Anda di halaman 1dari 7

PENDEKATAN ANDRAGOGI SEBAGAI SENI UNTUK MEMBANTU ORANG

DEWASA BELAJAR DALAM MELAKSANAKAN PENDIDIKAN


SEPANJANG HAYAT
(Andragogy approach as the art for helping adults learn in carrying out of
long life education)

Adella Nur Anbiya1, Deri Hendriawan2, Nida Sarah Fajriyah3, Panji Juansyah4, dan
Valin Rizkia Sabitta5
Sistem Informasi Kelautan, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudi No.229, Isola,
Kec, Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat 40154
E-mail: adella@upi.edu1 derihendriawan@upi.edu2 nidasarah31@upi.edu3
juansyahpnj@upi.edu4 valinsabitta@upi.edu5

ABSTRACT.
An important aspect of modern education is the concept of adult education (andragogy).
Adult education or learning efforts require specific approaches and strategies and must have
a strong understanding of theoretical concepts based on the assumptions or understanding of
adults as learners. Adult education does not quite provide more information, but it must have
a strong sense of self, so what needs to be done right. The method used in this research is a
qualitative or narrative method and literature review. The results showed that the ability of
adults to understand, accept, assess and behave requires a slow process and cannot be
forced. In the process of learning, an adult learns based on his experience. In the learning
process, the application of concepts and principles contained in andragogy learning theory
should not be based solely on the form of education, unit level or level of education, but the
most important thing is the willingness to learn. Students can control learning. Therefore, the
tips and strategies to be applied when teaching andragogic approaches to adults must be
strictly applied in order to be carried out effectively and efficiently
Keywords: andragogy, adult, education, lifelong

ABSTRAK
Gagasan pendidikan orang dewasa (andragogy) adalah komponen penting dari pendidikan
kontemporer. Pendidikan orang dewasa atau prakarsa pembelajaran memerlukan metode dan
teknik serta pemahaman tertentu mengenai ide-ide teoritis yang kokoh berdasarkan praduga
atau pengetahuan orang dewasa sebagai pembelajar. Pendidikan orang dewasa tidak cukup
memberikan informasi yang lebih banyak, tetapi harus memiliki rasa diri yang kuat, sehingga
apa yang perlu dilakukan dilakukan dengan benar. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode kualitatif atau naratif dan kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemahaman, penerimaan, evaluasi, dan perilaku orang dewasa memerlukan proses bertahap
dan tidak dapat dipaksakan. Orang dewasa belajar dengan menerapkan pengalaman mereka
dalam proses pembelajaran. Teori pembelajaran andragogi dunia pendidikan mengandung
konsep dan prinsip yang diterapkan dalam proses pembelajaran dan tidak sepenuhnya
bergantung pada jenis, jenjang, atau format pendidikan, tetapi yang terpenting adalah
kemauan untuk belajar. Siswa dapat mengontrol pembelajaran. Oleh karena itu, kiat dan
strategi yang akan diterapkan saat mengajarkan pendekatan andragogik pada orang dewasa
harus benar-benar diterapkan agar terlaksana dengan efektif dan efisien.
Kata kunci: andragogi, dewasa, pendidikan, sepanjang hayat

1
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses yang berkesinambungan yang meliputi unsur pengajaran,
latihan, bimbingan dan kepemimpinan, secara khusus menitikberatkan pada transmisi
berbagai pengetahuan, nilai dan kompetensi dari agama dan budaya yang dapat digunakan
oleh individu (guru atau pendidik) untuk individu yang membutuhkan pelatihan ini (Al-Fandi,
2014). Gagasan pendidikan orang dewasa adalah faktor penting yang harus dipertimbangkan
dari pendidikan saat ini. Orang dewasa tidak lagi digunakan sebagai isyarat sosial yang
dirancang oleh alien dan dipengaruhi oleh alien untuk menuruti keinginan atasannya, tetapi
lebih berorientasi pada pencapaian pemantapan identitas dan identitas diri dari perspektif
pendidikan (Sujarwo, 2012). Kami tidak selalu membicarakan dan menghargai pendidikan
anak sekolah yang relatif muda. Pada kenyataannya, hanya sebagian kecil orang dewasa yang
harus berpartisipasi dalam pendidikan atau pembelajaran informal, seperti pendidikan dalam
bentuk kursus, pelatihan, dan bentuk pendidikan lainnya. Masalah umum adalah
mengkomunikasikan tip dan skema kepada orang dewasa yang tidak bersekolah.
Dalam situasi ini, orang dewasa tidak dapat dipandang sebagai siswa biasa yang
bersekolah di sekolah konvensional. Maka dari itu, orang dewasa secara mandiri dan
berkembang sebagai orang yang unik, dan ini harus diakui, beralih dari ketergantungan yang
muncul pada masa kecil menuju kemandirian atau penentuan nasib sendiri. Orang dewasa
yang dapat mengurus dirinya sendiri dan matang secara psikologis mengembangkan
persyaratan psikologis yang sangat kuat, khususnya, keinginan untuk dianggap dan
diperlakukan oleh orang lain sebagai orang yang mandiri, tidak dikendalikan, dipaksakan,
atau dimanipulasi oleh orang lain. Hampir semua orang bisa belajar, baik orang dewasa
maupun anak-anak. Gagasan pendidikan orang dewasa (andragogy) adalah elemen penting
dari pendidikan yang patut menuntut perhatian. Pendidikan orang dewasa atau prakarsa
pembelajaran memerlukan metode dan strategi tertentu serta pemahaman ide-ide teoritis yang
kuat berdasarkan praduga atau pemahaman tentang orang dewasa sebagai pembelajar. Secara
umum, andragogi sering digunakan dalam pendidikan menengah. Penerapan ide dan pedoman
dalam teori belajar andragogi tidak perlu dibatasi pada bentuk pendidikan, satuan jenjang atau
jenjang dalam proses pembelajaran, tetapi yang terpenting adalah kemauan untuk belajar.
Siswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran (Dewi & Primayana, 2021).
Kegiatan atau upaya pendidikan orang dewasa dalam perumusan atau pelaksanaan
pencapaian tujuan pendidikan sepanjang hayat dapat terlaksana dengan dukungan teori atau
penggunaan teknologi yang dapat bertanggung jawab, dengan menggunakan teori yang
didasarkan pada keyakinan atau pemahaman orang dewasa sebagai peserta didik. (Yusri, J.
2017). Gagasan bahwa setiap orang di bumi harus memiliki dan menerima kesempatan yang
sistematis dan terorganisir untuk "mengajar" dan "belajar" pada setiap kesempatan merupakan
dasar dari pendidikan sepanjang hayat yang dirujuk dalam artikel ini. (Mu'minin, 2017).
Artinya, setiap orang dapat belajar kapan saja, dalam lembaga pendidikan yang disusun dalam
berbagai jenis, jenjang, dan waktu, orang dapat belajar dari apa yang diamati, didengar,
dirasakan, atau dialaminya.
Pendidikan orang dewasa tidak cukup memberikan informasi yang lebih banyak, tetapi
harus memiliki rasa diri yang kuat untuk menyelesaikan apa yang perlu dilakukan dengan
benar. Melalui cara ini, orang dewasa dihadapkan pada situasi yang tidak memungkinkannya
menjadi dirinya sendiri, ia merasa tertindas dan tidak bahagia. Karena orang dewasa bukanlah
anak kecil, maka pendidikan orang dewasa berbeda dengan pendidikan anak usia sekolah.
Penting untuk memahami hal yang dapat mendorong orang dewasa untuk belajar, tantangan
apa yang mereka hadapi, apa yang mereka antisipasi, cara terbaik untuk belajar, dll. Dengan
pemikiran tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menemukan tips dan strategi untuk
mengajar orang dewasa dengan pendekatan andragogik.

2
METODE PENELITIAN
Penelitian ini melakukan tinjauan pustaka dan menggunakan pendekatan kualitatif atau
deskriptif.. Langkah-langkah berikut diambil dalam jurnal ini:

1. Studi Literatur 
Metode penelitian ini didasarkan pada pendapat ahli dan teori serta hasil
penelitian sebelumnya yang dikumpulkan dari wawasan yang diperoleh dari penelitian
kepustakaan. Referensi yang digunakan mengacu pada kajian dan pertanyaan yang
mengulas pendekatan andragogi untuk membantu orang dewasa belajar dalam
melaksanakan pendidikan sepanjang hayat.

2. Metode Deskriptif
Pendekatan deskriptif menitikberatkan pada anotasi yang menggambarkan
keadaan yang sebenarnya, dengan uraian kalimat yang detail, lengkap dan membantu
untuk menyajikan data.

