ILMU BADI’
( Hubungan Ilmu Badi’, Ilmu Bayan, Ilmu Maani )
Tugas Individu
Oleh: Eli Supiani
NIM:30256118015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar ilmu balaghoh baik melalui ilmu Bayan, ilmu Ma‟ani, mupun ilmu Badi‟
tujuannya sama tidak lain adalah agar memahami bahasa Al- Qur‟an. Karena Al-Qur‟an
sebagai pedoman hidup yang memiliki makna dan bahasa yang indah.oleh karena itu, perlu
untuk memahami kaidah-kaidah bahasa agar tidak salah dalam menafsirkan Al-Qur‟an.
Karena dalam Al-qur‟an ada makna hakiki, ada pula makna majazi dan banyak
perumpamaan atau tasybih yang memiliki tujuan tertentu. Lafaz-lafaz yang indah juga
dibahas dalam ilmu Badi‟. Kesesuaian dibahas dalam ilmu Ma‟ani, dan ilmu Bayan. Yang
dibahas dalam buku ini menyangkut Tasybih, Majaz dan Kinayah. ILmu Bayan merupakan
bagian dari ilmu Balaghoh yaitu yang mempelajari tentang cara atau metode pengungkapan
bahasa yang indah dan ungkapan yang fasih sesuai dengan tempat dan keadaan lawan bicara.
Sehingga seseorang sampai pada tujuan yang hendak dicapai.
Ilmu bayan dapat diungkapkan dengan tiga macam bentuk yaitu tasybih atau kata
perbandingan, majaz atau kata yang digunakan dengan makna pragmatik atau atau bukan
untuk makna hakiki, tetapi ada makna yang tersirat. Kinayah merupakan sindiran atau simbol
menampilkan kata yang tidak fulgar, lebih mengedepankan makna yang emplisit. Seseorang
yang baligh atau sastrawan juga memiliki kalimat fasih, kalam fasih, dan mutakalim fasih.
2
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Ilmu Badi!
2. Jelaskan pengertian Ilmu Bayan
3. Jelaskan Pengertian Ilmu Maani
4. Apa hubungan antara Ilmu Badi, Bayan, Maani?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian Ilmu Badi
2. Untuk Mengetahui pengertian Ilmu Bayan
3. Untuk Mengetahui pengertian Ilmu Maani
4. Untuk Mengetahui hubungan antara Ilmu Badi, Bayan, Maani
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu Badi‟ menurut bahasa adalah bagus, indah, bagus sekali. Menurut ahli
balaghah secara istilah ilmu untuk mengetahui segi-segi memperindah kata setelah
memperhatikan ketersesuaiannya dengan muqthada‟ hal dan kejelasan makna yang
dimaksud. Secara garis besar, ilmu badi‟ ini mempelajari aspekaspek yang berkaitan
dengan keindahan bahasa. Ilmu Badi‟ merupakan penghias lafadz atau makna dengan
bermacam-macam corak kehidupan lafadz dan makna.
البديغ هو ػلم يؼسف به الوجوه والمصايا الخي حصيد الكالم حعنا وطالوة وحكعوه بهاء وزونقا
“Ilmu badi„ ialah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui bentuk-bentuk dan
keutamaan-keutamaan yang dapat menambah nilai keindahan dan estetika suatu
ungkapan, membungkusnya dengan bungkus yang dapat memperbagus dan
mepermolek ungkapan itu, disamping relevansinya dengan tuntutan keadaan”.
Dalam kitab Jauhar al-Maknun karangan Imam Akhdhori ilmu Badi‟ yaitu :
ػلم يؼسف به وجوه ححعين الكالم بؼد زػايت المغابقت و وضوح الداللت
“Yaitu ilmu untuk mengetahui cara membentuk kalam yang baik sesudah
memelihara muthabaqah dan kejelasan dalalahnya.”
Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan dalam buku
Ilmu Balaghah karangan K.H Wahab Muhsin dimana ilmu Badi‟ menurut bahasa
yakni sesuatu yang dibuat tanpa didahului oleh contoh.
4
Sedangkan menurut istilah :
“Yaitu ilmu untuk mengetahui cara memperindah kalam yang telah sesuai dengan tuntutan keadaan
(muthabaqah li muqtadhal hal).”
Ilmu badi' merupakan cabang dari ilmu balaghah. Secara bahasa, Badi‟ diartikan menciptakan
sesuatu yang baru, modern, dan asing. Dalam Al-Quran disebutkan:
Adapun dalam istilah ilmu balaghah, ilmu badi‟ adalah ilmu yang mempelajari tentang
keindahan suatu kalimat baik dari segi lafaz maupun makna. 1
Peletak dasar ilmu badî‟ adalah Abdullah Ibn al-Mu‟taz (wafat : 274 H). Kemudian ilmu ini
dikembangkan oleh Imam Qatadah bin Ja‟far al-Khatib. Setelah itu diikuti oleh ulama-ulama lainnya
seperti, Abu Hilal al-Askari, Ibnu Rusyaiq al-Qairawani (Kairawan), Shafiyuddin al-Hili, dan Ibn al-
Hijjah.2
Kesimpulannya, ilmu badi‟ itu adalah ilmu baru yang memiliki fungsi untuk mempercantik
kalimat, baik kalimat yang dilafadzkan maupun dalam bentuk tulisan. Ilmu Badi‟ dibagi menjadi dua
bagian yaitu: Al-muhassinat almaknawiyah yang bertujuan untuk memperindah makna (konsentrasi
pada makna), kemudian pada lafadz. Yang kedua Al-Muhassinat al-lafdziyyah yang memfokuskan
pada segi memperindah lafadz, baru kemudian pada makna.
1
https://hahuwa.blogspot.com/2020/12/ilmu-badi-pengertian-dan-ruang-lingkup.html
2
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195307271980111MAMAT_ZAENUDDIN/Penga
ntar_I_Badi%27.pdf
5
B. Pengertian Ilmu Bayan
Ilmu bayan berasal dari bahasa arab yang artinya “kias” atau “kiasan”, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti antara lain :
Jadi uslub atau gaya bahasa kiasan yang dibahas dalam ilmu bayan pada dasarnya dibentuk
berdasarkan perbandingan dengan analogi, yakni membandingkan suatu benda atau suatu keadaan
dengan benda atau keadaan lain, karena keduanya memiliki hubungan kesamaan atau hubungan lain
seperti hubungan sebab akibat, hubungan tempat dan lain sebagainya. Sedangkan arti bayan itu sendiri
yaitu (الكشف وااليضاحmengungkapkan, menjelaskan), 3
ضلُّ هَّللا ُ َم ْن يَشَا ُء َويَ ْه ِدي َم ْن يَشَا ُء َوه َُو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم ٍ َو َما أَرْ َس ْلنَا ِم ْن َرس
ِ ُُول إِاَّل بِلِ َسا ِن قَوْ ِم ِه لِيُبَيِّنَ لَهُ ْم فَي
Artinya: “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya supaya ia
dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka”.
Maksudnya menjelaskan satu makna dengan berbagai ungkapan atau berbagai uslub, apakah
dengan uslub (التشبيهperumpamaan) atau dengan uslub (االستعارةmetafora, personifikasi) atau dengan
uslub kiasan lainnya, tergantung kepada situasi dan kondisi.
علم يعرف به ايراد المعنى الواحد المدلول عليه بكالم مطابق لمقتضى الحال بطرق مختلفة فى ايضاح الداللة عليه
Artinya : Ilmu bayan ialah ilmu untuk mengetahui tentang cara mendatangkan suatu pengertian
yang ditunjukan atasnya dengan perkataan yang muthobaqoh (sesuai) dengan muqtadhol-halnya dan
dengan susunan yang berbeda-beda dalam menjelaskan dilalahnya. 4
3
Ibrahim.4
4
D. Hidayat, ( Al-Balaghotul lil jami’, Jakarta PT. Karya Toha putra : 2002 ) h.112
6
C. Pengertian Ilmu Ma’ani
Lafadz المعانىmerupakan bentuk jamak dari lafadz المعنىadapun menurut bahasa adalah maksud,
sedangkan menurut istilah banyak pendapat yang mendefinisikannya, 5di antaranya:
اصول وقواعد يعرف بها احوال الكالم العربى التى يكون بها مطابقا
“Pokok-pokok dan kaidah-kaidah yang belajar tentang perkataan bahasa arab sesuai dengan situasi
dan situasi ”. 6
Ilmu yang menjelaskan bagaimana penjelasan tentang pengertian dengan cara yang berbeda- beda ”
Jadi dari beberapa pengertian diatas, kami penyembuh bahwa ilmu pengetahuan ma’aniy adalah
ilmu yang mempelajari tentang perkataan bahasa arab yang sesuai situasi dan kondisi
5
Hadam bana, al-balaghoh fi ilmi ma’ani, (Kediri: kuliah al-mualimin al-islamiyah,2006), h. 12
6
Ahmad Hasyimi, Aljawahir albalaghoh, (surabaya: Ihya al-kutub al-arobiyah, 1960), h.46
7
Abdul qodir hamied, terjemah jauharul maknun, (Surabaya: al-hidayah, tth), h.19
7
D. Hubungan Antara Ilmu Badi, Ilmu Bayan, Ilmu Maani
Hubungan ilmu badi,ilmu bayan dan ilmu ma‟ani adalah saling berkaitan karna
merupakan cabang dari ilmu balaghah sebagaimana yang bertujuan untuk sama-sama
mengetahui atau memahami isi yang terkandung dalam al-qur‟an dan hadist dan
teks-teks berbahasa arab, baik dari segi lafadz maupun maknanya dan al-qur‟an juga
sebagai pedoman hidup yang memilikii makna dan bahasa yang indah.karna itu perlu
untuk memahami kaidah-kaidah bahasa agar tidak salah dalam menafsirkan al-
qur‟an.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Obyek kajian ilmu balâghah merupakan tiga serangkai retorika bahasa arab
yang saling melengkapi:
- Ilmu Ma’ani merupakan kajian makna pertama yang menyelaraskan ujaran
dengan situasi dan kondisi. Setelah memahami makna pertama dari sebuah
ujaran,
- Ilmu Bayan mengajak pembaca berfantasi memahami sebuah ide dengan
beberapa style sastra yang kemudian disempurnakan irama dan maknanya
oleh Ilmu Badi’.
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Al-Balâghah: fi Ilmi al- Badi’. Ponorogo:Darussalam Press. Hasyimi, Ahmad. Jawâhir al-
Balâghah.Beirut : Dâr al-Fikri. 1994. Hlm. 28-30.
Jarim, ‘Ali dan Musthafa Amin. Al-Balâghah al-Wadhihah. Mesir:Dâr al-Ma’ârif. Cet.X.
1977.
10