasian,
pembagian tugas kerja dan tanggungjawab. Pembagian tugas harus tepat dan
sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan agar tujuan tercapai. Pelaksaan kegiatan
dalam usaha meliputi proses pembuatan produk dan proses promosi produk.
Keberhasilan dari kegiatan usaha juga sangat bergantung pada proses pelaksanaan.
Apabila dalam proses pembuatan produk dan proses promosi kurang berhasil,
tujuan juga tidak akan tercapai secara maksimal.
Proses pembuatan produk dilakukan sesuai resep pembuatan nugget pada
umumnya yaitu membersihkan ikan lele dari sirip, tulang dan bagian lain yang
tidak diinginkan kemudian dicuci hingga bersih. Selanjutnya menghaluskan
daging dengan gilingan daging atau penumbuk atau blender. Lalu mencampurkan
daging hasil gilingan dengan seluruh bahan dan campur hingga merata. Masukkan
adonan kedalam dandang dan kukus selama ± 25 menit, lalu dinginkan. Potong
adonan sesuai dengan selera. Celupkan adonan kedalam telur kemudian gulungkan
ke tepung roti beberapa kali. Lalu goreng potongan adonan sampai kering, tiriskan
dan nugget siap dikemas atau dimakan.
Proses pemasaran produk suatu usaha diawal perintisan perlu adanya promosi
untuk mengenalkan produk dikalangan konsumen. Promosi dapat dilakukan
melalui jejaring sosial seperti facebook selain itu juga dari mulut ke mulut. Orang
yang bertugas mempromosikan produk harus menggunakan bahasa yang menarik,
agar konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan.
3. Proses Pemasaran
Pemasaran merupakan ujung tombak dari ujung usaha. Proses pemasaran
dilakukan dengan merencanakan harga produk yang ditetapkan melalui
pertimbangan keluaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut.
Pemasaran dilanjutkan dengan menentukan lokasi penjualan yang strategis. Cara
peningkatan daya tarik konsumen dilakukan melalui pembaharuan produk yaitu
menambah rasa dan memberikan harga miring di awal pemasaran. Produk yang
sudah diminati oleh konsumen, produsen dapat menjaga kualitas produk tersebut
dan mengembangkan usaha tersebut.
4. Evaluasi dan Pembuatan Laporan
Pelaksanaan evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan atau
kerugian dalam usaha “Lelebay Nugget”.Tahap evaluasi diperhitungkan
berdasarkan :
1. Aspek ekonomi yang meliputi pengeluaran biaya penggunaan bahan,
peralatan, serta biaya pemasaran
2. Aspek pemasaran produk.
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui kekurangan serta kelebihan dari
usaha “Lelebay Nugget” tersebut. Berdasarkan program yang telah dilaksanakan
disusunlah laporan mengenai seluruh kegiatan yang dilakukan dalam usaha
“Lelebay Nugget”. Penyusunan laporan membutuhkan pengarahan dari
pembimbing agar produk yang dihasilkan maksimal.

I. RANCANGAN BIAYA

1. Biaya Tetap

N Jumlah
Kebutuhan Total (Rp)
o Barang
1. Sendok Makan 1 Lsn 15.000
2 Sendok Garpu 1 Lsn 11.000
3 Sikat Gelas 1 Pcs 13.000
4 Wajan 1 Pcs 40.000
5 Baskom 1 Pcs 18.000
6 Nampan 2 Pcs 30.000
7 Pisau 1 Set 125.000
8 Isi Ulang Gas LPG 15 Kg 190.000
9 Sarung Tangan 2 Bks 12.000
Total Biaya Tetap (TFC) 454.000

2. Biaya Variabel

Jumlah
No Bahan Total (Rp)
Barang
1 Bawang Merah 2 Kg 30.000
2 Bawang Putih 2 Kg 60.000
3 Garam 3 Bks 15.000
4 Gula Pasir 2 Kg 30.000
5 Tepung Terigu 2 Kg 15.000
6 Telur 25 Butir 50.000
7 Tepung Roti 1 Bks 30.000
8 Lada 3 Bks 15.000
9 Minyak Goreng 5 Kg 75.000
10 Saos Tomat 2 Pcs 30.000
11 Mika Plastik 1 Pcs 30.000
12 Sunlight 2 Botol 35.000
13 Tissue 2 Pcs 30.000
Total Biaya variable (TVC) 445.000

3. Biaya Lain- Lain

No Kebutuhan Jumlah (Rp)


1 Transportasi 100.000

JADI TOTAL KEBUTUHAN MODAL ADALAH = Biaya Tetap + Biaya Variabel +


Biaya Lai-Lain
= Rp 454.000 + Rp 445.000 +
Rp 100.000
= Rp 999.000

Mengetahui :
Kepala Sekolah Yang Mengajukan,

Marcus Samusamu, ST, MSi Mohammad Syahrul Mustafa, S.Pi


NIP 19700912 1997 03 1001

Anda mungkin juga menyukai