3. Penarikan Kesimpulan
Melakukan pengumpulan data dan menganalisis data tersebut sehingga akan
didapatkannya sebuah penelitian mengenai pendekatan andragogo sebagai bekal untuk
manusia dalam melaksanakan pendidikan sepanjang hayat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Konsep Andragogi Dalam Pembelajaran (Pendidikan)
Etimologi andragogi dapat ditelusuri kembali ke kata Latin "andros", yang
berarti "dewasa", dan "agagos", yang berarti "memimpin". Sederhananya, andragogi
adalah kapasitas pengetahuan untuk mengarahkan pembelajaran orang dewasa
(Zainudin, A, 2012). Andragogi adalah proses dimana siswa dewasa terlibat dalam
pengalaman belajar terstruktur. Isitilah "pedagogi" mengacu pada seni dan ilmu
mengajar anak-anak. Dengan demikian, pedagogi mengacu pada keterampilan atau
pengetahuan yang diperlukan untuk mengajar anak-anak, sehingga menerapkannya
pada orang dewasa jelas tidak tepat karena terlalu banyak konotasinya. (Mu’minin,
2017). Sebelum munculnya andragogi, pedagogi digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Konsep ini menampilkan siswa yang menjadi obyek pendidikan,
mereka wajib mendapat pendidikan yang disediakan oleh sistem pendidikan dan
diciptakan oleh guru. Apa yang diajarkan, materi apa yang diterima, cara
penyampaian, dll tergantung pelatih dan sistemnya. Oleh karena itu, ketika Anda
mempelajari andragogi, depresiasi metode yang diminta dan gantikan metode baru
sebagai gantinya. Hal ini sejalan dengan prinsip umum bahwa pembelajaran
pengalaman lebih unggul daripada pembelajaran visual dan auditori. Gagasan
pendidikan orang dewasa adalah salah satu komponen penting dari pendidikan modern
yang membutuhkan pertimbangan. Ketika berbicara tentang pendidikan anak sekolah
yang relatif muda, kami tidak selalu membahasnya atau menghormatinya. Dalam
praktiknya, kenyataannya sangat sedikit orang dewasa yang menngenyam pendidikan
nonformal dan pendidikan nonformal. Teori andragogi, yang dibangun di atas empat
asumsi dasar orang dewasa yaitu konsep diri, pengalaman kumulatif, kemauan untuk
belajar, dan orientasi belajar, telah dicoba untuk diterapkan pada pendidikan orang

3
dewasa oleh sejumlah spesialis. Praduga mendasar ini dijelaskan dalam langkah-
langkah proses perencanaan pelajaran berikut ini (Sujarwo, 2012):
1. Persiapan Iklim Belajar yang Kondusif
Pengaruh lingkungan mempengaruhi seberapa baik orang belajar. Saat
mempelajari model andragogik hal pertama yang harus dilakukan adalah
menciptakan suasana belajar yang kondusif. Untuk menciptakan suasana
belajar yang kondusif, ada tiga hal yang harus disiapkan. Pertama,
penataan ruang, seperti ruangan dengan udara yang sejuk dan nyaman,
penerangan yang cukup, dll. Kedua, penataan iklim manusia dan psikologis
dalam alam. Menciptakan suasana atau keamanan, saling menghormati
atau menghargai dan gotong royong. Ketiga, menetapkan kebijakan untuk
pengembangan sumber daya manusia, menggunakan teori manajemen,
menetapkan struktur organisasi, dan menerapkan kebijakan dan insentif
ekonomi semuanya dapat membantu menyusun lingkungan kerja.

2. Pembuatan Mekanisme Perencanaan Bersama


Perencanaan pembelajaran model andragogic misalnya, guru dan siswa
bekerja sama merencanakan pelajaran dengan menggunakan metode
andragogi. Titik awalnya adalah siswa merasa lebih berkomitmen pada
keputusan dan aktivitas bersama ketika siswa terlibat dalam persiapan dan
penilaian.

3. Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar


Pada pendidikan orang dewasa, kebutuhan belajar harus diantisipasi
dahulu. Tuntutan belajar ini dapat dijelaskan dalam dua cara yang berbeda,
yaitu model konflik dan model kompetensi. Model kompetensi dapat
diimplementasikan dengan menggunakan metode yang berbeda-beda,
misalnya membuat role model para ahli. Meskipun model konflik mencari
celah. Kesenjangan antara pemodelan dan kompetensi siswa. Siswa harus
melakukan penilaian diri.

