diharamkan bagi orang yang ingin memakainya, kecuali kalau makanan itu berupa
bangkai darah yang mengalir daging babi karena semua itu kotor atau binatang
yang disembelih bukan atas nama Allah (Q.S. Al Anam :145)
Menurut as syafI pesan ini tidak bersifat umum(hasr) untuk mengatasi
kemungkinan keraguan dalam ,memahami ayat diatas as syafiI menggunekan alat
bantu asbab an nuzul . menurutnya ayat ini diturunkan sehubungnan orang-0rang
kafir yang tidak mau makan sesuatu, kecuali apa yang telah mereka halalkan
sendiri karena mengharamkan apaa yang dihalalkan oleha allah ataupun sebaliknya
merupakan kebiasaan orang-orang kafir terutama orang-orang yahudi turnlah ayat
diatas.
menghususkan hokum yang terkandung dalam al quran bagi ulama yang
berpegang teguh pada pendapat bahwa yang menjadi pegangan adalah sebab yang
bersifat khusus (khusus as sabab ) dan bukanlah lafadz yang bersifat umum (umum
al lafazh) dengan demikian ayat zihar pada permulaan ayat al mujadalah [85] yang
berkenaan dengan aus ibn samit yang menzahir istrinya (khaulah binti hakim ibn
ats tsalabah ) hanya berlaku bagi kedua orang tersebut, hokum zihar yang berlaku
bagi selain keduanya adalah qiyas.
Mengidentifikasikan pelaku yang menyebabkan ayat al quran turun misalnya
aisyah pernah menjernihkan kekeliruan marwan yang menunjuk Abd Ar Rahman Ibn
Abu Bakar yang menyebabkan turunya ayat : dan orang yang berkat kepada orang
tuanya cis kamu berdua.(Q.S. al ahqaf :17) untuk meluruska persoalan
aisyah berkata kepada marwan : demi allah bukan dia yang menyebabkan ayat ini
turun, dan aku sanggup menyebut orang yang sebenarnya.
Memudahkan untuk memahami dan menghapal ayat al quran , serta untuk
memantapkan wahyu kedalam hati orang yang mendengarkanya sebab hubungan
sebab akibat (musabbab) ,hokum, peristiwa, pelaku, masa dan tempat merupakan
satu jalinan yang bias mengikat hati.
Taufiq adnan amal syamsul rizal panggabean menyatakan bahwa pemahaman
terhadap konteks kesejarahan pra quran dan pada masa al quran menjajikan
beberapa manfaat praktis. Pertama :Pemahaman itu memudahkan bagi kita
mengidentifikasikan gejala-gejala moral dan social pada masyarakat arab pada
masa itu , sikap al quran terhadapnya dan cara al quran memodifikasi atau
mentransformasi gejala itu hingga sejalan dengan pandanga dunia al quran; kedua
kesemuanya itu dapat dijadikan pedoman bagi umat islam dalam mengidentifikasi
dan menangani problem-problem yang mereka hadapi; ketiga , pemahaman
tentang konteks kesejarahan pra quran dan pada masa al quran dapat
menghindarkan kitta dari praktik-praktik pemaksaan prakonsep dalam islam.