Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Ilmu Balaghah , Pembagiannya , dan Sejarah

Perkembangannya

Dwi Rizki Amalia


dwirizkia99@students.unnes.ac.id

ABSTRAK

Salah satu bahasa yang fenomenal dengan keindahannya baik dari segi lafal atau pun
makna yakni bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bahasa yang digunakan dalam al-Quran
dan hadits. Bahasa Arab merupakan ungkapan yang digunakan oleh orang Arab untuk
mengungkapkan maksud mereka (Gholayaini:1993). Selain sebagai alat berkomunikasi,
bahasa arab juga merupakan bahasa yang digunakan di dalam alQuran dan hadis, yang
merupakan pedoman utama dalam kehidupan umat islam. Al-Qura
M
-
- laghah yang tinggi. Tidak
hanya indah dari segi makna saja, akan tetapi lafadz al-Quran juga memiliki keindahan yang
luar biasa. Dalam hal ini muncullah ilmu yang akan membantu dan memudahkan umat Islam
untuk memahami dan mangagumi gaya bahasa dan keindahan bahasa dalam al-Quran yaitu
ilmu balaghah. Tulisan ini bermaksud mengungkapkan pengertian balaghah, pembagiannya
serta sejarah perkembangan ilmu balaghah.

PENDAHULUAN

Salah satu bidang ilmu dalam kajian sastra arab adalah ilmu balaghah atau popular di
kenal sebagai stilistika arab. Secara umum, balaghah adalah ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana mengolah kata atau susunan kalimat bahasa arab yang indah namun tetap menjaga
kejelasan makna dengan juga memperhatikan situasi dan kondisi saat ungkapan tersebut
terjadi. Ilmu balaghah terbagi menjadi 3 (tiga) cabang ilmu besar, yaitu : ilmu bayan, ilmu
‟ ‟( J M :1998) M c
tersebut memilki kekhususan gaya bahasa. (Suryaningsih & Hendrawanto, 2018)

Dalam Ilmu balaghah terdapat cabang ilmu yang secara khusus mempelajari tentang
‟ I ‟ c
dengan ilmu tersebut diketahui keistimewaanyang dapat membuat kalimat menjadi indah,
bagus, dan menghiasinya dengan kebaikan dan keindahan setelah kalimat tersebut sesuai

1
dengan situasi dan kondisi dan telah jelas makna yang dikehendaki (al-Hasyimi, 1994:176
dalam (Arab & Uyubah, 2019),

A. Pengertian Ilmu Balaghah

c “ -la-gha yaituَ ” ‫”و ص ل‬


” ‫تً غ‬/ sampai atau ujung.Balaghah berarti sampainya ide dan pikiran yang ingin kita
ungkapkan kepada lawan bicara dengan hasil pertimbangan kesesuaian makna-maknanya, dan
situasi serta kondisi saat ungkapan itu terjadi. Ungkapan yang sarat dengan balaghah muncul
hasil olah pikir yang tidak sederhana, keterlibatan emosi, rasa, pemilihan diksi yang tepat dan
imajinasi yang kuat adalah beberapa unsure dalam keilmuan sastra, balaghah salah satunya
(Syukron : 1999).

(Yasin, 2020) I “‟I -B ” „ -


B K “„I ” K “I ”
diartikan sebagai materi-materi pembahasan dalam kajian suatu disiplin ilmu (al-Qadhaya
) K “ ” 1
secara bersistem menurut metode tertentu, yg dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu: dia memperoleh gelar doktor dl -- pendidikan; 2
pengetahuan atau kepandaian (tt soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb);2 Jadi Kata Ilmu juga
dapat diartikan sebagai pemahaman yang dimiliki oleh seseorang tentang materi kajian dalam
suatu bidang terten “ -B ”
bidang ini dengan definisi yang beragam, diantaranya adalah:

1. Menurut Ali Jarim dan Musthafa Amin dalam Balaghatul Wadhihah:

‫أما البالغة فهي أتدية املعىن اجلليل واضحا بعبارة صحيحة هال يف النفس أثر خالب مع مالئمة كل كامل للموطن الذي يقال فيه واألشخاص الذين‬

. ‫خياطبون‬

“ B
mempergunakan ungkapan yang benar, berpengaruh dalam jiwa, tetap menjaga relevansi
setiap kalimatnya dengan tempat diucapkannya ungkapan itu, serta memperhatikan
c c c ” (Yasin, 2020)

