Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tata bahasa dipahami sebagai suatu kumpulan kaidah
tentang struktur gramatikal bahasa, atau buku tentang kaidah bahasa yang meliputi kaidah fonologi,
morfologi, dan sintaksis.
Dari penjelasan para ahli di atas, didapatkan kesimpulan bahwa tata bahasa memiliki pengertian
yakni merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari tentang struktur dan kaidah dalam suatu
bahasa. Oleh sebab itu, sudah disepakati bahwa struktur bahasa mencakup bidang tata bunyi, tata
bentuk, tata makna, dan tata kalimat.
Artinya tata bahasa meliputi sintaksis yang mana merupakan cabang ilmu bahasa atau linguistik yang
membahas hubungan antarkata di dalam kalimat, dan morfologi yang mana menjadi cabang
linguistik yang membahas tentang proses pembentukan kata.
Untuk lebih mengetahui mengenai karakter tata bahasa, perlu diketahui bahwa tata bahasa memiliki
ciri-ciri atau karakteristik. Berikut adalah ciri-ciri atau karakteristik dari tata bahasa.
Tata bahasa deskriptif merupakan tata bahasa yang disusun berdasarkan oleh pencatatan atau
deskripsi yang nyata mengenai struktur dari suatu bahasa. Di dalam tata bahasa, biasanya
meliputi berbagai hal tentang suatu lingkungan masa yang tentu memiliki sinkronisasi atau
berhubungan antara satu sama lain.
Morfologi adalah bidang linguistik atau tata bahasa yang mengkaji mengenai pembentukan kata
atau berbagai morfem di dalam suatu bahasa. Morfologi juga disebut sebagai tata bentuk yang
merupakan satuan ujaran yang memiliki makna gramatikal atau leksikal yang turut serta dalam
pembentukan kata atau yang menjadi bagian dari kata.
a. Morfem terikat: morfem tidak mampu berdiri sendiri, sehingga harus selalu berkaitan
dengan morfem bebas dan melalui proses morfologis atau proses pembentukan kata,
b. Morfem bebas: morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata serta secara gramatikal
menduduki satu fungsi pada kalimat.
Sintaksis
Sintaksis berasal dari bahasa Yunani kuno syn yang artinya bersama dan taxis yang artinya
pengaturan. Artinya, sintaksis merupakan prinsip serta peraturan untuk membuat kalimat yang
berguna untuk merujuk langsung pada sebuah peraturan atau prinsip yang mencakup mengenai
struktur kalimat pada bahasa apapun.
Sintaksis sering digunakan untuk melakukan rujukan pada aturan yang mengatur mengenai sistem
matematika, seperti halnya bahasa pemrograman komputer, bahasa formal buatan, hingga logika.
Semantik
Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu semantikos yang artinya memberikan tanda. Semantik
merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna yang terkandung pada suatu
bahasa, kode, atau jenis representasi lain.
Sintaksis dapat dikontraskan dengan dua aspek lain dari ekspresi makna, yaitu sintaksis dan
pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana serta pragmatika atau penggunaan
praktis simbol oleh agen atau komunitas pada suatu kondisi atau konteks tertentu.
Proses pembentukan kata disebut juga proses morfologis. Proses morfologis terjadi ketika kata dasar
mendapat afiks atau imbuhan tertentu sehingga menghasilkan kata baru. Kata baru tersebut
berbeda dari kata sebelumnya baik dari segi bentuk maupun arti.
Untuk menghasilkan bentuk baru, kata dasar dan imbuhan tidak dapat digabungkan secara
serampangan. Kata dasar dan imbuhan harus disesuaikan agar mudah diucapkan. Penggabungan
awalan menN- dan kata dasar sontek akan menghasilkan bentuk menyontek, bukan mensontek.
Proses tersebut disebut dengan proses morfofonemik.
Majemuk adalah gabungan dua buah morferm atau lebih yang mengandung satu pengertian baru.
Kata majemuk merupakan proses morfologis, sedangkan frasa merupakan proses sintaksis. Contoh
perbedaannya yaitu:
c) Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata berkonstruksi prdikatif. Dengan demikian,
dalam sebuah kasus terdapat kata atau frasa yang berfungsi sebagai subjek dan predikat.
6. Aspek Tujuan dan Ruang Lingkup Tata Bahasa
1. Dilihat dari Tujuannya
Dilihat dari tujuannya, tujuan dari penulisan tata bahasa untuk pendidikan adalah menciptakan alat
bantu belajar bahasa agar proses penguasaan bahasa sasaran berjalan baik dan lebih mudah. Tata
bahasa ini berkenaan dengan bagaimana cara membantu siswa agar dapat memahami dan
memproduksi ujaran dalam bahasa yang dipelajari.
Tata bahasa deskriptif memiliki ruang lingkup yang sifatnya lebih universal artinya isi dan formatnya
tidak ditentukan oleh variabel yang ada pada para pemakai, akan tetapi ditentukan berdasarkan
kaidah keilmuan linguistik.