4. Merumuskan Tujuan Program Khusus


Kegiatan pengalaman belajar harus dilakukan sesuai dengan tujuan
pembelajaran tersebut. Dalam model andragogic, proses self-diagnosis
kebutuhan lebih penting.

5. Merancang Pembelajaran Model Pengalaman


Pemrograman berdasarkan contoh pembelajaran Andargot harus
didasarkan pada konsep self-directed learning, jadi pemrograman tidak
lebih dari persiapan aktivis pembelajaran

6. Melakukan Kegiatan Pembelajaran


Pembelajaran andragogi merupakan proses pengembangan pribadi.
Peran yang harus dikembangkan dalam kepegawaian adalah manajer
fungsional, sebagai pengembang kepegawaian yang mengembangkan
kepegawaian.

4
7. Penilaian Hasil Belajar dan Pemulihan Kebutuhan Belajar
Tahapan edukasi andragogik yang patut dicontoh dengan fase evaluasi
program. Setiap proses pembelajaran harus melibatkan kegiatan evaluasi
kinerja.

Orang dewasa belajar karena mereka perlu mempertahankan tingkat


perkembangan mereka sendiri untuk mengelola peran mereka sebagai mitra, orang tua,
pimpinan organisasi, dan lainnya. Orang dewasa mempunyai kecenderungan
berorientasi belajar untuk memecahkan masalah hidup (problem oriented orientation).

B. Strategi Pembelajaran Untuk Orang Dewasa


Strategi pembelajaran adalah kegiatan yang dipilih guru untuk kelas agar
mempermudah pembelajaran atau memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Hasibuan et al. 2022). Strategi
berisi tujuan kegiatan yang berkaitan dengan isi kegiatan, prosedur kerja, dan
lingkungan yang mendukung kegiatan. Tujuan strategi pembelajaran yaitu agar
mencapai efisiensi, efektivitas dan produktivitas aktivitas pembelajaran. Bahan ajar
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran berasal dari kurikulum yang
dikembangkan untuk program pendidikan. Menulis, membaca, berhitung, percakapan,
dan tindakan atau aplikasi adalah lima fase tindakan yang membentuk teknik pelatihan
keaksaraan fungsional untuk orang dewasa. Tindakan ini harus dilakukan dalam
urutan dan tidak dirancang untuk permanen atau ketat, melainkan dapat dilakukan
secara acak, seperti memulai percakapan, lalu belajar membaca, menulis, dll. Hal ini
tergantung pada konteks, kondisi dan konsensus kelompok studi.

Strategi pembelajaran orang dewasa memiliki enam prinsip untuk diterapkan


secara efektif, yaitu menurut (Togatorop et al 2022):

1. Partisipasi bersifat sukarela


2. Adanya rasa saling menghargai
3. Adanya semangat gotong royong & kolaborasi
4. Terdapat aksi & refleksi
5. Terdapat peluang untuk berpikir kritis
6. Adanya lingkungan belajar yang menguntungkan untuk belajar mandiri.

Prinsip ini erat kaitannya dengan menamnfaatkan karakteristik orang dewasa yang
telah mempunyai gambaran atau citra diri dan kekayaan akan pengalaman. Konsep diri
orang dewasa bersifat independen dan sepenuhnya bergantung pada penilaian orang
lain. Pengalaman tersebut merupakan pengalaman belajar paling berharga untuk orang
dewasa.

C. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup


Implikasi adalah hasil langsung dari sebuah keputusan. Berarti sesuatu yang
mengikuti atau mengikuti sebuah kebijakan atau keputusan untuk melaksanakan
pembelajaran sepanjang hayat. Penerapan prinsip belajar sepanjang hayat terhadap
program pendidikan dan tujuan pendidikan di masyarakat memiliki potensi yang
sangat besar. Pengaruh belajar sepanjang hayat dalam program pendidikan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori (Nurisma, Y. (2021):

5
1. Program Pelatihan Keaksaraan Fungsional
Program ini tidak hanya penting untuk pembelajaran sepanjang hayat, namun
juga penting di negara-negara berkembang karena masih banyak masyarakat yang
buta huruf karena lebih suka menonton, mendengarkan hiburan, dan menggunakan
gadget daripada membaca. Pelaksanaan membaca dan menulis fungsional paling
tidak menyangkut dua hal:

a. Memberikan siswa keterampilan membaca, menulis, dan berhitung


fungsional.
b. Memberikan pembaca bahan bacaan yang mereka butuhkan untuk megasah
keterampilan mereka.

2. Pendidikan Vokasional/Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan ekstrakurikuler atau pembelajaran
formal dan informal di luar usia sekolah, sehingga program pendidikan yang
berkarakter khusus sangat penting untuk menjadikan anak sekolah pekerja yang
produktif.

3. Pelatihan Professional
Menerjemahkan pembelajaran seumur hidup ke dalam profesi telah
menciptakan mekanisme bawaan bagi para profesional untuk tetap mengikuti
perluasan metode, peralatan, terminologi, dan langkah yang berbeda.

4. Pembinaan Untuk Perubahan dan Pengembangan


Konsekuensi penting dari prinsip pendidikan sepanjang hayat adalah
pendidikan anggota masyarakat dari beragam kelompok usia sehingga mereka
dapat menyesuaikan perubahan dan perkembangan sosial.

5. Pendidikan Kewarganegaraan dan Kematangan Politik


Seiring dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk
menguasai cara berpikir masyarakat dalam kondisi saat ini. Dalam negara
demokrasi yang semakin progresif dan kritis, setiap warga negara, baik warga
negara biasa maupun pejabat, membutuhkan pendidikan kewarganegaraan dan
kematangan politik. Pendidikan seumur hidup berkelanjutan adalah hasil dalam
konteks ini

KESIMPULAN
Pembelajaran andragogik adalah suatu pendekatan dimana orang dewasa memiliki
kekhususan tersendiri yang membedakan mereka dari remaja dan anak-anak. Kapasitas orang
dewasa untuk menerima, menilai, memahami dan berperilaku adalah proses bertahap yang
tidak bisa dipaksakan. Orang dewasa belajar dari pengalaman mereka sebagai bagian dari
proses pembelajaran. Pengalaman sebelumnya memfasilitasi pemahaman dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran berbasis andragogi ini mengemukakan pentingnya penyediaan
materi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian, kemampuan belajar mandiri,
kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan bersaing. Keefektifan pembelajaran yang
didirikan secara andragogis sebagai suatu sistem dicirikan oleh fungsionalitas semua elemen.

6
Karena setiap kegiatan belajar mengajar harus menyertakan teori pendidikan orang dewasa
agar proses belajar atau interaksi yang diarahkannya menjadi produktif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Fandi, H. (2014). Konsep Pendidikan Seumur Hidup (Long Life Education). Manarul
Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam, 14(1), 57-69.
Dewi, P. Y. A., & Primayana, K. H. (2021). Penggunaan Pendekatan Andragogi Dalam
Proses Pembelajaran Nonformal. Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama
dan Budaya, 4(2), 94-100.
Hasibuan, J., Saragih, C. A., Pakpahan, J., Gultom, M., & Sagala, M. S. (2022). Analisis
Penerapan Pembelajaran Andragogi di PKBM Hanuba Medan. Diklus: Jurnal
Pendidikan Luar Sekolah, 6(2), 138-149.
Jannah, F. 2013. Pendidikan Seumur Hidup dan Implikasinya. Dinamika Ilmu, Vol. 13. No. 1,
Juni.
Mu'minin, H. (2017). Andragogi; Pendidikan Seumur Hidup. An-Nidhom: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 2(1), 1-27.
Nurisma, Y. (2021). Pendidikan Seumur Hidup. Cendekia: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 15(2), 269-275.
Sujarwo, D., & Pd, M. (2012). Strategi Pembelajaran Orang Dewasa (Pendekatan Andragogi).
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Togatorop, M., Nainggolan, M., Sianipar, J. J., Sapahutar, G., & Pasaribu, P. (2022). Analisis
Penerapan Pembelajaran Andragogi di Jurusan Peksos SMK Negeri 9 Medan. Diklus:
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6(2).
Yusri, Y. (2017). Strategi Pembelajaran Andragogi. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman,
12(1), 25-52.
Zainudin, A. (2012). Andragogi. Bandung: Angkasa Bandung

Anda mungkin juga menyukai