2. Menurut Dr. Abdullah Syahhatah :

‫احلد الصحيح للبالغة يف الكامل هو أن يبلغ به املتكلم ما يريد من نفس السامع إبصابة موضع اإلقناع من العقل والوجدان‬

2
“ B c
dalam menyampaikan apa yang dikehendakinya ke dalam jiwa pendengar penerima), dengan

Dari dua definisi di atas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa inti dari Balaghah
adalah penyampaian suatu pesan dengan menggunakan ungkapan yang fasih, relevan antara
lafal dengan kandungan maksudnya, tetap memperhatikan situasi dan kondisi
pengungkapannya, menjaga kepentingan pihak penerima pesan, serta memiliki pengaruh yang
signifikan dalam diri penerima pesan tersebut. Ilmu Balaghah berarti suatu kajian yang berisi
teori-teori dan materi-materi yang berkaitan dengan cara-cara penyampaian ungkapan yang
bernilai Balaghah itu sendiri. Ilmu Balaghah adalah ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana mengolah kata atau susunan kalimat bahasa arab yang indah namun memiliki arti
yang jelas, selain itu gaya bahasa yang harus digunakan juga harus sesuai dengan situasi dan
kondisi. Para ahli balaghah sepakat membagi ruang lingkup pembahasan ilmu balaghah
menjadi tiga ilmu yang masing-masing berdiri sendiri dengan pembahasannya, yaitu: ilmu
‟ ‟ (Yasin, 2020)

Dalam kajian sastra, balaghah ini menjadi sifat sebuah ungkapan dan penuturnya,
maka lahir lah sebutan ungakapan sastra (kalam baligh) dan penutur sastra (mutakallim
baligh). Menurut Abd al-Qadir Husen (1984) balaghah sangat memperhatikan kesesuaian
kalimat dengan kondisi dan situasi lawan bicara. Nilai tuturan yang mengandung balaghah
bergantung kepada sejauh mana ungkapan tersebut dapat memenuhi tuntutan situasi dan
kondisinya.(Suryaningsih & Hendrawanto, 2018)

B. Macam-Macam Ilmu Balaghah

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa dalam kitab Balaghah permulaan, ilmu Balaghah
masih belum dipilah kedalam beberapa bagian seperti sekarang ini. Pemilahan ini dirintis oleh
Abdul Qahir al-Jurjani, dilanjutkan oleh As-Sakaki, dan dimantapkan lagi oleh Khatib al-
Qazwaini. Dalam kitab Talkhisul Miftah yang dikutip oleh Abdul Jalal, beliau menjelaskan
macam-macam ilmu Balaghah sebagai berikut:

1) Ilmu Ma’ani, yang membahas segi lafal Arab yang relevan dengan tujuannya.
Definisinya yaitu :

‫علم املعايه ٌو أصول ولواعد يعزف ٌبا أحوال الكالم العزب اليت يكون ٌبا مطابما ملمتضى احالل حبيث يكون‬
ً‫وفك الغزض الذي سيك ل‬

3
“I M ‟ -ketentuan pokok dan kaidah-kaidah yang dengannya
diketahui ihwal keadaan kalimat Arab yang sesuai dengan keadaan dan relevan dengan tujuan
”.

2) Ilmu Bayan, yang membahas segi makna lafal yang beragam. Definisinya yaitu
‫علم البيان هو أصول وقواعد يعرف هبا إيراد املعىن الواحد بطرق خيتلف بعضها عن بعض يف وضوح الداللة العقلية على نفس ذلك‬

‫املعىن‬

“I B yang dengannya dapat


diketahui penyampaian makna yang satu dengan berbagai ungkapan, namun terdapat
perbedaan kejelasan tunjukan makna antara satu ungkapan dengan ungkapan lainnya yang

3) Ilmu Badi’, yang membahas keindahan kalimat Arab.


