Anda di halaman 1dari 20

PILIHAN KATA ( DIKSI)

1. DEWI FATHIYAH RAHADATUL.A.


2. FINA FATIMAH
3. SASKIA IZZAH FATTAH
KESERASIAN

Keserasian dalam pemilihan kata berkaitan dengan


kemampuan menggunakan kata-kata yang sesuai
dengan konteks pemakaiannya. Konteks pemakaian
yang dimaksud dalam hal ini erat kaitannya dengan
faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.
Faktor kabahasaan yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan pemilihan kata, antara lain,
adalah sebagai berikut.
Faktor kebahasaan (1) Penggunaan kata yang sesuai dengan
konteks kalimat
(2) Penggunaan bentuk gramatikal
(3) Penggunaan idiom
(4) Penggunaan ungkapan idiomatis
(5) Penggunaan majas
(6) Penggunaan kata yang lazim

kriteria keserasian dalam pemilihan kata berkaitan pula


dengan faktor di luar masalah bahasa. Faktor nonkebahasaan
Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata agar serasi,
antara lain, adalah sebagai berikut.
Nonkebahasaan (1) Situasi pembicaraan
(2) Mitra bicara/lawan bicara
(3) Sarana bicara
(4) Kelayakan geografis
(5) Kelayakan temporal
Faktor Kebahasaan

1. Penggunaan kata yang sesuai dengan konteks kalimat


Dalam sebuah kalimat kata yang satu dan kata yang lain harus memperhatikan
hubungan yang serasi secara semantis.
Contohnya:

➔ Tujuan daripada penilitian ini adalah sebagai berikut

Kalimat tersebut bukanlah kalimat yang menyatakan ‘perbandingan’. Oleh karena


itu, penggunaan kata daripada pada kalimat tersebut tidak sesuai sehingga fungsinya
pun tidak ada..
2. Penggunaan Bentuk Gramatikal
Bentuk gramatikal suatu kata adalah kelengkapan suatu bentuk kata
berdasarkan imbuhannya. Perhatikan contohnya pada kalimat berikut.

➔ Para peserta upacara sudah kumpul di lapangan.

Dalam komunikasi yang resmi,bentuk kata kumpul dianggap tidak


gramatikal karena strukturnya tidak lengkap. Agar gramatikal,bentuk
kedua kata tersebut harus dilengkapi, yaitu dengan menambahkan
imbuhan ber- sehingga menjadi berkumpul.
3. Penggunaan Idiom
Idiom adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya tidak dapat
dijabarkan dari makna unsur-unsur pembentuknya. Misalnya, banting
tulang seperti yang terdapat pada kalimat di bawah ini.
➔ Orang tua itu sampai membanting tulang untuk membiayai kedua
anaknya.
Makna gabungan kata membanting tulang pada kalimat tersebut adalah
‘bekerja keras’. Makna itu tidak dapat dijabarkan dari unsur-unsur
pembentuknya, baik dari unsur membanting maupun unsur tulang. Oleh
karena itu, ungkapan tersebut disebut idiom.
4. Penggunaan Ungkapan Idiomatis
Secara harfiah, istilah idiomatis bermakna ‘bersifat seperti idiom’.
Sehubungan dengan itu, yang dimaksud dengan ungkapan idiomatis adalah dua
buah kata atau lebih yang sudah menjadi satu kesatuan dalam mengungkapkan
makna. Oleh karena itu, ungkapan tersebut harus digunakan secara utuh, dalam
arti tidak boleh dihilangkan salah satunya.
Beberapa ungkapan idiomatis dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
➔ sesuai dengan
➔ sehubungan dengan
➔ berkaitan dengan
➔ bergantung pada
➔ tergantung pada
5. Penggunaan majas
Majas adalah kiasan atau cara melukiskan sesuatu
dengan menyamakan atau membandingkan dengan
sesuatu yang lain. Jenis majas yang lazim digunakan dalam pemakaian bahasa
sebagai berikut:
Perbandingan (personifikasi, metafora, asosiasi ,dsb)
Pertentangan ( litotes, hiperbola, dsb)
Sindiran (Ironi, sinisme, sarkasme,dsb)
Penegasan (pleonasme,aliterasi,dsb)
6. Penggunaan kata lazim
Kata yang lazim juga berarti kata yang sudah dikenal atau diketahui secara
umum. Dengan demikian, penggunaan kata yang lazim dapat mempermudah
pemahaman pembaca terhadap informasi Yang disampaikan. Sebaliknya,
penggunaan kata Yang tidak/kurang/belum lazim dapat mengganggu kejelasan
informasi yang disampaikan karena pembaca/pendengar belum memahami
benar maknanya.
Contoh:
Selain menjadi pegawai negeri, ia juga membuka usaha jasa boga
(catering).
Faktor Nonkebahasaan