Definisinya yaitu:

ً‫البديع عو علم يعزف بً الوجوي واملزااي اليت تزيد الكالم حسىا وطالوة وتكسوي ٌباء ورووما بعد مطابمت‬
‫ملمتضى احالل‬

“I B ‟ -bentuk dan
keutamaan-keutamaan yang dapat menambah nilai keindahan dan estetika suatu ungkapan,
membungkusnya dengan bungkus yang dapat memperbagus dan mepermolek ungkapan itu,
v ” I
“ ” “ ” K B r Bahasa Indonesia berarti antara lain :

1. Perbandingan, persamaan dan ibarat

2. Sindiran

3. Analogi

Jadi uslub atau gaya bahasa kiasan yang dibahas dalam ilmu bayan pada dasarnya
dibentuk berdasarkan perbandingan dengan analogi, yakni membandingkan suatu benda atau
suatu keadaan dengan benda atau keadaan lain, karena keduanya memiliki hubungan
kesamaan atau hubungan lain seperti hubungan sebab akibat, hubungan tempat dan lain
sebagainya. Sedangkan arti bayan itu sendiri yaitu ‫ )وااليضاح الكشف‬mengungkapkan,
menjelaskan), Maksudnya menjelaskan satu makna dengan berbagai ungkapan atau berbagai
uslub, apakah dengan uslub ً‫ )التشبي‬perumpamaan) atau dengan uslub ‫ )االستعارة‬metafora,
personifikasi) atau dengan uslub kiasan lainnya, tergantung kepada situasi dan kondisi.
Sedangkan Al-bayan menurut istilah ilmu balaghah adalah : ‫علم يعزف بً ايزاد املعىه الواحد املدلول‬

4
ً‫عليً بكالم مطابك ملمتضى احالل بطزق خمتلفت ىف ايضاح الداللت علي‬Artinya : Ilmu bayan ialah ilmu untuk
mengetahui tentang cara mendatangkan suatu pengertian yang ditunjukan atasnya dengan
perkataan yang muthobaqoh (sesuai) dengan muqtadhol-halnya dan dengan susunan yang
berbeda-beda dalam menjelaskan dilalahnya.

C. Sejarah Perkembangan Balaghah

Perkembangan kesusastraan Arab pada era jahiliyah diwarnai oleh adanya


perkembangan berbagai bentuk sastra, baik prosa maupun puisi yang dikembangkan oleh
orang-orang Arab pada masa itu. Perkembangan tersebut didukung juga oleh adanya berbagai
kegiatan yang berlangsung pada musim haji setiap tahunnya, dengan diadakannya berbagai
c ‟
kegiatan w q „U K -kegiatan seperti itu memberi

mereka dengan ungkapan-ungkapan yang menarik, baik dari segi zahir lafal, keindahan kata
yang digunakan, maupun kandungan maknanya Pengaruh al- ‟ B
„ H - ‟
sebagai objek kajian dalam diskursus-diskursus kebalaghahan yang melahirkan karya-karya
besar seperti Kitab Majaz Al- ‟ „U (w 207 H)
I I ‟
penggambaran sifat syajarat al-Zaqqum (makanan penduduk neraka) dalam surat
alshaffat.(Yasin, 2020)

Syakir (1999) dalam (Yasin, 2020) Sampai masa permulaan Islam ini keberadaan
ilmu Balaghah sebagai suatu disiplin ilmu yang utuh seperti saat ini belum terkodifikasi,
namun ia terus mengalami perkembangan sedikit demi sedikit. Diawali dengan kajian sastra
‟ -pidato orang Jahiliah, dilanjutkan dengan mengulas
‟ w I Daulah Umayah,
ia terus mengalami perkembangan yang menggembirakan.

Perkembangan Balaghah yang semakin baik tersebut ditandai dengan munculnya para
tokoh yang kompeten dan karya-karya besar mereka pada abad ke-III H, seperti Abu
„U (w 211 H) I Qutaibah (w. 276 H), Ibnu Hasan al-Rumani (w. 284 H), al-F ‟
(w.207 H), dan Al-J (w 255 H) „U M
al- ‟ I M ‟ I T ‟w M
al- ‟ -F ‟ M ‟ ‟
ilmu Nahwu, tapi juga menyinggung kajian ilmu Balaghah. Sedangkan al-Rumani menyusun
N F I‟ ‟ Dan Al-Jahizh dipandang sebagai tokoh yang sangat berjasa
dalam sejarah perkembangan ilmu Balaghah secara umum dan ilmu Bayan secara khusus,

5
lewat karya tulisnya yang berjudul al-Bayan wa al-Tabyin.(Suryaningsih & Hendrawanto,
2018)

Balaghah Pra Turunnya Al-Qur’an

Kelahiran dan pertumbuhan Balaghah dikalangan masyarakat penggunanya bersifat arbitrer.


Orang-orang Arab Jahiliyah pra turunnya al- ‟
kompeten. Mereka mampu menggubah lirik- ‟ -bait puisi yang mempesona
yang menunjukkan kesadaran dan keahlian mereka dalam bidang sastra yang bernilai tinggi.
P I ‟ -Qays 5 salah seorang pujangga
Arab Jahiliyah pada saat malam gelap gulita dimana kedua bola matanya sulit terpejam
karena mendengar informasi tentang kematian sang ayah yang sangat dicintainya :

‫ وأردف أعجازا وانء بكلكل‬# ‫فقلت له مال متطى بصلبه‬

“M ( )
c c ”6
nestapa dan kesedihan yang begitu abstrak diekspresikan dalam bentuk gaya bahasa yang
figurative dan indah sekali. Keindahan bahasa puisi tersebut jelas dan terasa sekali pada
kemampuan si penggubahnya dalam menggambarkan hal-hal yang bersifat abstrak menjadi
kongkrit, hingga seakan-akan dapat diraba keberadaannya.


begitu puitis dalam menggambarkan keadaan yang dialami oleh penyair tatkala ia merasa
begitu tersiksa secara psikis dan mental akibat rindu yang begitu mendalam terhadap sang
kekasih yang sangat dicintainya. Namun karena adanya jarak yang menghalangi, maka
mereka tidak pernah bisa bersua untuk mengobati kerinduannya. Akhirnya keluarlah dari
mulut salah seorang diantara mereka lirik-lirik bait syair yang begitu indah untuk
menggambarkan keadaan tersebut.

‫ فقلت ومـثـلي ابلبكاء جـديـر‬# ‫بكيت على سرب القطا إذ مررن بـي‬

‫ لـعلي إلـى من قد هـويت أطـري‬# ‫أ سرب القطا هل من يـعـري جناحه‬

‫ أال كلـنـا اي مستـعـري نـعـري‬# ‫فـجاوبـنـي من فوق غصن أراكة‬

‫ تـعـيـش بذل واجلـنـاح كسـري‬# ‫فأي قـطاة مل تـعـرك جـنـاحـه‬

“ w #
dan akupun bergumam: orang seperti diriku memang layak untuk menangis. Wahai kawanan

6
burung merpati, Adakah diantara kalian yang sudi untuk meminjamkan sayapnya kepadaku,#
agar aku dapat terbang tuk menemui kekasih yang kucintai. Merekapun nyeletuk menjawab
permintaanku dari atas ranting pohon arak, Hai orang yang bermaksud meminjam sayap
kami, # ketahuilah bahwa kami juga sebenarnya sekedar dikasih pinjam. Maka tidak ada
seekor burung merpatipun yang rela tuk meminjamkan sayapnya, # karena( jika itu terjadi)

Perasaan rindu yang terpendam dan berkecamuk serta perasaan asmara yang
bergejolak melahirkan perasaan sedih yang mendalam yang diekspresikan dengan cucuran
airmata tertuang dalam gubahan syair tersebut dengan indah sekali. Keadaan tersebut
diadukan kepada kawanan burung-dalam bentuk dialog personifikatif-yang dilihat oleh
penyair sebagai kelompok makhluk yang beruntung karena dilengkapi dengan sayap yang
membuat mereka dapat terbang kemanapun mereka suka. Tidak seperti diri penyair yang
terisolir dan nasibnya yang terpasung tidak dapat pergi menemui sang kekasih yang sudah
lama didambakannya.

Perkembangan kesusastraan Arab pada era jahiliyah diwarnai oleh adanya


perkembangan berbagai bentuk sastra, baik prosa maupun puisi yang dikembangkan oleh
orang-orang Arab pada masa itu. Perkembangan tersebut didukung juga oleh adanya berbagai
kegiatan yang berlangsung pada musim haji setiap tahunnya, dengan diadakannya berbagai
c ‟
w q „U azh. Kegiatan-kegiatan seperti itu memberi
‟ bahasa
mereka dengan ungkapan-ungkapan yang menarik, baik dari segi zahir lafal, keindahan kata
yang digunakan, maupun kandungan maknanya. Selanjutnya Ahmad Thib Raya mengutip
pernyataan Syauqi Dheif menyatakan bahwa bangsa Arab pada masa jahiliyah tersebut telah
mencapai tingkat tinggi dalam menggunakan balaghah dan bayan.8 Orang yang melakukan
kajian yang serius dan mendalam terhadap sastra Arab jahiliyah, baik prosa maupun puisinya
akan berdecak kagum terhadap produkproduk kesusastraan yang mereka miliki. Hal tersebut
tampak jelas dari kemampuan mereka untuk mengekspresikan pikiran-pikiran mereka sampai
ke tingkat yang lebih tinggi dalam dunia ke-fasih-an dan ke-balaghah-an.

Balagah Pasca Turunnya Al- ‟

Sebagaimana dilihat sebelumnya bahwa keberadaan Balaghah pra turunnya al- ‟


sudah demikian berkembang, lebih-lebih setelah turunnya al- ‟ K
kelembutan berbahasa merupakan pokok kajian yang tak habis-habisnya, yang telah
melahirkan banyak ungkapan-ungkapan yang indah dan bermakna dalam kepustakaan sastra,

7
terutama setelah turunnya al- ‟
keindahan dan kelembutan berbahasa tersebut.

Dalam tradisi Islam, al- ‟ alah satu sumber keindahan atau


kebalaghah-an bagi para penyair dan penulis prosa. Al- ‟
puncak balaghah (nahj al-balaghah) dan merupakan model utama (al-namuzaj al-mitsly)
‟ K - ‟an begitu penting dan berpengaruh
besar terhadap pola hidup, pola pikir, dan pola tutur umat Islam. Seluruh umat sepakat bahwa
salah satu bentuk kemukjizatan al- ‟
oleh ungkapan manapun. Gagasan tentang nilai keindahan dan keluhuran tradisi sastra al-

telah menjadi doktrin agama yang mendasar. Otentisitas al- ‟
ketidakmungkinan al- ‟ k dapat ditiru oleh siapapun, baik dari sisi kandungannya,
I I‟ - ‟ - ‟
tertandingi. Tidak seorangpun manusia yang bisa membuat ungkapan-ungkapan yang serupa
dengan al- ‟ B an al- ‟ ( -tahaddi)
kepada siapa saja yang meragukan otentisitasnya untuk mendatangkan ungkapan yang serupa
dengannya walau hanya satu surat saja sebagaimana pernyataan Allah dalam ayat 23 surat
alBaqarah :

ِِ ِ ِ ٰ ‫ب ِّّمَّا نـَّزلنا ع ٰلى عب ِدَن فَاتـوا بِسورةٍ ِمن ِمثلِهَ وادعوا شهدآء ُكم ِمن دو ِن‬ ِ
‫ي‬
َ ‫اّلل ان ُكنـتُم ٰصدق‬
ّ ُ ّ َ َ َُ ُ َ ّ ّ َ ُ ُ َ َ َ َ َ ٍ ‫َوان ُکنـتُم ِِف َري‬

:“ ( )
yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka (coba) datangkanlah sekedar
satu surat yang mirip dengannya dan ajaklah para pembantu kalian selain Allah (yang kalian
anggap mampu) jika kalian benar- ” ( -Baqarah[2]:23) Dan sesungguhnya
mereka telah mengakui dan merasakan ketinggian dan keindahan bahasa al- ‟
‟ bahasa
al- ‟ L -K ‟
orang sastrawan dan pujangga besar masa tersebut. Mereka juga berusaha keras untuk
mencontoh bahasa Al- ‟ -nilai keindahannya dalam
pembicaraan dan penulisan. Bahkan sebagian pakar sastra mencoba dengan sadar dan
sekasama untuk menyamai bahkan melampaui keindahan al- ‟

Uapaya-upaya tersebut mereka lakukan untuk meladeni tantangan al- ‟


begitu menggugah orang-orang yang memiliki keahlian dan keberanian di antara mereka,
meski usaha tersebut tidak pernah berhasil. Tantangan al- ‟
perhatian mereka disamping telah adanya rasa cinta terhadap keindahan dan ketinggian

8
bahasa yang melekat kuat dalam jiwa mereka sejak masa pra turunnya al- ‟ 10 P
al- ‟ B „ H
dijadikannya al- ‟ -diskursus kebalaghahan yang
melahirkan karya-karya besar seperti Kitab Majaz Al- ‟ „U (w 207 H)
I I ‟
dalam penggambaran sifat syajarat al-Zaqqum (makanan penduduk neraka) dalam firman
Allah ayat 65 surat al-Shaffat :

ِ ‫الش ٰي ِط‬
‫ي‬ َّ ‫س‬ُ ‫طَل ُعي ََا َکاَ َّني ُرءُو‬

Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan.(QS As-Shaffat[37]:65)

Sampai masa permulaan Islam ini keberadaan ilmu Balaghah sebagai suatu disiplin ilmu yang
utuh seperti saat ini belum terkodifikasi, namun ia terus mengalami perkembangan sedikit
w ‟ -pidato orang
J ‟ w I
masa pemerintahan Daulah Umaiyah, ia terus mengalami perkembangan yang
menggembirakan.11 Perkembangan Balaghah yang semakin baik tersebut ditandai dengan
munculnya para tokoh yang kompeten dan karya-karya besar mereka pada abad ke-III H,
„U (w 211 H) I (w. 276 H), Ibnu Hasan al-Rumani (w. 284
H), al-F ‟ (w 207 H) -J (w 255 H) „U
tentang Majaz al- ‟ I M ‟ I
T ‟w M - ‟ -F ‟ M ‟ ‟
kebanyakan berisi kajian ilmu Nahwu, tapi juga menyinggung kajian ilmu Balaghah.
Sedangkan al-Rumani menyusun kitab An-N F I‟ ‟ -Jahizh dipandang
sebagai tokoh yang sangat berjasa dalam sejarah perkembangan ilmu Balaghah secara umum
dan ilmu Bayan secara khusus, lewat karya tulisnya yang berjudul al-Bayan wa al-
Tabyin.(Yasin, 2020)

Ilmu Balaghah terus mengalami perkembangan sehingga mencapai puncaknya pada


abad ke-V H yang ditandai dengan semakin utuhnya kajian-kajian didalamnya yang tertuang
dalam dua kitab yang disusun oleh Imam Abdul Qahir al-Jurjani (400-471 H). Kedua kitab
tersebut adalah : Pertama, kitab Asrarul Balaghah yang berisi soal- ‟
tamtsil, tasybih dan lain- c I M ‟ B
K ‟ I‟ nteksnya,
dengan keindahan makna yang merupakan keistimewaan uslub Al- ‟
kemukjizatannya. Kemudian disusul dengan kemunculan Imam As-Sakaki pada abad ke-VII
H yang semakin mematangkan keberadaan Ilmu Balaghah sebagai disiplin Ilmu dengan

9
c I M ‟ I
B I B ‟ N B I B ‟
satu ilmu dengan istilah Ilmu al-Mahasin yang terbagi ke dalam dua bagian, yaitu AlMahasin
al-L M ‟ w B
tersebut disamping ilmu-ilmu pengetahuan bahasa Arab lainnya. Kitab tersebut dikenal
M „U Sedangkan pembagian ilmu Balaghah ke dalam tiga istilah
(I M ‟ B B ‟) -Khatib al-
Qazwainy (w. 729 H) pada abad ke-VII H dalam karyanya yang bernama Talkhisul Miftah
M „U -Sakaki.(Yasin, 2020)

PENUTUP

Kesimpulan dari tulisan ini adalah Ilmu Balaghah merupakan ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana mengolah kata atau kalimat bahasa arab yang indah namun juga memiliki arti
yang jelas dan terarah, selain itu gaya bahasa yang harus digunakan juga harus sesuai dengan
situasi dan kondisi. Para ahli balaghah sepakat membagi ruang lingkup pembahasan ilmu
balaghah menjadi tiga ilmu yang masing-masing berdiri sendiri dengan pembahasannya,
: ‟ ‟

10
DAFTAR PUSTAKA

Suryaningsih, I., & Hendrawanto, H. (2018). Ilmu Balaghah: Tasybih dalam Manuskrip
“ Fī B ā -M ā w -T ī w -K ā ” JURNAL Al-AZHAR
INDONESIA SERI HUMANIORA, 4(1), 1. https://doi.org/10.36722/sh.v4i1.245

Yasin, H. (2020). Sisi Balaghah Dalam Tafsir Al-Baidhawy. Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal
Pendidikan Islam, 3(2), 41–61. https://doi.org/10.34005/tahdzib.v3i2.894

11

Anda mungkin juga menyukai