1. Situasi Komunikasi
Contoh kata Baku dan Tidak baku

Dalam situasi pembicaraan yang resmi Kata Baku kata Tidak Baku
Bahasa yang digunakan harus dapat
Metode methode,metoda
mencerminkan Sifat keresmian itu, yakni
bahasa yang baku. Kebakuan yang Teknik tehnik,technik

dimaksudkan itu harus meliputi Seluruh Diagnosis Diagnosa


aspek kebahasaan yang digunakan, baik
Jadwal jadual
bentuk kata,pilihan kata, ejaan, maupun
susunan Kalimatnya. Analisis. Analisa

Kuantitas. Kwantitas

Foto. Photo
2. Mitra Bicara

Berkenaan dengan faktor nonkebahasaan Jika mitra bicara kita usianya lebih tua atau
yang berupa mitra bicara atau lawan bicara, lebih muda, hal itu akan menentukan kata-
hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi kata yang kita pilih untuk digunakan dalam
(a) siapa mitra bicara, berkomunikasi. Kata-kata yang digunakan
(b) bagaimana kedudukan/status sosial, dan terhadap mitra bicara yang lebih tua
(c) seberapa dekat hubungan pembicara dan cenderung memiliki perbedaan dengan kata-
mitra bicara (akrab atau tidak akrab) kata yang digunakan untuk mitra bicara
yang lebih muda. Kepada mitra bicara yang
usianya lebih tua, kata-kata ang dipilih
untuk digunakan lazimnya adalah kata-kata
yang mencerminkan rasa hormat, santun,
dan sebagainya.
3. Sarana Berbahasa

Bahasa yang digunakan secara lisan


juga memiliki perbedaan dengan bahasa yang digunakan secara tertulis.
Dalam bahasa lisan informasi yang disampaikan dapat diperjelas dengan
penggunaan intonasi, gerakan anggota tubuh, atau jeda dalam
pembicaraan. Hal-hal yang dapat memperjelas informasi dalam bahasa
lisan itu tidak terdapat pada bahasa tulis. Oleh karena itu, unsur-unsur
kebahasaan yang digunakan pada ragam tulis dituntut lebih lengkap agar
dapat mendukung kejelasan informasi. Selain itu, penggunaan tanda
bacanya pun harus lengkap.
4. Kelayakan Geografis

Dalam kaitannya dengan pemilihan kata, yang dimaksud kelayakan geografis


adalah kesesuaian antara kata-kata yang dipilih untuk digunakan dan kelaziman
penggunaan kata-kata tertentu pada suatu daerah. Dengan demikian, ketika
akan
menggunakan suatu kata, pemakai bahasa harus mempertimbangkan apakah
kata-kata yang akan digunakan itu layak digunakan di daerah itu atau
tidak. Hal itu karena di suatu daerah biasanya ada kata-kata tertentu yang
dianggap tabu untuk digunakan dalam komunikasi umum.
5. Kelayakan Temporal

Kelayakan temporal yang dimaksud dalam hal ini adalah kesesuaian


antara kata-kata yang dipilih untuk digunakan dan zaman penggunaan
kata-kata tertentu pada suatu masa. Dengan demikian, ketika akan
menggunakan suatu kata, pemakai bahasa harus mempertimbangkan
apakah kata-kata yang akan digunakan itu layak pada zaman tertentu atau
tidak. Hal itu karena pada masa tertentu ada sejumlah kata atau istilah
yang lazim digunakan, tetapi kata atau istilah itu tidak lazim pada masa
yang lain.
A. Pemakaian Kata ganti
A. Pilihan kata yang saya,kita, dan kami

Kata ganti/pronomina
saya,kita, dan kami sering
tidak sesuai
digunakan dengan tidak tepat
karena ketiga kata ganti itu
pemakaiannya sering
dikacaukan.

Contoh:

➔ Kemarin waktu kita


pulang sekolah, dia sudah
ada disini
B. Pemakaian kata kebijakan dan
kebijaksanaan

Kata kebijakan dan kebijaksaan Pengunaan kata kebijaksanaan lazimnya


keduanya merupakan kata ug benar dan berkaitan dengan masalah kearifan
baku. Namun, pengunaannya berbeda. kepandaian seseorang dalam
Kata kebijakan untuk menyatakan hal2 memggunakan akal budinya.
yg menyangkut politik / startegi
kepimpinan. Contoh:
Contoh :
Berdasarkan kebijakan pemerintah dlm ➔ Para orang tua dapat diharapkan
bidang pariwisata, tahun 2012 mendidik anak-anaknya secara
dicanangkan sebagai tahun kunjungan bijaksana
indonesia.
C .Pemakaian kata bekas dan D. Penggunaan kata jam atau
mantan pukul
Kata mantan dan bekas sebenarnya memiliki Kata jam selain menyatakan makna ‘durasi atau
makna yang sama. Namun, kata bekas jangka waktu’, juga menyatakan makna ‘arloji'
mengandung makna kontotasi negatif, atau ‘ala t penunjuk waktu’. Dengan demikian, jika
terutama jika digunakan mengacu pada yang ingin di ungkapkan adalah ‘waktu', kata yang
‘orang'. Oleh karena itu, kata mantan dipilih harus di gunakan adalah pukul. Misalnya:
sebagai penggantinya. Penggunaan kata
➔ Mereka akan berangkat pada pukul 09.30
mantan untuk menghilangkan konotasi yang
negatif dengan yang di maksud untuk
Sebaliknya, jika yang ingin diungkapkan itu
menghormati orang yang di acu.
‘durasi' atau ‘jangka waktu’, kata yang harus
Misalnya: di gunakan adalah jam. Misalnya:

➔ Mantan menteri Para pekerja di indonesia rata-rata bekerja selama


➔ Mantan gubernur delapan jam sehari.
E. Pemakaian kata Dari Berbeda dengan kata dari, kata
dan Daripada daripada hanya di gunakan untuk
menyatakan perbandingan. Seperti
Kata dari dan daripada pemakaiannya pada contoh berikut:
berbeda. Perbedaan itu disebabkan
oleh makna yang tidak sama. Kata 1. Ali lebih pandai Daripada Temon
DARI lazimnya digunakan untuk
menyatakan makna ‘asal', baik ‘asal Penggunaan kata dari sebagai
tempat’ atau ‘asal bahan’. pengganti kata daripada tentu tidak
Misalnya : tepat karena, baik fungsi maupun
maknanya, kedua kata itu berbeda.
➔ Mereka baru pulang Dari
Yogyakarta
➔ Meja ini terbuat Dari marmer
F. Pemakaian kata adalah dan yaitu

Dalam posisi kata adalah orang sering menggunakan kata yaitu,


begitu pula sebaliknya. Misalnya :
Logam Yaitu suatu benda yang dapat memuai jika dipanaskan.
Penggunaan kata pada kalimat di atas tidak tepat karena pada
posisi pada kata itu yang di perlukan adalah kata yang berfungsi
prediktif. Dalam hal ini, kata yang memiliki fungsi prediktif
adalah ialah atau adalah, bukan yaitu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai